PARIVARTA
KE TIGA
citta, manas dan vijñana
[0692a28] Kemudian
Bodhisattva Viśālamati menyapa Bhagavan dan berkata :
"Bhagavan,
ketika Anda mengatakan bahwa para Bodhisattva fasih dalam menguraikan makna mendalam (guhyakuśala) dari konsep citta, manas dan vijñana . Bhagavan apa yang dimaksud dengan makna
mendalam dari konsep citta , manas dan vijñana
? Mengapa anda mengatakan bahwa para Bodhisattva
fasih dalam menguraikan makna mendalam
dari konsep citta, manas dan vijñāna
?
[0692b03] Bhagavan
menjawab pertanyaan dari Bodhisattva Viśālamati:
Viśālamati, niat anda dalam mengajukan pertanyaan ini kepada Tathagata sungguh baik
. Anda mengajukan pertanyaan ini demi memberikan manfaat dan kebahagiaan untuk
semua makhuk hidup. Anda selalu
bersimpati terhadap semua tataran kehidupan ini
dan mengajukan pertanyaan ini demi kesejahteraan, manfaat, dan
kebahagiaan dari semua makhluk hidup termasuk
para dewa dan manusia. (bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukaṃpayā arthāya hitāya sukhāya sadevamanuṣyaprajānām ) .
Sādhu . Sādhu.Viśālamati, dengarkan dengan baik baik , Saya
akan menguraikan kepada anda mengenai makna mendalam dari citta, manas
dan vijñāna.
[0692b08] Viśālamati, makhluk hidup (sattva) yang berada dalam enam siklus kehidupan
(gati) akan memanifestasikan (abhiniṛvt) jasmani dan muncul (utpadyante) dalam [empat] jenis kelahiran (satvagotra) yakni :
kelahiran melalui telur (aṇḍaja ) , kelahiran melalui rahim kelahiran (yoni) , kelahiran
melalui kelembaban (jarāyuja
, ataupun kelahiran yang
bersifat spontan (saṃsvedaja
) . "
Diantara
salah satu bentuk kelahiran diatas , kesadaran
yang mengengam kesan mental [benih] (sarvabījakacitta) terkondisi (vipac) , berproses (pravṛt) , berkembang (vṛddhiṃ) muncul
(virūdhiṃ) dan berekspansi mengikuti prosesnya (vipulatām) berdasarkan (āpadyate) dua
kemelekatan (upādāna) yang terdiri dari kemelekatan terhadap kesan [
jejak] organ material dari jasmani] beserta dengan enam objekif pengindera (sādhiṣṭhānarūpīndriyopādāna) dan kemelekatan
terhadap kesan [jejak] (vāsana) dari berbagai kekeliruan
konseptual dalam konseptual linguistik (vyavaharaprapañca) bersama dengan nimitta (nimitta)
, nama (nāma) dan konseptual (vikalpa).
Kedua
jenis kemelekatan diatas semuanya ditemukan dalam tataran bermateri halus
(rūpadhātu) tetapi tidak
kedua jenis kemelekatan ini ditemukan secara bersamaan dalam tataran tidak bermateri (ārūpyadhātu)
[0692b14] Pengikatan awal
ini dinamakan sebagai kesadaran yang mengikat (ādānavijñāna ) [ karena dengan adanya
ikatan ini ] maka [ lima] agregat (kāya) dapat berlangsung selama satu proses kehidupan berlangsung tanpa dapat dihancurkan dan selanjutnya juga dapat dinamakan sebagai
kesadaran landasan (ālayavijñāna) karena muncul bersamaan pada saat (abhinirvṛtti) [masuk
ke dalam satu eksistensi baru] menyusun kemelekatan
transmigrasi [momen
menyambungkan [satu eksistensi baru]
(pratisandhibhanda], maka eksistensi individual [baru] (ātmabhāva) [sebagai satu keseluruhan] (
ekayogakṣemārthena) [otomatis] menghimpun (ācita
) , mengakumulasi (upacita
)[kesan dari enam objek kognitif] : bentuk visual (rūpa), suara (śabda), bau (gandha),
rasa (rasa) , sentuhan (spraṣṭavya) dan fenomena (dharma)
oleh karena itu dinamakan sebagai
citta.
[0692b18] Viśālamati, , enam kelompok
kesadaran kognitif (sād vijñāna kāya) berproses
didukung dan tergantung pada (saṃniśritya
pratistāya) kesadaran landasan ini. Berdasarkan ini , kesadaran kognitif visual (cakṣur vijñāna) berproses didukung oleh (niśritya) bentuk visual (rūpa) dan organ mata
(cakṣur) yang
dilengkapi dengan kesadaran (savijñānakacakṣur). Kesadaran
kognitif diskriminasi mental (vikalpaka mano vijñāna) dengan
referensi objek yang sama berproses dalam waktu yang sama (samakāla)
bersama dengan kesadaran kognitif visual
(cakṣur vijñāna).
Selanjutnya
kesadaran kognitif pendengaran (śrotravijñāna) berproses didukung oleh (niśritya) suara (śabda), dan organ pendengaran (śrotra) yang
dilengkapi dengan kesadaran (savijñānakaśrotra). Kesadaran
kognitif diskriminasi mental (vikalpaka mano vijñāna) dengan
referensi objek yang sama berproses dalam waktu yang sama (samakāla)
bersama dengan kesadaran kognitif pendengaran
(śrotravijñāna).
kesadaran
kognitif penciuman (ghrāṇavijñāna) berproses didukung oleh (niśritya) bebauan (gandha), dan
organ penciuman (ghrāṇa) yang
dilengkapi dengan kesadaran (savijñānakaghrāṇa). Kesadaran kognitif diskriminasi mental (vikalpaka mano vijñāna) dengan
referensi objek yang sama berproses dalam waktu yang sama (samakāla)
bersama dengan kesadaran kognitif penciumanan
(ghrāṇa vijñāna).
kesadaran
kognitif pengecap (jihvavijñāna) berproses didukung oleh (niśritya) rasa (rasa) dan organ pengecap (jihva) yang
dilengkapi dengan kesadaran (savijñānakajihva). Kesadaran kognitif diskriminasi mental(vikalpaka mano vijñāna) dengan
referensi objek yang sama berproses dalam waktu yang sama (samakāla)
bersama dengan kesadaran kognitif pengecap
(jihvavijñāna).
kesadaran
kognitif peraba (kāya) berproses didukung oleh (niśritya) sentuhan (spraṣṭavya) dan organ peraba
(kāya) yang
dilengkapi dengan kesadaran (savijñānaka kāya). Kesadaran
kognitif diskriminasi mental (vikalpaka mano vijñāna) dengan
referensi objek yang sama berproses dalam waktu yang sama (samakāla)
bersama dengan kesadaran kognitif peraba
(kāya vijñāna).
Jika
kondisi untuk kesadaran kognitif
visual berproses bersamaan itu muncul , maka dengan didukung dan tergantung
pada adana vijanna hanya akan ada satu
kesadaran kognitif visual yang akan berproses
bersamaan. Jika kondisi untuk semua lima
kelompok kesadaran kognitif lainnya berproses secara bersamaan itu muncul
maka semua dari lima kelompok kesadaran kognitif lainnya akan berproses secara
bersamaan.
[0692b28] Viśālamati,
ini dapat dilustrasikan dengan aliran
air yang deras dimana jika kondisi untuk
kemunculan (utpatti-pratyayaḥ) dari satu gelombang
itu hadir (pratyupasthito
bhava )
maka hanya akan ada satu gelombang yang muncul (pravartate).
jika kondisi untuk kemunculan dari dua atau lebih
gelombang itu hadir maka akan ada
dua atau lebih gelombang
yang muncul sementara aliran air ini tidak akan terganggu ataupun berhenti
dalam alirannnya.
Viśālamati,
ini juga dapat dilustrasikan dengan
cermin dimana jika kondisi untuk kemunculan dari
satu gambar bayangan dalam cermin itu
hadir maka hanya akan ada satu gambar bayangan yang muncul jika kondisi untuk kemunculan dari dua atau lebih
gambar bayangan dalam cermin itu
hadir maka akan ada dua atau lebih gambar
bayangan yang muncul sementara cermin
ini tidak akan terpengaruh oleh karakteristik dari gambar bayangan
tersebut dan juga tidak akan berubah menjadi
berkarakteristik seperti gambar bayangan tersebut karena keduanya tidak sepenuhnya berkaitan satu dengan lainnya.
[0692b28] Viśālamati, seperti aliran air dan cermin diatas , enam kelompok kesadaran kognitif (sādvijñāna kāya) berproses didukung dan tergantung pada (sadnikritya
pratihihaya) kesadaran yang mengikat (ādānavijñāna). Jika
kondisi untuk kemunculan dari kesadaran
kognitif visual itu hadir maka hanya akan ada kesadaran kognitif visual yang
akan muncul. Jika kondisi untuk kemunculan
dua hingga lima kesadaran kognitif lainnya hadir maka dua hingga lima kesadaran kognitif lainnya akan muncul dalam waktu yang sama .
Viśālamati , dengan pengertian
demikian , maka dapat dikatakan
bahwa para Bodhisattva yang
didukung oleh pengetahuan (nītijñāna) berdiam
dalam realitas (dharma) , fasih dalam makna mendalam menguraikan
(guhyakuśala) dari doktrin
citta, manas dan vijñana. Tetapi ini
masih belum termasuk alasan mengapa tathagata mendiskripsikan mereka
fasih dalam dalam makna mendalam menguraikan
(guhyakuśala) dari doktrin citta, manas
dan vijñana
dan fasih dalam segala hal (sarveṇa sarvam).
[0692c04] Viśālamati , Taghagata mendeskripsikan mereka fasih dalam segala hal (sarveṇa sarvam) karena para Bodhisattva tidak mengamati (pratyekam)
kemelekatan internal (adhyātman) yakni :jejak mental yang
melekat pada konspeptual (parikalpita-svabhavabhiniveka-vasana) yang merupakan
akumulasi (caya) dari berbagai konsep atau
persepsi (manas)
dan juga organ material [dari jasmani] [ karena memahaminya hanya sebagai yang
diasumsikan dengan terminologi nominal [ nama dan simbol ] maka
mereka mengamati sesuai dengan apa adanya (yathābhūtam)
Mereka juga tidak mengamati kesadaran yang mengikat (ādānavijñāna) , kesadaran
landasan (ālayavijñāna) [ karena memahaminya hanya
sebagai yang diasumsikan dengan terminologi nominal [ nama dan simbol ] maka mereka mengamati sesuai dengan apa adanya
[0692c08] Para
Bodhisattva tidak mengamati (pratyekam) kemelekatan internal (adhyātman) yakni :
kesan [jejak] organ material [dari
jasmani] beserta dengan enam objekif
pengindera (sādhiṣṭhānarūpīndriyam) yakni : bentuk
visual,organ mata yang dilengkapi
dengan kesadaran dan kesadaran kognitif
visual, suara, organ pendengaran yang
dilengkapi dengan kesadaran dan kesadaran kognitif pendengaran , bauan, organ penciuman yang dilengkapi
dengan kesadaran dan kesadaran kognitif penciuman, rasa
, organ pengecap yang dilengkapi
dengan kesadaran dan kesadaran kognitif pengecap, sentuhan , organ peraba yang dilengkapi dengan kesadaran
dan kesadaran kognitif peraba, fenomena (dharma) dan
kesadaran kognitif diskriminasi mental
(vikalpaka mano vijñāna) ,
[karena memahaminya hanya sebagai yang diasumsikan dengan terminologi nominal [
nama dan simbol ] maka mereka mengamati sesuai dengan apa adanya
Viśālamati , karena alasan
diatas maka Taghagata mendeskripsikan mereka
fasih dalam segala hal (sarveṇa
sarvam) dan juga fasih
dalam menguraikan
(guhyakuśala) makna mendalam
dari citta, manas dan vijñāna.
[0692c20] Kemudian Bhagavan melantunkan gātha
ini :
kesadaran yang
mengikat itu dalam dan halus (ādānavijñāna gabhīrasūkṣmo) seperti aliran air deras yang mengalir bersama
semua bijinya (ogho yathā vartati sarvabījo), saya tidak
menguraikannnya kepada yang masih belum matang [dalam spiritual]
(bālāna eso mayi na prakāśi) karena mereka akan
membayangkannya sebagai satu eksistensi imajiner dari diri. (mā
haiva ātmā
parikalpayeyuḥ)