Pages

Bodhisattvacharyāvatāra [ parivarta ke enam ]

PARIVARTA KEENAM
Kshanti Paramita


1.
Apapun tindakan-tindakan bajik
Seperti menghormati para Buddha dan dana paramita,
Yang telah terkumpul selama ribuan kalpa
Semuanya akan hancur karena satu momen kemarahan.

2.
Tak ada karma negatif yang menyamai kemarahan,
Dan tak ada tapa yang menyamai kshanti.
Karena itu, saya harus berupaya dengan berbagai cara.
Untuk bermeditasi pada kshanti.

3.
Citta saya tak akan mengalami kedamaian
Jika saya mempertahankan pikiran menyakitkan dari kemarahan.
Saya tak akan mendapatkan kegembiraan atau kebahagiaan;
Tak dapat tidur dan tidak merasa tenang.

4.
Seandainya seorang tuan
Memberikan kekayaan dan kebahagiaan kepada semua anak buahnya
Tuan tersebut tetap beresiko dibunuh
Jika ia memiliki kemarahan.

5.
Kemarahan membuat sahabat-sahabat dan sanak saudara merasa tidak senang;
Meskipun tertarik dengan kemurahan hati saya, mereka tak akan percaya pada saya;
Singkatnya, tak seorang pun
Hidup bahagia dengan kemarahan.

6.
Kemarahan, musuh ini
Menciptakan penderitaan-penderitaan demikian,
Namun siapapun dengan tekun mengatasinya
Mendapatkan kebahagiaan, sekarang dan seterusnya.

7.
Setelah mendapatkan bahan bakar ketidakbahagiaan mental
Menghindarkan saya dari apa yang saya inginkan,
Dan membawa hal-hal yang tidak saya inginkan,
Kemarahan bertambah dan kemudian menghancurkan saya.

8.
Karena itu, saya harus menghilangkan sepenuhnya
Bahan bakar dari musuh ini,
Karena musuh ini tidak mempunyai fungsi lain
Kecuali menyebabkan bahaya bagi saya.

9.
Apapun yang terjadi padaku,
Saya tak akan membiarkan kebahagiaan mental saya terganggu;
Karena dengan tidak bahagia, saya tak akan mencapai apa yang saya inginkan,
Dan kebajikan saya akan merosot.

10.
Jika ada sesuatu yang dapat dilakukan untuk mengatasinya,
Mengapa harus marah?
Jika tidak ada sesuatu yang dapat dilakukan untuk mengatasinya,
Apa gunanya marah?

11.
Untuk diri sendiri dan teman-teman saya,
Saya tidak menginginkan penderitaan, sikap tidak hormat,
Kata-kata menyakitkan dan apapun yang tidak menyenangkan;
Namun untuk musuh-musuh saya, malah sebaliknya.

12.
Sebab-sebab kebahagiaan jarang dilakukan
Namun sebab-sebab penderitaan sangat banyak.
Tetapi tanpa adanya penderitaan, tak ada pengentasan diri.
Karena itu, citta, engkau harus teguh.

13.
Jika beberapa pertapa dan orang-orang Karnapa
Menanggung rasa sakit dipotong dan dibakar tanpa alasan,
Lalu demi pembebasan
Mengapa saya tidak mempunyai keberanian?

14.
Tiada sesuatu apapun
Yang tidak menjadi lebih mudah karena pembiasaan.
Jadi dengan membiasakan diri terhadap penderitaan kecil,
Saya akan belajar menanggung penderitaan yang lebih besar.

15.
Siapakah yang belum melihat memang demikian, dengan penderitaan-penderitaan sepele
Seperti gigitan ular dan serangga,
Rasa lapar dan haus,
Dan hal-hal sepele seperti bintik merah di kulit?

16.
Saya seharusnya bersabar
Terhadap panas dan dingin, angin dan hujan,
Sakit, keadaan terbelenggu dan pukulan;
Jika tidak, penderitaan yang diakibatkan akan menjadi lebih parah.
17.
Ada orang yang ketika melihat darah mereka sendiri
Menjadi sangat berani dan teguh,
Tetapi ada yang ketika melihat darah orang lain
Pingsan dan tak sadarkan diri.

18.
(Reaksi-reaksi) demikian muncul dari
Pikiran yang teguh maupun penakut.
Oleh karena itu, saya tak akan menghiraukan penderitaan-penderitaan yang ditujukan kepada
saya,
Dan saya tak akan terpengaruh oleh duhkha.

19.
Bahkan ketika para bijaksana mengalami duhkha
Citta mereka tetap sangat jernih dan tak bergejolak;
Karena ketika berperang melawan klesha,
Banyak penderitaan akan muncul saat pertempuran.

20.
Para pendekar yang telah menang adalah mereka yang
Setelah tak menghiraukan segala penderitaan,
Menaklukkan musuh-musuh dari kemarahan dan sebagainya;
Sedangkan para pendekar biasa, hanya berani membunuh mayat.

21.
Lebih lanjut, penderitaan ada manfaat-manfaatnya;
Melalui penderitaan, kesombongan hilang,
Welas asih muncul terhadap mereka yang ada dalam samsara,
Tindakan-tindakan negatif dihindari dan muncul kebahagiaan dalam kebajikan.

22.
Karena saya tidak menjadi marah
Pada sumber penderitaan yang hebat seperti penyakit kuning,
Lalu mengapa marah pada makhluk-makhluk?
Mereka juga dipaksakan oleh kondisi-kondisi.

23.
Meskipun tidak dihendaki,
Penyakit-penyakit ini muncul;
Dan begitu pula, meskipun tidak dikehendaki
Klesha-klesha ini muncul dengan kuat.

24.
Tanpa berpikir, “Saya akan marah,”
Orang-orang menjadi marah begitu saja,
Dan tanpa berpikir, “Saya akan membangkitkan kemarahan sekarang,”
Begitu pula, kemarahan muncul dengan sendirinya.

25.
Semua kekeliruan yang ada
Serta berbagai macam tindakan negatif
Muncul melalui daya kondisi-kondisi;
Hal-hal tersebut tidak terjadi karena dayanya sendiri.

26.
Kondisi-kondisi yang muncul bersamaan ini
Tak memiliki tujuan untuk menghasilkan apapun,
Dan apa yang terbentuk
Tak memiliki tujuan untuk dibentuk.

27.
Apa yang disebut sebagai Materi Penyebab Awal (oleh para Samkhya)
Dan apa yang dianggap sebagai diri (atman),
Hal-hal tersebut tidak berpikir,
“Saya akan muncul (untuk menyebabkan penderitaan).”

28.
(Sesungguhnya), karena belum muncul, (maka) hal-hal tersebut tidak eksis,
Lalu apa yang mempunyai keinginan untuk muncul?
Dan karena [diri (atman) ini) merupakan sesuatu yang secara permanen mempersepsi objeknya,
Itu berarti diri ini akan terus-menerus demikian.

29.
Lebih lanjut, jika diri bersifat permanen seperti angkasa,
Maka jelas bahwa diri tidak akan bertindak untuk melakukan sesuatu.
Sehingga meskipun diri ini bertemu dengan kondisi lainnya,
Bagaimana bisa (sifatnya) yang tak berubah-ubah menjadi terpengaruh?

30.
Bahkan jika pada waktu adanya tindakan, diri (tetap) seperti sebelumnya,
Lalu apa yang dapat dilakukan oleh tindakan tersebut?
Dengan demikian, jika saya mengatakan tindakan ini didasari (diri yang permanen)
Bagaimana mungkin keduanya (diri dan tindakan) saling terkait?

31.
Oleh karena itu, segala sesuatu dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya (yang pada gilirannya) juga
dipengaruhi oleh (faktor-faktor lainnya),
Dan dengan demikian, tiada sesuatu yang berdiri sendiri.
Setelah memahami ini, saya tak akan menjadi marah
Pada keberadaan apapun, yang seperti ilusi.

32.
Dan seandainya engkau berkata, “Menghindari kemarahan tidak tepat,
Karena siapa (atau apa) yang dapat menghindari apa?”
Saya nyatakan bahwa itu bukan tidak tepat
Karena dengan bergantung pada menghindari kemarahan, maka kesinambungan penderitaan
dapat diakhiri

33.
Dengan demikian, ketika melihat seorang musuh atau bahkan seorang teman
Melakukan tindakan-tindakan yang tidak tepat,
Saya akan tetap tenang,
Dengan berpikir bahwa hal-hal tersebut muncul karena kondisi-kondisi.

34.
Jika sesuatu itu muncul karena bisa memilih,
Lalu karena tak seorang pun menginginkan penderitaan,
Maka penderitaan tak akan terjadi
Pada makhluk manapun.

35.
Karena tidak berhati-hati,
Orang-orang bahkan menyakiti dirinya sendiri dengan duri dan hal-hal lainnya,
Dan demi mendapatkan wanita dan sebagainya,
Mereka menjadi terobsesi dan menolak makanan.

36.
Dan ada orang yang menyakiti dirinya sendiri
Dengan tindakan-tindakan negatif
Seperti menggantung diri, meloncat dari tebing
Meminum racun dan memakan makanan yang tidak sehat.

37.
Jika saat berada di bawah pengaruh klesha
Orang-orang bahkan melakukan bunuh diri atas diri yang begitu berharga,
Bagaimana mungkin mereka tidak menyakiti
Tubuh-tubuh makhluk lainnya?

38.
Bahkan jika saya tak dapat mengembangkan welas asih terhadap orang-orang seperti itu
Mereka yang karena klesha,
Mencoba membunuh saya dan sebagainya,
Paling tidak, saya tak akan marah pada mereka.

39.
Bahkan jika menyakiti makhluk-makhluk lain
Adalah sifat dari mereka yang kekanakan-kanakan,
Tidaklah tepat untuk marah pada mereka,
Karena ini seperti marah pada api karena (api) memiliki sifat membakar
.
40.
Dan bahkan jika sifat dasar para makhluk adalah baik
Dan kekurangan-kekurangan mereka hanyalah sementara,
Tetap tidak tepat untuk marah,
Sebab ini seperti marah pada angkasa karena membiarkan asap muncul di dalamnya.

41.
Jika saya menjadi marah pada pemegang tongkat,
Meskipun saya sebenarnya disakiti oleh tongkat,
Lalu karena pemegang tongkat juga dipengaruhi oleh kemarahan,
Mestinya saya marah dengan kemarahannya (bukan orangnya).

42.
Sebelumnya, saya pasti telah menyebabkan penderitaan yang serupa
Terhadap makhluk-makhluk lainnya,
Oleh karena itu, adalah wajar jika penderitaan ini kembali pada saya,
Yang telah menyakiti makhluk-makhluk lain.

43.
Baik senjata maupun tubuh saya
Keduanya merupakan penyebab penderitaan saya.
Karena orang tersebut menyebabkan tongkat dan saya menyebabkan tubuh ini,
Pada siapa seharusnya saya marah?

44.
Jika dalam keterikatan yang membabi-buta, saya mencengkeram
Pada penderitaan abses wujud manusia ini
Yang tak tahan disentuh,
Pada siapa seharusnya saya marah ketika disakiti?

45.
Adalah kekeliruan dari mereka yang kekanak-kanakan jika mereka tersakiti,
Karena meskipun mereka tak ingin menderita,
Mereka sangat terikat pada penyebab-penyebab penderitaan.
Lalu mengapa mereka marah pada makhluk-makhluk lain?

46.
Seperti halnya para penjaga alam neraka
Dan hutan dengan dedaunan tajam seperti silet,
Begitu pula (penderitaan) ini disebabkan oleh tindakan-tindakan saya;
Oleh karena itu, pada siapa saya seharusnya marah?

47.
Disebabkan oleh tindakan-tindakan saya sendiri,
Mereka yang menyakiti saya, muncul.
Jika karena (tindakan-tindakan) mereka ini, mereka terjatuh ke alam neraka
Bukankah saya yang menghancurkan mereka?

48.
Dengan bergantung pada mereka, saya mempurifikasi banyak karma negatif,
Dengan secara sabar menerima penderitaan yang disebabkan mereka.
Namun dengan bergantung pada diri saya, mereka akan terjatuh
Ke penderitaan neraka untuk waktu yang sangat lama.

49.
Dengan demikian, karena saya telah menyebabkan penderitaan pada mereka
Dan mereka memberikan manfaat pada saya,
Mengapa, wahai citta yang tak terkendali, engkau menjadi marah
Dengan cara yang keliru demikian?

50.
Jika citta saya memiliki kualitas agung (dari kshanti),
Saya tak akan terjatuh ke alam neraka.
Meskipun saya melindungi diri sendiri (dengan cara ini),
Namun bagaimana dengan mereka?

51.
Namun, jika saya membalas menyakiti mereka,
Itu juga tak akan melindungi mereka.
Dengan melakukan demikian, sila-sila saya akan merosot,
Dan karena itu, keteguhan hati ini akan hilang.

52.
Karena citta saya tidak bersifat fisik,
Tak seorang pun dapat menghancurkannya,
Namun karena citta sangat terikat pada tubuh ini,
Maka citta ini tersakiti oleh penderitaan (yang berhubungan dengan tubuh).

53.
Karena kritikan, kata-kata yang menyakitkan
Dan kata-kata yang tidak menyenangkan
Tidak menyakiti tubuh saya,
Mengapa, wahai citta, engkau menjadi begitu marah?

54.
Hanya karena orang lain tak menyukai saya –
Itu tak akan merusak saya,
Baik dalam kehidupan ini maupun kehidupan mendatang,
Lalu mengapa saya menganggap itu tidak menyenangkan?

55.
Jika saya tak menginginkannya,
Karena itu akan menghalangi perolehan materi saya;
Namun meskipun perolehan materi dalam kehidupan ini harus saya tinggalkan
Namun karma-karma negatif saya akan tetap ada.

56.
Oleh karena itu, lebih baik saya mati hari ini
Daripada hidup lama dengan tindakan-tindakan negatif;
Karena bahkan jika orang seperti saya berumur panjang
Akan selalu ada penderitaan dari kematian.

57.
Seandainya seseorang bangun dari mimpi
Dimana ia mengalami kebahagiaan selama seratus tahun,
Dan seandainya seseorang yang lain bangun dari mimpi
Dimana ia hanya mengalami kebahagiaan sesaat;

58.
Begitu mereka terbangun,
Kebahagiaan yang dialami tak akan pernah kembali, baik dalam analogi pertama maupun kedua.
Demikian pula, baik hidup seseorang panjang maupun pendek,
(Semuanya) akan berakhir seperti itu pada saat kematian.

59.
Meskipun saya hidup bahagia untuk waktu yang lama
Dengan perolehan kekayaan materi yang berlimpah
Saya akan pergi dengan tangan hampa dan dalam keadaan papa
Seperti telah dirampak oleh pencuri.

60.
Seandainya engkau berkata, “Tentu saja kekayaan materi dapat menghidupi saya,
Dan kemudian saya akan dapat menghabiskan karma-karma negatif saya dan melakukan kebajikan.”
Namun jika saya marah karenanya
Bukankah punya saya akan habis dan karma-karma negatif saya akan bertambah?

61.
Dan apalah gunanya hidup
Bagi orang yang hanya melakukan karma-karma negatif,
Jika demi kekayaan materi,
Ia menyebabkan (punya yang dibutuhkan untuk) hidup, merosot?

62.
Seandainya engkau berkata, “Tentu saja saya akan marah pada mereka
Yang mengucapkan hal-hal yang tak menyenangkan yang membuat orang lain kehilangan
(kepercayaan pada saya).”
Namun dengan cara yang sama, mengapa saya tidak marah
Pada orang yang mengucapkan kata-kata tidak menyenangkan terhadap orang lain?

63.
Jika saya dapat menerima kehilangan kepercayaan ini dengan sabar
Ketika itu menyangkut orang lain,
Lalu mengapa saya tak bersabar terhadap kata-kata tak menyenangkan (tentang diri saya),
Karena (kedua hal) tersebut muncul disebabkan klesha?

64.
Seandainya orang lain membicarakan hal-hal buruk atau bahkan menghancurkan
Representasi makhluk-makhluk suci, stupa dan Dharma suci,Bodhisattvacharyavatara 49
Tidaklah pantas bagi saya untuk marah,
Karena para Buddha tak pernah dapat dilukai.

65.
Saya akan mencegah kemarahan timbul terhadap mereka
Yang menyakiti guru-guru spiritual saya, sanak saudara dan teman-teman.
Sebaliknya, saya harus melihat dengan cara seperti sebelumnya,
Bahwa hal-hal tersebut muncul karena kondisi-kondisi.

66.
Karena penderitaan para makhluk
Disebabkan baik oleh makhluk-makhluk hidup maupun benda-benda mati,
Mengapa hanya marah pada yang hidup?
Oleh karena itu, saya harus menerima segala penderitaan dengan sabar.

67.
Jika seseorang secara keliru melakukan tindakan negatif,
Dan seseorang yang lain secara keliru menjadi marah (terhadap orang yang pertama),
Siapakah yang salah?
Dan siapakah yang benar?

68.
Mengapa sebelumnya saya melakukan tindakan-tindakan negatif tersebut,
Yang karenanya, sekarang menyebabkan orang lain menyakiti saya?
Karena segala sesuatu berkaitan dengan tindakan-tindakan saya,
Mengapa saya marah pada (musuh-musuh) ini?

69.
Setelah saya memahami bahwa itu adalah demikian,
Saya akan berupaya untuk hal yang positif
(Demi) secara pasti menebarkan
Cinta kasih antara satu sama lain.

70.
Sebagai contoh, ketika api di suatu rumah
Telah menjalar ke rumah lainnya,
Adalah tepat untuk memindahkan dan membuang apapun
Yang akan membuat api menyebar, seperti jerami dan sebagainya.

71.
Begitu pula, ketika api kemarahan menyebar
Pada apapun dimana pikiran saya terikat,
Saya harus segera menghentikannya
Agar punya (potensi-potensi positif) saya tidak terbakar.

72.
Mengapa seseorang yang akan dihukum mati tidak merasa beruntung
Jika ia dibebaskan namun tangannya terpotong?
Mengapa saya yang mengalami penderitaan manusia tidak merasa beruntung
Jika dengan itu, saya terhindar dari (penderitaan) neraka?

73.
Jika saya tak dapat menanggung
Bahkan sedikit penderitaan saat ini,
Lalu mengapa saya tidak menghindarkan diri dari kemarahan,
Yang merupakan sumber penderitaan neraka?

74.
Demi memuaskan keinginan-keinginan,
Saya telah mengalami berbagai penderitaan di neraka;
Tetapi dengan tindakan-tindakan tersebut, saya tidak membawa manfaat bagi
Diri sendiri maupun makhluk-makhluk lain.

75.
Tetapi, sekarang karena manfaat besar akan diperoleh
Dari penderitaan yang hanya merupakan bagian yang sangat kecil,
Saya seharusnya bergembira
Atas penderitaan demikian, yang menghilangkan penderitaan semua (makhluk).

76.
Seandainya seseorang mendapatkan kebahagiaan
Dengan memuji (musuh saya) sebagai orang yang memiliki kualitas-kualitas bajik,
Mengapa, citta, engkau tidak memujinya
Dan dengan demikian, membuat dirimu bahagia?

77.
Kebahagiaan dari ikut bergembira ini
Telah dianjurkan oleh mereka semua yang memiliki kualitas-kualitias bajik,
Guna memberikan sumber kebahagiaan yang tak tanpa cela.
Dan juga merupakan cara terbaik untuk mengumpulkan para murid.

78.
Seandainya engkau tidak senang dengan kebahagiaan yang didapatkannya,
“Kebahagiaan tersebut hanyalah kebahagiaan orang itu,”
Jika demikian, engkau seharusnya tak memberikan gaji dan sebagainya (kepada para pelayanmu).
Dan engkau akan hancur, baik di kehidupan ini maupun kehidupan-kehidupan mendatang.

79.
Ketika orang menyebut kualitas-kualitas bajik saya
Saya ingin orang lain ikut bahagia,
Namun ketika mereka menyebut kualitas-kulitas bajik orang lain
Saya tak ingin diri saya ikut bahagia.

80.
Setelah membangkitkan Bodhicitta
Dengan menginginkan semua makhluk bahagia,
Mengapa saya harus menjadi marah
Jika mereka mendapatkan kebahagiaan mereka sendiri?

81.
Jika saya ingin semua makhluk menjadi
Buddha yang dipuja di seluruh tiga alam,
Lalu mengapa saya tersiksa
Ketika melihat mereka mendapat penghormatan biasa?

82.
Jika ada satu sanak saudara yang harus saya urus,
Dan saya harus memberikan banyak kebutuhan kepadanya,
Seandainya ia mendapatkan mata pencahariannya sendiri,
Bukankah saya seharusnya bahagia, dan bukannya marah?

83.
Jika saya bahkan tak ingin para makhluk mendapatkan ini,
Bagaimana mungkin saya ingin mereka tergugah?
Dan bagaimana mungkin ada Bodhicitta
Dalam diri seseorang yang menjadi marah ketika orang lain mendapatkan sesuatu?

84.
Apakah ada bedanya jika (musuh saya) mendapatkan sesuatu atau tidak?
Baik ia mendapatkannya
Maupun (benda tersebut) tetap ada di rumah pemberinya,
Baik dalam kasus pertama maupun yang kedua, saya tak mendapatkan apa-apa.

85.
Mengapa dengan marah, saya membuang potensi-potensi positif (punya) saya,
Membuang keyakinan (yang orang lain miliki atas diri saya) dan kualitas-kualitas bajik saya?
Katakanlah, mengapa saya tidak marah (pada diri sendiri)
Karena tidak memiliki sebab-sebab untuk mendapatkan sesuatu?

86.
Apalagi tidak menyesal sama sekali
Atas karma-karma negatif yang telah engkau lakukan, (oh citta),
Mengapa engkau ingin berkompetisi dengan orang lain
Yang telah melakukan tindakan-tindakan bajik?

87.
Bahkan jika musuhmu dibuat tidak bahagia,
Bagaimana engkau bisa bergembira?
Keinginanmu agar mereka menderita.
Tak membuat mereka terluka.

88.
Dan bahkan jika musuh menderita seperti yang engkau inginkan,
Bagaimana engkau bisa bergembira?
Jika engkau berkata, “Itu membuat saya puas,”
Bukanlah tak ada sesuatu yang lebih keji dari ini?

89.
Kail ini yang dilempar oleh penangkap ikan klesha
Luar biasa tajamnya. Setelah terkait olehnya,
Sudah pasti saya akan dimasak
Dalam kawah oleh para penjaga neraka.

90.
Kehormatan dari pujian dan ketenaran,
Tak akan membawa punya maupun kehidupan;
Tak akan membawa saya kekuatan atau kebebasan dari sakit,
Dan tak akan membawa kebahagiaan fisik apapun.

91.
Seandainya saya menyadari apa yang bermakna bagi saya,
Nilai apa yang dapat saya temukan dari hal-hal ini?
Jika yang saya inginkan hanyalah (sedikit) kebahagiaan mental,
Mestinya saya membaktikan diri untuk berjudi, meminum minuman keras dan sebagainya.

92.
Jika demi ketenaran,
Saya memberikan kekayaan saya atau menyebabkan diri saya terbunuh,
Lalu apa gunanya kata-kata (ketenaran)?
Begitu saya meninggal, pada siapa kata-kata ketenaran tersebut akan memberikan kesenangan?

93.
Ketika istana pasir runtuh,
Anak-anak meratap dalam kesedihan;
Begitu pula, ketika pujian dan reputasi saya merosot,
Pikiran saya menjadi seperti anak kecil.

94.
Karena suara yang berlangsung singkat adalah benda mati,
Suara itu tak mungkin berpikir untuk memuji saya.
Namun karena itu membuat (pemberi pujian) bahagia,
“Ketenaran (saya) merupakan sumber kegembiraan (bagi saya).”

95.
Baik pujian ini diberikan pada saya maupun orang lain
Bagaimana saya bisa mendapatkan manfaat dari kebahagiaan (orang yang memberikannya)?
Karena kegembiraan dan kebahagiaan tersebut adalah milik mereka sendiri,
Saya tak akan mendapat bagian apapun.

96.
Jika saya bahagia ketika mereka bahagia (dengan saya),
Maka mestinya saya merasakan hal yang sama dalam semua situasi.
Tetapi mengapa saya tidak bahagia
Ketika mereka mendapatkan kebahagiaan dengan orang lain?

97.
Oleh karena itu, kebahagiaan yang muncul
Dari berpikir, “Saya sedang dipuji,” adalah tidak valid.
Itu hanyalah sikap seorang anak kecil.

98.
Pujian dan sebagainya mengganggu saya,
Dan juga rasa jera saya (terhadap samsara) melemah:
Saya menjadi iri hati terhadap mereka yang mempunyai kualitas-kualitas bajik
Dan semua hal yang terbaik menjadi hancur.

99.
Oleh karena itu, bukanlah mereka yang sangat berperan
Dalam menghancurkan pujian terhadap saya dan sebagainya,
Juga berperan dalam melindungi saya
Dari terjatuh ke alam-alam rendah?

100.
Saya, yang berjuang demi pembebasan,
Tak perlu terikat pada perolehan materi dan kehormatan.
Lalu mengapa saya marah
Pada mereka yang membebaskan saya dari belenggu ini?

101.
Mereka yang menyebabkan saya menderita
Adalah seperti para Buddha yang memberikan limpahan inspirasi
Karena mereka membuka pintu agar saya tak terjatuh ke alam rendah,
Mengapa saya marah pada mereka?

102.
“Tetapi bagaimana jika seseorang menghalangi saya dalam mengumpulkan potensi-potensi positif
(punya)?”
Terhadap mereka juga, tidaklah tepat untuk marah;
Karena tiada tapa yang menyamai kshanti,
Jadi bukanlah saya harus mempraktikkannya?

103.
Jika karena kegagalan saya sendiri,
Saya tidak sabar terhadap (musuh) ini,
Maka saya sendirilah yang mencegah diri saya
Untuk mempraktikkan sebab-sebab mendapatkan punya.

104.
Jika tanpa sesuatu, sesuatu tidak muncul,
Dan jika dengan adanya sesuatu, sesuatu itu muncul,
Maka karena (musuh) ini merupakan sebab munculnya (kshanti)
Bagaimana saya bisa mengatakan bahwa (musuh tersebut) mencegah munculnya kshanti?

105.
Bukanlah halangan bagi seorang bhikshu,
Untuk pergi berpindapata pada waktu yang tepat;
Dan kita tak dapat mengatakan bahwa adanya seseorang yang memberikan upasampada
Merupakan halangan untuk menjadi anggota Sangha.

106.
Sungguh banyak pengemis di dunia ini,
Tetapi mereka yang menyebabkan penderitaan adalah langka;
Karena jika saya tidak menyakiti makhluk lain,
Tak akan ada yang menyakiti saya.

107.
Oleh karena itu, seperti halnya harta karun yang muncul di rumah saya
Tanpa daya upaya dari diri saya untuk mendapatkannya,
Saya seharusnya bahagia memiliki musuh
Karena mereka membantu saya menjalankan tindakan-tindakan Bodhisattva.

108.
Karena saya dapat mempraktikkan (kshanti) terhadap mereka,
Mereka pantas mendapatkan
Buah pertama dari praktik saya,
Karena dengan demikian, merekalah penyebabnya.

109.
“Tetapi mengapa musuh saya harus dihormati,
Sedangkan ia tidak memiliki motivasi agar saya mempraktikkan kshanti?”
Lalu mengapa menghormati Dharma suci
(Yang juga tidak mempunyai motivasi demikian) tetapi itu merupakan sebab yang cocok untuk
praktik.

110.
“Tetapi pasti musuh-musuh saya tak layak dihormati
Karena mereka bermaksud menyebabkan saya menderita.”
Lalu bagaimana kshanti dapat dipraktikkan
Jika seperti dokter, orang-orang selalu berbaik hati terhadap saya?

111.
Oleh sebab itu, karena kshanti muncul
Tergantung adanya (seseorang) yang bermotivasi negatif,
Orang tersebut seharusnya layak dihormati seperti halnya Dharma suci,
Karena ia adalah penyebab kshanti.

112.
Oleh karena itu, Muni telah berkata
Bahwa ksetra dari para makhluk adalah (sama) dengan Buddhaksetra,
Karena banyak yang telah menyenangkan mereka,
Telah mencapai kesempurnaan.

113.
Kualitas-kualitas Buddha sama-sama diperoleh
Dari para makhluk maupun para Jina,
Jadi mengapa saya tidak menghormati para makhluk
Dengan cara sebagaimana saya menghormati para Jina?

114.
(Tentu saja) mereka (para makhluk dan para Buddha) tidak serupa dalam hal motivasi mereka
Namun serupa hanya dalam buah (yang dihasilkan):
Jadi dalam hal inilah, mereka mempunyai kualitas-kualitas luar biasa
Dan karena itu (dikatakan keduanya adalah) setara.

115.
Apapun (punya yang dihasilkan dari) menghormati seseorang dengan citta penuh cinta kasih
Itu adalah karena keagungan para makhluk.
Dan dengan cara yang sama, punya dari mempunyai keyakinan pada Buddha
Adalah karena keagungan Buddha.

116.
Oleh karena itu, para makhluk adalah setara
Atas peran yang mereka ambil dalam menciptakan kualitas-kualitas Buddha.
Namun, tentu saja tak seorang pun setara dengan (kualitas-kualitas bajik)
Para Buddha yang merupakan Samudra Kualitas-kualitas Sempurna tak terbatas.

117.
Bahkan jika ketiga alam dipersembahkan,
Tidaklah cukup untuk memberikan penghormatan
Kepada mereka yang memiliki bahkan hanya sebagian kecil
Dari Kumpulan Kualitas Unik yang Luar Biasa ini.

118.
Oleh sebab itu, karena para makhluk turut berperan
Dalam memunculkan kualitas-kualitas agung Buddha,
Tentunya tepat untuk menghormati mereka
Karena mereka adalah serupa dalam hal ini.

119.
Lebih lanjut, adakah cara yang lebih baik untuk membalas kebaikan (para Buddha)
Yang memberikan manfaat-manfaat tak terhingga
Dan menjadi sahabat dunia tanpa berpura-pura,
Selain menyenangkan para makhluk?

120.
Oleh sebab itu, karena dengan memberikan manfaat kepada para makhluk ini
Akan membalas kebaikan mereka yang memberikan tubuh mereka dan memasuki neraka
terendah demi para makhluk,
Saya akan bertindak tanpa cacat (dalam semua hal yang saya lakukan)
Bahkan jika mereka menyebabkan penderitaan hebat bagi saya.

121.
Jika demi para makhluk, para Guru saya
Bahkan tak menghiraukan tubuh mereka sendiri,
Lalu mengapa saya yang bodoh, begitu dipenuhi kesombongan?
Mengapa saya tidak bertindak seperti seorang pelayan bagi mereka?

122.
Jika para makhluk bahagia, para Jina bergembira.
Dan jika mereka disakiti, (para Jina) tidak bahagia.
Karena itu, dengan menyenangkan para makhluk, saya akan menyenangkan para Jina
Dan dengan menyakiti mereka, saya akan menyakiti para Jina.

123.
Seperti halnya objek-objek inderawi yang menyenangkan,
Tak akan memberikan kesenangan pada citta saya, jika tubuh saya sepenuhnya terbakar,
Demikian pula, ketika para makhluk menderita
Tak mungkin para Jina bahagia.

124.
Oleh sebab itu, karena saya telah menyakiti para makhluk,
Hari ini saya mengakui semua tindakan negatif saya secara terbuka
Yang telah menyebabkan ketidakbahagiaan Mereka yang Penuh Karuna.
Mohon bersabarlah dengan saya, oh para Bhagavan, atas ketidakbahagiaan yang disebabkan
saya.

125.
Mulai sekarang, demi menyenangkan para Tathagata
Saya akan melayani semesta dan secara pasti menghindarkan diri (dari menyebabkan
penderitaan).
Meskipun banyak makhluk mungkin menendang dan menghantam kepala saya,
Bahkan hingga meninggal, saya tak akan membalas,
Agar saya menyenangkan para Pembimbing Dunia.

126.
Tak diragukan lagi bahwa mereka yang memiliki welas asih
Menganggap semua makhluk (sama seperti) diri mereka sendiri.
Lebih lanjut, mereka yang melihat (sifat Kebuddhaan ini) sebagai sifat semua makhluk, juga akan
melihat para Buddha itu sendiri.
Lalu mengapa saya tidak menghormati (para makhluk)?

127.
(Menyenangkan para makhluk), (berarti) menyenangkan para Tathagata
Dan juga secara sempurna mencapai tujuan saya sendiri
Selain itu, menyenangkan para makhluk berarti menghilangkan duhkha dan penderitaan semesta.
Oleh karena itu, saya harus selalu mempraktikkannya.

128.
Sebagai contoh, seandainya ada seorang anggota kerajaan
Menyebabkan penderitaan bagi banyak orang,
Mereka yang berpikir panjang tak akan membalas
Meskipun mereka dapat (melakukannya).

129.
Karena mereka tahu bahwa (anggota kerajaan tersebut) tidak sendirian
Tetapi mereka didukung oleh kekuatan raja.
Demikian pula, saya tak akan meremehkan
Para makhluk lemah yang telah menyebabkan sedikit penderitaan bagi saya.

130.
Karena mereka didukung oleh para penjaga neraka
Dan oleh Semua yang Penuh Karuna.
Sehingga (dengan bertindak) seperti rakyat bagi seorang raja yang beringas,
Saya akan menyenangkan semua makhluk.

131.
Bahkan jika raja tersebut menjadi marah,
Apakah ia dapat menyebabkan penderitaan neraka
Yang merupakan akibat yang harus saya alami
Karena saya telah menyakiti para makhluk?

132.
Dan bahkan jika raja tersebut adalah baik
Ia tidak mungkin memberikan saya Kebuddhaan,
Yang merupakan hasil yang akan saya peroleh
Dari menyenangkan para makhluk.

133.
Mengapa saya tidak memahami
Bahwa pencapaian Kebuddhaan saya mendatangBodhisattvacharyavatara 58
Begitu juga keagungan, kemashyuran dan kebahagiaan dalam hidup ini,
Semuanya karena menyenangkan para makhluk?

134.
Selagi dalam samsara, kshanti menyebabkan
Keelokan, kesehatan dan kemashyuran.
Karena hal-hal ini, saya akan hidup untuk waktu yang sangat lama
Dan memperoleh kebahagiaan berlimpah sebagai seorang Raja Chakravarti.



parivarta kelima kembali                                        lanjut ke parivarta ketujuh

Karma JIgme

Instagram