Pages

T 676 -解深密經 [Sūtra mahāyāna yang bernama pengungkapan rahasia mendalam - Parivarta Ketiga]

PARIVARTA KE TIGA

 citta, manas   dan vijñana


[Sub: Viśālamati]

[0692a28] Kemudian Bodhisattva Viśālamati  menyapa Bhagavan dan berkata : 

"Bhagavan, ketika Anda  mengatakan  bahwa para Bodhisattva  fasih dalam menguraikan  makna mendalam (guhyakuśala)  dari  konsep citta, manas   dan vijñana .   Bhagavan apa yang dimaksud dengan makna mendalam dari konsep citta , manas dan vijñana ?  Mengapa anda mengatakan bahwa para Bodhisattva  fasih dalam menguraikan makna mendalam dari konsep citta, manas   dan vijñāna ? 

[0692b03] Bhagavan menjawab pertanyaan dari  Bodhisattva Viśālamati:

Viśālamati, niat anda dalam mengajukan  pertanyaan ini kepada Tathagata sungguh baik . Anda mengajukan pertanyaan ini demi memberikan manfaat dan kebahagiaan untuk semua makhuk hidup.  Anda selalu bersimpati terhadap semua tataran kehidupan ini  dan mengajukan pertanyaan ini demi kesejahteraan, manfaat, dan kebahagiaan dari  semua makhluk hidup termasuk para dewa dan manusia. (bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukaṃpayā arthāya hitāya sukhāya sadevamanuṣyaprajānām )

Sādhu . Sādhu.Viśālamati,  dengarkan dengan baik baik   , Saya akan menguraikan kepada anda mengenai makna mendalam dari citta, manas   dan vijñāna.

[0692b08] Viśālamati,  makhluk hidup (sattva)  yang berada dalam enam siklus  kehidupan (gati) akan memanifestasikan  (abhinivt)  jasmani  dan muncul  (utpadyante) dalam  [empat] jenis kelahiran  (satvagotra)   yakni :  kelahiran melalui telur (aṇḍaja ) , kelahiran melalui rahim kelahiran (yoni) ,  kelahiran melalui kelembaban  (jarāyuja  , ataupun kelahiran yang bersifat spontan (sasvedaja ) . "

Diantara salah satu bentuk kelahiran diatas  , kesadaran yang mengengam kesan mental [benih]  (sarvabījakacitta)   terkondisi  (vipac)  , berproses  (pravt) , berkembang (vddhi) muncul (virūdhiṃ) dan berekspansi mengikuti prosesnya (vipulatām) berdasarkan  (āpadyate)  dua kemelekatan (upādāna) yang terdiri dari   kemelekatan terhadap kesan [ jejak] organ material  dari jasmani]  beserta dengan enam objekif pengindera (sādhiṣṭhānarūpīndriyopādāna) dan  kemelekatan terhadap kesan [jejak]  (vāsana)  dari  berbagai kekeliruan konseptual   dalam  konseptual linguistik (vyavaharaprapañca) bersama dengan  nimitta (nimitta)  ,  nama (nāma) dan  konseptual (vikalpa).

Kedua jenis  kemelekatan diatas   semuanya ditemukan dalam tataran bermateri halus (rūpadhātu)  tetapi tidak kedua jenis kemelekatan ini ditemukan secara bersamaan  dalam tataran tidak bermateri (ārūpyadhātu)

[0692b14] Pengikatan awal ini dinamakan sebagai kesadaran yang mengikat  (ādānavijñāna ) [ karena  dengan adanya  ikatan ini ] maka   [ lima] agregat (kāya) dapat  berlangsung  selama satu  proses kehidupan berlangsung  tanpa dapat dihancurkan  dan selanjutnya juga dapat dinamakan sebagai kesadaran landasan (ālayavijñāna) karena muncul  bersamaan pada saat  (abhinirvtti)  [masuk ke dalam satu eksistensi  baru]  menyusun kemelekatan transmigrasi [momen menyambungkan [satu eksistensi baru] (pratisandhibhanda],  maka eksistensi  individual [baru] (ātmabhāva) [sebagai satu keseluruhan]  ( ekayogakemārthena)  [otomatis]  menghimpun (ācita ) , mengakumulasi (upacita )[kesan  dari enam objek kognitif]  :  bentuk visual (rūpa), suara (śabda),  bau (gandha),  rasa (rasa) , sentuhan (spraṣṭavya) dan fenomena  (dharma) oleh karena itu dinamakan sebagai citta.

[0692b18] Viśālamati, ,  enam  kelompok  kesadaran kognitif (sād vijñāna kāya)  berproses didukung dan tergantung pada (saniśritya pratistāya) kesadaran landasan ini.  Berdasarkan ini , kesadaran kognitif  visual (cakur vijñāna) berproses didukung oleh  (niśritya) bentuk visual (rūpa) dan  organ mata (cakur)  yang dilengkapi dengan kesadaran (savijñānakacakur).  Kesadaran kognitif diskriminasi mental   (vikalpaka mano vijñāna)  dengan referensi objek yang sama berproses dalam waktu yang sama (samakāla) bersama dengan  kesadaran kognitif visual (cakur vijñāna).  

Selanjutnya kesadaran kognitif  pendengaran (śrotravijñāna) berproses didukung oleh  (niśritya)  suara (śabda),   dan  organ pendengaran (śrotra)  yang dilengkapi dengan kesadaran (savijñānakaśrotra).  Kesadaran kognitif diskriminasi mental   (vikalpaka mano vijñāna)  dengan referensi objek yang sama berproses dalam waktu yang sama (samakāla) bersama dengan  kesadaran kognitif pendengaran (śrotravijñāna)

kesadaran kognitif  penciuman (ghrāṇavijñāna) berproses didukung oleh  (niśritya) bebauan  (gandha), dan  organ penciuman  (ghrāṇa)  yang dilengkapi dengan kesadaran (savijñānakaghrāṇa).  Kesadaran kognitif diskriminasi mental   (vikalpaka mano vijñāna)  dengan referensi objek yang sama berproses dalam waktu yang sama (samakāla) bersama dengan  kesadaran kognitif penciumanan  (ghrāṇa vijñāna).

kesadaran kognitif  pengecap (jihvavijñāna) berproses didukung oleh  (niśritya)   rasa  (rasa) dan  organ pengecap  (jihva)  yang dilengkapi dengan kesadaran (savijñānakajihva).  Kesadaran kognitif diskriminasi mental(vikalpaka mano vijñāna)  dengan referensi objek yang sama berproses dalam waktu yang sama (samakāla) bersama dengan  kesadaran kognitif pengecap (jihvavijñāna)

kesadaran kognitif  peraba (kāya) berproses didukung oleh  (niśritya)   sentuhan (spraṣṭavya)    dan  organ peraba   (kāya)  yang dilengkapi dengan kesadaran (savijñānaka kāya).  Kesadaran kognitif diskriminasi mental   (vikalpaka mano vijñāna)  dengan referensi objek yang sama berproses dalam waktu yang sama (samakāla) bersama dengan  kesadaran kognitif peraba (kāya vijñāna)

Jika kondisi untuk kesadaran kognitif   visual  berproses bersamaan itu  muncul , maka dengan didukung dan tergantung pada adana vijanna  hanya akan ada satu kesadaran kognitif visual yang  akan berproses bersamaan. Jika kondisi untuk semua lima  kelompok kesadaran kognitif lainnya berproses secara bersamaan itu muncul maka semua dari lima kelompok kesadaran kognitif lainnya akan berproses secara bersamaan.

[0692b28] Viśālamati,  ini dapat dilustrasikan  dengan aliran air  yang deras dimana jika kondisi untuk kemunculan (utpatti-pratyaya) dari satu gelombang  itu hadir (pratyupasthito bhava ) maka hanya akan ada satu gelombang yang muncul (pravartate). jika kondisi untuk kemunculan dari dua atau lebih  gelombang  itu hadir maka akan ada dua atau lebih gelombang yang muncul sementara aliran air ini tidak akan terganggu ataupun berhenti dalam alirannnya.

Viśālamati,  ini  juga dapat dilustrasikan dengan cermin dimana jika kondisi untuk kemunculan dari satu gambar bayangan dalam cermin  itu hadir maka hanya akan ada satu gambar bayangan yang muncul jika kondisi untuk kemunculan dari dua atau lebih   gambar bayangan dalam cermin itu hadir maka akan ada dua atau lebih   gambar bayangan  yang muncul sementara cermin ini tidak akan terpengaruh oleh karakteristik dari gambar bayangan tersebut  dan juga tidak akan berubah menjadi berkarakteristik seperti gambar bayangan tersebut karena keduanya tidak  sepenuhnya berkaitan satu dengan lainnya.

[0692b28]  Viśālamati, seperti aliran air dan cermin diatas , enam  kelompok  kesadaran kognitif (sādvijñāna kāya)  berproses didukung dan tergantung pada  (sadnikritya pratihihaya)  kesadaran  yang mengikat (ādānavijñāna).   Jika kondisi  untuk kemunculan dari kesadaran kognitif visual itu hadir maka hanya akan ada kesadaran kognitif visual yang akan muncul. Jika kondisi untuk kemunculan   dua hingga  lima kesadaran kognitif lainnya hadir maka dua hingga  lima kesadaran kognitif lainnya  akan muncul dalam waktu yang sama .

Viśālamati ,  dengan pengertian demikian , maka  dapat dikatakan bahwa  para Bodhisattva  yang didukung oleh pengetahuan (nītijñāna)   berdiam dalam realitas (dharma)  , fasih dalam makna mendalam menguraikan  (guhyakuśala)  dari  doktrin  citta, manas   dan vijñana. Tetapi ini  masih belum termasuk alasan mengapa tathagata mendiskripsikan mereka fasih dalam dalam makna mendalam menguraikan  (guhyakuśala)  dari doktrin  citta, manas   dan vijñana dan fasih dalam segala hal (sarvea sarvam)

[0692c04] Viśālamati , Taghagata mendeskripsikan mereka  fasih dalam segala hal  (sarvea sarvam) karena para Bodhisattva tidak mengamati  (pratyekam)  kemelekatan internal (adhyātman) yakni :jejak mental yang melekat pada konspeptual (parikalpita-svabhavabhiniveka-vasana)  yang merupakan akumulasi  (caya) dari berbagai konsep atau persepsi (manas) dan juga  organ material [dari jasmani]  [ karena memahaminya hanya sebagai yang diasumsikan dengan terminologi nominal [ nama dan simbol ] maka mereka mengamati sesuai dengan apa adanya (yathābhūtam)

Mereka juga tidak mengamati kesadaran yang mengikat  (ādānavijñāna)  , kesadaran landasan (ālayavijñāna)  [ karena memahaminya hanya sebagai yang diasumsikan dengan terminologi nominal [ nama dan simbol ] maka mereka mengamati sesuai dengan apa adanya

[0692c08] Para Bodhisattva tidak mengamati  (pratyekam)  kemelekatan internal  (adhyātman)  yakni :  kesan [jejak]  organ material [dari jasmani] beserta dengan enam objekif pengindera (sādhiṣṭhānarūpīndriyam) yakni :  bentuk visual,organ mata yang dilengkapi dengan kesadaran dan kesadaran  kognitif visual, suara,  organ pendengaran yang dilengkapi dengan kesadaran dan kesadaran kognitif pendengaran  , bauan,  organ penciuman yang dilengkapi dengan kesadaran dan kesadaran kognitif penciuman, rasa  ,  organ pengecap yang dilengkapi dengan kesadaran dan kesadaran kognitif pengecap, sentuhan ,  organ peraba yang dilengkapi dengan kesadaran dan kesadaran kognitif peraba, fenomena (dharma) dan  kesadaran kognitif diskriminasi mental (vikalpaka mano vijñāna)  , [karena memahaminya hanya sebagai yang diasumsikan dengan terminologi nominal [ nama dan simbol ] maka mereka mengamati sesuai dengan apa adanya

Viśālamati ,   karena alasan diatas maka Taghagata mendeskripsikan mereka  fasih dalam segala hal  (sarvea sarvam) dan juga fasih dalam menguraikan  (guhyakuśala)  makna mendalam dari citta, manas   dan vijñāna.

[0692c20] Kemudian Bhagavan  melantunkan gātha ini  :


kesadaran yang mengikat  itu dalam dan halus  (ādānavijñāna  gabhīrasūkmo)  seperti aliran air deras yang mengalir bersama semua bijinya (ogho yathā vartati sarvabījo), saya tidak menguraikannnya kepada yang masih belum matang [dalam  spiritual] (bālāna eso mayi na prakāśi)  karena mereka akan membayangkannya sebagai satu eksistensi imajiner dari diri. (mā haiva ātmā parikalpayeyu)




Karma JIgme

Instagram