Pages

T 423 - 僧伽吒經 [ ārya-saṃghāṭa-sūtra-dharmaparyāya]

大正新脩大藏經

Taishō Shinshū Daizōkyō

大集部

Mahāsaṃnipāta


Divisi Kompilasi Agung


T 423


僧伽吒經


आर्य-संघाट-सूत्र-धर्मपर्याय


ārya-saṃghāṭa-sūtra-dharmaparyāya


Ajaran realitas transformatif, Sūtra yang bernama saṃghāṭa


Diterjemahkan oleh Upaśūnya


Nara Sumber dalam Chinese
Diterjemahkan dari Chinese ke dalam Bahasa Indonesia oleh : Karma Jigme


T 422 T 260 T 424




[0959b20] Demikianlah telah ku dengar.

[0959b20] Pada suatu waktu ketika Bhagavā sedang  berdiam di Rājagṛha, di puncak gunung Gṛdhrakūṭa, bersama dengan persamuan agung  bhikṣu, yang terdiri dari  dua puluh dua ribu bhikṣu  yakni  āyuṣman Ajñātakauṇḍinya, Mahāmaudgalyāya,  Śāradvatīputra, Mahākāśyapa,  Rāhula, Bakkula, Bhadravāsa, Bhadraśri , Nandaśri , Jāṅgula, Subhūti , Revata, Nandasena dan juga tiga puluh dua ribu bhikṣu yang telah terkemuka lainnya. 

Enam puluh dua ribu  bodhisattva, yakni Maitreya bodhisattva mahāsattva, Sarvaśūra,  Kumāraśri,  Kumāravāsin, Kumārabhadra, Anūna , Maṁjuśri kumārabhūta, Samantabhadra,  Sudarśana , Bhaiṣajyarāja, Vajrasena dan juga enam puluh dua ribu  bodhisattva yang telah terkemuka lainnya.

Dua belas ribu devaputra  yakni devaputra arjuna, Bhadra, Subhadra, Dharmaruci , Candanagarbha, Candavāsin,  Candana, Candanasena dan juga dua belas ribu devaputra yang telah terkemuka lainnya.

Delapan ribu devakanya yakni  Mṛdaṁgini Prāsādavati, Mahātmasaṁprayukta, Varṣaśri , Padmaśri, Prajāpativāsin ,  Balini , Subāhuyukta, dan juga delapan ribu devakanya yang telah terkemuka lainnya..

Delapan ribu nāgarāja yakni nāgarāja Apalāla, Elapatra, Timiṅgila, kuṁbhasāra, Kuṁbhaśīrṣa, Sunandena , Suśākhena , Gavaśīrṣa, dan juga delapan ribu nāgarāja yang telah terkemuka lainnya.

Mereka semuanya menuju ke Rājagṛha, puncak gunung Gṛdhrakūṭa, kediaman dari Bhagavān Shākyamuni , Tathāgata, arhat , Samyaksaṁbuddha , kemudian memberikan penghormatan dengan kepala menyentuh kaki Bhagavā, mengelilingi Bhagavā sebanyak tiga kali dan kembali duduk di  salah satu sisi. 

[0959c14]  Pada saat itu , Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  bangkit dari tempat duduknya , melipat dan merapikan jubah  hingga bahu sebelah kanan terbuka , merangkupkan kedua telapak tangan , menghadap ke arah Bhagavā dan berkata , 

Bhagavā, mohon Bhagavān berkenan untuk menguraikan kembali ajaran realitas  demi memberikan manfaat kepada semua makhluk hidup.  Bhagavā , satu koṭi devaputra, apsara , devakanya , bodhisattva mahāsattva  telah berkumpul disini. Bhagavān , demikian juga satu koṭi Śrāvaka, yang telah berkumpul disini ingin mendengarkan ajaran realitas. Bhagavān , demikian juga semua yang telah berkumpul dalam persamuan ini ingin mendengarkan ajaran realitas. 

Semoga Tathāgata Arhat Samyaksaṁbuddha berkenan untuk menguraikan kembali ajaran realitas , yang mampu menenangkan dan mendamaikan  penderitaan yang telah terakumulasi dalam jangka waktu yang lama , memotong putus semua rintangan dari hasil perbuatan ucapan dan pikiran yang tidak baik.   

[0959c20] Kemudian Bhagavā memuji Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva dan berkata

Sādhu Sarvaśūra sādhu, demi semua yang hadir dalam persamuan ini , memohon kepada Tathāgata arhat Samyaksaṁbuddha mengenai hal ini, sekarang anda dengarkan dengan baik , dengan pikiran yang penuh perhatian, sekarang saya akan menguraikannya kembali kepada anda. 

[0959c23] Sādhu, Bhagavā, kami akan mendengarkannya dengan penuh suka cita.

[0959c23] Pada saat itu, Bhagavā memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  dan berkata demikian, ada ajaran realitas transformatif yang bernama saṁghāṭa . Jika ada makhluk hidup di Jambudvīpa yang mendengarkan ajaran realitas transformatif ini , maka akan mampu mengeliminasi lima hasil aktivitas [perbuatan pikiran dan ucapan] tanpa jeda [pañcānantaryāṇi karmāṇi] mereka, tidak akan mundur [avaivartikā] dalam mencapai kesempurnaan penggugahan yang tertinggi dan tidak tertandingi. Sarvaśūra , apakah anda berpikir demikian ,  makhluk hidup ini  hanya akan mengakumulasi  hasil kebajikan yang setara dengan akumulasi hasil kebajikan dari aktivitas aspek kebenaran [satkāraṁ kṛtvā]  dari satu Tathāgata ? Jangan memiliki pandangan yang demikian, Sarvaśūra.

[0959c28] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata , Bhagavān,  mengapa demikian ?

[0959c28] Bhagavā kembali  memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  dan berkata demikian, 
Sarvaśūra , seperti semua akumulasi hasil kebajikan dari aktivitas aspek kebenaran Tathāgatā Arhat Samyaksaṁbuddha yang berjumlah sebanyak butiran pasir di sungai Gangga,makhluk hidup yang mendengarkan ajaran realitas transformatif ini , juga akan  mengakumulasi hasil kebajikan yang demikian.

Sarvaśūra, makhluk hidup yang mendengarkan ajaran realitas transformatif ini , tidak akan mundur [avaivartikā] dalam mencapai kesempurnaan penggugahan yang tertinggi dan tidak tertandingi, akan melihat Tathāgata, akan mencapai kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi, tidak akan tunduk kepada Māra Pāpīya , memahami semua kualitas kebajikan. Sarvaśūra,  yang telah mendengarkan uraian saṁghāṭa ini, akan mampu memahami dengan sempurna  mengenai pemunculan dan penghentian [utpādanirodhaṁ]

[0960a05]  Kemudian, semua yang hadir dalam persamuan ini bangkit dari tempat duduk mereka, melipat dan merapikan jubah  hingga bahu sebelah kanan terbuka, berlutut dengan kaki kanan menyentuh tanah, merangkupkan kedua telapak tangan , mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata 
Bhagavān,berapa banyak hasil kebajikan  yang akan terakumulasi dari aktivitas aspek kebenaran oleh satu Tathāgata ?

[0960a07] Bhagavā menjawab, Kulaputrā, dengarkanlah dengan baik , hasil kebajikan  yang akan terakumulasi dari aktivitas aspek kebenaran  Tathāgata  dapat dianalogikan sebagai berikut : seperti akumulasi dari setiap tetesan air dari samudera luas [mahāsamudra],  setiap butiran debu di Jaṁbudvīpa,setiap butiran pasir dalam sungai Gangga,  setiap makhluk hidup yang melatih diri dalam sepuluh tahapan [daśabhūmi], demikian juga  hasil kebajikan  yang akan terakumulasi dari para bodhisattva yang berdiam  dalam sepuluh tahapan ,tidak akan setara dengan hasil kebajikan  yang akan terakumulasi dari aktivitas aspek kebenaran Tathāgata.

Sarvaśūra, jika ada makhluk hidup yang mampu mendengarkan wacana ini, akan mengakumulasi hasil kebajikan yang melampaui semua ini, dengan batasan akumulasi hasil kebajikan yang tidak mungkin diukur dengan metoda perhitungan. 

[0960a12] Sarvaśūra, siapapun yang diliputi suka cita yang mendalam  pada saat  itu, pada saat mendengarkan wacana ini, akan memperoleh hasil kebajikan  yang tidak terukur. 

Kemudian  Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva mengajukan pertanyaan kepada Bhagavān dan berkata , Bhagavān,   ada berapa jenis makhluk hidup yang bersuka cita dan  sangat haus akan ajaran realitas ? 

[0960a14] Bhagavān memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  dan berkata demikian, Sarvaśūra , ada dua jenis makhluk hidup yang sangat haus akan ajaran realitas , apakah kedua jenis ini ? pertama , yang memiliki kesadaran yang sama terhadap semua makhluk hidup [sarvasattvasamacittaḥ], kedua, yang telah mendengarkan ajaran realitas , kemudian mengajarkan kembali dengan sama  [samaprakāśanā] kepada semua makhluk hidup. 

[0960a18] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata , Bhagavā,  kualitas apa yang harus dipahami hingga  mampu  mencapai kesempurnaan penggugahan ? 

[0960a14] Kemudian Bhagavān memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  dan berkata demikian, Sarvaśūra, dengan penuh penghormatan dalam mendengarkan ajaran realitas akan mampu  mencapai kesempurnaan penggugahan , selalu dengan penuh sukacita mendalam dalam mendengar dan mengingat dengan baik ajaran realitas dari mahāyāna juga akan mampu  mencapai kesempurnaan penggugahan.

[0960a20] Pada saat itu , satu  koṭi deva nāga manusia  dan apsara  bangkit dari tempat duduk mereka, merangkupkan kedua telapak  tangan, menghadap  Bhagavā dan berkata , Bhagavā , kami  juga sangat haus akan ajaran realitas, semoga Bhagavā berkenan untuk memenuhi keinginan yang baik ini 

[0960a22] Pada saat itu, Bhagavā tersenyum, cahaya beragam warna cahaya terpancar dari mulutnya, mengiluminasi sepuluh penjuru hingga mencapai alam yang  menyenangkan dari Brahma dan kembali masuk ke usnisa Bhagavā.

[0960a24]  Kemudian , Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  bangkit dari tempat duduknya , melipat dan merapikan jubah  hingga bahu sebelah kanan terbuka , merangkupkan kedua telapak tangan , menghadap ke arah Bhagavā dan berkata  , Bhagavā , apa yang menyebabkan Tathāgata memanifestasikan pertanda yang jarang terjadi dan menakjubkan ini ?

[0960a26] Bhagavā memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  dan berkata demikian, Semua makhluk hidup yang hadir dalam persamuan ini, akan mencapai kesempurnaan penggugahan yang tertinggi dan tidak tertandingi ,  menyempurnakan   ruang lingkup  kekuasaan Tathāgata [tathāgatagocara] dengan menyeluruh.

[0960a29] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata , Bhagavā,  apa yang menyebabkan semua makhluk hidup yang hadir dalam persamuan ini, akan mencapai kesempurnaan penggugahan yang tertinggi dan tidak tertandingi ?

[0960b01]  Bhagavā berkata , Sādhu sādhu Sarvaśūra, anda telah mampu mengajukan pertanyaan mengenai makna ini  kepada Tathāgata , dengarkan  Sarvaśūra, perbedaan  dari dedikasi yang seharusnya  dapat dipahami demikian.

Di masa lampau,  Sarvaśūra, pada rentang waktu asaṁkhyeya kalpa yang tidak terhitung, tidk terukur dan tidak terbatas jumlahnya, pada masa itu muncul seorang Tathāgata bernama Ratnaśrī,  Arhat,  Samyaksaṁbuddha [dan sepuluh gelar lainnya] 

Pada masa lampau itu, Sarvaśūra,  pada masa itu , saya adalah seorang māṇāvaka, sedangkan semua yang telah mapan dalam pengetahuan Buddha dan hadir dalam persamuan ini ,  pada masa itu semuanya merupakan kawanan rusa yang mengelilingi saya, pada saat itu saya menegaskan aspirasi agung  [praṇidhāna] bahwa semua kawanan rusa ini , akan saya mapankan dalam dalam pengetahuan Buddha. Setelah para kawanan rusa mendengarkan ini ,kemudian berkata , semoga akan demikian. Sarvaśūra , melalui akar kualitas kebajikan ini , para makhluk hidup ini , datang dan hadir dalam persamuan ini dan  akan mencapai kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi.

[0960b11] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  kembali mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata , Bhagavā,  jika ada makhluk hidup yang mendengarkan ajaran realitas ini ,  akan mencapai berapa kalpa rentang waktu kehidupan mereka ?

[0960b12] Bhagavān berkata , rentang waktu kehidupan mereka akan mencapai delapan puluh kalpa

[0960b13] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  kembali mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata , bagaimana menentukan ukuran dari  satuan kalpa ?

[0960b14] Bhagavā berkata , Dengarkan , kulaputra, hal ini dapat dianalogikan dengan sebuah kota besar yang memiliki ukuran dua belas yojanā dengan tinggi tiga yojanā, kemudian memenuhinya dengan biji wijen. Jika ada seseorang yang hidupnya abadi , dalam jangka waktu seratus tahun sekali , mengambil satu biji wijen keluar dari kota besar tersebut, hingga biji wijen terakhir diambil keluar dari kota besar tersebut, masih belum mencapai rentang waktu satu kalpa ini. 

Sarvaśūra, hal ini juga dapat dianalogikan dengan sebuah gunung yang memiliki ukuran lima puluh yojanā dengan tinggi dua belas yojanā . Jika ada seseorang yang hidupnya abadi , dalam jangka waktu seratus tahun sekali , menggunakan selembar kain yang halus menggosok gunung tersebut. Jika gunung tersebut lenyap , masih belum mencapai rentang waktu satu kalpa ini. Demikianlah ukuran dari  satuan kalpa.

[0960b20] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  kembali mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata , Bhagavā , jika hanya dengan satu dedikasi telah mampu mengakumulasi banyak hasil kebajikan yang demikian,  hingga rentang waktu kehidupan mereka mencapai delapan puluh kalpa , maka tidak akan terungkapkan lagi  berapa banyak yang akan terakumulasi oleh seseorang  melatih diri melalui jalan dari   ajaran Tathāgata 

[0960b22] Bhagavā berkata, Dengarkan , kulaputra , jika  hanya  dengan mendengarkan uraian saṁghāṭa ini , rentang waktu kehidupan seseorang  akan mencapai delapan puluh empat ribu kalpa, maka  tidak akan terungkapkan lagi  berapa banyak hasil kebajikan  yang akan terakumulasi oleh seseorang  yang  menyebabkan uraian saṁghāṭa ini tersalin atau disalin kembali, mendaras dan mengingatnya dengan baik. Sarvaśūra , jika ada seseorang dengan kesadaran yang tepat [prasannacitta] mengkontemplasi dan memberikan penghormatan , akan mengakumulasi hasil kebajikan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang telah diuraikan sebelumnya, akan mengingat dengan baik semua kehidupan masa lampau dalam sembilan puluh lima kalpa, akan terlahir sebagai rājā cakravartī selama enam puluh kalpa dan juga akan dihormati dan dijunjung tinggi oleh semua mahkluk hidup, akan terhindar dari kematian yang disebabkan oleh senjata tajam dan tongkat, racun ataupun kākhorda, pada saat menjelang kematian, sembilan puluh lima koṭi Buddhā akan memanifestasikan diri dihadapannya. Sekali lagi, Sarvaśūra, para Buddhā Bhagava ini akan penuh dengan sukacita dan berkata , Manusia agung [satpuruṣa], jangan takut, karena anda telah mendengarkan ajaran realitas transformatif agung yang bernama uraian saṁghāṭa ini. Oleh sebab itu , hasil kebajikan yang demikian telah terkondisi, hingga sembilan puluh  lima koṭi Buddhā Bhagava memanifestasikan diri dari masing- masing lokadhātu untuk memberikan penegasan pencapaian [vyākarana]. Sarvaśūra , oleh sebab itu, tidak akan terungkapkan lagi berapa banyak yang akan terakumulasi oleh seseorang  mendengarkan ajaran realitas transformatif agung yang bernama uraian saṁghāṭa ini dengan sempurna dan ekstensif. 

[0960c01] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  kembali mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata , Bhagavā ,  jika saya mendengarkan ajaran realitas transformatif agung yang bernama uraian saṁghāṭa ini dengan cara demikian , berapa banyak  hasil kebajikan yang akan terakumulasi ?

[0960c03] Bhagavā memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  dan berkata demikian, Sarvaśūra ,seperti  semua hasil kebajikan dari para Buddha Bhagava yang berjumlah sebanyak butiran pasir dalam sungai Gangga, demikian juga hasil kebajikan yang akan terakumulasi oleh seseorang yang mendengarkan ajaran realitas transformatif agung yang bernama uraian saṁghāṭa ini.

[0960c05] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  memberitahukan kepada Bhagavā dan berkata, Bhagavā , saya mendengarkan ajaran realitas transformatif agung yang bernama uraian saṁghāṭa ini dengan kesadaran yang tidak akan lelah.

[0960c06] Bhagavā memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  dan berkata demikian, Sādhu sādhu Sarvaśūra , anda telah mampu mendengarkan ajaran realitas dengan kesadaran yang tidak akan lelah , demikian saya juga akan mengulang kembali ajaran realitas dengan kesadaran yang tidak akan lelah, sedangkan  para  individual biasa [pṛthagjanā] yang belum matang dalam spiritual [bāla] ini akan lelah. 

Sarvaśūra ,  para kulaputra dan kuladuhitā yang telah berdiam dan yakin  [prasāda] dalam jalan pengetahuan agung [mahāyāna] ini , akan terhindar dari kelahiran kembali dalam ranah eksistensi yang tidak menyenangkan selama seribu kalpa , akan terhindar dari kelahiran kembali dalam ranah eksistensi dari para binatang selama lima ribu kalpa, akan terhindar dari ketidaktahuan selama dua belas ribu kalpa , akan terhindar dari kelahiran kembali dalam daerah terasing selama delapan belas ribu kalpa, akan terlahir kembali sebagai yang gagah berani dalam memberikan [pradānaśūra] selama dua puluh ribu kalpa, akan terlahir kembali dalam ranah eksistensi yang menyenangkan dari para deva selama dua puluh lima  ribu kalpa, akan melatih diri dalam moralitas yang tidak ternoda [brahmacarya] selama tiga puluh lima  ribu kalpa, akan meninggalkan kehidupan berumah tangga selama empat puluh ribu kalpa, akan mempertahankan dan mengingat dengan baik ajaran realitas [dharmadhara] selama lima puluh ribu kalpa, akan mengkomtemplasi dengan kesadaran penuh mengenai kematian [maraṇānusmṛti] selama enam puluh lima ribu kalpa. 

Demikianlah Sarvaśūra,  para  kulaputra dan kuladuhita ini tidak akan mengkondisikan sedikitpun  hasil dari aktivitas [perbuatan, pikiran dan ucapan] yang tidak bermanfaat , sehingga para Māra tidak akan memiliki kesempatan untuk melukainya. Mereka juga akan pernah terlahir kembali dalam rahim seorang ibu. 

Sekali lagi , Sarvaśūra, yang mendengarkan ajaran realitas transformatif agung yang bernama uraian saṁghāṭa ini , dimanapun mereka akan terlahir kembali, selama sembilan puluh lima asaṁkhyeya kalpa , akan terhindar dari ranah ekstensi yang tidak menyenangkan , selama delapan ribu kalpa akan mampu mengingat dan mempertahankan dengan baik yang telah didengar oleh mereka, akan menghindari pembunuhan selama seribu kalpa , akan menghindari ucapan yang tidak benar selama sembilan puluh sembilan kalpa , akan menghindari aktivitas yang bersifat memecah belah selama tiga belas ribu kalpa. Sarvaśūra, ajaran realitas transformatif yang demikian sunguh jarang terdengar oleh makhluk hidup.

[0960c18]  Kemudian, Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  bangkit dari tempat duduknya , melipat dan merapikan jubah  hingga bahu sebelah kanan terbuka , merangkupkan kedua telapak tangan , menghadap ke arah Bhagavān dan berkata , Bhagavān , berapa banyak akumulasi dari hasil ketidakbajikan [apuṇyaskandha], jika ada makhluk hidup yang menentang ajaran realitas ini ?

[0960c21]  Bhagavā memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  dan berkata demikian, akan sangat banyak, Sarvaśūra.

[0960c21] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  kembali mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata , Bhagavā ,  berapa banyak aktivitas [ perbuatan, pikiran, ucapan] tidak baik yang akan terakumulasi ?

[0960c22] Bhagavā memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  dan berkata, Cukup,  Sarvaśūra, Cukup,  jangan mengajukan pertanyaan yang demikian , hal ini  dapat dianalogikan seperti memiliki keinginan yang tidak baik terhadap Tathāgatā, Arhat, Samyaksaṁbuddha yang berjumlah sebanyak butiran pasir dalam dua belas sungai Gangga, tetapi yang menentang uraian saṁghāṭa ini akan mengakumulasi lebih banyak dibandingkan ini. Demikian juga,  Sarvaśūra , yang memiliki keinginan yang tidak baik terhadap Mahāyāna akan mengakumulasi lebih banyak dibandingkan ini. Sarvaśūra, mereka akan terbakar oleh penderitaan, mereka hanya akan menderita.

[0960c26] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  kembali mengajukan pertanyaan kepada Bhagavān dan berkata , Bhagavān ,  para mahluk hidup yang demikian, apakah mungkin terbebaskan 

[0960c27]  Bhagavā berkata,  Dengarkan, Sarvaśūra,  tidak mungkin terbebaskan , hal ini dapat dianalogikan sebagai berikut jika seseorang yang telah dipenggal kepalanya dengan menggunakan senjata tajam, dan kemudian akan disembuhkan dengan mengoleskan madu, ghee  ataupun ramuan obat lainnya, hanya dengan mengoleskan ini , apa pendapatmu ,  Sarvaśūra ? apakah mungkin mahluk hidup ini dapat dihidupkan lagi ?

[0961a01] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  menjawab pertanyaan Bhagavā dan berkata , Tidak mungkin, Bhagavā , Tidak mungkin, Sugata.

[0961a01] Sarvaśūra, dengan analogi lainnya,  jika ada seseorang  yang dilukai dengan senjata tajam berulang kali, kemudian disenbuhkan oleh tabib terbaik dengan menggunakan ramuan obat terbaik , pada saat telah sembuh , dia akan mengingat kembali rasa sakitnya , kemudian akan berkata, sekarang saya telah memahaminya, juga tidak akan memiliki imaginasi [abhisaṁskāra] , aktivitas [perbuatan , pikiran, ucapan] yang tidak baik [akuśalakarma] ataupun keinginan yang tidak baik [pāpakama]

Sarvaśūra,  seseorang yang melatih diri melalui kontemplasi dari  kekuatan pemberian juga akan demikian, dengan pengetahuan seperti ini, akan sepenuhnya meninggalkan semua ketidakbajikan, tidak akan pernah meninggalkan ajaran realitas. Oleh sebab itu , dia dapat mengakumulasi semua ajaran realitas dan kebajikan  dengan bertahap hingga sempurna sepenuhnya.
Sarvaśūra, dengan analogi lainnya, pada saat seseorang  telah meninggal, orang tuanya hanya akan meratap dengan sedih tetapi tidak akan mampu untuk melindungi dan  menolong anaknya.  Demikian juga individual biasa yang  belum matang dalam spiritual [bālapṛthagjanā] tidak akan mampu melindungi dan menolong diri mereka sendiri ataupun makhluk hidup lainnya. Demikian juga, seperti orang tua tersebut yang tidak memiliki harapan [nirāśā], makhluk hidup yang tidak melatih diri dalam mengakumulasi hasil aktivitas [ perbuatan, pikiran , ucapan] yang baik , juga  tidak akan memiliki harapan pada saat menjelang kematian mereka.

Ada dua jenis, Sarvaśūra, makhluk hidup yang tidak akan memiliki harapan  pada saat menjelang kematian mereka, apakah kedua ini ? yakni pertama, mereka yang melakukan ataupun yang menyebabkan aktivitas [perbuatan, pikiran, ucapan] yang tidak baik , kedua , Sarvaśūra, mereka yang meninggalkan ajaran realitas. Demikianlah, kedua jenis  makhluk hidup yang tidak akan memiliki harapan  pada saat menjelang kematian mereka,

[0961a11] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  kembali mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata , Bhagavā , bagaimana dan dimana , para makhluk hidup yang menentang ajaran realitas ini akan  mengalami siklus kelahiran kembali ? 

[0961a12] Bhagavā berkata, Tidak terbatas [anantā] dalam ranah eksistensi [gati], Sarvaśūra , para makhluk hidup yang menentang ajaran realitas ini, dalam rentang waktu kalpa yang akan datang [abhisaṁparāya] yang tidak terbatas juga. 

Sarvaśūra , para makhluk hidup yang menentang ajaran realitas ini akan  mengalami penderitaan [duḥkha] sensasi [vedana] dalam neraka besar [mahānaraka] Raurava selama satu kalpa , dalam neraka besar  Saṁghāta selama satu kalpa, akan  mengalami penderitaan dalam neraka Tapana selama satu kalpa,  dalam  neraka Pratāpana selama satu kalpa , dalam neraka besar  Kālasūtra selama satu kalpa , dalam neraka besar Maha Avici selama satu kalpa, dalam neraka besar  Romaharṣa, dalam neraka besar  Hahava. 

Demikianlah  Sarvaśūra, para makhluk hidup yang menentang ajaran realitas ini akan mengalami penderitaan sensasi dalam  delapan neraka besar hingga delapan kalpa terpenuhi.

[0961a18] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva berkata kepada Bhagavā demikian, Penderitaan  Bhagavā, penderitaan , Sugata, tidak mampu untuk mendengarnya.

[0961a20]  Kemudian, Bhagavā  melantunkan gātha sebagai berikut :

Tidak mampu untuk didengar,  kata yang sangat menakutkan ini, neraka adalah tempat yang penuh dengan penderitaan,  dimana makhluk hidup akan mengalami penderitaan sensasi  [1]

Yang melakukan aktivitas baik , akan menimbulkan  suka cita mendalam , yang melakukan aktivitas  tidak baik , pasti akan menimbulkan penderitaan [2] 

Yang telah terlahir  pasti akan mengalami penderitaan  yang disebabkan oleh kematian,  terikat oleh penderitaan yang disebabkan oleh kekhawatiran dan kesedihan,  yang kekanakan akan selalu mengalami penderitaan,  tidak akan memahami penyebab dari  suka cita mendalam [3]

Yang  selalu mengkontemplasi Buddha sebagai Yang Tertinggi,  Para bijaksana yang demikian pasti akan diliputi sukacita mendalam ,  yang telah damai dalam  jalan pengetahuan agung [mahāyāna], akan terhindar dari kelahiran kembali dalam ranah eksistensi yang tidak menyenangkan [4]

Demikianlah  sarvaśūra , didorong  [pracodita] oleh aktivitas [perbuatan, pikiran ,ucapan]  masa lampau, yang telah melakukan aktivitas walaupun sedikit , akan mengkondisikan hasil yang tidak ada akhirnya [ananta] [5]

Buddhakṣetra  merupakan ladang  yang mengagumkan ,  dengan benih yang kecil , akan membuahkan hasil yang banyak,  sebagaimana menikmati buah yang berlimpah , dari sedikit benih yang ditanamkan. [6]

Para bijaksana  diliputi suka cita mendalam , bahagia  dalam ajaran Jina , dengan meninggalkan ketidakbajikan ,  melayani [kurvanti]  banyak kebajikan [7]

Yang memberikan kepada  ajaranKu, walaupun hanya dengan mempersembahkan sehelai rambut, selama delapan puluh ribu akan memiliki , berlimpah pangan dan kekayaan .[8] 

Ditempat dimanapun dia  terlahir kembali , akan selalu memikirkan untuk memberi ,demikianlah hasil agung yang mendalam  dan  memberikan persembahan  kepada  para Buddha [9]

[0961b10] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  kembali mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata ,  Bhagavā , bagaimana memahami ajaran realitas yang diajarkan oleh para  Bhagavā ini ?.  Berapa banyak,  Bhagavā, akar kebajikan [kuśalamūla]  yang akan terakumulasi dalam mempertahankan dengan baik [parigṛhīta] dan mendengarkan pemutaran ajaran  yang bernama uraian saṁghāṭa 

[0961b12] Bhagavā memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  dan berkata demikian, Sarvaśūra, ketahuilah bahwa banyaknya hasil kebajikan yang terakumulasi dalam  mendengarkan ajaran transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini setara dengan memberikan persembahan tertinggi kepada para Tathāgata Arhat Samyaksaṁbuddha yang berjumlah seperti butiran pasir dalam dua belas sungai Gangga dan mempersembahkan semua kebutuhan mereka dengan suka cita yang mendalam. 
  
[0961b14] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  kembali mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata,  Bhagavā , kapan akar kebajikan ini dapat disempurnakan dengan menyeluruh ?

[0961b15]  Bhagavā memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  dan berkata demikian, Sarvaśūra, apabila akumulasi akar kebajikan ini setara dengan yang diakumulasi oleh Tathāgata , inilah yang dikatakan sebagai akar kebajikan yang  telah disempurnakan dengan menyeluruh.

[0961b17] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  kembali mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata, Siapa yang akan memiliki kualitas dari akar kebajikan setara dengan Tathāgata ?

[0961b18] Bhagavān berkata, Para pengulang ajaran realitas [dharmabhāṇaka] , Sarvaśūra, yang [akan memiliki kualitas dari akar kebajikan] setara dengan Tathāgata

[0961b19]  Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva bertanya , Bhagavān, siapakah para  pengulang ajaran realitas [dharmabhāṇaka] ?

[0961b20] Bhagavān memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  dan berkata demikian, Sarvaśūra, siapapun yang mendengar dan mengulang kembali  ajaran transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini disebut sebagai para  pengulang ajaran realitas 

[0961b21] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva kembali mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata ,  Bhagavā , berapa banyak hasil kebajikan yang akan terakumulasi oleh seseorang yang  mengulang kembali ajaran transformatif  yang bernama uraian saṁghāṭa ini ? berapa banyak hasil kebajikan yang akan terakumulasi oleh seseorang yang telah mengulang kembali , menyalin dan menyebabkan  ajaran transformatif   yang bernama uraian saṁghāṭa ini tersalin kembali ?

[0961b23] Bhagavān berkata, Dengarkan , Sarvaśūra , sebagai berikut , jika disetiap empat penjuru, termanifestasi  para Tathāgatā,  Arhat, Samyaksaṁbuddhā yang banyaknya seperti butiran pasir dalam dua belas sungai Gangga , duduk bersama mengulang kembali ajaran realitas, kemudian mereka juga mengulang kembali untuk menguraikan hasil kebajikan yang terakumulasi oleh seseorang yang mengulang kembali  ajaran transformatif  yang bernama uraian saṁghāṭa ini tersalin kembali , dalam  rentang waktu kalpa seperti butiran pasir dalam dua belas sungai Gangga, juga tidak akan selesai menguraikan dan mengungkapkannya dengan kata. Demikian juga, jika termanifestasi  para Tathāgatā,  Arhat, Samyaksaṁbuddhā yang banyaknya seperti butiran pasir dalam empat puluh delapan sungai Gangga , dalam  rentang waktu kalpa seperti butiran pasir dalam empat puluh delapan sungai Gangga, juga tidak akan selesai menguraikan dan mengungkapkannya dengan kata , apakah masih perlu untuk diuraikan berapa banyak hasil kebajikan yang akan terakumulasi oleh seseorang yang telah mengulang kembali , menyalin dan menyebabkan  ajaran transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini tersalin kembali , apalagi bagi yang melatih diri dalam kontemplasi melalui ajaran realitas [dharmadhyānā] ini ?

[0961b28] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva kembali mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata ,  berapa banyak hasil kebajikan yang akan terakumulasi oleh seseorang yang  mendarasnya ?

[0961c01] Pada saat itu, Bhagavā  melantunkan gātha ini:

Akumulasi hasil kebajikan tertinggi  , dalam mendaras  empat baris gāthā ini setara dengan hasil kebajikan dari  para Jina yang berjumlah seperti butiran pasir dalam delapan puluh empat sungai Gangga [10]

Jasa kebajikan  yang terakumulasi  dari  pendarasan ini , sangat berlimpah hingga tidak ada kata yang mampu untuk mengungkapkannya [11] 

Delapan belas koti Buddhā berdiam selama satu kalpa penuh , sepuluh penjuru Buddha selalu memuji  hasil kebajikan dari jalan pengetahuan agung [mahāyāna] ini [12]

Mereka dengan fasih mengulang kembali Saṁghāṭa ini , dengan tidak terputus dan tidak berhenti, kemunculan seorang Buddha sungguh langka, demikian juga uraian ajaran realitas ini [13] 

[0961c10]  Kemudian, pada saat itu juga, delapan puluh empat ratus ribu koṭi devaputra merangkupkan kedua telapak tangan mereka  secara bersamaan , memberikan penghormatan  dengan menghadap ke arah Tathāgata, dan juga tempat dimana pemutaran ajaran  yang bernama uraian saṁghāṭa ini diuraikan kembali, kemudian berkata kepada Bhagavā demikian,   Sādhu sādhu Bhagava, harta ajaran realitas [dharmanidhāna] yang demikian, semoga dapat tersimpan dengan baik di  Jaṁbudvīpa.

[0961c11 ] Pada saat itu juga,  delapan belas ratus ribu koṭi nigrantha yang berasal dari beragam tradisi lainnya, datang menuju kediaman Bhagavā, menghadap dan berkata , Berjayalah kami , Sramaṇa Gautama.

[0961c13] Bhagavā memberitahukan kepada para nigrantha  dan berkata demikian, Tathāgata selalu berjaya , para  nigrantha dari ajaran luar yang berpandangan terbalik [tīrthikā], bagaimana ajaran luar yang berpandangan terbalik mampu berjaya ? tidak akan berjaya, sekarang dengarkan dengan baik, demi memberikan manfaat kepada kalian,  saya akan menguraikannya kepada kalian.

Jika berdiam dalam pandangan yang terbaik bagaimana mampu berjaya , dengarkan dengan baik para nigrantha , sekarang akan saya uraikan demi memberikan manfaat kepadamu [14] 

Yang belum matang dalam spiritual [bāla] tidak akan memiliki kebijaksanaan maupun sukacita mendalam, bagaimana mereka mampu berjaya ? , melalui mata daging dari Buddha saya telah menguraikan jalan mendalam  [15]

[0961c19] Pada saat itu, para  nigranthā marah kepada Bhagavā, dikondisikan oleh pikiran yang tidak meyakininya [aprasādacitta]. Pada saat bersamaan ,  Śakra, penguasa para deva, menyambarkan [parāhan] halilintar [vajra], delapan belas ratus ribu koṭi nigrantha ini diliputi ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam, meratap dan menangis dengan tersedu,  Tathāgata menghilang dari pandangan mereka.  Pada saat  para nigrantha tidak dapat melihat Bhagavā lagi, menangis dengan tersedu dan melantunkan gāthā berikut ini, 

Tidak ada ayah , ibu maupun saudara yang mampu melindungi , yang terlihat hanyalah belantara dan rawa,  tiada kediaman yang sunyi ataupun tempat tinggal [16]

Tempat yang demikan  tiada air , tiada pohon maupun burung , juga tiada makhluk hidup lainnya , para sahabat juga tidak terlihat,  mengalami penderitaan sensasi dalam kesendirian [17]

Apa yang sedang dialami ini sungguh tak tertahankan,  pada saat Tathāgata tidak terlihat [18] 

[0961c28]  Kemudian para  nigranthā bangkit dari tempat duduk mereka, bersujud dengan lutut kanan menyentuh tanah, dengan suara yang lantang mengatakan demikian, 

Tathāgata yang penuh dengan welas kasih,  Yang sempurna dalam penggugahan  dan tertinggi diantara manusia Buddha, mohon berikan manfaat kepada kami , jadilah tempat perlindungan untuk  para mahluk hidup yang putus asa. [19]

[0961c29] Kemudian Bhagavā tersenyum, memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  dan berkata demikian, Sarvaśūra,  berangkatlah ke kediaman  pengikut ajaran luar yang berpandangan terbalik [tīrthikā],  para nigrantha untuk menguraikan ajaran realitas.

[0962a02] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  menjawab Bhagavān dan berkata demikian, Tidak demikian,  Bhagavā, puncak gunung hitam [kālaparvatāḥ] itu tunduk kepada  raja gunung Sumeru, demikan juga, dihadapan Tathāgata, saya tidak berani untuk menguraikan ajaran realitas.

[0962a05] Bhagavā berkata , Cukup , kulaputra ,  kefasihan dalam metoda  [upāyakauśalya] Tathāgata itu banyak , berangkatlah , Sarvaśūra, amati sepuluh penjuru ranah eksistensi [lokadhātū] , dimana Tathāgata muncul dan berdiam dalam singasana mereka. Saya sendiri , Sarvaśūra, yang akan menguraikan ajaran realitas kepada  para pengikut ajaran luar yang berpandangan terbalik [tīrthikā],  para nigrantha ini

[0962a09]  Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  berkata,  Bhagavā, saya berangkat  melalui kekuatan pengetahuan yang lebih tinggi [ṛddhi anubhāva] siapa ?  melalui kekuatan pengetahuan yang lebih tinggi dari saya atau melalui kekuatan pengetahuan yang lebih tinggi dari Tathāgata ?

[0962a11] Bhagavā memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  dan berkata demikian, Sarvaśūra, berangkat  melalui kekuatan pengetahuan yang lebih tinggi dari anda sendiri, kembali  melalui kekuatan pengetahuan yang lebih tinggi dari Tathāgata.

[0962a12] Pada saat itu Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  bangkit dari tempat duduknya, berputar mengelilingi Bhagavā dan menghilang  .

[0962a13]  Kemudian Bhagavā  menguraikan ajaran realitas kepada  para pengikut ajaran luar yang berpandangan terbalik [tīrthikā] ,  Kelahiran adalah penderitaan,   demikianlah kelahiran merupakan  penderitaan,  pada saat terlahir akan banyak memunculkan  penderitaan, dari  lahir  penderitaan karena sakit itu muncul, dari sakit penderitaan karena usia tua itu muncul ,  dari usia tua penderitaan karena  kematian itu muncul.  Selanjutnya adalah penderitaan karena kekuasaan para rāja, pencurian, bencana dari air api, angin, racun, upacara kematian dengan mempersembahkan air kepada orang yang telah meninggal  [udaka], ketamakan [vāyu],  pusaran [āvarta], aktivitas [perbuatan, pikiran dan ucapan] yang telah dilakukan oleh diri sendiri [svakṛtānāṁ karmaṇāṁ] juga akan muncul.

Demikianlah Bhagavā  menguraikan ajaran realitas dalam beragam aspek [bahuprakāra] yang berkaitan dengan kelahiran ini.

[0962a16] Kemudian pada saat bersamaan, para nigranthā dari ajaran luar yang berpandangan terbalik  setelah mendengarkan ini, diliputi oleh rasa takut yang mendalam  dan berkata demikian,  Bhagavā , mulai dari saat ini , kami tidak ingin mengalami lagi penderitaan yang dikondisikan oleh kelahiran. 

[0962a17] Pada saat itu , Bhagavā mengulang kembali ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa, delapan belas ratus ribu koṭi nigrantha ini menegaskan aspirasi untuk merealisasikan kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi,  Dari kelompok ini sendiri, delapan belas ratus ribu koṭi dari mereka mencapai sepuluh tahapan agung [daśamahābhūmi] bodhisattva. semua dari mereka, melalui beragam kekuatan pengetahuan yang lebih tinggi memanifestasikan jasmani mereka sendiri ke berbagai jenis wujud lainnya sebagai berikut,     berwujud seperti kuda, berwujud seperti gajah, berwujud seperti singa,  berwujud seperti harimau, berwujud seperti garuda, berwujud seperti gunung Sumeru, berwujud seperti Nandika,  beberapa dari mereka memanifestasikan jasmani mereka sendiri hingga berwujud seperti pohon.  Semua dari mereka duduk  dalam posisi teratai penuh [padmāsane] diatas singasana teratai.  Kemudian sembilan ratus ribu koṭi bodhisattva ini   kembali duduk disebelah kanan Bhagavān dan sembilan ratus ribu koṭi bodhisattva lainnya kembali  duduk disebelah kiri Bhagavān , sedangkan pada saat bersamaan Tathāgata berdiam dengan kokoh dalam kesempurnaan meditatif [nityasamāhita],  juga sedang menguraikan ajaran realitas kepada mahkluk hidup melalui kefasihan dalam metoda [upāyakauśalya].  

[0962a26]  Setelah hari ketujuh berdiam diri,  Tathāgata merentangkan dan membuka telapak tangannya, Bhagavā mengetahui bahwa Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva yang telah tiba di ranah eksistensi  Padmottara melalui kekuatan pengetahuan yang lebih tinggi dari dirinya sendiri dalam tujuh hari. Kemudian , melalui kekuatan pengetahuan yang lebih tinggi dari Tathāgata, Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva kembali ke kediaman Bhagavān secepat Yang tertinggi [jānātiga] merentangkan dan membuka telapak tangannya pada saat itu.

Setelah tiba di hadapan Bhagavā, kemudian mengelilingi Bhagavā tiga kali, dengan kesadaran yang telah terbebaskan dari konseptual [cittaṁ prasādayamāno], merangkupkan kedua telapak tangannya kemudian memberikan penghormatan dan berkata demikian,

Bhagavā, saya telah menempuh perjalanan ke semua ranah eksistensi dalam sepuluh penjuru, melalui kekuatan pengetahuan yang lebih tinggi, yang pertama, saya melihat sembilan puluh sembilan ratus ribu koṭī ranah eksistensi , melalui kekuatan pengetahuan yang lebih tinggi, yang kedua, saya melihat sembilan puluh ribu koṭī buddhakṣetra, dan seratus ribu koṭī Buddha Bhagavā .  Pada hari ketujuh , saya tiba di ranah eksistensi  Padmottarā, dalam perjalanan ini , saya juga melihat seratus ribu koṭī buddhakṣetrā Akṣobhya.

Disana, saya melihat manifestasi kekuatan pengetahuan yang lebih tinggi dari Buddha Bhagavā,  saya melihat Tathāgatā sedang menguraikan ajaran realitas dalam  sembilan puluh dua ratus ribu koṭīnayuta buddhakṣetra dan juga pada hari yang sama, saya melihat dalam delapan puluh ratus ribu buddhakṣetra, muncul delapan puluh ratus ribu Tathāgata Arhat Samyaksaṁbuddha, kemudian setelah saya memberikan persembahan sebagai penghormatan kepada mereka semua dan melanjutkan perjalanan.

Pada hari yang sama, Bhagavā, saya juga melampaui tiga puluh sembilan ratus ribu  koṭīnayuta buddhakṣetra, dan dalam tiga puluh sembilan ratus ribu  koṭīnayuta buddhakṣetra ini , saya melihat tiga puluh sembilan ratus ribu  koṭīnayuta bodhisattva meninggalkan kehidupan berumah tangga dan mencapai kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi.

Bhagavā, saya juga memberikan penghormatan kepada para Tathāgatā Arhat Samyaksaṁbuddha ini , mengelilingi mereka sebanyak tiga kali dan kemudian menghilang melalui kekuatan pengetahuan yang lebih tinggi.

Dalam enam puluh koṭi , Bhagavā, buddhakṣetra , saya juga melihat para Buddha Bhagavā, kemudian Bhagavā,  saya juga memberikan penghormatan kepada para Buddha Bhagavā dalam buddhakṣetrā tersebut dan melanjutkan perjalanan.

Bhagavā, saya juga melihat dalam seratus koṭī buddhakṣetra, para Tathāgata memasuki penghentian menyeluruh [parinirvrta], saya juga memberikan penghormatan kepada mereka dan melanjutkan perjalanan.

Terlihat juga, Bhagavā , dalam sembilan puluh lima koṭi buddhakṣetra,  ajaran realitas  telah menghilang sepenuhnya, pikiran saya , kemudian  diliputi dengan kekhawatiran  dan meneteskan  air mata,  saya melihat banyak  deva nāga yakṣa rākṣasā dan makhluk hidup  dalam  ranah eksistensi keinginan juga diliputi dengan kekhawatiran  dan meneteskan  air mata,  dengan rasa sakit yang sangat menderita  seperti anak panah telah menembus hati mereka , buddhakṣetra tersebut sepenuhnya tanpa terkecuali, sedang terbakar baik samudra, Sumeru ataupun daratan [pṛthivī], kemudian Bhagavā , saya juga memberikan penghormatan dan melanjutkan perjalanan.

Selanjutnya Bhagavā, saya tiba di ranah eksistensi Padmottara , Bhagavān , saya melihat lima ratus ribu koṭī tempat duduk [āsana] telah disiapkan, seratus ribu koṭī tempat duduk telah disiapkan di penjuru selatan,  seratus ribu koṭī tempat duduk  telah disiapkan di penjuru timur, seratus ribu koṭī tempat duduk telah disiapkan di penjuru barat, seratus ribu koṭī tempat duduk  telah disiapkan di penjuru utara, seratus ribu koṭī tempat duduk  telah disiapkan di penjuru atas dan bawah.

Semuanya , Bhagavā,  tempat duduk yang  telah disiapkan  ini terbuat dari tujuh substansi berharga [saptaratna]. Setiap tempat duduk ini, diatasnya telah berdiam Tathāgatā Arhat Samyaksaṁbuddhā yang sedang menguraikan ajaran realitas.

Oleh sebab itu, Bhagavā ,saya  terkagum dan  bertanya kepada para Tathāgata itu demikian , Bhagavā , apa nama dari ranah eksistensi  ini ?, dan para Tathāgata itu berkata,  Kulaputra, ranah eksistensi  ini bernama Padmottara.

Kemudian Bhagavā, saya memberikan penghormatan dengan mengelilingi para Tathāgata itu dan kembali  mengajukan pertanyaan demikian, apa nama Tathāgata yang berdiam dalam buddhakṣetra ini ?. Para Tathāgata itu berkata, Kulaputra, Tathāgata ini bernama Padmagarbha, Arhat Samyaksaṁbuddha, yang selalu melakukan aktivitas para Buddha dalam buddhakṣetra ini.

Kemudian saya kembali  mengajukan pertanyaan dan berkata demikian , Disini terlihat banyak ratusan ribu koṭīniyuta Tathāgata, yang mana Tathāgatā Arhat Samyaksaṁbuddhā bernama Padmagarbha ini ?. Para Tathāgata itu berkata, Kulaputra, akan kami tunjukkan kepadamu Tathāgatā Arhat Samyaksaṁbuddhā bernama Padmagarbha ini. Dia yang bernama Arhat Samyaksaṁbuddhā bernama Padmagarbha.

Pada saat itu, semua jasmani Tathagata [tathāgatakāyā] menghilang  dan muncul kembali dalam wujud para bodhisattva, hanya terlihat dengan jelas satu Tathāgata Kemudian saya memberikan penghormatan dengan menyentuhkan kepala di kaki Tathāgata ini. Setelah itu , sebuah tempat duduk muncul dari tanah dan saya menuju kesana kemudian duduk diatas tempat duduk tersebut. Pada saat bersamaan, banyak tempat duduk bermunculan, tetapi tidak ada yang duduk diatas tempat duduk tersebut. 

Saya bertanya kepada Tathāgata demikian, Bhagavā, mengapa saya tidak melihat adanya  makhluk hidup yang duduk diatas tempat duduk  ini ? 

Bhagavā berkata demikian, yang tidak beraktivitas dan mengakumulasi  akar kebajikan [kuśalamūlā] , kulaputra, makhluk hidup yang demikian, tidak dapat duduk dan  bergabung dalam persamuan ini . 

Saya  kembali bertanya kepada Tathāgata demikian, Bhagavān , apa akar kebajikan  yang harus diakumulasi hingga  dapat duduk dan  bergabung dalam persamuan ini ?. 

Kemudian Bhagavā berkata demikian,  Dengarkan dengan baik , kulaputra , para mahluk hidup yang telah mendengar ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini , melalui akar kebajikan ini maka dapat duduk dan  bergabung dalam persamuan ini . Dengan demikian, tidak perlu diungkapkan lagi berapa banyak akar kebajikan bagi yang mereka yang menyalin dan menyebabkan tersalin kembali  ataupun yang  mendarasnya. 

Sarvaśūra, anda telah mendengar ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini . Oleh sebab itu , anda dapat duduk dan  bergabung dalam persamuan ini , jika tidak demikian, bagaimana anda mampu memasuki  buddhakṣetra ini.

Setelah Bhagavā berkata demikian,  saya kembali mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata, Berapa banyak,  Bhagavā, hasil kebajikan yang akan terakumulasi oleh makhluk hidup yang  telah mendengar ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini ?

Setelah itu, Tathāgata Padmagarbha Arhat Samyaksaṁbuddha tersenyum,  Bhagavā, saya kemudian memberikan penghormatan dan bertanya  demikian,  apa yang menyebabkan Tathāgata tersenyum? 

Bhagavā itu berkata,  Dengarkan dengan baik , Kulaputra, Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva,  mahāsthāmaprāpta,  hal ini dapat dianalogikan sebagai berikut, seorang  rājā cakravarttīn yang menguasai dan memerintah empat benua,  jika dia menanam biji wijen di seluruh daratan empat benua ini , Sarvaśūra, apa pendapatmu ? apakah bijian ini  akan banyak ?

Sarvaśūra berkata:  Sangat banyak , Bhagavān, sangat banyak, Sugata.

Bhagavā itu berkata, Selanjutnya, Sarvaśūra, dengan bijian  tersebut,  jika ada makhluk hidup yang mengumpulkannya dalam satu tumpukan, kemudian yang lainnya mengambil, memisahkan ke samping  dan menghitung bijian ini satu per satu.  Sarvaśūra, apa pendapatmu? Apakah makhluk hidup ini mampu menghitung tumpukan bijian  ini ataupun mengungkapkannya dengan kata ?

Sarvaśūra bodhisattva berkata , Tidak akan Bhagavā, tidak akan Sugata, makhluk hidup ini tidak akan mampu menghitung tumpukan bijian  ini  ataupun mengungkapkannya dengan kata.

Bhagavā berkata, Demikian juga, Sarvaśūra, akumulasi hasil kebajikan dari ajaran realitas transformatif saṁghāṭa ini, tidak ada yang mampu mengungkapkannya dengan kata selain Tathāgata , dapat dikatakan sebagai berikut, Sarvaśūra, jika para Tathāgata yang jumlahnya seperti banyaknya benih diatas itu muncul bersamaan untuk menguraikan akumulasi hasil kebajikan dari mendengarkan ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini, mereka tidak akan selesai menguraikannya , sehingga tidak perlu dikatakan lagi berapa banyak hasil kebajikan yang akan terakumulasi dalam menyalin dan menyebabkan tersalin kembali ataupun mendarasnya.

[0962c22] Sarvaśūra bodhisattva berkata, Bhagavā,  Bagaimana dengan hasil kebajikan yang akan terakumulasi dalam  menyalin kembali  ajaran realitas transformatif ini ? 

[0962c23] Bhagavā berkata, Dengarkan dengan baik, Kulaputra, jika ada seseorang memotong semua rumput dan pohon yang ada didalam trisāhasramahāsāhasra ranah eksistensi [lokadhātu] menjadi potongan yang berukuran satu ruas jari. Kemudian dengan analogi kedua ini, dengarkan dengan baik,  Sarvaśūra, jika semua batu, tanah dan butiran debu didalam trisāhasramahāsāhasra ranah eksistensi  berubah menjadi rājā cakravarttīn yang menguasai empat benua, apakah mungkin hasil kebajikan mereka dapat  diungkapkan dengan kata oleh seseorang ?   

[0962c25] Sarvaśūra bodhisattva berkata, Tidak mungkin, Bhagavā , selain Tathāgata

[0962c27] Bhagavā  memberitahukan kepada saya,  Demikianlah , Sarvaśūra, akumulasi hasil kebajikan dari menyalin kembali ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini juga tidak mungkin dapat diungkapkan dengan kata. Jika dibandingkan dengan akumulasi hasil kebajikan dari para rājā cakravarttīn diatas, maka seseorang yang telah menyalin kembali  ajaran realitas transformatif ini  walaupun hanya satu aksara [ekākṣara] akan mengakumulasi hasil kebajikan yang lebih banyak, para rājā cakravarttīn diatas tidak akan mengakumulasi sebanyak ini walaupun akumulasi hasil kebajikan mereka juga sangat banyak.

Demikian juga, Sarvaśūra, para bodhisattva mahāsattva yang mempertahankan dengan baik ajaran realitas dari jalan pengetahuan agung [mahāyānasaddharmadhāraka] tidak akan mengakumulasi hasil kebajikan dibawah para rājā cakravarttīn ini. Demikianlah , Sarvaśūra, akumulasi hasil kebajikan dari ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini juga tidak mungkin dapat diungkapkan dengan kata.

Sarvaśūra, uraian saṁghāṭa ini dapat mengungkapkan tempat penyimpan harta dari hasil kebajikan [puṇyanidhānā], mengeliminasi semua kondisi mental yang tidak bermanfaat [kleśā], mengobarkan semua obor ajaran realitas, menundukkan para mārā pāpīya, mengiluminasi semua kediamanan para bodhisattva, menyempurnakan pencapaian dari semua kualitas dengan menyeluruh dan lengkap.

[0963a05]  Kemudian , Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva kembali berkata kepada Bhagavā demikian,  Bhagavā , yang melatih diri dalam pelatihan diri melalui moralitas yang tidak ternoda  [brahmacaryā] sangat sulit ditemukan , mengapa demikian ? karena , Bhagavā , pelatihan diri dari  Tathāgata [tathāgatacaryā] ini sangat sulit untuk ditemukan dan sangat berharga.

[0963a07] Bhagavā memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva dan  berkata demikian,  Memang demikian, Sarvaśūra, pelatihan diri dari  Tathāgata ini sangat sulit untuk ditemukan, demikian juga pelatihan diri melalui moralitas yang tidak ternoda  ini sangat sulit ditemukan. Oleh sebab itu, jika melatih diri dalam pelatihan diri melalui moralitas yang tidak ternoda  dengan tepat ,akan selalu melihat Tathāgata baik siang ataupun malam hari, setelah melihat  Tathāgata , akan melihat, setelah melihat buddhakṣetra, akan melihat semua tempat penyimpan harta dari  ajaran realitas [sarvadharmanidhānā]. Pada saat menjelang kematian , ketakutan tidak akan muncul,  tidak akan pernah lagi terlahir kembali dalam rahim seorang ibu sehingga akan terbebas dari penderitaan, tidak terikat dalam jerat kegiuran [ tṛṣṇāpāśena]

[0963a11] Bhagavā memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva dan  berkata demikian,  Sarvaśūra,  kemunculan dari seorang Tathāgata itu sangat  jarang dan sungguh sulit untuk ditemukan.

[0963a13] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva menjawab , sangat  jarang Bhagavān, sungguh sulit untuk ditemukan Sugata.

[0963a14] Bhagavā memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva dan  berkata, Demikian juga, Sarvaśūra,   ajaran realitas transformatif saṁghāta ini juga sangat  jarang dan sungguh sulit untuk ditemukan. 

Sarvaśūra , jika ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini terdengar sampai di telinga mereka, akan mampu mengingat kembali kehidupan lampau selama delapan puluh kalpa, akan menjadi rāja cakravartin selama enam puluh ribu kalpa, akan menjadi śakra selama delapan ribu kalpa, akan menjadi deva ataupun pengiring ranah eksistensi yang menyenangkan dari Śuddhāvāsa selama dua puluh ribu kalpa, akan menjadi mahābrahmā selama tiga puluh delapan ribu kalpa, akan terhindar dari kelahiran kembali dalam ranah eksistensi yang tidak menyenangkan selama sembilan puluh sembilan ribu kalpa, tidak akan terlahir kembali diantara para preta selama seratus ribu kalpa, tidak akan terlahir kembali diantara para binatang selama dua puluh delapan ribu kalpa, tidak akan terlahir kembali dalam wujud asura selama tigabelas ribu kalpa, akan terhindar dari kematian yang disebabkan oleh senjata tajam ataupun tongkat, tidak akan terlahir sebagai seseorang yang tidak memiliki kebijaksanaan [duṣprajña] selama dua puluh lima ribu kalpa, akan melatih kebijaksanaan [prajñācarita] selama tujuh ribu kalpa, akan memiliki penampilan yang menarik dan menyenangkan [prāsādika], terlihat seperti rūpakāya yang disempurnakan oleh Tathāgata, Arhat Samyaksaṁbuddha  selama sembilan ribu kalpa, tidak akan terlahir sebagai wanita [strī] dalam lima belas ribu kalpa, dengan jasmani yang terhindar dari penyakit selama enam belas ribu kalpa, akan memiliki mata deva [divyacakṣur] selama tiga puluh lima ribu kalpa, akan terhindar dari kelahiran dalam kelompok para nāga selama sembilan belas ribu kalpa, akan terbebaskan dari kemarahan selama enam ribu kalpa,  tidak akan terlahir dalam keluarga yang miskin selama tujuh ribu kalpa,akan menguasai dua benua selama delapan puluh ribu kalpa, walaupun menjadi yang paling miskin, tetap akan memperoleh kebahagiaan yang demikian, tidak akan terlahir ataupun menjadi buta selama dua belas ribu kalpa, tidak akan terlahir ataupun menjadi tuli selama tiga belas ribu kalpa, akan  menjadi para bijaksana yang memiliki kesabaran [kṣāntivādī] selama sebelas ribu kalpa.

 Pada saat menjelang kematian, pada saat kesadaran telah berhenti, persepsi yang berlawanan  [viparītasaṁjña] tidak akan muncul, juga tidak akan dikuasai oleh kemarahan , para Buddha Bhagavā dari penjuru timur sebanyak butiran pasir di sungai Gangga akan memanifestasikan diri dihadapannya, dua puluh koṭī Buddha dari penjuru selatan akan memanifestasikan diri dihadapannya, para Buddha Bhagavā dari penjuru barat sebanyak butiran pasir dalam dua puluh lima sungai Gangga akan memanifestasikan diri dihadapannya, para Buddha Bhagavā dari penjuru utara sebanyak butiran pasir dalam delapan puluh sungai Gangga akan memanifestasikan diri dihadapannya, sembilan puluh ratus koṭī Buddha dari penjuru atas akan memanifestasikan diri dihadapannya, seratus koṭī Buddha dari penjuru penjuru akan memanifestasikan diri dihadapannya.

Semua Tathāgatā ini akan memberitahukan kepada kulaputra tersebut dan berkata demikian, Jangan takut,kulaputra, kamu telah mendengar ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa maka akan mengakumulasi kualitas kebajikan, keuntungan dan sukacita mendalam di masa yang akan datang. Kulaputra, apakah anda telah melihat ratusan ribu koṭīniyuta Tathāgata ini , yang banyaknya seperti butiran pasir dalam sungai Gangga ? 

Kemudian dia akan menjawab demikian, sudah melihat Bhagavā, sudah melihat Sugata. Kemudian para Bhagavā ini akan berkata, Kulaputra, para Tathāgata ini telah hadir dan memanifestasikan diri untuk melihatmu. 

Kemudian dia akan bertanya, aktivitas baik [kuśalakarma] apa yang telah saya  lakukan sehingga para Tathāgata ini  datang[ āgatā]?

Kemudian para Bhagavān ini akan berkata,  Dengarkan dengan baik, kulaputra,   pada saat anda terlahir sebagai manusia , ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini terdengar sampai di telinga anda . Oleh sebab itu, dikondisikan oleh ini , maka akumulasi hasil kebajikan ini timbul [prasūta]

Kemudian dia akan berkata, Jika akumulasi hasil kebajikan yang dikondisikan oleh hal ini  telah demikian banyak, apakah masih perlu diungkapkan lagi berapa banyak yang akan terakumulasi dari mendengarkannya hingga menyeluruh [sakala]dan tuntas [samāpta] ?

Kemudian para Bhagavā ini akan berkata, Tidak terukur [āhāla] , kulaputra,  dengarkan dengan baik, sekarang saya hanya akan uraikan mengenai kualitas hasil kebajikan dalam mendengarkan empat baris gātha dari ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini, sebagai berikut , kulaputra, akumulasi hasil kebajikan dalam mendengarkan ajaran realitas transformatif ini akan lebih banyak dibandingkan dengan akumulasi hasil kebajikan dalam menghormati dan memberikan persembahan kepada Tathāgata Arhat Samyaksaṁbuddha sebanyak butiran pasir dalam tiga belas sungai Gangga. Demikian juga kualitas hasil kebajikan dalam mendengarkan empat baris gātha dari ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini, jika ada yang mendengarkan empat baris gātha ini , hasil kebajikan yang terakumulasi juga akan lebih banyak dibandingkan dengan akumulasi hasil kebajikan dalam menghormati dan memberikan persembahan kepada Tathāgata Arhat Samyaksaṁbuddha sebanyak butiran pasir dalam tiga belas sungai Gangga. Apakah masih perlu diungkapkan lagi berapa banyak yang akan terakumulasi dari mendengarkannya hingga menyeluruh dan tuntas  ?

[0963b17] Kulaputra, dengarkan dengan baik, sekarang saya hanya akan uraikan mengenai kualitas hasil kebajikan dalam mendengarkan ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini hingga menyeluruh dan tuntas sebagai berikut, jika didalam trisāhasramahāsāhasra ranah eksistensi  dipenuhi dengan bji wijen dan ada rājācakravartin sebanyak biji wijen tersebut, kemudian seorang manusia agung [puruṣa] yang memiliki banyak kekayaan dan sandang yang berlimpah, memberikan persembahan kepada  rājācakravartin ini , dibandingkan dengan ini , seseorang yang memberikan persembahan kepada seorang Srotaāpanna akan mengakumulasi hasil kebajikan yang lebih banyak.

Jika didalam trisāhasramahāsāhasra ranah eksistensi  dipenuhi dengan Srotaāpanna, kemudian seseorang memberikan persembahan kepada para Srotaāpanna ini, dibandingkan dengan ini, hasil kebajikan yang diakumulasi dari memberikan persembahan kepada seorang Sakṛdāgāmin akan jauh lebih banyak.

Jika didalam trisāhasramahāsāhasra ranah eksistensi  dipenuhi dengan Sakṛdāgāmin, kemudian seseorang memberikan persembahan kepada para Sakṛdāgāmin ini, dibandingkan dengan ini, hasil kebajikan yang diakumulasi dari memberikan persembahan kepada seorang Anāgāmin akan jauh lebih banyak.

Jika didalam trisāhasramahāsāhasra ranah eksistensi dipenuhi dengan Anāgāmin, kemudian seseorang memberikan persembahan kepada para Anāgāmin ini, dibandingkan dengan ini, hasil kebajikan yang diakumulasi dari memberikan persembahan kepada seorang Arhat akan jauh lebih banyak.

Jika didalam trisāhasramahāsāhasra ranah eksistensi  dipenuhi dengan Arhat, kemudian seseorang memberikan persembahan kepada para Arhat ini, dibandingkan dengan ini, hasil kebajikan yang diakumulasi dari memberikan persembahan kepada seorang Pratyekabuddha akan jauh lebih banyak.

Jika didalam trisāhasramahāsāhasra ranah eksistensi dipenuhi dengan Pratyekabuddha, kemudian seseorang memberikan persembahan kepada para Pratyekabuddha ini, dibandingkan dengan ini, hasil kebajikan yang diakumulasi dari memberikan persembahan kepada seorang Bodhisattva akan jauh lebih banyak.

Jika didalam trisāhasramahāsāhasra ranah eksistensi dipenuhi dengan Bodhisattva, kemudian seseorang memberikan persembahan kepada para Bodhisattva ini, dibandingkan dengan ini, hasil kebajikan yang diakumulasi dari membangkitkan kesadaran yang jernih dan  tenang [citta prasāda] kepada seorang Tathāgata akan jauh lebih banyak.

Jika didalam trisāhasramahāsāhasra ranah eksistensi  dipenuhi dengan Tathāgata, kemudian seseorang membangkitkan kesadaran yang jernih dan tenang  kepada para Tathāgata, dibandingkan dengan ini, hasil kebajikan yang diakumulasi dari mendengarkan ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini akan jauh lebih banyak. 

Apakah masih perlu diungkapkan lagi berapa banyak yang akan terakumulasi dari mendengar, mendaras, menyalin kembali dan menyebabkan tersalin kembali , mempertahankan dengan baik ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini ?

Sarvaśūra , Apakah masih perlu diungkapkan lagi berapa banyak yang akan terakumulasi dari memberikan penghomatan dengan kesadaran yang jernih dan tenang  kepada ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini ?

Sarvaśūra , apa  pendapat anda,  apakah  mungkin  individual biasa yang belum matang dalam spiritual  mampu mendengar ini ?

Sarvaśūra berkata , tidak mungkin Bhagavā.

Bhagavā berkata, Demikianlah, walaupun mereka telah mendengarkannya, mereka juga  tidak akan meyakini ini. Sarvaśūra ,dengarkan dengan baik, apakah ada individual biasa yang belum matang dalam spiritual  mampu mencapai dasar dari mahāsamudra yang dalam ?

[0963c03] Sarvaśūra berkata , tidak ada Bhagavā 

[0963c03] Bhagavā berkata,  apakah ada individual biasa yang belum matang dalam spiritual mampu mengeringkan mahāsamudra dengan menggunakan satu telapak tangannya ?

[0963c04] Sarvaśūra berkata , tidak ada Bhagavā , tidak ada Sugata.

[0963c05] Bhagavā berkata, Sarvaśūra, tidak ada satupun makhluk hidup yang mampu mengeringkan mahāsamudra dengan menggunakan satu telapak tangannya, demikian juga, tidak ada satupun makhluk hidup yang berkapasitas rendah [hīnādhimukti] mampu mendengarkan ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini .

Sarvaśūra , para makhluk hidup yang belum melihat ratusan ribu koṭīniyuta Tathāgata yang banyaknya seperti butiran pasir dalam delapan puluh sungai Gangga tidak akan mampu untuk menyalin kembali ataupun menyebabkan ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini tersalin kembali, yang belum melihat Tathāgata yang banyaknya seperti banyaknya butiran pasir dalam sembilan puluh sungai Gangga tidak akan mampu untuk mendengar ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini , yang belum melihat ratusan ribu koṭī Tathāgata  setelah mendengar ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini , akan menentangnya.

Sarvaśūra , para makhluk hidup yang telah melihat ribuan koṭī Tathāgata yang banyaknya seperti banyaknya butiran pasir dalam sungai Gangga, setelah mendengar ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini , akan membangkitkan kesadaran yang jernih dan tenang , akan sangat bersuka cita, memahami dengan tepat seperti demikian apa adanya, memiliki keyakinan terhadap ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini dan tidak akan menentangnya.    

Dengarkan dengan baik, Sarvaśūra, jika ada yang mampu menyalin kembali ataupun menyebabkan tersalin kembali,  walaupun hanya  satu aksara dari empat baris gātha ini, akan terlahir kembali dalam buddhakṣetra Sukhāvatī, ranah eksistensi  yang berjarak sejauh sembilan puluh lima  ratus ribu koṭī  ranah eksistensi dari sini dan akan memperoleh rentang waktu kehidupan hingga mencapai delapan puluh empat ribu kalpa. Demikianlah kualitas dari para bodhisattvā mahāsattvā yang telah mendengarkan empat baris gātha dari ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini .

Dengarkan dengan baik , Sarvaśūra,  jika ada makhluk hidup yang telah melakukan ataupun menyebabkan yang lain melakukan ataupun selalu bersuka cita dalam lima hasil aktivitas [perbuatan, pikiran, ucapan] tanpa jeda [paṁcānantaryāṇi karmāṇi] , tetapi jika mereka mendengar ajaran realitas transformatif yang bernama uraian saṁghāṭa ini walaupun hanya empat baris gātha maka dalam lima hasil aktivitas [ perbuatan, pikiran, ucapan] tanpa jeda  ini akan tereliminasi.

[0963c18] Bhagavān memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva dan  berkata , Dengarkan dengan baik , Sarvaśūra, saya akan mempertegas makna dari uraian hasil kebajikan diatas sebagai berikut, jika dimasa lampau, ada mahluk hidup yang menghancurkan stupa. menyebabkan perpecahan dalam Saṁgha, menganggu samādhi dari para bodhisattva , merusak ajaran dari pengetahuan para Buddha , menghilangkan kehidupan ibu dan bapaknya. Kemudian makhluk hidup tersebut menyesal, khawatir, menangis dan membangkitkan kesadaran agung [mahācittā] dengan merenungkan demikian, Melalui aktivitas [perbuatan,pikiran, ucapan] yang tidak baik ini, telah merusak jasmani pada saat ini, juga akan merusak jasmani pada kehidupan selanjutnya. Dalam banyak kalpa yang akan datang, akan mengalami penderitaan, dengan sensasi yang tidak tertahankan,    

Sarvaśūra, mahluk hidup ini akan ditinggalkan oleh semua makhluk hidup lainnya,tersiksa [dagdha],  dipandang rendah,  meninggalkan kualitas keduniawian [laukika] dan kualitas yang melampaui keduniawian [lokottarādharma]. Dalam banyak kalpa, mahluk hidup ini akan seperti tiang kayu yang telah terbakar [dagdhasthūṇaṁ], manusia ini akan seperti tiang kayu yang telah terbakar dari tempat tinggal yang terhias dengan indah , akan terlihat  tidak indah lagi, tidak akan disukai oleh semua makhluk hidup dalam ranah eksistensi ini , kemana dan dimanapun dia pergi, semua mahluk hidup akan mencela dan menyakitinya, mengalami penderitaan dari kelaparan dan kehausan, tidak akan memperoleh makanan dan minuman sedikitpun juga. 

Oleh sebab itu, dia akan mengalami penderitaan yang dikondisikan oleh rasa lapar dan haus [kṣutpipāsāhetu] , dikondisikan oleh siksaan dan celaan [paribhāṣāhetu], dikondisikan oleh pukulan[prahārahetunā], mengingat kembali penghancuran stupa dan juga  lima hasil aktivitas [ perbuatan, pikiran, ucapan] tanpa jeda  yang telah dia lakukan, dikondisikan oleh penderitaan ini, kemudian memunculkan pikiran yang memuakkan [nirvedacittamutpāda] demikian, kemana saya akan pergi ? siapa yang akan melindungi ? karena tidak seorangpun yang akan melindungi, saya akan ke puncak gunung dan terjun ke jurang untuk mengakhiri hidup saya.

Kemudian dia juga akan berkata, 

Saya telah melakukan  aktivitas  yang tidak baik , seperti tiang kayu yang  terbakar  tanpa jeda , tidak akan disukai oleh semua makhluk hidup dalam ranah eksistensi ini , semua makhluk hidup dalam ranah eksistensi yang akan datang, juga tidak akan menyukai. [20] 

Kediaman internal tidak  akan indah,  eksternal juga tidak akan indah,  semua penyebab yang dikondisikan oleh  aktivitas  yang tidak baik ini , akan membawa saya menuju ranah eksistensi yang tidak menyenangkan [21]

Penyebab dari kesalahan ini akan membuat saya menderita dan tidak beruntung , di masa yang akan datang juga akan berdiam dalam kondisi yang tidak beruntung dan menderita  [22]

Pada saat terisak dan tercekik oleh air mata, hingga terdengar oleh deva perkataannya , sungguh menakutkan, ke ranah eksistensi yang tidak menyenangkan saya menuju, kehidupan selanjutnya yang  tanpa  keberuntungan [23]

Para dewa itu berkata kepadanya , 

Orang bodoh  yang berpikir demikian,  membuang pikiran yang penuh penderitaan dan pergi , tempat berlindung, pelindung, tidak ada satupun untuknya, hanya memperoleh dan mengalami  penderitaan [24] 

Membunuh ayah , membunuh ibu, melakukan lima aktivitas tanpa jeda, hendak menuju puncak gunung, disana untuk mengakhiri hidup ini [25]

Jangan kesana orang bodoh, keinginan ini hanya akan menambah aktivitas yang tidak baik , seharusnya anda menyesali apa yang telah dilakukan tetapi jangan mengakhiri hidup ini [26]

Yang mengakhir hidupnya sendiri, akan mengalami penderitaan di neraka, meratap dan menangis dengan tersedu, hingga jatuh ke tanah [27]

Tidak dengan semangat mencapai tahapan Buddha , juga tidak mampu memasuki jalan para bodhisattva, jalan para śrāvaka juga tidak tercapai, oleh sebab itu, gunakan semangat yang lain, berjuanglah [28]

Pergilah ke gunung dimana para ṛṣi berdiam, datanglah kesana untuk bertemu ṛṣi agung [ṛṣirmahātmā], dibawah kakinya, letakkan kepala anda, makhluk terkenal [agrasattva] ini akan menyelamatkan dan melindungi [29]

Diatas sana dia menguraikan ajaran realitas yang bermanfaat, yang dapat menghilangkan kekhawatiran  anda dan juga tekanan dari penderitaan. Setelah mendengarkan suara deva itu , manusia ini segera menuju puncak gunung  untuk bertemu ṛṣi agung [30]

Setelah tiba disana, dia memberikan penghormatan dengan menyentuhkan kepalanya ke kaki ṛṣi agung , merangkupkan kedua telapak tangannya dan berkata demikian, mohon uraikan ajaran realitas , saya akan telah melakukan ketidakbajikan dan pasti akan jatuh dalam penderitaan dengan kondisi yang tidak menyenangkan . 

ṛṣi, sang esensi,  dengarkan makhluk yang lemah ini , mohon duduk dan berikan kesempatan untuk merenungkan, penderitaan saya dan mengakui penyesalannya, mohon uraikan  jalan untuk kontemplasi [32]

Saya tertindas oleh penderitaan ,  ketakutan dan kekhawatiran  , mohon duduk  untuk sesaat,  biarkan saya mengakui banyak ketidakbajikan yang telah dilakukan, semoga ṛṣi berkenan untuk mengatakannya kepada saya [33]

[0964a25] Kemudian ṛṣi berkata,

Saya persembahkan makanan halus yang dapat ditelan kepada anda , yang meratap dalam penderitaan dan ditundukkan oleh kekhawatiran, mengalami penderitaan  yang dikondisikan oleh kelaparan dan kehausan, tanpa makanan dan minuman, yang telah putus asa berkelana dalam tiga eksistensi [34]

Kemudian ṛṣi memberikan persembahan makanan  untuk menenangkan makhluk hidup ini, untuk memuaskan jasmaninya dan berkata , makanlah persembahan saya ini [35] 

Setelah memakan persembahan makanan halus , padat dan makanan lezat ini  akan segera saya uraikan ajaran yang mampu mengeliminasi semua hasil aktivitas yang tidak baik  [36]

Dalam sekejab dia menghabiskan makanan yang lezat ini , membersihkan tangannya dan memberikan penghormatan kepada ṛṣi dengan mengelilinginya, dia duduk dengan melipat kedua kakinya ,mengakui kesalahan yang telah dia lakukan dan berkata  [37]

Membunuh ayah, membunuh ibu, menghancurkan stupa telah saya lakukan, menghalangi bodhisattva dalam  mencapai kesempurnaan penggugahan juga telah saya lakukan [38] 

Pada saat mendengar ini, kemudian ṛṣi berkata demikian,  Sungguh tidak baik, karena manusia ini  telah melakukan ketidakbajikan [39]  

Segera akui  ketidakbajikan yang telah kamu  lakukan ataupun menyebabkan orang lain melakukannya. [40]

Kemudian , pada saat itu,  manusia itu diliputi oleh perasaan yang sangat menderita ,  dengan penuh kekhawatiran dan ketakutan , berkata kepada ṛṣi demikian 

Saya telah melakukan aktivitas yang tidak baik dan akan mengalami penderitaan, jatuh kedalam neraka,  siapa yang akan menjadi  melindungi saya? [41]

[0964b04]  Kemudian  manusia ini memberikan penghormatan dengan lutut menyentuh tanah dan berkata kepada ṛṣi demikian, 

Sekarang saya akan mengakui semua ativitas yang tidak baik , yang telah saya lakukan ataupun  menyebabkan orang lain untuk melakukannya, Semoga itu tidak akan memperoleh hasil yang tidak baik. Semoga saya  terbebaskan dari penderitaan. [42]

Rṣi, dekatlah denganku, jadilah tempat berlindungku, hingga saya terbebaskan dari ketidakbajikan , masuk dalam  keheningan dan mampu kendalikan ketidakbajikan saya [43] 

Kemudian pada saat itu, Rṣi  memberitahukan kepada manusia itu  dan berkata  demikian, Tenanglah Kulaputrā, saya akan menjadi tempat berlindungmu, menjadi tempat sandaran mu, menjadi sahabat spiritualmu, jadi sekarang  dengarlah  ajaran realitas  dalam kehadiran saya dengan tanpa rasa takut.  Apakah anda pernah mendengar pemutaran  ajaran realitas yang bernama saṁghāṭa walaupun hanya sedikit saja ?

Dia berkata,  Saya belum pernah mendengarkannya.

Rṣi berkata demikian , Siapa yang akan menguraikan ajaran realitas  kepada seorang mahluk hidup yang sedang terbakar ? hanya Yang telah berdiam dalam welas asih, yang akan menguraikan ajaran realitas kepada makhluk hidup tersebut .

Parivarta kedua

[0964b19] Kemudian Rṣi memberitahukan kepada manusia ini dan berkata demikian, 

Dengarkan dengan baik,  kulaputra, pada masa lampau , dalam rentang waktu asamkhyeya kalpa yang tak terhingga, tak terhitung dan tak terbatas,  ada seorang dharmarājā yang adil seperti ajaran realitas para Buddha bernama Vimalacandra. Kulaputra,  pada saat itu , seorang putra  terlahir dalam kediaman dharmarājā  bernama Vimalacandra ini. Kemudian rājā Vimalacandra ini mengumpulkan para Brāhmaṇā yang ahli meramal dan berkata pada mereka demikian , Para Brāhmaṇā ,  karakteristik [lakṣaṇa] apa yang terlihat di pangeran muda [kumāra] ini  ?

Para Brāhmaṇā yang ahli meramal berkata demikian, Pangeran muda  memiliki pertanda [nimitta] yang tidak menguntungkan, yang melahirkan pangeran muda ini akan lebih tidak menguntungkan. 

Rājā Vimalacandra bertanya, mengapa anda mengatakan demikian?

Para Brāhmaṇā yang ahli meramal berkata demikian, Pangeran muda ini, pada saat dia berusia tujuh tahun, akan membunuh ibu dan ayahnya.

Pada saat itu, Rājā Vimalacandra berkata demikian, Walaupun akan ada rintangan  dalam kehidupan saya, ini sudah cukup adil, tetapi saya tidak akan membunuh putra saya sendiri, karena sangat sulit untuk memperoleh kelahiran sebagai seorang manusia didalam eksistensi. Oleh sebab itu, saya tidak akan pernah  menggunakan tubuh manusia untuk melukai siapapun.

Pertumbuhan dan perkembangan pangeran muda ini  sangat  pesat, pada saat  umurnya  mencapai satu bulan, dia telah terlihat seperti anak lainnya yang berusia dua tahun. Rājā Vimalacandra juga mengetahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan pangeran muda ini dikondisikan oleh akumulasi aktivitas [perbuatan, pikiran dan ucapan] dari dirinya sendiri.  

Pada saat itu  Rājā Vimalacandra  menyerahkan tahtanya kepada  putranya dan berkata  demikian, Semoga kamu akan menjadi rājā yang terhormat [vipula], rājā agung [kīrti] yang dilimpahi dengan kekayaan dan kekuasaan, yang memerintah kerajaan ini sesuai dengan ajaran realitas serta tidak melakukan perbuatan diluar dari ajaran realitas. Setelah menyerahkan kekuasan dan memberikan gelar rājā kepada putranya, Rājā Vimalacandra tidak bertindak sebagai rājā  yang memerintah didaerah kekuasaannya lagi. 

Kemudian satu koṭi  menteri menuju ke kediaman  Rājā Vimalacandra , menghadap dan berkata demikian, Mahārāja, mengapa sekarang  tidak bertindak sebagai rājā  yang memerintah daerah kekuasaanmu  lagi?

Rājā menjawab, Selama banyak  asaṁkhyeya kalpa, walaupun saya memerintah sebagai seseorang yang  memilki kerajaan, kekayaan, dan kekuasaan, saya tidak akan pernah memiliki kepuasan.  Pada saat itu,  tidak lama kemudian, putra tersebut membunuh ibu dan ayahnya dan mengakumulasi lima aktivitas tanpa jeda .

Rṣi kembali berkata, oh manusia, saya mengingat kembali kejadian pada masa lampau itu, pada saat itu, Rājā muda itu juga mengalami penderitaan, terisak dan tercekik oleh air mata, menyesali aktivitas yang telah dia lakukan. Kemudian, saya membangkitkan kesadaran yang penuh dengan welas asih, mengunjunginya, menguraikan ajaran realitas kepadanya. Setelah rājā muda itu mendengarkan ajaran realitas, lima aktivitas tanpa jeda  segera tereliminasi sepenuhnya .

[0964c09]  Manusia ini bertanya , apa nama dari ajaran realitas yang diuraikan pada saat itu,  ?

Rṣi kembali berkata,  Ajaran realitas transformatif yang bernama saṁghāṭa, rāja uraian dari para pertapa agung , yang mendengarkan kalimat dari ajaran realitas ini, akan mencapai yang tertinggi dan tidak tertandingi [44]

Menghancurkan semua ketidakbajikan, menenangkan semua kondisi mental yang tidak bermanfaat [kleśa], dengarkan dengan  baik,  akan saya uraikan ajaran realitas yang  segera dapat mencapai pembebasan [45] 

Jika hanya  empat baris gāthā ini, dipahami dengan sepenuhnya, semua ketidakbajikan akan dipadamkan,  srotāpanna akan tercapai [46]

Dengan memberikan persembahan[dāna] pengungkapan ini, akan terbebaskan dari semua ketidakbajikan, dan membebaskan semua makhluk hidup dari penderitaan dan ketakutan terhadap neraka. [47]

Kemudian manusia itu bangkit dari tempat duduknya, merangkupkan kedua telapak tangannya , memberikan penghormatan dengan kepala menyentuh tanah , mengucapkan pujian ini, sādhu [48]

sādhu, sahabat spiritual [kalyāṇamitra],  sādhu , penghancur ketidakbajikan , sādhu ,  instruksi [nirdeśa] yang bernama saṁghāṭa.  sādhu ,  para pengurai dari jalan pengetahuan agung [49]

Pada saat itu, ditengah angkasa, dua belas ribu devaputra  merangkupkan  kedua telapak tangan dan menghadap ṛṣi , memberikan penghormatan dengan kepala menyentuh kaki ṛṣi dan berkata demikian , Bhagavan, sudah berapa lama kejadian yang anda ingat kembali ini , pertapa agung [mahātapaḥ]?

Kemudian   empat koṭī rājanāga , delapan belas ribu koṭī rāja yakṣa juga hadir , merangkupkan  kedua telapak tangan dan menghadap ṛṣi , memberikan penghormatan dan berkata demikian , Sudah berapa lama kejadian yang anda ingat kembali ini ?

Rṣi  agung itu berkata,  sudah ratusan ribu koṭīniyuta asaṁkhyeya kalpa yang lampau  kejadian yang saya  ingat kembali ini

Mereka bertanya, bagaimana anda mampu memenuhi kualitas kebajikan [kuśalakarmaṇā] yang dapat memadamkan [praśānta] semua aktivitas yang tidak baik ?

Rṣi  agung itu berkata,   Dengan mendengarkan  ajaran realitas transformatif yang bernama  saṁghāṭa ini yang bebas dari kekeliruan [anena] maka akan mampu memenuhi kualitas kebajikan yang dapat memadamkan  semua aktivitas yang tidak baik. Jika semua makhluk hidup yang telah berkumpul disini, mendengarkan ajaran realitas transformatif ini  dan meyakini sepenuhnya [śraddadhānatā] maka semuanya akan memperoleh kepastian pencapaian kesempurnaan penggugahan yang tertinggi dan tidak tertandingi. 

Jika ada manusia yang telah melakukan lima aktivitas tanpa jeda dan kemudian mampu mendengarkan  ajaran realitas transformatif yang bernama  saṁghāṭa ini maka  hasil dari lima aktivitas tanpa jeda  yang telah mereka lakukan ini akan tereliminasi dengan sempurna dan sepenuhnya. Selama ratusan ribu koṭīniyuta kalpa, pintu untuk terlahir dalam ranah eksistensi yang tidak menyenangkan akan tertutup dan pintu untuk terlahir dalam tiga puluh dua ranah eksistensi yang menyenangkan dari para deva akan terbuka untuk mereka.

Jika ini merupakan akar kebajikan [kuśalamūlā] yang dapat diperoleh dari mendengarkan ajaran realitas transformatif yang bernama saṁghāṭā ini ,walaupun hanya empat baris gātha , apa masih perlu diungkapkan berapa besar yang akan diakumulasi oleh seseorang yang menghormati, menjunjung tinggi, menghargai , melakukan pūja dengan mempersembahkan bunga, dupa,  air wewangian , untaian, serbuk wewangian,  salep wewangian, jubah , kanopi , spanduk dan panji kemudian memberikan penghormatan dengan merangkupkan kedua tangan, memujinya walaupun hanya satu aksara,  akar kebajikan yang demikian akan tidak  terungkapkan.

Kemudian semua yang hadir diliputi suka cita mendalam dan  berseru , sādhu , [ajaran] ini telah sangat fasih diuraikan kembali [subhāṣitamiti]

[0964c29]  Pada saat itu , Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva mengajukan pertanyaan kepada  Bhagavā dan berkata demikian, Bhagavā, apabila seseorang merangkupkan kedua telapak tangannya untuk memberikan penghormatan pada saat ajaran realitas transformatif yang bernama  saṁghāṭa ini sedang diuraikan dengan terperinci, apakah hanya dengan merangkupkan kedua telapak tangannya untuk memberikan penghormatan sudah mampu mengakumulasi banyak hasil kebajikan? 

[0965a02] Bhagavān memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva dan berkata demikian, Dengarkan dengan baik, kulaputra, jika seseorang yang telah melakukan ataupun menyebabkan orang lain melakukan ataupun bersukacita dalam melakukan lima aktivitas tanpa jeda , kemudian dia mampu mendengarkan yang bernama  saṁghāṭa ini sedang diuraikan dengan terperinci walaupun hanya mendengarkan empat baris gāthadengan merangkupkan kedua telapak tangannya untuk memberikan penghormatan dan meyakini sepenuhnya  maka semua lima aktivitas tanpa jeda  akan  tereliminasi dengan sempurna. 

Sarvaśūra, seseorang yang mendengarkan seluruh ajaran realitas transformatif yang bernama  saṁghāṭa ini akan mengakumulasi  hasil kebajikan yang lebih banyak dibandingkan diatas, apakah masih perlu diungkapkan berapa besar hasil kebajikan yang akan terakumulasi oleh seseorang yang mendengarkan seluruh ajaran realitas transformatif yang bernama  saṁghāṭa ini ?

Dengan analogi ini, kulaputra, akan saya tegaskan kembali makna dari uraian saṁghāṭa diatas untuk  dapat dimengerti.  Sarvaśūra,  sebagai berikut ini , lima sungai besar  yang mengalir dari danau Ānavatapta,  kediaman nāgarāja yang tidak pernah disinari oleh matahari. Jika ada seseorang ingin menghitung jumlah tetesan air dari lima sungai besar ini , Sarvaśūra, apakah mungkin mereka mampu menyelesaikan perhitungan jumlah setiap tetesan air dari lima sungai besar ini ? 

[0965a08]  Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva menjawab, tidak mungkin , Bhagavā ,  tidak mungkin Sugata.

[0965a09] Bhagavā memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva dan berkata, Sarvaśūra , akar kebajikan ajaran realitas transformatif yang bernama  saṁghāṭa ini juga akan demikian. Selama satu kalpa, puluhan kalpa, ratusan kalpa, ratusan ribu kalpa, ratusan ribu koṭīniyuta kalpa , mereka juga tidak akan  mampu menyelesaikan perhitungan ini.

Sarvaśūra, apa pendapatmu? Apakah ajaran realitas transformatif yang bernama saṁghāṭa ini akan sangat sulit untuk dikumandangkan kembali walaupun hanya sekejab ?

[0965a12]  Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva menjawab, Sangat sulit Bhagavā , Sangat sulit Sugata.

[0965a12] Bhagavā memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva dan berkata,  Akan lebih sangat sulit lagi, Sarvaśūra untuk bertemu dengan  seseorang yang mampu mendengar dan memiliki keyakinan terhadap ajaran realitas transformatif yang bernama  saṁghāṭa ini , seperti analogi lima sungai besar yang mengalir dari danau Ānavatapta, jumlah tetesan air dari lima sungai besar ini tidak akan mampu diselesaikan dengan perhitungan, seseorang yang mampu mendengar dan memiliki keyakinan juga akan mengakumulasi hasil kebajikan yang demikian.

[0965a15]   Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva mengajukan pertanyaan kepada Bhagav dan berkata , Bhagavā,  apa  [nama] kelima sungai besar ini ?

[0965a16]  Bhagavā menjawab pertanyaan Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva dan berkata , Sebagai berikut ,  Gangga,  Sītā,  Vakṣu,  Yamunā dan  Candrabhāgā . Sarvaśūra, kelima sungai besar ini mengalir hingga mencapai samudera besar [mahāsamudre]. Setiap lima sungai besar ini juga mengaliri lima ratus cabang sungai lainnya.

Selain itu, Sarvaśūra , juga ada lima sungai besar yang mengalir di angkasa , yang turun kebawah dengan tetesan air  yang membawa  kesempurnaan sukacita yang tidak terhalang , setiap lima sungai besar ini juga mengaliri seribu cabang sungai lainnya.

[0965a21]  Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata , Bhagavā,  apa  [nama] kelima sungai besar yang mengalir di angkasa dan mengaliri seribu cabang sungai lainnya ini ?

[0965a22]  Bhagavā menjawab pertanyaan Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva dan berkata , Sungai pertama yang mengaliri seribu cabang sungai lainnya bernama  Sundarī, sungai kedua yang mengaliri seribu cabang sungai lainnya bernama  Śaṁkhā, sungai ketiga yang mengaliri seribu cabang sungai lainnya bernama Vahantī, sungai keempat yang mengaliri seribu cabang sungai lainnya bernama Citrasenā dan sungai kelima yang mengaliri seribu cabang sungai lainnya bernama Dharmavṛttā. 

Dengan cara demikian, Sarvaśūra , setiap lima sungai besar ini yang mengaliri seribu cabang sungai lainnya, memberikan manfaat kepada Jaṁbūdvīpa, setiap saat menurunkan tetesan air yang tidak ternoda ke Jaṁbūdvīpa yang akan menghasilkan panen yang berlimpah, menyuburkan bunga dan buahan, juga membawa kepuasan dan suka cita mendalam kepada semua wilayah kerajaan [kṣetrā].

Selanjutnya Sarvaśūra, dengan analogi lainnya sebagai berikut, seperti penguasa semua makhluk hidup [prajāpati]yang membawa suka cita mendalam kepada semua makhluk di Jaṁbūdvīpa.

Demikian juga, Sarvaśūra, ajaran realitas transformatif yang bernama saṁghāṭa ini akan membawa manfaat kepada banyak makhluk hidup, membawa suka cita mendalam kepada banyak makhluk hidup pada saat dikumandangkan kembali di Jaṁbūdvīpa.

Sarvaśūra, rentang waktu kehidupan para manusia ini tidak seperti rentang waktu kehidupan para deva dari trāyastiṁśa, 

[0965b02] Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata demikian, Bhagavā, siapakah  para deva dari trāyastiṁśa ini ? 

[0965b03]  Bhagavān memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva dan berkata

Sarvaśūra,  mereka yang berdiam di kediaman dari Śakra, penguasa para deva ini dinamakan sebagai para deva dari trāyastiṁśa. 

Sarvaśūra, para deva dari trāyastiṁśa selalu mengatakan bahwa jika ada mahluk hidup yang berbicara dengan kata yang penuh kebajikan akan mengakumulasi hasil kebajikan yang tidak dapat dianalogikan. Jika ada mahluk hidup yang berbicara dengan kata yang penuh ketidakbajikan [vagduścaritaṁ] dan tidak dapat dianalogikan kelahiran kembali mereka ke dalam ranah eksistensi yang tidak menyenangkan ,neraka, preta ataupun binatang . Para mahluk hidup itu akan mengalami penderitaan dalam ranah eksistensi yang tidak menyenangkan, neraka, preta ataupun binatang. Demikianlah mereka yang jatuh ke dalam neraka  akan meratap , tanpa harapan , tanpa perlindungan.

[Para mahluk hidup  yang berbicara dengan kata yang penuh ketidakbajikan] termasuk sebagai   [draṣṭavya] kelompok yang bukan para sahabat spiritual baik [akalyāṇamitravaśena].  Para mahluk hidup yang berbicara dengan kata yang penuh kebajikan dan  yang mengakumulasi hasil kebajikan yang tidak dapat dianalogikan ini termasuk sebagai  kelompok  para sahabat spiritual baik . Mereka yang bertemu dengan para sahabat spiritual baik , akan melihat Tathāgata , yang bertemu dengan Tathāgata semua ketidakbajikan mereka akan tereliminasi.  

Selanjutnya dengan menggunakan kembali  analogi  diatas sebagai berikut, seperti penguasa semua makhluk hidup  yang membawa suka cita mendalam kepada semua makhluk di Jaṁbūdvīpa.

Demikian juga, Sarvaśūra, ajaran realitas transformatif yang bernama saṁghāṭa ini melakukan aktivitas dari para Buddha [buddhakṛtyaṁ] kepada makhluk hidup di di Jaṁbūdvīpa , sehingga para mahluk hidup tersebut akan mengakumulasi hasil kebajikan yang tidak dapat dianalogikan.

Sarvaśūra, makhluk hidup  yang belum pernah mendengar ajaran realitas transformatif yang bernama saṁghāṭa ini, tidak akan mampu mencapai kesempurnaan pengggugahan tertinggi dan tidak tertandingi, tidak akan mampu memutar roda ajaran realitas, tidak akan mampu memukul genderang ajaran realitas, tidak akan mampu untuk duduk diatas singasana [siṁhāsana] ajaran realitas, tidak akan masuk kedalam ruang lingkup nirvāṇa [nirvāṇadhātu], tidak akan mampu mengiluminasi dengan kemegahan cahaya tanpa batas. Selain itu, Sarvaśūra,   makhluk hidup  yang belum pernah mendengar ajaran realitas transformatif yang bernama saṁghāṭa ini, juga tidak akan mampu untuk duduk dibawah bodhimaṇḍa.

[0965b18]  Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva berkata , saya ingin mengajukan pertanyaan Bhagavā,  saya ingin mengajukan pertanyaan  Sugata, untuk memuaskan keingintahuan saya
.
[0965b20]  Bhagavā berkata, Silakan bertanya, Sarvaśūra, sesuai dengan keinginan untuk menyingkirkan keraguan anda.  

[0965b20]  Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata demikian, Bhagavā , siapakah ṛṣi yang telah membebaskan makhluk hidup yang telah melakukan lima aktivitas tanpa jeda  hingga makhluk hidup mampu berdiam dalam tahapan yang tidak akan mundur lagi [avaivarttikabhūmi] ?

[0965b22]  Bhagavā memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva dan berkata demikian,

Kata –kata dari  para Buddha sungguh mendalam, Sarvaśūra dengarkan saya, uraian  doktrin dari saṁghāṭa [saṁghāṭadarśana] , memanifestasikan diri dalam wujud ṛṣi tersebut [50]

saṁghāṭa memanifestasikan simpati yang  penuh dengan welas asih [anukampa] dari jasmani para Buddha, juga memanifestasikan banyak wujud yang berjumlah  seperti butiran pasir dalam sungai Gangga untuk memberikan instruksi [51]

memberikan instruksi dalam wujud Buddha, memanifestasikan dirinya sendiri  untuk memberikan instruksi ajaran realitas, akar dari para Buddha, Lokanātha, Jina  yang tertinggi [52]

Dengarkan keharuman dari saṁghāṭa ini ,  saṁghāṭa yang  setara dengan Buddha, di manapun saṁghāṭa berdiam, Buddha juga akan muncul selamanya [53] 

[0965b27]  Bhagavā memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva dan berkata,  Dengarkan dengan baik , kulaputra,  pada masa lampau, Sarvaśūra,  sembilan puluh sembilan asaṁkhyeya kalpa yang telah lama berlalu, saya mengingat kembali  [anusmarāmi], pada masa itu, muncul seorang Tathāgatā yang bernama Ratnottama, Arhat Samyaksaṁbuddha, dan setelah itu,  juga muncul dua belas koṭi Buddha yang semuanya bernama sama dengan Ratnottama. Pada saat itu saya bernama Candra, sedang melatih diri dalam pemberian [dāna] secara ekstensif  dengan memberikan persembahan kepada dua belas koṭi Buddha ini,  mempersembahkan makanan yang lezat, makanan bertekstur keras [khādanīya], makanan bertekstur lembut [bhojanīya], untaian [māla], wewangian [gandha], salep [vilepana] dan juga apapun yang mampu membangkitkan sukacita mendalam kepada semuanya, menghormati dan melayani dengan pelayanan  yang seharusnya dipersembahkan kepada para Tathāgatā, tetapi Sarvaśūra, tetapi Sarvaśūra pada  masa itu belum muncul dan terkondisikan  waktu yang tepat untuk saya memperoleh prediksi penetapan [vyākaraṇa] pencapaian [pratilabdha] kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi. 

Saya mengingat kembali , Sarvaśūra,   pada masa lampau , muncul delapan belas koṭi  Buddha yang semuanya bernama Tathāgatā Ratnāvabhāsa.  Pada saat itu saya bernama Garbhasena, sedang melatih diri dalam pemberian  secara ekstensif dengan memberikan persembahan kepada delapan belas koṭi Buddha ini,  mempersembahkan wewangian , untaian , salep , ornamen berharga yang terhias dengan indah ,menghormati dan melayani dengan pelayanan  yang seharusnya dipersembahkan kepada para Tathāgatā, tetapi Sarvaśūra pada  masa itu belum muncul dan terkondisikan  waktu yang tepat untuk saya memperoleh prediksi penetapan  pencapaian kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi. 

Saya mengingat kembali  , Sarvaśūra,   pada masa lampau , muncul dua puluh koṭi  Buddha yang semuanya bernama Tathāgatā Śikhisaṁbhava Arhat Samyaksaṁbuddha.   Pada saat itu sedang melatih diri dalam pemberian  secara ekstensif dengan memberikan  pujian kepada Buddha Bhagava ini,  menghormati dan melayani dengan pelayanan yang seharusnya dipersembahkan kepada para Tathāgata, tetapi Sarvaśūra pada  masa itu belum muncul dan terkondisikan  waktu yang tepat untuk saya memperoleh prediksi penetapan  pencapaian kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi. 

Saya mengingat kembali, Sarvaśūra,   pada masa lampau , muncul enam belas  koṭi Buddha yang semuanya bernama Tathāgatā Vimalaprabhāsa Arhat Samyaksaṁbuddha. Pada saat itu saya terlahir kembali sebagai seorang Gṛhapati yang memiliki kekayaan dan makanan yang berlimpah, namun demikian saya meninggalkan semua ini , melatih diri dalam pemberian secara ekstensif dengan memberikan persembahan kepada para enam belas  koṭi Buddha,  mempersembahkan tempat tidur [āstaraṇa] jubah  [prāvarana], wewangian], untaian  salep , selimut [cchādana] yang terhias dengan indah, menghormati dan melayani dengan pelayanan  yang seharusnya dipersembahkan kepada para Tathāgatā ,  tetapi Sarvaśūra pada  masa itu belum muncul dan terkondisikan  waktu yang tepat untuk saya memperoleh prediksi penetapan pencapaian kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi.

Dengarkan dengan baik , Sarvaśūrā, saya mengingat kembali , Sarvaśūra,   pada masa lampau , muncul  sembilan belas koṭi Buddha yang semuanya bernama Tathāgatā Śākyamuni Arhat Samyaksaṁbuddha. Pada saat itu saya terlahir kembali sebagai seorang Dharmarājā  yang memerintah sesuai dengan ajaran realitas para Buddha, memberikan persembahan kepada sembilan belas koṭi Buddha yang berrnama Śākyamuni ini dengan wewangian , untaian [māla], salep, selimut ,tempat tidur ,jubah , kanopi [cchatra], panji [dhvaja] , bendera [patākā], dan persembahan tertinggi lainnya, menghormati dan melayani dengan pelayanan  yang seharusnya dipersembahkan kepada para Tathāgatā , tetapi Sarvaśūra pada  masa itu belum muncul dan terkondisikan  waktu yang tepat untuk saya memperoleh prediksi penetapan pencapaian  kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi.

Saya mengingat kembali , Sarvaśūra,   pada masa lampau , muncul sembilan puluh  koṭi Buddha yang semuanya bernama Tathāgatā Krakatsuda Arhat Samyaksaṁbuddha. Pada saat itu saya  adalah seorang brāhmana muda, yang memiliki kekayaan dan makanan berlimpah dan tidak terhitung jumlahnya, namun demikian saya meninggalkan semua ini , melatih diri dalam pemberian  secara ekstensif dengan memberikan persembahan kepada semua Tathāgata ini dengan mempersembahkan wewangian, untaian , salep , tempat tidur  jubah , selimutyang terhias dengan indah, dan persembahan tertinggi lainnya, menghormati dan melayani dengan pelayanan  yang seharusnya dipersembahkan kepada para Tathāgatā,  tetapi Sarvaśūra pada  masa itu belum muncul dan terkondisikan  waktu yang tepat untuk saya memperoleh prediksi penetapan  pencapaian kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi.

Saya mengingat kembali  , Sarvaśūra,   pada masa lampau , muncul delapan belas koṭi Buddha yang semuanya bernama Tathāgatā Kanakamuni Arhat Samyaksaṁbuddha. Pada saat itu saya melatih diri dalam pemberian secara ekstensif dengan memberikan persembahan kepada semua Tathāgata ini dengan mempersembahkan wewangian , untaian , salep , tempat tidur  jubah , selimut  yang terhias dengan indah, dan persembahan tertinggi lainnya, menghormati dan melayani dengan pelayanan  yang seharusnya dipersembahkan kepada para Tathāgatā ,,  tetapi Sarvaśūra pada  masa itu belum muncul dan terkondisikan  waktu yang tepat untuk saya memperoleh prediksi penetapan  pencapaian kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi.

Saya mengingat kembali  , Sarvaśūra,   pada masa lampau , muncul tiga belas koṭi Buddha yang semuanya bernama Tathāgatā Avabhāsaśri Arhat Samyaksaṁbuddha. Pada saat itu saya melatih diri dalam pemberian  secara ekstensif dengan memberikan persembahan kepada semua Tathāgata ini dengan mempersembahkan wewangian , untaian , salep , tempat tidur,  jubah , selimut  yang terhias dengan indah, dan persembahan tertinggi lainnya, menghormati dan melayani dengan pelayanan  yang seharusnya dipersembahkan kepada para Tathāgatā. Para Tathāgatā ini juga menguraikan kembali  pengetahuan mengenai kepastian dari makna beragam gerbang ajaran realitas [nānādharmamukhāni]  dan  juga aturan moralitas monastik [vinaya], tetapi Sarvaśūra pada  masa itu belum muncul dan terkondisikan  waktu yang tepat untuk saya memperoleh prediksi penetapan pencapaian kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi.

Saya mengingat kembali  , Sarvaśūra,   pada masa lampau , muncul  dua puluh lima  koṭi Buddha yang semuanya bernama Tathāgatā Puṣya Arhat Samyaksaṁbuddha. Pada saat itu saya  telah meninggalkan kehidupan berumah tangga, , menghormati dan melayani para Tathāgatā ini seperti Ānanda menghormati dan melayani saya sekarang ini , menghormati dan melayani dengan pelayanan  yang seharusnya dipersembahkan kepada para Tathāgatā , tetapi Sarvaśūra pada  masa itu belum muncul dan terkondisikan  waktu yang tepat untuk saya memperoleh prediksi penetapan  pencapaian  kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi.

Saya mengingat kembali , Sarvaśūra,   pada masa lampau , muncul  dua belas  koṭi Buddha yang semuanya bernama Tathāgatā Vipaśyin Arhat Samyaksaṁbuddha. memberikan persembahan kepada semua Tathāgatā Arhat Samyaksaṁbuddha ini dengan mempersembahkan perhiasan [ābharaṇa], jubah ,  selimut , wewangian, untaian , salep dan persembahan tertinggi lainnya, menghormati dan melayani dengan pelayanan  yang seharusnya dipersembahkan kepada para Tathāgatā.  Pada saat itu saya telah meninggalkan kehidupan berumah tangga, tetapi Sarvaśūra pada masa itu belum muncul dan terkondisikan  waktu yang tepat untuk saya memperoleh prediksi penetapan pencapaian kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi.

Pada masa itu, Tathāgatā Vipaśyin yang terakhir menguraikan kembali ajaran realitas transformatif bernama saṁghāṭa ini, setelah saya memahami pengetahuan ini [jñātvā], kemudian turun hujan tujuh substansi berharga[saptaratna] dari angkasa, menyeliputi Jaṁbudvīpa hingga tidak ada satu pun makhluk hidup yang hidup dalam kekurangan. Pada saat itu terdengar suara dari angkasa mengatakan bahwa saya akan memperoleh prediksi penetapan [vyākaraṇa] pencapaian pengetahuan ketidakmunculan dari semua fenomena [anutpattikadharmakṣānti] dalam jangka waktu yang tidak lama lagi.

[0966a25]  Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata demikian, Bhagavā , dalam jangka waktu berapa lama ? kapan waktu yang tepat untuk memperoleh prediksi penetapan pencapaian [vyākaraṇa] ini ?

[0966a27] Bhagavā  memberitahukan kepada Sarvaśūra bodhisattva dan berkata,  Dengarkan dengan baik , kulaputra, dalam jangka waktu asaṁkhyeya kalpa setelah ini,  Tathāgatā yang bernama Dīpaṁkara Arhat Samyaksaṁbuddha muncul dalam dunia ini. Pada saat itu, Sarvaśūra, saya adalah pemuda bernama Megha, sedang melatih diri dalam moralitas yang tidak ternoda [brahmacarya] pada masa Tathāgata Dīpaṁkara ini muncul di dunia, saya memberikan persembahan tujuh tangkai teratai utpala, yang mengembangkan [pariṇāmita] akar kebajikan [kuśalamūla] dalam pencapaian kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi . Pada saat itu juga, Tathāgatā Dīpaṁkara memberikan prediksi penetapan pencapaian [vyākaraṇa] dan berkata demikian, Pemuda [māṇavakā], dalam jangka waktu asaṁkhyeya kalpa  di masa yang akan datang, kamu akan menjadi  Tathāgatā yang bernama Śākyamuni  Arhat Samyaksaṁbuddha.

Setelah mendengar ini, Sarvaśūra, kemudian saya berjalan keatas dan berdiam dalam ketenangan  di angkasa setinggi dua belas pohon tāla, mencapai pengetahuan ketidakmunculan dari semua fenomena [ānutpattikadharmakṣānti].  Sarvaśūra, kemudian pelatihan diri dalam moralitas murni [brahmacarya] selama asaṁkhyeya kalpa yang berkaitan dengan kesempurnaan [pāramitā], akar kebajikan [kuśalamūla] ini,  terungkap di hadapan saya dan dingat kembali semuanya seperti baru  kejadian kemarin ataupun sekarang ini. 

Sarvaśūra,  pada saat itu, saya telah mengkondisikan ratusan ribu koṭīniyuta makhluk hidup berdiam dalam ajaran realitas yang memiliki kualitas kebajikan ini , apakah masih perlu untuk diungkapkan berapa banyak lagi pada saat saya telah mencapai kesempurnaan penggugah tertinggi dan tidak tertandingi  seperti sekarang ini  ?  Sarvaśūra,  saya memberikan manfaat kepada semua makhluk hidup dengan mengamati mereka, menemukan  metoda yang sesuai untuk menyeberangkan mereka dan menguraikan ajaran realitas dengan beragam kefasihan dalam metoda yang  telah disesuaikan dengan keperluan mereka. 

Dalam beragam jenis [bahuprakāra] , saya, Sarvaśūra menguraikan ajaran realitas kepada makhluk hidup. Untuk para deva, saya muncul dalam wujud deva dan menguraikan ajaran realitas untuk mereka. Untuk para nāga, saya muncul dalam wujud nāga dan menguraikan ajaran realitas untuk mereka. Untuk para yakṣa, saya muncul dalam wujud yakṣa dan menguraikan ajaran realitas untuk mereka. Untuk para preta, saya muncul dalam wujud preta dan menguraikan ajaran realitas untuk mereka. Untuk para manusia, saya muncul dalam wujud manusia dan menguraikan ajaran realitas untuk mereka. Untuk makhluk hidup yang harus ditundukkan  oleh Buddha, saya muncul dalam wujud Buddha dan menguraikan ajaran realitas untuk mereka. Untuk makhluk hidup yang harus ditundukkan  oleh bodhisattva, saya muncul dalam wujud bodhisattva dan menguraikan ajaran realitas untuk mereka. Untuk makhluk hidup yang harus ditundukkan  oleh śrāvaka, saya muncul dalam wujud śrāvaka dan menguraikan ajaran realitas untuk mereka.

Demikianlah, Sarvaśūra, dengan mengamati  makhluk hidup , menemukan  metoda yang sesuai untuk menyeberangkan mereka, dengan metoda demikian, saya memanifestasikan diri dihadapan mereka dan menguraikan ajaran realitas dengan beragam kefasihan dalam metoda yang  telah disesuaikan dengan keperluan mereka.

Dalam beragam jenis [bahuprakāra] , saya, Sarvaśūra menguraikan ajaran realitas kepada makhluk hidup ini, mengapa demikian? Sarvaśūra, karena sesaat setelah para mahluk hidup ini mendengarkan  ajaran realitas ini,  yang telah memiliki akar kebajikan akan  mengembangkan akar kebajikan mereka , yang kikir akan mulai memberikan,  yang kurang memiiki jasa kebajikan akan mulai melatih diri untuk mengakumulasi jasa kebajian mereka, akan memberikan manfaat kepada mereka sendiri ataupun lainnya, akan mulai mengkontemplasi kematian dengan penuh perhatian .  

Karena dikondisikan oleh mendengarkan ajaran realitas ini , maka mereka akan membangkitkan akar kebajikan yang demikian dan juga akar kebajikan mereka yang telah dibangkitkan sebelumnya juga akan berkembang lebih lanjut, bersinar lebih terang dalam kegelapan malam yang panjang dengan memberikan manfaat, kedamaian dan suka cita kepada para deva dan manusia.   

Demikianlah, Sarvaśūra, pada saat ajaran realitas transformatif ini sampai ditelinga siapapun juga, akan menghasilkan kualitas kebajikan dan hasil kebajikan yang tidak terukur.

Sarvaśūra, pada suatu saat, ketika para makhluk hidup itu berdiskusi satu dengan lainnya mengenai kematangan [vipāka] dari hasil [phala] ajaran realitas yang penuh dengan kualitas kebajikan [kuśala dharma], pelatihan diri dan pencapaian penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi [anuttarā samyaksaṁbodhi]

[0966b26] Para makhluk hidup yang luhur ini mengatakan  demikian,  Kulaputrā  ada ajaran realitas [dharma] yang sering mengatakan dan  berjalan sesuai dengan fenomena [dharma] sebagaimana apa adanya [yathābhūta]. Para makhluk hidup yang luhur yang demikian, akan memperoleh hasil yang banyak [mahāphala] dan mengkondisikan penyebab dari suka cita mendalam yang tidak tertandingi dari ajaran realitas ini.

Para makhluk hidup yang masih diliputi ketidaktahuan dan dalam kebingungan ini [mohamūḍhāsta] akan mengatakan bahwa tidak ada ajaran realitas , tidak ada fenomena yang berdiam dan akan  mengkondisikan penyebab yang buruk [kaṭukavipāka] , menuju siklus ranah kehidupan yang tidak menyenangkan. Para makhluk hidup yang  masih diliputi ketidaktahuan dan dalam kebingungan yang demikian, akan terlahir kembali dalam  ranah kehidupan yang tidak menyenangkan [apāyabhūmi]. Mereka akan terlahir kembali dan mengalami sensasi penderitaan dalam neraka selama delapan kalpa, akan terlahir kembali dan mengalami sensasi penderitaan dalam ranah kehidupan dari para preta selama dua belas kalpa, , akan terlahir kembali dan mengalami sensasi penderitaan dalam ranah kehidupan dari para asura selama  enam belas kalpa, akan terlahir kembali dan mengalami sensasi penderitaan dalam ranah kehidupan dari para bhūta dan piśāca selama  sembilan ribu kalpa, akan terlahir kembali dan mengalami sensasi penderitaan dengan tanpa lidah [ajihvakā] selama  empat belas ribu kalpa, akan terlahir kembali dan mengalami sensasi penderitaan dengan meninggal dalam kandungan seorang ibu [mātugarbhe] selama  enam belas ribu kalpa,  akan terlahir kembali dan mengalami sensasi penderitaan  sebagai segumpal daging / janin [māṁsapiṇḍā] selama  dua belas ribu kalpa, akan terlahir kembali dan mengalami sensasi penderitaan d alam kegelapan ataupun buta [andhabhūtāḥ] selama  sebelas kalpa. 

Dengan terlahir dalam kegelapan atapun buta, orang tua mereka melihat dan berpikir demikian, anak yang telah terlahir ini walaupun saya telah mengalami penderitaan, dengan melindunginya dalam kandungan selama sembilan bulan, [dengan melindunginya] dari penderitaan akan sensasi panas , dingin,  rasa haus , lapar dan lainnya, anak ini juga akan mengalami beragam penderitaan lainnya dalam kehidupan ini. Tidak ada kebahagiaan dalam kehidupan rumah pada saat orang tua mereka melihat ini  [karena] harapan mereka telah dihancurkan.

Demikianlah, Sarvaśūra, para makhluk hidup yang telah menentang ajaran realitas ini [saddharmapratikṣepakāḥ] , akan terjatuh dalam neraka, terlahir sebagai binatang, para preta, dan pada saat rentang kehidupan mereka akan berakhir, akan terpanah dan terbawa oleh anak panah kekhawatiran yang terkondisi pada saat itu.

Sedangkan, Sarvaśūra, para makhluk hidup yang mengatakan  demikian,  ada ajaran realitas  yang sering mengatakan dan  berjalan sesuai dengan fenomena  akan mengakumulasi akar kualitas kebajikan , akan terlahir kembali dalam Uttarakuru selama dua puluh kalpa, akan terlahir kembali dan menikmati   keberuntungan  dari para deva Trāyastriṁśā selama dua puluh lima kalpa. Pada saat rentang waktu kehidupan mereka berakhir, juga akan terlahir kembali ke Uttarakuru,  tanpa mengalami penderitaan dalam rahim seorang ibu. Mata mereka akan mampu melihat ratusan ribu  ranah eksistensi  yang semuanya bernama Sukhāvati , akan mampu melihat semua Buddha dalam kṣetra tersebut. Mereka akan berdiam dengan tidak tergoyahkan, mencapai penggugahan yang sempurna.
  
Demikianlah, Sarvaśūra, ajaran realitas transformatif saṁghāṭa ini memiliki kekuatan agung [mahāprabhāva], untuk yang telah membangkitkan kesadaran murni [cittaprasāda] , tidak akan terlahir dalam lokasi yang terasing dimana tidak ada ajaran realitas dan juga akan mengkondisikan para makhluk hidup ini menjalankan moralitas dengan tanpa noda    [pariśuddhaśīla]

[0966c18] Selanjutnya, Sarvaśūra, ada makhluk hidup yang berdiskusi demikian, Tathāgata telah beraktivitas siang dan malam hari dalam membebaskan banyak makhluk hidup, tetapi  elemen makhluk hidup ini [sattvadhātu] juga tidak berkurang, telah banyak makhluk hidup yang membangkitkan aspirasi untuk menuju penggugahan,  telah banyak makhluk hidup yang terlahir kembali dalam ranah kehidupan yang menyenangkan [svargaloka], telah banyak makhluk hidup yang  mencapai nirvana, ,  sedangkan elemen makhluk hidup  ini  tidak akan bertambah juga tidak berkurang,  apa yang menjadi penyebab  dan kondisi hingga para makhluk hidup ini  mampu memahami proses pemunculan dan penghentian [utpādanirodha]?

Pada saat bersaman , para tīrthika, caraka, paribrājaka dan nigranthā  juga berpikir demikian dan kemudian berkata , kita seharusnya mengajukan pertanyaan ini  dan berdebat dengan śramaṇa Gautama. Kemudian delapan puluh empat  ribu brāhmaṇa dan sembilan ratus ribu koti tīrthika, caraka, paribrājaka dan nigranthā ini berangkat menuju Rājagṛha. 

Pada saat itu, Bhagavā menunjukkan senyumannya.

Kemudian, Maitreya bodhisattva mahāsattva bangkit dari tempat duduknya, merapikan dan melipat jubah luar hingga bahu sebelah kanan terbuka, merangkupkan kedua telapak tangan , memberikan penghormatan kepada Bhagavā dan berkata demikian,  Bhagavā, apa yang menyebabkan Bhagavā tersenyum , karena seorang Tathāgatā Arhat, Samyaksaṁbuddhā tidak akan tersenyum tanpa sebab dan kondisi. Mohon  Bhagavā untuk menguraikan sebab dan kondisi ini.

Bhagavā  menjawab demikian, Deng arkan dengan baik, kulaputrā, sekarang saya akan menguraikannya untuk anda, Maitreya, hari ini, di Rājagṛha, akan ada persamuan agung. 

Kemudian, Maitreya bodhisattva mahāsattva mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata , Bhagavā,  siapa yang akan hadir dalam persamuan agung ini , apakah para devā , nāgā , yakṣā , manusia dan bukan manusia [akan hadir dalam persamuan agung ini]

Bhagavā  menjawab demikian, Semuanya akan hadir, Maitreya, baik para para devā , nāgā , yakṣā , manusia dan bukan manusia. Demikian juga delapan puluh empat  ribu brāhmaṇa dan sembilan ratus ribu koti tīrthika, caraka, paribrājaka dan nigranthā akan hadir disini, akan berdebat dan bersilih paham dengan saya. Untuk menyatukan perselisihan ini  [vivādaśamanāya] , saya akan menguraikan kembali ajaran realitas, yang akan mengkondisikan para brāhmaṇā ini untuk membangkitkan kesadaran penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi, mengkondisikan sembilan ratus ribu koti tīrthika, caraka, paribrājaka dan nigranthā ini untuk mencapai  hasil dari tahapan srotāpanna. 

Selanjutnya, delapan belas ribu koṭī  raja para nāga yang hadir dalam persamuan ini , juga akan membangkitkan kesadaran penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi setelah mendengarkan uraian ajaran realitas ini.

Selanjutnya, enam puluh ribu koṭī devaputrā dari śuddhāvāsa juga akan hadir dalam persamuan ini, tiga puluh tiga ribu  koṭī māra pāpīyān dan pengikutnya juga akan hadir dalam persamuan ini,  dua belas ribu koṭī  raja para asura juga akan hadir dalam persamuan ini, lima ratus raja beserta dengan pengikutnya juga akan hadir dalam persamuan ini. Mereka akan hadir untuk mendengarkan uraian ajaran realitas dan membangkitkan kesadaran penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi setelah mendengarkan uraian ini.

Kemudian Maitreya bodhisattva mahāsattva memberikan penghormatan dengan kepala menyentuh kaki Bhagavā , mengelilingi Bhagavā sebanyak tiga kali dan menghilang  dalam sekejab.


Parivarta ketiga 
Pertanyaan dari Sarvaśūra

[0967a15] Kemudian, Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva bangkit dari tempat duduknya, merapikan dan melipat jubah luar hingga bahu sebelah kanan terbuka, merangkupkan kedua telapak tangan , memberikan penghormatan kepada Bhagavā dan berkata demikian,   apa nama, Bhagavā, dari lima ratus raja ini ?

[0967a17] Bhagavā  menjawab demikian, Deng arkan dengan baik, Sarvaśūra,  diantara lima ratus raja ini ada rājā yang  bernama  Sunanda, rājā yang  bernama  Upananda, rājā yang  bernama  Jinarṣabha, rājā yang  bernama Brahmasena, rājā yang  bernama  Brahmaghoṣa, rājā yang  bernama  ,Sudarśano, rājā yang  bernama  Jayasena,  rājā yang  bernama  Nandasena, rājā yang  bernama  Biṁbisāra, rājā yang  bernama  Prasenajit, rājā yang  bernama  Virūḍhaka dan juga nama lima ratus rājā lainnya. Demikianlah lima ratus raja ini yang  juga memiliki dua puluh ribu koṭī pengikutnya, akan membangkitkan kesadaran penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi, terkecuali rājā Virūḍhaka.

Selain itu,  tiga  puluh  ribu koṭī bodhisattva juga akan datang dari penjuru timur, lima  puluh  ribu koṭī bodhisattva juga akan datang dari penjuru  selatan, enam  puluh  ribu koṭī bodhisattva juga akan datang dari penjuru  barat,  delapan puluh  ribu koṭī bodhisattva juga akan datang dari penjuru utara, sembilan puluh  ribu koṭī bodhisattva juga akan datang dari penjuru bawah, seratus ribu koṭī bodhisattva juga akan datang dari penjuru atas. Mereka semuanya telah berdiam dalam sepuluh tahapan [daśabhūmi] pelatihan diri para bodhisattva dan akan hadir di  puncak gunung Gṛddhrakūṭa , Rājagṛha, kediaman dari Bhagavā.  Para bodhisattva yang hadir ini juga telah mapan [saṁprasthitā] dalam jalan menuju kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi.

[0967b04] Kemudian, Bhagavā  menyapa Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva dan berkata demikian, Berangkatlah sekarang,  Sarvaśūra, ke semua  ranah eksistensi [sarvalokadhātu] dalam sepuluh penjuru dan beritahukan kepada para bodhisattva ini bahwa sekarang adalah saat yang tepat , Tathāgata, di Rājagṛha akan menguraikan kembali ajaran realitas. Semua yang ada dalam  sepuluh penjuru ranah eksistensi ini, akan merangkup kedua telapak tangan untuk memberikan penghormatan. Beritahukan demikian, ulangi apa yang telah didengarkan ini, segera datang untuk mendengarkan ajaran realitas  ini .

[0967b08] Kemudian Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva memberikan penghormatan dengan kepala menyentuh kaki Bhagavā , mengelilingi Bhagavā tiga kali, melalui kekuatan dari pengetahuan yang lebih tinggi [ṛddhibala], menghilang dalam sekejab.

Selanjutnya, Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva berangkat menuju sepuluh penjuru ranah eksistensi dan mengulang kembali apa yang telah didengar kepada para bodhisattva dengan penuh hormat,  

Sekarang adalah saat yang tepat, Tathāgata Śākyamuni Arhat Samyaksaṁbuddha dari ranah eksistensi Saha, di Rājagṛha, akan menguraikan kembali ajaran realitas kepada makhluk hidup. Pujilah dengan kata ini , Sādhu, maka akan mengakumulasi manfaat dan suka cita yang sangat banyak.    

[0967b12] Kemudian, setelah Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva berangkat menuju sepuluh penjuru ranah eksistensi, memberikan persembahan kepada semua Buddha dan  mengulang kembali apa yang telah didengar kepada para bodhisattva dengan penuh hormat. Dalam sekejab, seperti waktu yang dibutuhkan oleh para manusia yang kuat untuk menekuk dan merentangkan kembali  lengan mereka, Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva  telah tiba kembali di Rājagṛha,  dan muncul kembali di hadapan Bhagavā, di tengah persamuan agung yang telah dihadiri oleh para brāhmaṇā, tīrthika, caraka, paribrājaka, nigranthā,  deva, nāga, manusia dan bukan manusia, lima ratus raja beserta dengan pengikutnya,  tiga puluh tiga ribu  koṭī māra pāpīyān dan pengikutnya.

[0967b18] Pada saat itu,  kota besar Rājagṛha berguncang dan bergetar, demikian juga semua ranah eksistensi dalam sepuluh penjuru, serbuk cendana dan beragam bunga dari ranah eksistensi menyenangkan turun seperti curah hujan, menyeliputi kediaman Bhagavā, hingga termanifestasi menjadi paviliun bertingkat  [kūṭāgāra] yang terhias dengan indah.

Pada saat bersamaan, Śakra, penguasa para deva  memukul  vajra dan  muncul di hadapan Tathāgata.

Pada saat bersamaan, dari empat penjuru, muncul empat penguasa dari deva angin [vātarāja], memasuki Rājagṛha, untuk membersihkan kotoran, debu dan pasir. Kemudian semua ranah eksistensi dalam sepuluh penjuru, beragam wewangian dan air wewangian turun seperti curah hujan. Semua ranah eksistensi dalam sepuluh penjuru, beragam bunga , ūtpala, padma, kumuda, puṇḍarīkā turun seperti curah hujan, termanifestasi menjadi kanopi yang terhias indah dengan bunga ditengah angkasa. Kemudian, delapan puluh empat ribu paviliun bertingkat juga termanifestasi ditengah angkasa, delapan puluh empat ribu paviliun bertingkat ini tersusun dari tujuh substansi berharga [saptaratna], didalam setiap pavilun ini, termanifestasi Tathāgata yang sedang duduk dan menguraikan kembali ajaran realitas. Pada saat bersamaan, ranah eksistensi trisāhasramahāsāhasra berguncang dan bergetar dalam enam cara. 

[0967b26] Kemudian, Sarvaśūra bodhisattva mahāsattva merangkupkan kedua telapak tangan, menghadap Bhagavā dengan penuh penghormatan dan bertanya demikian, Apa, Bhagavā, yang merupakan sebab dan kondisi hingga di kota besar  Rājagṛha ini  muncul pertanda yang jarang terjadi ini ? 

[0967b28]  Bhagavā menjawab, Demikian, dengan analogi seperti berikut ini, jika ada seorang lelaki yang mudah tersinggung, tidak terkendali, sombong, mementingkan diri sendiri dan menggengam erat kepemilikannya dan miskin.  Kemudian lelaki tersebut mendekati gerbang dari kediaman raja dan dikondisikan oleh kesombongannya, lelaki ini langsung memasuki kediaman raja tanpa izin sehingga ditangkap, diikat dan dikurung oleh para penjaga.  Setelah raja mendengar bahwa ada seseorang yang telah memasuki kediamannya dengan tanpa izin, akan berpikir demikian,  Lelaki ini pasti datang untuk membunuhku, karena dia telah memasuki kediaman ini dengan tanpa izin. Dengan berpikir demikian, raja akan menjadi marah dan segera memerintahkan pengawalnya dan berkata demikian, Kamu, bawa dia ke tempat sunyi dan terpencil, segera eksekusi lelaki ini, kedua orang tuanya, saudara lelaki dan perempuannya.

Setelah raja menurunkan perintah ini , mereka semua terbunuh, sehingga semua relasi dari lelaki ini juga akan diliputi oleh kekhawatiran dan kesedihan yang mendalam. 

Demikian juga, Sarvaśūra, pada saat Tathāgata, Arhat Samyaksaṁbuddha  sedang menguraikan ajaran realitas kepada makhluk hidup, seperti lelaki sombong ini, para orang awam yang masih kekanakan dan belum matang dalam spiritual ini, melekat dengan erat [saṁsthāna] pada  bentuk, warna, karakteristik maupun kondisi dari yang digenggam [nimittamudgṛhya]. Setelah mereka melihat jasmani dari Tathāgata [tathāgatakāya] dan mendengarkan berbagai ajaran realitas, akan menjadi seseorang yang mengulang kembali beragam ajaran yang  membingungkan , dikondisikan oleh kesombongan ini, menggengam erat  pada diri  dan kepemilikannya, tidak akan mendengarkan, menerima ajaran realitas ataupun mengulang kembali ajaran realitas ini .  Jika ada seseorang  yang mengulang kembali kumpulan uraian ajaran realitas ataupun gātha ataupun perumpamaan, mereka tidak akan mendengarkan ,menerimanya dan kemudian akan berkata bahwa kami telah mengetahui dan memahaminya. Mengapa demikian ? karena dikondisikan oleh kesombongan yang tinggi akan diri dan kepemilikannya, sombong akan pengetahuannya yang luas, menjadi tidak  mawas diri, berkumpul bersama dengan para orang biasa yang belum matang dalam spiritual   [bālapṛthagjana] , tidak akan beraktivitas dalam silsilah ajaran realitas yang demikian, tidak akan mendengar kata kata dalam ajaran realitas yang demikian, karena merasa pembelajaran dan pengetahuannya telah luas, menjadi sangat sombong, tidak mawas diri, mengulang kembali  uraian yang tidak sesuai dengan karakteristik demikian apa adanya [tathārūpaṁ] dari ajaran realitas, menyusun ulang uraian sesuai dengan pemahaman mereka sendiri dan menguraikannya kembali kepada makhluk hidup dalam semua ranah eksistensi, menipu dirinya sendiri dan semua makhluk hidup, menggunakan dan menghabiskan pemberian dari sumber penghasilan masyarakat umum dengan tanpa tujuan tertentu, yang tidak layak untuk diberikan kepadanya. Oleh sebab itu, pada saat menjelang kematiannya, akan dipenuhi dengan ketakutan dan kekhawatiran.   

Para  makhluk hidup itu akan berkata kepadanya demikian,   anda telah menguasai beragam metoda pelatihan diri, mengapa tidak mampu untuk  menyelamatkan dirimu sendiri?.  Pada saat itu , dia akan menjawab demikian, Saat ini , saya tidak mampu untuk menyelamatkan diri sendiri, kemudian meratap dengan penuh penderitaan, tidak ada seseorangpun yang dapat disalahkan dalam hal ini, ,  banyak sanak saudara  yang telah terbunuh hanya untuk tujuan satu orang ini , dikondisikan oleh penyebab aktivitas [ucapan,  perbuatan, pikiran] sendiri, para makhluk hidup ini , pada saat  rentang waktu kehidupan mereka berakhir, juga akan menderita, terlahir kembali dalam ranah eksistensi yang tidak menyenangkan,  neraka ataupun sebagai binatang, karena mereka bergaul dengan sahabat spiritual yang tidak baik. Oleh sebab itu, brāhmaṇā, saya berkata,  tīrthika, caraka, paribrājaka, nigrantha jangan tidak  
mawas diri.

Dengan analogi seperti ini, seekor anak burung yang belum tumbuh bulu dan sayapnya, tidak akan mampu terbang tinggi  di angkasa. Demikian juga, tidak akan mampu untuk menggetarkan ranah eksistensi para deva,  jika tidak memiliki pengetahuan yang lebih tinggi [ṛddhi], tidak akan mampu untuk mencapai nirvāṇa, jika masih menggengam erat pada diri  dan kepemilikannya [ahaṁkāramamakāra], mengapa demikian ? karena penyebab kelahiran kembali berhubungan dengan aktivitas [ucapan , perbuatan, pikiran], jasmani ini akan mudah hancur dan terurai, dan jika melatih diri diluar dari jalan tertinggi maka pada saat rentang waktu kehidupan akan berakhir, pada saat indriya mereka tidak berfungsi lagi, akan menyesal dan dipenuhi dengan ketakutan dan kekhawatiran dan berpikir demikian, jasmani dan rentang waktu kehidupan yang telah diperoleh, telah disia-siakan, karena pelatihan diri yang dijalankan tidak akan memperoleh suka cita dalam ranah eksistensi yang menyenangkan dari para deva,  juga tidak akan memperoleh suka cita dalam ranah eksistensi dari para manusia, tidak mampu berdiam dalam nirvāṇa, jasmani ini telah disia-siakan, kemana akan dilahirkan kembali ?  Kepada siapa akan bersandar dalam masa yang akan datang ? Bagaimana dengan penyempurnaannya [upapatti] yang akan datang? bagaimana dengan penghentiannya [nirodha] yang akan datang?

Kemudian Bhagavā berkata kepada para tīrthika, caraka, paribrājaka, nigrantha, brāhmaṇā demikian,  seperti  pembimbing  dari substansi berharga [ratna] di Jaṁbūdvīpā, yang akan memenuhi semua keinginan baik, demikianlah ajaran realitas yang seperti substansi berharga ini, janganlah melatih diri dalam ajaran yang lain. Jika ingin mengajukan pertanyaan, Tathāgata akan berkenan untuk menguraikannya kembali.

[0967c29] Kemudian semua brāhmaṇā, tīrthika, caraka, paribrājaka, nigranthā bangkit dari tempat duduk mereka, merapikan dan melipat jubah luar hingga bagian  bahu kanan terbuka, merangkupkan kedua telapak tangan  dan bertanya kepada Bhagavā demikian, Telah banyak, Bhagavā, membebaskan makhluk hidup dari siklus eksistensi, beraktivitas siang maupun malam hari,  sedangkan elemen makhluk hidup [sattvadhātu] ini  tidak akan bertambah juga tidak berkurang,  apa yang menjadi penyebab [hetu] dan kondisi hingga para makhluk hidup ini  mampu memahami proses pemunculan dan penghentian [utpādanirodha]?


Parivarta keempat 
Pertanyaan Bhaiṣajyasena
[ bhaiṣajyasenaparipṛcchā]

[0968a03] Kemudian Bhagavā  berkata kepada Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva, yang telah berdiam dalam keagungan,  yang  telah  beralih [vinodanā] melalui  pertobatan agung [mahākaukṛtya] dan menyalakan lentera  ajaran realitas  dengan terang, mengajukan pertanyaan agung yang berkaitan dengan ini,  Dengarkan dengan baik, kulaputrā, demi memberikan manfaat kepada makhluk lainnya, dengan perhatian penuh [santi], para makhluk hidup ini mengamati proses pemunculan dan penghentian  terhadap yang bukan internal secara keseluruhan [nantāparyanta] , elemen tanah [pṛthivīdhātu] elemen api [tejodhātu], elemen air [rabdhātu],  elemen udara [vāyudhātu] sebagai satu kesatuan dari elemen makhluk hidup [sattvadhātu]

Melalui perhatian penuh [santi], Bhaiṣajyasena, para makhluk hidup yang telah tua [vṛddhā] dan yang muda [daharā] ini di masa yang akan datang, melatih diri [kariṣyanti] dalam mengamati proses pemunculan dan penghentian ini, 

Bhaiṣajyasena, dengan cara demikian,  para makhluk hidup ini ,  yang  tua dan muda  ini  memahami proses pemunculan dan penghentian ini.  

Hal ini dapat dianalogikan sebagai berikut, seseorang membersihkan rambutnya, mengenakan baju baru dan keluar dari kediamannya, pada saat yang lain melihatnya akan mengatakan bahwa dia sungguh menarik, membersihkan rambut dan mengenakan baju baru, tetapi jika ada seseorang yang membersihkan rambut, mengenakan baju lamanya, walaupun telah dicuci, pada saat yang lain melihatnya akan mengatakan bahwa dia sungguh  tidak menarik,  walaupun telah membersihkan rambut tetapi masih mengenakan baju lamanya.

Dengan menggunakan analogi yang sama , Bhaiṣajyasena,  para makhluk hidup yang telah tua [vṛddhā], yang eksis dalam jaṁbūdvīpa ini , tidak akan terlihat menarik, walaupun para makhluk hidup yang muda akan terlihat menarik, mereka juga tidak akan luput dari proses pemunculan dan penghentian ini

[0968a11] Kemudian semua tīrthika,caraka, paribrājaka, nigrantha, brāhmaṇā bangkit dari tempat duduk mereka dan berkata kepada Bhagavā demikian,  Hormat kami kepada Bhagavā ,  siapakah yang disebut sebagai tua dan muda ini , Bhagavā ?

[0968a13] Bhagavā menjawab demikian,  mereka yang telah memahami, penderitaan sensasi yang tidak akan pernah puas dan lelah  dalam kelahiran kembali yang berulang kali sebagai binatang, preta, dalam neraka ataupun dalam ranah eksistensi yang tidak menyenangkan lainnya,  semua makhluk yang demikian disebut sebagai tua.   

[0968a14] Pada saat itu, semua tīrthika,caraka, paribrājaka, nigrantha, brāhmaṇā dan para rājā nāga berkata kepada Bhagavā demikian, Tidak akan lagi [na bhūyo], Bhagavā, untuk memikul penderitaan sensasi dalam siklus eksistensi [saṁsāra] ini ,  kami telah memahaminya. 

Para tīrthika, caraka, paribrājaka, nigrantha, brāhmaṇā berkata demikian,  Tidak dapat diseberangkan [na samtr] para makhluk hidup yang muda ini, mereka tidak akan mampu memahami realitas sebagaimana apa adanya [dharmata] dengan secepatnya 

[0968a17] Kemudian Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva berkata kepada Bhagavā demikian,  yang  terlihat [paśya], Bhadanta , Bhagavā , berapa banyak makhluk hidup yang mampu membuka gerbang pembebasan tertinggi [adhimocya]

[0968a18] Bhagavā  menjawab,  Dengarkan dengan baik , Bhaiṣajyasena , Tathāgata sekarang , akan menjelaskannya,  semua yang eksis dalam ranah eksistensi yang masih terjangkau oleh penglihatan [yang akan mampu membuka gerbang pembebasan tertinggi]

Pada saat itu, sembilan puluh empat ribu koṭī pemuda, yang telah hadir dihadapan  Tathāgata, berdiam diri dengan penuh hormat , tetapi tidak memberikan penghormatan , tidak mengatakan apapun,  tidak berbicara satu dengan lainnya,  hanya berdiam diri [ādhivāsa] terlihat seperti sedang melatih diri melalui meditasi [bhāvana] dalam  keheningan [tūṣṇīṁ]

[0968a20] Selanjutnya, Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva mengajukan pertanyana kepada Bhagavā dan berkata demikian, Bhagavā , apa yang menjadi penyebab dan kondisi, sehingga para makhluk hidup ini , tidak mengatakan apapun,  tidak berbicara satu dengan lainnya, tidak memuja, juga tidak mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā ? 

Bhagavā  menjawab,  Dengarkan dengan baik , Bhaiṣajyasena, bagi makhluk hidup yang telah mengatakan bahwa makhluk hidup yang muda ini, tidak akan mampu memahami realitas sebagaimana apa adanya [dharmata]  dengan secepatnya, lihatlah makhluk hidup ini.

Bhagavā  kembali berkata,  makhluk hidup demikian, telah melihat dengan jelas [pratyakṣa], mengamati demikian apa adanya [darśayatha] dalam momen saat ini [saṁprati],  melalui persepsi yang benar [pramāna] terhadap ruang lingkup jasmani mereka sendiri [svaśarīrālloka].

Pada saat bersamaan, sembilan puluh empat ribu koṭī makhluk hidup yang masih muda ini, dengan  jasmani mereka sendiri, naik ke atas angkasa,  berdiam dengan tidak tergoyahkan, mencapai sepuluh tahapan [daśabhūmipratilabdhā], . 

Bhagavā  kembali berkata, Bhaiṣajyasena, para makhluk hidup yang masih muda ini, yang terlihat oleh anda ini , telah mencapainya

Kemudian makhluk hidup itu berkata demikian, kami,  Bhadanta,  Bhagavā , makhluk hidup yang masih muda tersebut,  kami , Bhadanta, Sugata para pemuda tersebut

[0968a28] Pada saat itu, Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva mengatakan  demikian kepada Bhagavā,  Telah tercapai dengan sempurna, manfaat yang sesuai dengan instruksi Bhagavā , para makhluk hidup ini, telah memutuskan [parikṣayā], telah mengakhiri [paryadānāya] siklus eksistensi  melalui usaha yang penuh dengan semangat [vīrya], telah memutuskan [parikṣayā] ikatan dari māra.

Demikianlah Bhagavā, para makhluk hidup yang telah terlihat dan  disebutkan [utpannā] diatas pada hari  saat ini  [adyaiva], Bhagavā, telah terbebaskan [parimuktā] pada hari  saat ini  , semuanya telah berdiam dengan tidak tergoyahkan dan mencapai  kediaman [pratiṣṭhitā] sepuluh tahapan.

[0968b02] Selanjutnya  semua brāhmaṇā, tīrthika, caraka, paribrājaka, nigranthā  rājā nāga, Mārā Pāpīyā, yang telah hadir ini,  dihadapan Bhagavā berkata demikian, Kami,  Bhagavā, yang telah hadir di hadapan Tathāgata ,untuk mendengarkan ajaran realitas transformatif ini  sekarang  dan juga telah mencapai ketenangan [prasāda] dengan sepenuhnya , Oleh sebab itu, sungguh mengagumkan para Buddha dan ajaran realitas ini , Semoga kami semua akan segera memperoleh bentuk jasmani  yang sama seperti Bhagavā, yang sungguh mengagumkan dan menawan ini,  mencapai suka cita mendalam dari para Buddha, Semoga kami akan muncul sebagai Tathāgatā arhat Samyaksaṁbuddhā dalam ranah eksistensi ini .

[0968b06] Bhagavā  kembali berkata,  Lelaki yang bajik dan lembut [bhadramukhā] sudah seharusnya demikian, kalian hadir dihadapan Tathāgata, Arhat Samyaksaṁbuddha, mendengarkan ajaran realitas transformatif yang bernama saṁghāṭa ini, membangkitkan kesadaran penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi. Lelaki yang bajik dan lembut ,   kalian akan segera mencapai penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi dalam jangka waktu yang tidak lama lagi.

[0968b08]  Pada saat bersamaan, setelah Bhagavā mengucapkan kata ini,  semua yang hadir termasuk  tīrthika caraka, paribrājaka, nigrantha, brāhmaṇā mencapai dan memasuki tahapan pengamatan mendalam  terhadap ketidakmunculan dari fenomena  [anutpattikadharmakṣānti], berdiam  dalam sepuluh tahapan [daśabhūmi] dari para bodhisattva. [Kemudian] semua bodhisattva ini naik keatas menuju angkasa setinggi tujuh pohon tālā,  memanifestasikan paviliun bertingkat  yang terhias dengan tujuh substansi berharga untuk dipersembahkan kepada Tathāgata , memanifestasikan beragam kekuasaan pengetahuan yang lebih tinggi  dan juga aktivitas yang melampaui keduniawian.

[0968b13] Pada saat , mereka mengkontemplasi kualitas Buddha dengan perhatian penuh, para deva mencurahkan beragam bunga dari ranah eksistensi yang menyenangkan di sekeliling  Bhagavā , dengan mempersepsi dalam pikiran mereka bahwa jasmani mereka sendiri merupakan jasmani dari  para Buddha,  kemudian ratusan ribu koṭīniyuta devaputra juga mencurahkan bunga dari ranah eksistensi yang menyenangkan di sekeliling  Tathāgata dan berkata demikian,  Mereka yang telah memperoleh manfaat yang sangat banyak  dari  Śramaṇa Gautama, kṣetra yang agung, penguasa dunia,  yang telah  sempurna dalam mencapai kekuatan dari samādhi.  Oleh sebab itu, para makhluk hidup ini , yang telah menguasai kefasihan dalam metoda [upāyakauśalya] dengan bertahap ini , dapat terbebaskan dari siklus eksistensi , hanya dengan melalui satu uraian yang penuh kebajikan dari para Buddha maka para makhluk hidup ini terbebaskan dari siklus eksistensi .

[0968b18] Pada saat itu, Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva bangkit dari tempat duduknya, melipat dan merapikan jubah luar hingga bahu sebelah kanan terbuka,  memberikan penghormatan dengan lutut kanan menyentuh tanah , menghadap Bhagavā dan kemudian berkata, Bhagavā, apa yang menjadi penyebab dan kondisi hingga  para devaputrā ini mengatakan demikian, dan [para bodhisattva] memanifestasikan beragam kekuasaan pengetahuan yang lebih tinggi  dan juga aktivitas yang melampaui keduniawian, memuji dengan beragam pujian mengenai kebajikan dari Tahāgata ?

[0968b21] Bhagavā menjawab demikian,  Dengarkan dengan baik, kulaputra,  mereka bukan memuji saya, mereka sedang memuji jasmani mereka sendiri, yang sudah mapan sebagai singasana raja ajaran realitas,  mereka sedang memuji jasmani mereka sendiri, yang sedang memancarkan sinar dari ajaran realitas, yang dilindungi oleh semua Buddha, yang akan mencapai kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi dan menguraikan kembali ajaran realitas.

[0968b25] Selanjutnya, Bhaiṣajyasena bodhisattva berkata kepada Bhagavā demikian, Telah banyak  Bhadanta Bhagavā , telah banyak makhluk hidup, Bhadanta, Sugata telah membebaskan banyak makhluk hidup , beraktivitas siang maupun malam hari, tetapi makhluk hidup ini  masih tidak berkurang [kṣaya],  eksistensi mereka juga tidak tertaklukkan [na bhavati] 

[0968b27] Bhagavā menjawab, Sādhu,  Sādhu Bhaiṣajyasena, anda telah berpikir untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal ini kepada Tathāgata. Dengarkan dengan baik, Bhaiṣajyasena,  sebenarnya adalah sebagai berikut , Bhaiṣajyasena, dengan analogi demikian, jika ada manusia yang memiliki kekayaan yang berlimpah, sandang yang berlimpah, makanan yang sangat berlimpah, rumah dan taman yang luas,  lumbung yang dipenuhi dengan padi dan bijian yang berlimpah, memiliki banyak pembantu laki laki dan perempuan, tanah yang luas dan ditanami dengan beragam bijian seperti padi, gandum, kacang, biji wijen dan bijian lainnya. Dia menaman semua ini di musim semi, pada saat musim panen , dia memanen semua ini, menyimpan di lumbung yang berbeda, menghabiskannya semua sebelum musim semi selanjutnya tiba, kemudian menaman kembali , mengulang aktivitas demikian terus menerus.      
Demikian juga, Bhaiṣajyasena, para makhluk hidup ini,  yang dikondisikan oleh hasil dari aktivitas [perbuatan, ucapan , pikiran] mereka sendiri, akan menghabiskan semua hasil dari aktivitas [perbuatan, ucapan , pikiran] yang baik [śubha] sebelumnya, mencari ladang kebajikan [puṇyakṣetra], kembali menaman akar kebajikan [kuśalamūlā], kemudian melatih diri melalui  kualitas kebajikan [kuśaladharma] ini,  berusaha dengan keras untuk meningkatkan semua kualitas kebajikan yang telah muncul ini ,  yang juga memunculkan  kepuasan [prīti]  dan suka cita [prāmodya]. Bhaiṣajyasena , pikiran yang  penuh dengan kepuasan  dan suka cita ini, ketetapan hati yang demikian, dalam ratusan ribu koṭī kalpa tidak dapat dihancurkan.

Demikian juga, Bhaiṣajyasena, bodhisattva yang telah membangkitkan kesadaran awal [prathamacittotpādiko], pembangkitan dari kualitas  yang demikian juga tidak dapat tergerus ataupun dihancurkan , akumulasi [saṁkṣiptena] semua kualitas [sarvadharma] ini akan terus meningkat.

[0968c08] Bhaiṣajyasena berkata ,  Apa , Bhagavā, pertanda yang akan muncul dalam mimpi untuk bodhisattva yang telah membangkitkan kesadaran awal [prathamacittotpādiko]

[0968c09]  Bhagavā menjawab, Beragam, Bhaiṣajyasena, hal yang menakutkan yang akan muncul dalam mimpi untuk bodhisattva yang telah membangkitkan kesadaran awal [prathamacittotpādiko], mengapa hal yang menakutkan yang akan muncul  dalam mimpi? karena hampir semua ketidakbajikan dari aktivitas [ucapan, perbuatan, pikiran] telah dimurnikan. Tidak mungkin , Bhaiṣajyasena, hal yang menakutkan itu muncul ataupun terlihat dalam mimpi buruk, jika makhluk hidup tersebut telah memutuskan sepenuhnya penderitaan [duḥkhamapanayituṁ] yang menggengam dengan kuat [tīvraṁ], yang dikondisikan oleh semua aktivitas [ucapan, perbuatan, pikiran] yang tidak baik. 

[0968c12]  Bhaiṣajyasena berkata ,  Apa , Bhagavā,  hal yang menakutkan yang akan muncul dalam mimpi untuk bodhisattva yang telah membangkitkan kesadaran awal [prathamacittotpādiko] ?

[0968c13] Bhagavā menjawab, Api, Bhaiṣajyasena, yang berkobar menyala  yang akan muncul, pada saat itu bodhisattva akan mengetahui bahwa semua kondisi mental yang tidak bermanfaat [sarvakleśā] telah terbakar habis, kedua, Bhaiṣajyasena, pusaran air yang mengalir dengan deras, pada saat itu bodhisattva ini  tidak dapat dipisahkan  dari kesadaran awal yang telah dibangkitkan ini . Mengapa demikian? Bhaiṣajyasena, karena  semua ikatan ketidaktahuan [sarvamohabandhanā] pada bodhisattva ini telah tersingkirkan [vinivartya] , aktivitas yang muncul  dari semua ketidakbajikan telah tereliminasi [kṣaya], telah tersingkirkan juga [vinivartya] yang ketiga, Bhaiṣajyasena,  hal yang sangat  tidak menakutkan [mahābhayaṁ] yang  juga muncul dalam mimpi oleh bodhisattva yang telah membangkitkan kesadaran awal [prathamacittotpādiko] ini.

[0968c19]  Bhaiṣajyasena berkata ,  Apa , Bhagavā,  hal  lain yang tidak menakutkan yang akan muncul dalam mimpi ini ?

[0968c20] Bhagavā menjawab, akan terlihat dia mencukur habis bagian atas dari jasmaninya sendiri,  pada saat itu bodhisattva ini  tidak dapat dipisahkan  dari kesadaran awal yang telah dibangkitkan ini , mengapa demikian? karena pada saat itu bodhisattva akan mengetahui bahwa nafsu keinginan [rāga], kebencian [dveṣa], ketidaktahuan [mohā] telah tercukur habis, dia telah menakhlukkan [parājitam] kelahiran dalam siklus eksistensi [saṁsāraṁ] dan enam ranah eksistensi [ṣaḍgatika], tidak akan terlahir dalam neraka, tidak akan terlahir sebagai binatang, tidak akan terlahir sebagai preta , tidak akan terlahir sebagai asura, nāga, deva. Dalam kemurnian, Bhaiṣajyasena, dari buddhakṣetra, bodhisattva yang telah membangkitkan kesadaran awal [prathamacittotpādiko] ini akan muncul ,diterima dan terlahir kembali. 

Dalam kemunculannya, Bhaiṣajyasena, di masa yang akan datang, pada saat yang tepat, makhluk hidup ini akan menyempurnakan kesadaran penggugahan [bodhi citta] , Oleh  sebab itu,  mereka akan mengamati dan memahami [draṣṭavyā] uraian ajaran [paribhāṣaṇā] dari para guru agung, memperoleh kekuasaan yang melampaui tiga waktu [paribhūtavāsa]. Demikianlah,  Bhaiṣajyasena, bodhisattva yang telah membangkitkan kesadaran awal ini tidak akan lelah , kesadaran yang telah muncul demikian ini akan kuat  dan tidak dapat terpengaruhi.

[0968c29] Telah banyak, Bhaiṣajyasena, instruksi dari ajaran realitas yang diuraikan oleh saya , Bhaiṣajyasena, beragam pelatihan moralitas yang sulit telah saya latih dalam ratusan ribu niyuta kalpa. Saya tidak, Bhaiṣajyasena, melatih diri dengan tujuan untuk memperoleh kekayaan para raja, bukan dengan tujuan untuk dihormati, bukan dengan tujuan untuk kekuasaan. Saya melatih diri  melalui pelatihan moralitas yang sulit ini , dengan tujuan untuk memahami intrinsik dari fenomena  [svabhāvadharmā]. Bhaiṣajyasena, saya tidak mencapai kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi melalui pelatihan moralitas yang sulit ini, hanya pada saat yang tepat, pada saat saya mendengar pemutaran ajaran  realitas yang bernama saṁghāṭa ini, saya mencapai kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi.

Sangat mendalam, Bhaiṣajyasena, ajaran  realitas transformatif ini , 

 Sangat sulit, Bhaiṣajyasena, pemutaran ajaran  realitas ini terdengar dalam ratusan ribu koṭī niyuta kalpa, Sangat jarang, Bhaiṣajyasena, seperti kemunculan dari Tathāgatā, Sangat jarang, Bhaiṣajyasena, Bhaiṣajyasena, yang menyakini dan mempertahankan dengan baik [dhāraka] ajaran realitas transformatif ini.

Jika ada yang mendengarkan pemutaran ajaran  realitas ini , semuanya akan segera mencapai kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi. Selama ribuan kalpa, Bhaiṣajyasena, makhluk hidup ini akan menjauhi [paścānmukha] siklus eksistensi , memperoleh kemurnian dari buddhakṣetra, memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan mengenai jalan dan penghentian [nirodhamārga], memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan mengenai  kemunculan dan sumber [niśraya] , memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan mengenai  landasan yang bermanfaat [kuśalasthānaṁ],  landasan yang bermanfaat dari pengetahuan yang lebih tinggi [abhijñākuśalasthānaṁ],  memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan  mengenai penghentian terhadap  landasan yang bermanfaat [kuśalasthānanirodhaṁ]

Apa yang dimaksud dengan, Bhaiṣajyasena, penghentian ini?

[0969a09] Bhaiṣajyasena menjawab, bermakna, Bhagavā, landasan dari  kualitas [dharmasthānam]

[0969a10] Bhagavā  berkata, apa yang dimaksud dengan, Bhaiṣajyasena, landasan dari  kualitas [dharmasthānam]

[0969a11] Bhaiṣajyasena menjawab, landasan dari  kualitas, Bhagavā, yakni , menjalankan  dengan usaha dan semangat yang keras [ārabdhavīryatā], menjalankan moralitas [ārabdhaśīlatā],  melengkapi moralitas dengan sepenuhnya [śīlasamanvāgamatā], inilah yang disebut dengan  tempat penyimpanan kualitas [dharmanidhāna]. Dengan ini, Bhagavā, tempat penyimpanan kualitas [dharmanidhāna] ini dapat dimunculkan 

[0969a13] Bhagavā menjawab, sādhu sādhu Bhaiṣajyasena, anda telah menguraikan makna dari pertanyaan Tathāgata dengan baik.

[0969a21]  Bhaiṣajyasena bertanya, apa maksud dan tujuan , Tathāgatā  muncul dalam ranah eksistensi ini ?

[0969a22]  Bhagavā menjawab, Bhaiṣajyasena, pada saat Tathāgatā muncul dalam ranah eksistensi ini , para makhluk hidup ini akan memahami semua  fenomena, memahami fenomena melalui kefasihan dalam metoda[upāyakuśalā], mengetahui fenomena yang melampaui keduniawian, dengan memahami fenomena keduniawian dan melampaui keduniawian, mereka akan mengetahui bahwa kemunculan Tathāgatā merupakan sumber dari sukacita dan juga kemunculan dari Tathāgatā  merupakan pengetahuan dari semua aspek, dengan mengetahui beragam pengetahuan yang ditransmisi secara lisan dengan lengkap ini , mereka juga akan mengetahui kemunculan dari Tathāgatā.

[0969a26]  Bhaiṣajyasena bertanya, bagaimana proses memahami pengetahuan dari semua aspek  ini ? bagaimana proses memahami nirvāṇa ?

[0969a27]  Bhagavā menjawab, Ajaran realitas ini , Bhaiṣajyasena, dipahami dengan benar, dan juga memahami fenomena melalui pengetahuan semua aspek. Demikian juga, Bhaiṣajyasena, dengan memahaminya dan mengakumulasi kualitas [dharmasaṁgraha] maka  pengetahuan khusus ini [prathamo lābha] akan muncul, dengan mendengarkan dan mempertahankan ajaran realitas [ dhārmika] sebagaimana apa adanya maka  pengetahuan ini akan muncul. 

Dengan menggunakan analogi sebagai berikut, Bhaiṣajyasena, , seorang lelaki yang bekerja sebagai pedagang,  berangkat mencari keuntungan dengan membawa timbunan emas dari ribuan orang lainnya, kedua orang tuanya berkata demikian, dengarkan dengan baik, kulaputra, timbunan emas ini merupakan milik ribuan orang lain, jaga dan lindungi dengan baik, jangan menghilangkannya.  Kemudian lelaki ini membawa emas tersebut,  setelah beberapa bulan berlalu , karena ketidakdisplinannya, dia telah menghilangkan emas yang seharusnya dijaganya.

Pada saat itu, lelaki tersebut sangat memikirkan ketidakberuntungan ini, diliputi oleh penderitaan yang mendalam seperti hati yang tertusuk anak panah, diliputi keraguan [sahrī] dan rasa malu [trāpa] untuk pulang kembali ke rumahnya.

Kemudian,  kedua orang tuanya mendengar bahwa  putra mereka telah menghilangkan semua emas ini,  menjadi kehilangan harapan, diliputi oleh penderitaan yang mendalam seperti hati yang tertusuk anak panah,  mengoyak pakaian mereka, sedih, meratap , menangis dengan pilu dan mengeluh demikian,  putra yang tidak baik ini , putra yang terlahir dalam nama keluarga kami,  telah menghancurkan keluarga ini, telah membuat kita menjadi miskin dan menderita, demi dia , kita telah menjadi pelayannya,  sekarang  telah kehilangan harapan dan  lebih baik mati.   

Kemudian kedua orang tuanya  sangat memikirkan hal ini dengan mendalam dalam hati mereka , merasa kehilangan harapan, putus asa dan kemudian meninggal. Setelah putra tersebut mendengar bahwa kedua orang tuanya telah  kehilangan harapan, putus asa dan kemudian meninggal. Putra tersebut juga kehilangan harapan, putus asa dan kemudian meninggal.

Demikian juga, Bhaiṣajyasena, walaupun Tathāgata telah menjelaskan tujuan dan makna ini , tetapi masih ada makhluk hidup yang tidak memahami dan menyakini instruksi ini , pada saat menjelang kematian mereka, akan kehilangan harapan, diliputi oleh penderitaan yang mendalam seperti hati yang tertusuk anak panah, menyesal karena telah  meninggalkan substansi ajaran realitas yang agung [mahādharmaratna] pada saat itu.

Seperti analogi kedua orang tua tadi, yang telah  kehilangan harapan, sedih, meratap , menangis dengan pilu dan mengeluh karena emas itu, diliputi oleh penderitaan yang mendalam seperti hati yang tertusuk anak panah karena  timbunan emas milik orang lain dan mereka, hingga mengalami penderitaan seperti tertusuk anak panah, terus memikirkannya hingga meninggal.  

[0969b12]  Demikian juga, Bhaiṣajyasena, yang tidak memahami dan menyakini instruksi ini , pada saat menjelang kematian mereka, akan kehilangan harapan, meratap dan menangis dengan pilu, mengalami penderitaan sensasi , telah menghabiskan hasil kebajikan dari aktivitas masa lampau, tidak menanam kembali hasil kebajikan sehingga kehilangan ladang kebajikan. Oleh sebab itu, hasil kebajikan mereka akan habis, pada saat menjelang kematian, akan melihat mereka sendiri terlahir kembali dalam neraka, dalam rahim dari para binatang, ranah eksistensi para yama dan juga ranah eksistensi yang tidak menyenangkan lainnya,  mengalami penderitaan yang mendalam seperti hati yang tertusuk anak panah dan kemudian berkata demikian, siapa yang akan melindungi mereka dari  penderitaan yang mendalam seperti hati yang tertusuk anak panah ini , terlahir kembali dalam neraka, dalam rahim dari para binatang, ranah eksistensi para preta, yama dan juga ranah eksistensi yang tidak menyenangkan lainnya.  

Kemudian kedua orang tua akan berkata kepada putranya demikian, yang sangat menakutkan adalah  penderitaan dari penyakit ini, tidak akan terjadi , tidak ada kematian , putraku , jangan segan dan  takut dengan kematian [54]

Akan terbebas dari rasa sakit [tubhya],  penyakit [vyādherhi],  ketakutan [bhaya] , kengerian [bhairavā] yang muncul ,seperti Kuru yang kokoh, putraku akan terbebaskan [55]

Putranya berkata demikian, Kesadaran [vijñānaṁ] saya sedang berhenti, jasmani saya ini sedang mengalami sensasi yang sangat [bhṛśam] sakit [pyīḍyate], semua anggota jasmani ini dalam penderitaan ,  sedang melihat  proses kematian sendiri. [56]

Mata saya tidak  mampu melihat,  didalam telinga [karṇau] saya tiada suara yang terdengar, telinga [śrotraṁ] ini berulang kali [punar] tidak mendengarkan percakapan lagi , jasmani saya sudah  tidak kuat untuk menopang [ 57]

Mengalami penderitaan dari satu anggota jasmani ke anggota jasmani lainnya, kaku seperti sebilah kayu [kāṣṭhā], saya tanpa kesadaran [acetanāḥ], tanpa sensasi [visvādayasi], ibu katakan kematian ini tidak akan datang. [58] 

Ibu berkata demikian,  Putraku , jangan berkata demikian,  akan membuat saya  sangat takut , lihatlah jasmani ini tanpa unsur panas,  juga tanpa penyakit  [59]

Putranya berkata demikian,  Tidak terlihat penyakit dalam jasmani ini , tidak terlihat juga akan bebas dari penyakit dan penderitaan,  jasmani ini  sedang terurai, terlihat kematian yang sangat [bhṛśam] mengerikan[ghoraṁ] [60]

Terlihat seluruh jasmani saya, disiksa [prapīḍitaṁ] oleh penderitaan, siapa yang akan melindungi ,  kemana saya akan pergi berlindung ? [61]

Kedua orang tuanya berkata kepada putranya, para deva sedang murka [krodha], lakukan ritual pengorbanan [yajana]  kepada para deva, akan sembuh dengan sendirinya [62]

Putranya berkata demikian, mohon lakukan apapun yang dapat membuat saya sembuh,   cepat, cepatlah pergi dan tanyakan kepada utusan deva [devapālaka][63]

Selanjutnya kedua orang tua tersebut segera pergi  mengunjungi  utusan deva  tersebut , memberikan persembahan wewangian kepada deva,  kemudian  utusan deva  juga memberikan persembahan wewangian kepada deva dan berkata demikian, para deva sedang murka, segera lakukan ritual pengorbanan [yajana], korbankan ternak, korbankan manusia, putra anda akan terbebas dari penyakitnya.

Kemudian, pada saat itu, kedua orang tua tersebut berpikir demikian, kami tidak memiliki kekayaan, apa yang harus dilakukan ,  jika deva murka maka putra kami pasti akan meninggal. Jika deva tidak murka lagi maka akan memperoleh banyak kebajikan. Mereka segera kembali ke rumah untuk menjual semua  harta miliknya untuk membeli seekor ternak.

Kemudian mereka mengunjungi orang lain dan berkata demikian,  pinjamkan kami emas,akan kami kembalikan dalam jangka waktu sepuluh hari, jika kami tidak mampu mengembalikan, kami akan menjadi pembantu untuk melayanimu. 

Setelah mendapatkan emas, mereka membeli seorang laki laki, tetapi dia tidak mengetahui bahwa dia akan dikorbankan kepada deva. Kedua orang tua tersebut masih kekanakan dan diliputi ketidaktahuan, tidak kembali ke rumah mereka, segera pergi  mengunjungi  utusan deva dan berkata demikian,  segera siapkan altar untuk melakukan ritual pengorbanan ini  

Kemudian kedua orang tua itu membunuh ternak dan laki laki tersebut dengan tangan mereka sendiri ,  utusan deva segera melakukan ritual pengorbanan , menyalakan api, dan berkata demikian, jangan khawatir , putra kalian telah dilindungi, akan disembuhkan.  

Pada saat itu,  kedua orang tua itu diliputi oleh suka cita mendalam, dan berkata demikian, Jika  putra sembuh, kami menjadi pelayan, akan jauh lebih mulia.  Setelah melakukan ritual pengorbanan kepada deva ini, kedua orang tua tersebut kembali ke rumah mereka, melihat  putra mereka telah meninggal dunia. Kemudian , kedua orang tua itu  menjadi putus asa,  diliputi oleh penderitaan yang mendalam seperti hati yang tertusuk anak panah, kehilangan harapan dan meninggal dunia. 

[0969c10] Oleh sebab itu, Bhaiṣajyasenā, jangan berkumpul bersama dengan teman spiritual yang tidak baik. [ākalyāṇamitra]

Bhaiṣajyasenā  berkata , Saya  hendak mengajukan pertanyaan,  Bhagavā, Saya hendak mengajukan pertanyaan,  Sugata.

Bhagavā menjawab, ajukanlah pertanyaan, Bhaiṣajyasena

[0969c11]  Bhaiṣajyasenā  bertanya,  Dimana, Bhagavā, para makhluk hidup yang demikian, akan terlahir kembali ?

[0969c12]  Bhagavā menjawab,  Cukup,  Bhaiṣajyasenā , jangan  mengajukan pertanyaan yang tidak  memiliki tujuan untuk terbebaskan dari kekeliruan.
  
Bhaiṣajyasenā kembali  berkata , Saya  hendak mengajukan pertanyaan,  Bhagavā, Saya hendak mengajukan pertanyaan,  Sugata.

[0969c15]  Bhagavā menjawab,  Dalam kasus ini,   Bhaiṣajyasena, ibu akan terlahir kembali dalam neraka besar [mahānaraka] bernama penjerit [raurava] , ayah akan terlahir kembali dalam neraka besar bernama penghancur [saṁghāta] , putra akan terlahir kembali dalam neraka besar  bernama pemanas [tapana], utusan para deva [devapālaka] akan terlahir kembali dalam neraka besar  bernama tanpa jeda  [mahāvici]

[0969c18] Bhaiṣajyasenā mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata demikian,  lelaki yang tidak bersalah itu, dimana dia akan terlahir kembali, bagaimana dengan kehidupannya di  masa yang akan datang ? 

[0969c20] Bhagavā menjawab , Disini , Bhaiṣajyasenā, lelaki yang tidak bersalah itu, terlahir kembali dalam ranah eksistensi yang menyenangkan dari para deva  trāyastriṁśā

[0969c21] Bhaiṣajyasenā mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata demikian,  apa yang menjadi sebab dan kondisi sehingga  lelaki yang tidak bersalah itu dapat terlahir kembali dalam ranah eksistensi yang menyenangkan dari para deva  trāyastriṁśā ?

[0969c22] Bhagavā menjawab , dengarkan dengan baik, Bhaiṣajyasena, karena pada saat menjelang kematiannya, lelaki itu , dengan pikiran yang penuh perhatian dan keyakinan, memberikan penghormatan dan mengambil perlindungan kepada Tathāgata,  dengan mengucapkan demikian, saya memberikan penghormatan kepada Bhagavā, Tathāgata, Arhat, Samyaksaṁbuddha.

Karena dikondisikan oleh, Bhaiṣajyasena, akar kebajikan [kuśalamūla] yang demikian, selama enam puluh kalpa akan memperoleh suka cita dalam ranah eksistensi yang menyenangkan dari para deva  trāyastriṁśā , selama delapan puluh kalpa akan mengingat kembali kehidupan masa lampaunya, dalam setiap kehidupannya, akan terbebas dari semua kekhawatiran [sarvaśoka], pada saat setelah dia lahir, akan terhindar dari semua penderitaan [sarvaduḥkhā].  Demikianlah,  Bhaiṣajyasena, semua makhluk hidup  yang tidak melatih diri , tidak akan mampu memasuki nirvāna

[0969c28] Selanjutnya, Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata demikian, Bagaimana,  Bhagavā, semua makhluk hidup  yang melatih diri, akan mampu memasuki nirvāna ?

[0969c29] Bhagavā menjawab , menjalankan  dengan usaha dan semangat yang keras [ārabdhavīryatā], Bhaiṣajyasenā.

[0970a01] Bhaiṣajyasena berkata, apa yang dimaksud,  Bhagavā , menjalankan  dengan usaha dan semangat yang keras [ārabdhavīryatā] ?

[0970a02] Bhagavā menjawab , dengarkan dengan baik, Bhaiṣajyasena, 
menjalankan usaha dan semangat yang keras akan membawa [mucyate]  adalah menunjukkan [darśanaṁ]  hasil [phalānāṁ], yakni, hasil dari yang telah memasuki arus [srotaāpattiphalaṁ] dinamakan sebagai  landasan dari usaha dan semangat yang keras [vīryasthānaṁ],  hasil dari yang akan kembali tujuh kali lagi  [sakṛdāgāmiphalaṁ] dinamakan sebagai landasan dari usaha dan semangat yang keras, hasil dari yang tidak akan kembali lagi  [anāgāmiphalaṁ] dinamakan sebagai landasan dari usaha dan semangat yang keras, hasil dari yang tidak akan kembali lagi  [anāgāmiphalaṁ] dinamakan sebagai landasan dari usaha dan semangat yang keras, , hasil dari  arhat dan penghentian para arhat  [arhatvaphalamarhannirodha] dinamakan sebagai landasan dari usaha dan semangat yang keras, hasil dari  pratyekabuddha [pratyekabuddhaphalaṁ] dan pengetahuan  yang berasal dari hasil dari  pratyekabuddha [pratyekabuddhaphalajñānaṁ] dinamakan sebagai landasan dari usaha dan semangat yang keras, hasil dari tahapan bodhisattva [bodhisattvabhūmiphalaṁ] dan landasan penggugahan [bodhisthānaṁ] dinamakan sebagai  landasan dari usaha dan semangat yang keras. Demikianlah , Bhaiṣajyasena, yang dinamakan sebagai landasan dari usaha dan semangat yang keras [vīryasthānaṁ].  

[0970a08]  Bhaiṣajyasena berkata, Bagaimana, Bhagavā, seseorang yang telah memasuki arus [srotaāpanna] dan hasil dari yang telah memasuki arus [srotaāpattiphalaṁ] itu dapat dipahami [darśayitavyaḥ] ?

[0970a09]  Bhagavā berkata, dengan menggunakan analogi , Bhaiṣajyasena, sebagai berikut, ada seseorang yang menanam pohon, pada hari yang sama  benih yang ditanam ini tumbuh menjadi tunas [aṅkuraṁ], pada hari yang sama juga, pohon itu tumbuh setinggi satu yojana keatas dengan akar yang tumbuh kebawah sedalam satu yojana.

Kemudian ada seseorang  kedua lainnya, juga menanam pohon yang sama,  pada hari yang sama benih yang ditanam tidak tumbuh menjadi tunas [aṅkuraṁ] dan berakar karena diguncang oleh angin, seseorang pertama tersebut menggali dan mencabut pohon ini dari tempatnya, seseorang kedua bertanya kepadanya untuk apa menggali tanah miliknya dan mereka berdua berselisih paham dan saling menuduh satu dengan lainnya.   Selanjutnya pada waku bersamaan , rājā mendengar bahwa kedua orang itu sedang berselisih paham dan saling menuduh satu dengan lainnya,  segera memberikan instruksi kepada pengawalnya dan berkata demikian, segera menuju kediaman kedua orang tersebut dan bawa mereka kesini.   

[0970a15]  Dia menerima instruksi ini , mengganti pakaiannya dan segera berangkat  dengan secepatnya, menuju kediaman kedua orang tersebut dan kemudian berkata demikian, rājā memanggil kalian berdua. Kedua orang tersebut menjadi gelisah dan khawatir dan berpikir demikian, mengapa rājā memanggil kami berdua. Pada saat mereka berdua tiba di hadapan raja, memberikan hormat dan kemudian diam. Selanjutnya, rājā bertanya kepada mereka demikian, mengapa kalian berdua  berselisih paham dan saling menuduh satu dengan lainnya?   

[0970a19] Pada saat itu, kedua orang tersebut memberikan hormat rājā dan berkata demikian, Dengarkan,  Mahārājā, kami tidak memiliki sebidang tanah apapun, kami meminjam sebidang tanah kosong untuk menanam pohon, pohon yang  telah saya tanam ini , pada hari yang sama , benih tumbuh segera menjadi tunas, berakar, berdaun, berbuah , sedangkan pohon yang ditanam oleh dia, pada hari yang sama , benihnya tidak tumbuh segera menjadi tunas,  tidak berakar, tidak berdaun, tidak berbuah, karena terguncang oleh angin. ,  Mahārājā, pohon yang ditanamnya juga tidak tumbuh setinggi satu yojana keatas dengan akar yang tumbuh kebawah sedalam satu yojana pada hari yang sama , Oleh sebab itu , dia menyalahkan saya, kemudian kami  berselisih paham dan saling menuduh satu dengan lainnya. Demikianlah, Mahārājā, ketahuilah bahwa dalam hal ini , saya tidak bersalah. 

[0970a24]  Kemudian, rājā mengumpulkan tiga puluh koṭi menterinya dan berkata kepada mereka demikian,  Bicaralah dan berikan pendapat kalian masing masing,  

Para menteri menjawab, Mahārāja,  apa yang harus dibicarakan ?

[0970a26] Rājā  berkata  kepada mereka demikian,  Kalian semua, pernahkah melihat atau mendengar bahwa dalam satu hari sama, pohon yang ditanam,  akan tumbuh menjadi tunas, berakar, berdaun, berbuah ? Segera berikan pendapat kalian masing masing dalam waktu seminggu ataupun setengah bulan.

[0970a27] Kemudian, rājā mengumpulkan tiga puluh koṭi menterinya dan berkata kepada mereka demikian,  

Pada saat itu,  semua menteri bangkit dari tempat duduk mereka, memberikan penghormatan kepada Rājā dan berkata demikian, Mahārāja, kami tidak mampu memutuskan ini , tidak percaya dan tidak bisa menerima apa yang dikatakan oleh orang tersebut, mengapa demikian ? hal demikian ini sangat jarang terjadi.
Kemudian  Rājā kembali bertanya kepada orang tersebut, Semua yang anda katakan itu, apakah telah benar ? 

Dia  menjawab, Mahārāja, ini telah benar dan tidak keliru, 

Rājā kembali berkata,  Yang telah anda katakan ini , pohon ditanam, segera menjadi tunas, berakar, berdaun berbunga, berbuah  dalam satu hari sama,  sungguh sulit untuk dipercaya  

Pada saat itu, orang tersebut  merangkupkan kedua telapak tangannya, menghadap Rājā dan berkata demikian, Mohon Rājā menanam pohon itu sendiri, untuk mengetahui apakah itu benar atau tidak, lihatlah bagaimana tunas itu tumbuh.

[0970b05] Pada saat itu, rājā beserta dengan tiga puluh koṭi menteri dan rombongannya keluar, kedua orang tersebut ditahan dan dimasukkan kedalam penjara. Kemudian rājā menanam sendiri pohon tersebut, tetapi pohon yang ditanam tidak menjadi tunas,  tidak berakar, tidak berdaun , tidak berbunga,tidak  berbuah. Rājā menjadi murka dan memberikan instruksi dengan mengatakan demikian, Kalian semua, segera ambil kampak, pergi ke tempat dimana pohon itu ditanam oleh orang tersebut. Dengan penuh kemarahan, rājā menginstruksikan para menteri untuk menebang pohon yang telah berdaun , berbunga, berbuah, yang ditanam oleh orang tersebut.  Satu batang pohon itu ditebang, muncul dua belas batang, dua belas batang pohon ditebang, muncul dua puluh empat batang, dengan akar, daun, bunga dan buah yang terhias dengan tujuh substansi berharga. Dari setiap dua puluh empat batang pohon tersebut, termanifestasi  dua puluh empat burung kukkuṭa, dengan kepala keemasan , paruh keemasan, dan bulu yang terhias dengan tujuh substansi berharga.

Pada saat itu, rājā kembali murka, mengambil kapak dengan tangan sendiri, membelah pohon tersebut, pohon yang terbelah itu mengeluarkan nektar [amṛta].

Selanjutnya, rājā tersebut bertobat, memberikan instruksi dan berkata demikian, bebaskan  kedua orang tersebut dari penjara. Para menterinya segera membebaskan dan menjemput mereka , dan kembali menghadap rājā .

Kemudian  Rājā kembali bertanya kepada orang tersebut, pohon yang anda tanam ini , ditebang sebatang akan muncul dua belas batang, ditebang dua belas batang , akan muncul dua puluh empat batang, sedangkan pohon yang saya tanam,  tidak menjadi tunas,  tidak berakar, tidak berdaun , tidak berbunga,tidak  berbuah, mengapa demikian ?  

Orang tersebut berkata demikian, Hasil kebajikan seperti  ini , mahārāja , anda 
belum mampu untuk mengakumulasi hasil kebajikan seperti ini . 

Pada saat itu , tiga puluh koṭi menteri ini , berlutut dengan kaki kanan 
menyentuh tanah dan berkata demikian,  anda dapat memimpin kerajaan ini , duduk diatas singasana raja kami.

Kemudian orang tersebut,  menegaskan kembali kepada para menteri itu melalui  gāthā ini:

Kesenangan  dari para raja ,  harta benda, keperluan hidup , bukan yang saya cari. [ 66cd]

Semoga  mencapai ketenangan dari para Buddha , terlahir sebagai yang tertinggi diantara makhluk berkaki dua, mencapai kedamaian dalam ruang lingkup nirvāṇa, segera menuju penghentian [śānti] dari para Tathāgata [67]

Menguraikan ajaran realitas kepada anda, untuk kembali ke kota  nirvāṇa, dengan duduk ditanah , menyilangkan kedua kaki, orang tersebut kembali berdiam diri [68]

Di masa lampau melakukan ketidakbajikan,  kembali  terkurung dalam penjara dari raja , dengan melakukan aspirasi ini , semoga semua ketidakbajikan ini tereliminasi [69] 

[0970b28]  Pada saat itu, dua puluh empat koṭi burung kukkuṭa, dengan paruh vajra termanifestasi [parāhanati] melalui kekuatan yang lebih tinggi [tūryāṇi]. Kemudian , pada saat bersamaan, tiga puluh dua ribu paviliun bertingkat [kūṭāgāra] juga termanifestasi [prādurbhūtāni] , setiap paviliun bertingkat ini berukuran dua puluh lima yojana, setiap paviliun bertingkat ini termanifestasi dua puluh lima burung kukkuṭā, dengan kepala keemasan, paruh keemasan dan wajah keemasan, mengumandangkan suara manusia sebagai berikut , 

Tidak berkualitas kebajikan, mahārāja , penebang pohon, dari seratus koṭī pohon, hanya tersisa dua puluh empat [70]

Dikondisikan oleh aktivitas [ucapan, pikiran, perbuatan] yang tidak baik, akan menuai hasil yang tidak menyenangkan, tidakkah anda tahu, siapa makhluk hidup penabur benih pohon itu ? [71] 

Rājā berkata demikian, Saya tidak mengetahui dan  belum menyelidikinya,  mohon jelaskan pertapa agung [mahātapā] , siapakah makhluk hidup agung mahāsattva penabur benih pohon ini ? [72]

Para burung itu berkata  demikian,  Dialah yang akan mengiluminasi ranah eksistensi ini , Pembimbing [vināyaka] yang akan terlahir kembali nanti, yang akan membebaskan semua makhluk hidup dari belenggu kelahiran [bhava] dan siklus eksistensi  [saṁsāra] [73]

Rājā berkata demikian, siapakah makhluk hidup kedua , yang pohonnya tidak tumbuh, apa aktivitas [ucapan, pikiran, perbuatan] yang tidak baik, yang telah dia lakukan ?  [74]

Para burung itu berkata  demikian,  Dialah yang dungu, Devadatta, yang pohonnya tidak tumbuh, yang tidak melakukan kebajikan [kuśalaṁ] sedikitpun, bagaimana pohonnya bisa tumbuh ? [74]

Pada saat itu, pada saat bersamaan , setelah tiga puluh koṭi menteri mendengarkan ajaran realitas transformatif ini, semuanya mencapai sepuluh tahapan [daśabhūmi] dari pelatihan para bodhisattvā, memperoleh kekuatan yang melampaui keduniawian [abhijñā], bersama dengan rājā yang juga mencapai sepuluh tahapan [daśabhūmi], menyempurnakan pengetahuan melalui pengamatan mendalam tertinggi [ābhisamaya] yang penuh dengan kualitas kebajikan [kuśaladharmā]

[0970c11]  Kemudian Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan berkata demikian, Bhagavā, apa sebab dan kondisi sehingga tiga puluh koṭi menteri  yang hadir ini mampu mencapai sepuluh tahapan [daśabhūmi] dari pelatihan para bodhisattvā, memperoleh kekuatan yang melampaui keduniawian [abhijñā] ? 

[0970c13] Bhagavā menjawab,  Dengarkan dengan baik ,Bhaiṣajyasena,  saya akan menguraikannya.

[0970c13]  Kemudian Bhagavā tersenyum, dari wajah Bhagavā terpancar delapan puluh empat ribu sinar, dengan berbagai warna, beragam ratusan ribu warna, dengan, beragam sinar yang mengiluminasi  seperti warna  biru, kuning, merah,  putih, merah tua, kristal dan perak, memancar dan mengiluminasi ranah eksistensi yang tidak terbatas , kemudian kembali mengelilingi  Bhagavā sebanyak tiga kali dan masuk kembali melalui usnisa Bhagavā.

[0970c17]  Pada saat itu, Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva bangkit dari tempat duduknya, merapikan jubah bagian luar hingga bahu sebelah kanan terbuka,  berlutut dengan kaki kanan  menyentuh tanah, merangkupkan kedua telapak tangannya ,  menghadap , memberikan penghormatan  kepada Bhagavā dan kemudian berkata demikian,  apa , Bhagavā, sebab dan kondisi tersenyum ini , tanpa sebab dan kondisi,Tathāgatā Arhat Samyaksaṁbuddhā tidak akan tersenyum .

[0970c20] Bhagavā  berkata demikian ,  apakah anda, Bhaisajyasena,  melihat semua  kelompok makhluk [janakāya]  dari empat penjuru ranah eksistensi  sedang datang  menuju ke saya ?

[0970c21] Bhaiṣajyasena menjawab, tidak , Bhagavā  , saya tidak melihat mereka,

[0970c22] Bhagavā  berkata kepada Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva demikian,  Oleh sebab itu , Bhaiṣajyasena, lihatlah dengan seksama kelompok makhluk tersebut.

[0970c23]  Kemudian Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva mengamati semua penjuru, melihat ke penjuru timur,  ada  sebatang pohon, berukuran tujuh ribu yojana, dua puluh lima ribu koṭī   kelompok makhluk  yang sedang duduk dengan diam, tidak bersuara,  tidak berbicara,  tidak berbicara satu dengan lainnya,  tidak minum, tidak makan,  tidak berdiri , tidak bergerak,  duduk dalam keheningan.

melihat ke penjuru selatan, disana ada sebatang pohon, berukuran tujuh ribu yojana, dua puluh lima ribu koṭī kelompok makhluk  yang sedang duduk dengan diam, tidak bersuara,  tidak berbicara,  tidak berbicara satu dengan lainnya,  tidak minum, tidak makan,  tidak berdiri , tidak bergerak,  duduk dalam keheningan.

melihat ke penjuru barat, disana ada sebatang pohon, berukuran tujuh ribu yojana, dua puluh lima ribu koṭī kelompok makhluk  yang sedang duduk dengan diam, tidak bersuara,  tidak berbicara,  tidak berbicara satu dengan lainnya,  tidak minum, tidak makan,  tidak berdiri , tidak bergerak,  duduk dalam keheningan.

melihat ke penjuru utara, disana ada sebatang pohon, berukuran tujuh ribu yojana, dua puluh lima ribu koṭī kelompok makhluk  yang sedang duduk dengan diam, tidak bersuara,  tidak berbicara,  tidak berbicara satu dengan lainnya,  tidak minum, tidak makan,  tidak berdiri , tidak bergerak,  duduk dalam keheningan.

melihat ke penjuru bawah, disana ada sebatang pohon, berukuran tujuh ribu yojana, dua puluh lima ribu koṭī kelompok makhluk  yang sedang duduk dengan diam, tidak bersuara,  tidak berbicara,  tidak berbicara satu dengan lainnya,  tidak minum, tidak makan,  tidak berdiri , tidak bergerak,  duduk dalam keheningan.

melihat ke penjuru atas, disana ada sebatang pohon, berukuran tujuh ribu yojana, dua puluh lima ribu koṭī kelompok makhluk  yang sedang duduk dengan diam, duduk dengan diam, tidak bersuara,  tidak berbicara,  tidak berbicara satu dengan lainnya,  tidak minum, tidak makan,  tidak berdiri , tidak bergerak,  duduk dalam keheningan.

Kemudian, Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva berkata kepada Bhagavā demikian ,  Saya ingin mengajukan pertanyaaan  kepada Bhagavā, Tathāgata, Arhat Samyaksaṁbuddha, jika Bhagavā berkenan untuk mendengarkan dan  menguraikannya kepada saya.

[0971a09]  Setelah Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva  mengatakan ini, Bhagavā menjawab demikian,  Silahkan bertanya, Bhaiṣajyasena , mengenai apapun yang ingin anda tanyakan, Saya akan menguraikan kembali dengan terperinci untuk memberikan suka cita mendalam dan melenturkan kesadaran anda. 

[0971a11]  Pada saat itu , Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva berkata kepada Bhagavā demikian , Mengapa,  Bhagavā, kelompok makhluk dari empat penjuru ranah eksistensi  datang  menghadap Bhagavā dan juga lima puluh ribu koṭī kelompok makhluk itu dari penjuru atas dan bawah itu, hanya duduk dengan diam, tidak bersuara,  tidak berbicara,  tidak berbicara satu dengan lainnya,  tidak minum, tidak makan,  tidak berdiri , tidak bergerak,  terlihat seperti duduk diam dalam keheningan melatih diri. Apa Bhagavā, sebab dan kondisinya ?

Bhagavā menjawab, Pergilah , Bhaiṣajyasena, tanyakan sendiri kepada para 
Tathāgatā dari ranah eksistensi dimana kelompok makhluk [janakāyā] itu datang 

[0971a14]  Bhaiṣajyasena berkata, apakah, Bhagavā, saya berangkat kesana melalui kekuatan dan pengetahuan yang lebih tinggi  sendiri atau melalui kekuasaan dari Tathāgata ?

[0971a16]  Bhagavā menjawab demikian, berangkat  melalui kekuatan pengetahuan yang lebih tinggi dari anda sendiri Bhaiṣajyasena,  kembali  melalui kekuasaan dari Tathāgata.

Pada saat itu Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva  bangkit dari tempat duduknya, berputar mengelilingi Bhagavā dan menghilang  .

[0971a18] Selanjutnya, di penjuru timur dari sini, dengan jarak melampaui sembilan puluh enam koṭī ranah eksistensi  disana ada ranah eksistensi yang bernama Candrapradīpā, berdiam seorang Tathāgata Arhat Samyaksaṁbuddha yang bernama Candrāvatikṣetra, sedang duduk menguraikan ajaran realitas dan dikelilingi oleh delapan puluh ribu koṭi bodhisattva mahāsattva. Di ranah eksistensi ini, Bhaiṣajyasena bodhisattva tiba.

[0991a23]  Setelah tiba di ranah eksistensi ini , Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva segera menghadap Bhagavā Candrāvatikṣetra Tathāgata, Arhat Samyaksaṁbuddha, merangkupkan kedua telapak tangan untuk memberikan penghormatan dan kemudian berkata kepada Bhagavā demikian, Saya datang,  Bhagavā, dari ranah eksistensi yang bernama Sahā, buddhakṣetrā dari Bhagavā Śākyamuni , Tathāgata, dengan jarak melampaui sembilan puluh enam koṭī ranah eksistensi  dengan maksud ingin mengajukan pertanyaan kepada  Bhagavā  yang dipuji oleh semua makhluk hidup , mengapa saya tidak mampu melihat ataupun mengamati dalam sekejab , Bhagavā, apa penyebabnya sehingga tidak mampu melihat banyak kelompok makhluk   yang datang dari sepuluh penjuru, menuju ranah eksistensi Sahā, kediaman dari Bhagavā Śākyamuni , Tathāgata?

Bhagavā menjawab, Disana, Bhaiṣajyasena, terlihat seperti sedang melatih diri dengan benar [saṁcaranti],  terlihat seperti sedang berdiam diri dengan benar [saṁtiṣṭhanti].

Bhaiṣajyasena berkata , Bagaimana, Bhagavā, selanjutnya ?

Bhagavā menjawab , makhluk hidup [sattvā] yang berkumpul [saṁbhūtā] di pohon itu , tanpa kesadaran [acetana].

[0971a25] Kemudian Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva segera kembali menghadap Bhagavā Candrāvatikṣetra Tathāgata, Arhat Samyaksaṁbuddha, memberikan penghormatan dan berkata demikian, Saya, Bhagavā,  melampaui sembilan puluh enam koṭī ranah eksistensi, sejauh ini , Bhagavā,  saya tidak melihat satupun makhluk hidup yang demikian ini, , bagaimana Bhagavā melihat,  bagaimana memahami , apapun yang  mampu menakhlukkan [jāyanti] manusia yang seperti pohon tanpa kesadaran ini ? 

Bhagavā berkata demikian, Tidak akan,  Bhaiṣajyasena, terlihat , tidak akan terpahami oleh anda,  apapun yang  mampu menakhlukkan [jāyanti] manusia yang seperti pohon tanpa kesadaran ini

[0971b01] Bhaiṣajyasena berkata demikian, saya tidak mampu,  Bhagavā,  melihatnya , tidak mampu memahaminya .

[0971b02] Bhagavā  berkata demikian, jika anda ingin, Bhaiṣajyasena, melihatnya, saya  akan memperlihatkannya kepada anda sekarang.

[0971b03] Bhaiṣajyasena berkata demikian ,  Saya ingin, Bhagavā, saya ingin , Sugata;

[0971b04]  Pada saat itu, Bhagavā Candrāvatikṣetra Tathāgata, Arhat Samyaksaṁbuddha, menyebarkan sangat banyak, beragam ratusan hasil kualitas kebajikan [puṇya] yang mengagumkan [vicitra], memanifestasikan [prādurbhava] sangat banyak, ratusan ribu koṭī kelompok makhluk [janakāyā],  setiap kelompok makhluk  [janakāya] ini,  dengan ratusan tangan menaburkan  beragam jenis wewangian, kalung bunga dan salep sebagai persembahan kepada Tathāgata.

Kemudian, Bhagavā Candrāvatikṣetra Tathāgata menyapa Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva dan berkata demikian, apakah anda melihat , Bhaiṣajyasena, kelompok makhluk  yang mencari [eṣa] Tathāgata dengan menaburkan beragam wewangian, kalung bunga dan salep ? 

[0971b06]  Bhaiṣajyasena berkata demikian , Saya telah melihatnya, Bhagavā, saya telah melihatnya, Sugata.

Kemudian, ratusan ribu koṭī kelompok makhluk ,  setiap kelompok makhluk  ini,  dengan ratusan tangan menaburkan  beragam jenis wewangian, kalung bunga dan salep sebagai persembahan kepada Tathāgata, semuanya memudar seperti delusi

[0971b07] Bhagavā berkata demikian, Seperti manifestasi [prādurbhūtā] dari kelompok makhluk yang tidak sadar ini, semuanya memudar seperti delusi, seperti ini juga, para manusia yang tidak sadar, yang belum dimapankan. [pratyājātāḥ] ini , semuanya memudar seperti delusi.

Kemudian, kembali termanisfestasi sangat banyak, ratusan ribu koṭī kelompok makhluk  setiap kelompok makhluk  ini,  dengan dua tangan menaburkan  beragam jenis wewangian, kalung bunga dan salep sebagai persembahan kepada Tathāgata kemudian  semuanya memudar seperti delusi

 [0971b09] Kemudian, setelah  Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva melihat ini , berkata kepada Bhagavā demikian, Sungguh mengagumkan, Bhagavā, sangat jarang terjadi, Sugata,  dalam jangka waktu sekejab [muhūrtamātreṇa] manusia dengan ratusan tangan itu, semuanya memudar seperti delusi, tidak dapat dibebaskan, bagaimana dengan manusia dengan dua tangan mampu  mencapai pembebasan yang sempurna ?                    

 [0971b12] Bhagavā kembali  berkata Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva , Demikianlah, Bhaiṣajyasenā, para makhluk hidup  yang mengalami proses kelahiran ini, tanpa kesadaran, mengalami proses  kematian, tanpa  kesadaran,  demikian juga jasmani saya ini , yang tanpa kesadaran ini , juga dimanifestasikan demikian.

[0971b14]  Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva bertanya kepada Bhagavā demikian, mana ,  Bhagavā , makhuk hidup yang tua ,  mana yang muda ?  

[0971b15] Bhagavā menjawab,  amati dengan perhatian penuh, Bhaiṣajyasena, yang tua, amati dengan perhatian penuh, yang muda

[0971b16] Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva  kembali bertanya demikian, mana ,  Bhagavā , makhuk hidup yang tua , mana yang muda ?  

[0971b17] Bhagavā menjawab,   yang memudar seperti delusi sekarang  itu yang tua,  yang  terlihat  dengan mata daging [nirjātā] dipohon itu yang muda.

[0971b19] Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva berkata, saya ingin,  Bhagavā, melihat makhuk hidup ini yang muda ini, yang  terlihat  dengan mata daging di pohon ini. 

 [0971b19]  Kemudian Bhagavā Candrāvatikṣetra Tathāgata  membuka telapak tangan kanannya , lalu ratusan ribu koṭī  kelompok makhluk [janakāyā] dari setiap sepuluh penjuru datang [āgacchanti] , dari penjuru atas dan bawah, masing masing lima puluh koti kelompok makhluk  juga datang. Setelah datang, kelompok makhluk ini memberikan penghormatan dengan kepala menyentuh kaki Bhagavā. Setelah itu, mereka tidak menyapa Bhagavā, tidak berbicara satu dengan lainnya, terlihat seperti duduk diam dalam keheningan melatih diri. 

Pada saat itu , Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva bertanya kepada Bhagavā demikian, mengapa , Bhagavā,  makhluk hidup ini  [sattvā  tidak menyapa Tathāgata, tidak berbicara satu dengan lainnya, terlihat seperti duduk diam dalam keheningan melatih diri ? 

[0971b23] Bhagavā berkata demikian, tidak berpengetahuan, Bhaiṣajyasena, tidak sadar, mereka yang duduk di tempat itu , tidak berbicara, tidak berbicara satu dengan yang lainnya, tidak memahami  proyeksi dari tujuan [dharma skandha],   mengapa demikian ? karena para makhluk hidup [sattvā] yang muda ini, tidak memahami kemunculan, tidak memahami penghentian,  walaupun telah melihat   penderitaan dari usia tua,  penyakit,  meratap pada saat berpisah dengan yang dicintai, berkumpul dengan yang tidak dicintai, kematian,  kematian yang tidak tepat waktu, tetapi mereka tidak memahaminya, tidak memahami semua penderitaan yang demikian keras ini, walaupun telah melihatnya, tetapi mereka  masih  berdiam dalam jalan yang keliru, dan terus menerus , Bhaiṣajyasena , mereka melatih diri dengan jalan ini  

[0971b28]  Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva bertanya kepada Bhagavā demikian,  Dari mana , Bhagavā, makhluk hidup yang  muda ini datang ? seperti yang telah Buddha katakan tadi, mengapa mereka yang tidak memahami  proyeksi dari tujuan [dharma skandha], juga tidak unggul dalam intelektual ?

[0971c01] Bhagavā berkata demikian ,  Dengarkan dengan baik , Bhaiṣajyasena,  eksistensi [atmabhāva] bukan diperoleh [pratigṛhṇanti]  dari nafsu keinginan [kamā] para manusia, bukan dibuat oleh ahli pahat [rupyakāreṇa],  bukan dibuat oleh ahli besi [cīmarakāreṇa], bukan dibuat oleh ahli kayu [kāṣṭhakāreṇa], bukan dibuat oleh para ahli lainnya,  bukan muncul dari ketakutan terhadap rāja, bukan dari hasil perkawinan makhluk hidup , bukan muncul [saṁbhava] dari yang berhubungan [saṁyukta] dengan aktivitas [ucapan , pikiran , perbuatan] yang tidak baik,   dan terus menerus mereka melatih diri [śikṣā ]dengan permulaan yang keliru [ śilpā], hingga memunculkan penderitaan yang demikian keras ini dalam jangka waktu yang tidak akan berakhir, mengalami sensasi yang tidak menyenangkan, yang dikondisikan oleh hasil aktivitas [ ucapan , pikiran , perbuatan] yang tidak baik dari  aktivitas masa lampau mereka.

Disini, Bhaiṣajyasena, para makhluk hidup  yang muda dan telah datang ini, dengan kondisi [īdṛśā] yang masih mengalami sensasi  penderitaan , Oleh sebab itu, mereka tidak  berbicara, tidak berbicara satu dengan lainnya, terlihat seperti duduk diam dalam keheningan melatih diri, dan juga,   Bhaiṣajyasena, para makhluk hidup  yang muda ini , tidak memahami kualitas kebajikan , tidak memahami kemunculan, tidak memahami penghentian, tidak memperoleh eksistensi [atmabhāva] sebagai manusia. Demikianlah, yang disebut sebagai, Bhaiṣajyasena, makhluk hidup  yang muda.

[0971c10] Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva bertanya kepada Bhagavā demikian,   Bagaimana bhagavā,  proses kemunculan dan penghentian dari para para makhluk hidup  yang muda ini ?

[0971c11] Bhagavā menjawab, Dapat dianogikan , Bhaiṣajyasena, sebagai berikut, seseorang menyusun beberapa potongan kayu  secara berurutan dan menyalakannya dengan api ,  dikondisikan oleh api ini maka setiap potongan kayu akan menyala secara berurutan dan terbakar hingga habis. Demikian juga, Bhaiṣajyasena, eksistensi [ātmabhāva] yang diawali dengan penyebab ataupun faktor pengkondisi kelahiran [saṁjāyate], yang kemudian akan mengalami sensasi  penderitaan setelah dilahirkan 

[0971c14]  Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva bertanya kepada Bhagavā demikian,  kelahiran siapa yang tertinggi ?  siapa yang memasuki penghentian menyeluruh [parinirvṛta]

[0971c15]  Bhagavā menjawab, Para Buddha, Bhaiṣajyasena,  yang terlahir dengan kelahiran tertinggi.  Para Tathāgata,  yang akan memasuki penghentian menyeluruh [parinirvṛta].

Dapat dianalogikan , Bhaiṣajyasena, sebagai berikut, seperti seorang, yang melanggar hukum di kerajaan, ditahan dan dibelenggu oleh rāja, setelah ditahan dalam jangka waktu yang lama, dalam ruangan yang sangat gelap, yang tidak dapat melihat objek apapun di depan mata, tidak terjangkau oleh sinar matahari, mengalami sensasi penderitaan dan ketakutan yang mendalam. Pada saat itu, penjara tersebut sedang terbakar oleh api, membakar ke empat sisinya, orang berteriak ketakutan, orang yang ditahan dalam penjara ini belum juga keluar.  Rāja tersebut mendengarnya, segera mengirimkan pengawal untuk membantu, dengan semua kefasihan dalam metoda menolong orang yang ditahan dalam penjara ini, Setelah keluar dari bencana api ini dan tiba dihadapan rāja, kemudian rāja berkata kepadanya demikian,  jangan takut, mulai dari saat ini, anda telah bebas dari belenggu dan tahanan dalam wilayah kekuasaan kerajaan ini , tidak ada satupun makhluk hidup yang akan dibelenggu dan ditahan dalam wilayah kekuasaan kerajaan ini , tidak ada satupun makhluk hidup yang akan diambil paksa kehidupannya. 

Seperti, Bhaiṣajyasena, orang yang telah membakar rumah dan jasmaninya sendiri,  demikian juga, Tathāgata membakar habis semua kondisi mental yang tidak bermanfaat [kleśa], mengeliminasi [praśānta] semua penyakit [vyādhi],  dengan tujuan untuk memberikan manfaat dan suka cita mendalam kepada semua makhluk hidup, mencapai  kesempurnaan pengetahuan, membebaskan makhluk hidup dari ikatan belenggu mereka,

Selanjutnya, seperti pelita yang mengiluminasi ranah eksistensi dari semua makhluk hidup, demikian juga Tathāgata yang telah terbebaskan dari untaian [mala] keinginan [rāga], kebencian[dveṣa] ketidaktahuan [moha],  membebaskan  makhluk hidup  dari kelahiran kembali dalam neraka, binatang, preta, asura, membebaskan  makhluk hidup  yang tua, membebaskan  makhluk hidup  yang  muda.

Kemudian , para deva muncul di tengah angkasa dan melantunkan gāthā berikut ini.

Kṣetra para Jina adalah kṣetra yang murni dan mendalam , benih apapun yang ditanam, tidak akan hilang dengan sia sia. [76] 

Ajaran realitas para jina  ini  memuji kṣetra para Buddha dan kṣetra para Jina , memuji kefasihan dalam metoda, melindungi semua makhluk hidup. [77]

Telah berdiam dalam ruang lingkup nirvāna,  kembali terlihat dipermukaan bumi ini , melalui aktivitas yang bebas dari semua halangan, ,demikian Buddha memurnikan makhluk hidup  dalam semua ranah eksistensi [78]

Membebaskan makhluk hidup yang muda , membebaskan makhluk hidup yang tua, membebaskan secara berurutan, semua makhluk hidup dalam tiga ranah eksistensi [79]

Menutup gerbang menuju neraka,  membebaskan  para pretā dan binatang, melalui aktivitas yang bebas dari nafsu keinginan, hingga mereka memperoleh suka cita mendalam dalam ranah eksistensi sekarang dan eksistensi selanjutnya [80]

Pada saat itu,  Bhagavā tersenyum, dari wajah Bhagavā terpancar sinar yang tidak ternoda dan mengagumkan, mengiluminasi mengiluminasi sepuluh penjuru ranah eksistensi yang tidak terbatas, kemudian terdengar  suara mengumandang  di angkasa berkata demikian, 

sādhu   hormat kepada yang tertinggi, sādhu, hormat kepada Buddha, sādhu  hormat kepada kṣetra dari ajaran realitas yang penuh dengan kualitas kebajikan, sādhu, hormat kepada seluruh saṁgha yang telah hadir disini  [81]

sādhu  hormat kepada uraian saṁghāta, yang tidak tertandingi ,  hanya dengan mendengarkan satu kalimat dari uraian ini , mampu mengiliminasi semua ketidakbajikan [82]

[0972a17] Pada saat itu, Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva bangkit dari tempat duduknya, merapikan jubah bagian luar hingga bahu sebelah kanan terbuka,  berlutut dengan kaki kanan  menyentuh tanah, merangkupkan kedua telapak tangannya ,  menghadap , memberikan penghormatan  kepada Bhagavā dan kemudian berkata demikian,  apa , Bhagavā, sebab dan kondisi tersenyum ini , tanpa sebab dan kondisi,Tathāgatā Arhat Samyaksaṁbuddhā tidak akan tersenyum .

[0972a19]  Bhagavā  berkata demikian, apakah terlihat oleh anda, kulaputra, makhluk hidup yang muda ini 

[0972a20] Bhaiṣajyasena menjawab,   telah terlihat , Bhagavā,  telah terlihat , Sugata

[0972a20]  Bhagavā  berkata demikian,  semua dari mereka, Bhaiṣajyasena, telah mencapai dan berdiam dalam  sepuluh tahapan  dari para bodhisattvā. 

[0972a22]  Pada saat itu , Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva  terangkat setinggi  delapan puluh ribu yojana dan  berdiam di angkasa , delapan puluh ribu koṭī devaputra mencurahkan  beragam bunga di atas  kediaman Bhagavā, terlihat juga para makhluk hidup yang muda ini , memberikan penghormatan dengan merangkupkan kedua telapak tangan.

Kemudian  Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva yang sedang berdiam di angkasa  berkata , Demikianlah, suara ini  akan mengumandang dalam  ranah eksistensi trisāhasramahāsāhasra, para makhluk hidup yang telah terlahir dalam  tiga puluh dua neraka besar  akan mendengar suara ini , tiga puluh dua kediaman para deva yang penuh dengan kualitas kebajikan juga akan mendengar suara ini.

[0972a27]  Pada saat itu, ranah eksistensi trisāhasramahāsāhasra berguncang dalam enam cara yang berbeda, delapan puluh empat ribu kediaman nāgarāja dalam samudera besar juga berguncang dengan cara yang sama, tiga puluh ribu koṭī rākṣasa dari jaṁbūdvīpa, dua puluh lima ribu koṭī pretā ,yakṣā dan rākṣasa dari aḍakavati juga datang di hadapan Bhagavā untuk menghadiri persamuan agung ini.

Selanjutnya, Bhagavā menguraikan kembali ajaran realitas kepada makhluk hidup yang muda ini,  pada saat itu, ratusan ribu koṭī niyuta bodhisattvā mahāsattva dari sepuluh penjuru ranah eksistensi  juga datang melalui  pengetahuan yang lebih tinggi  mereka sendiri untuk menghadiri persamuan ini.

[0972b04] Pada saat itu, Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva merangkupkan kedua telapak tangannya untuk memberikan penghormatan  kepada Bhagavā dan kemudian berkata demikian, telah banyak, Bhagavā, , telah banyak, Sugata, bodhisattvā berkumpul untuk menghadiri persamuan ini , dan juga , Bhagavā, banyak  para deva dan nāgā telah berkumpul untuk menghadiri persamuan ini ,  para pretā ,yakṣā dan rākṣasa dari aḍakavati juga telah berkumpul untuk menghadiri persamuan ini , para rāja dan menteri juga telah berkumpul untuk mendengarkan ajaran realitas ini 

[0972b07] Kemudian Bhagavā berkata kepada Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva demikian, Datanglah kesini , kulaputra. 

[0972b08]  Selanjutnya , Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva turun melalui  pengetahuan yang lebih tinggi , merangkupkan kedua telapak tangannya untuk memberikan penghormatan  kepada Bhagavā dan kemudian berkata demikian, proyeksi dari tujuan [dharmaskandha], Bhagavā, proyeksi dari tujuan [dharmaskandha] ini , Bhagavā, apa yang dimaksud dengan proyeksi dari tujuan [dharmaskandha] ini ?

[0972b11] Bhagavā berkata demikian, proyeksi dari tujuan [dharmaskandha] ini , kulaputra, adalah pelatihan diri melalui moralitas yang tidak ternoda [brahmacarya], berjuang dalam pelatihan diri melalui moralitas yang tidak ternoda  sehingga dapat mengarah ke jalan yang benar, berjuang untuk meninggalkan semua ketidakbajikan.  Apakah telah terlihat oleh anda, kulaputrā , para makhluk hidup  yang muda ini , pada awalnya mereka  melatih diri  melalui yang bukan pelatihan diri melalui moralitas yang tidak ternoda [abrahmacaryā] ?

[0972b13]  Bhaiṣajyasena menjawab,   telah terlihat , Bhagavā,  telah terlihat , Sugata

[0972b14]  Bhagavā berkata demikian, setelah  mereka melatih diri dengan pelatihan diri melalui moralitas yang tidak ternoda sehingga dapat mengarah ke jalan yang benar, menguasai dan mempertahankan dengan baik [dhāraṇīpratilabdhā] dan terhias [samanvāgatā] dengan semua kualitas [sarvadharma]

Bhaiṣajyasena menyapa Bhagavā dan berkata demikian,  telah banyak, Bhagavā, makhluk hidup hadir dalam persamuan ini,  mereka hadir disini karena ingin mendengarkan uraian ajaran realitas dari Bhagavā, sekarang adalah waktu yang sangat tepat, mohon Bhagavā berkenan untuk menguraikannya melalui kefasihan dalam metoda.

Pada saat itu, Bhagavā berkata kepada Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva demikian, amati dengan penuh perhatian semua penderitaan ini, Bhaiṣajyasena, masih banyak makhluk hidup, tidak pernah mendengar bahwa kelahiran adalah penderitaan,  usia tua adalah penderitaan, sakit adalah penderitaan, kesedihan yang mendalam adalah penderitaan,  ratapan adalah penderitaan, berpisah dengan yang dicintai, berkumpul dengan yang tidak dicintai, kematian, yang juga akan datang  setelah semua penderitaan ini mencuri dengan diam-diam  jasmani dan rentang waktu kehidupan [jīvita] ini , Bhaiṣajyasena, Demikianlah semua penderitaan ini.

Kemudian para mahluk hidup  yang muda ini, setelah mendengar uraian ini,  menghadap, merangkupkan kedua telapak tangan untuk memberikan penghormatan kepada  Bhagavā dan berkata demikian, apakah  kami , Bhagavā, juga tidak akan luput dari kematian ?

Pada saat itu, Bhagavā berkata kepada makhluk hidup yang muda itu  demikian, kalian,  kulaputrā , dan juga semua makhluk hidup tidak akan luput dari kematian

Para mahluk hidup  yang muda ini bertanya kepada Bhagavā demikian, bagaimana , Bhagavā, proses dari saat menjelang kematian ? 

Bhagavā berkata demikian, pada saat menjelang kematian, kulaputrā, saat kesadaran akan berakhir, akan muncul serangan [vāta] yang bernama penghentian dari kesadaran  [vijñānanirodha], serangan yang bernama  kegoyahan dari  kesadaran [vijñānavibhrama], serangan yang bernama gabungan kegelisahan dari kesadaran [vijñānasaṁkṣobhasaṁyukta] , Inilah ketiga , kulaputrā , serangan pada saat menjelang kematian , akan memunculkan kebingungan [saṁluḍ] dan  kegelisahan [saṁkṣobha]

Para mahluk hidup  yang muda ini bertanya kepada Bhagavā demikian,  apa Bhagavā,  tiga serangan yang akan muncul, pada saat menjelang kematian, kesadaran berhenti dan  jasmani mulai hancur [nirghāta] ini? 

[0972c04] Bhagavā berkata demikian, serangan seperti sabetan dari senjata tajam [śastraka], tusukan dari jarum [sūcaka], pukulan dari  tongkat [ṣṭhīlaka] yang akan muncul pada saat jasmani mulai hancur [nirghāta] 

Para mahluk hidup  yang muda ini bertanya kepada Bhagavā demikian,  apa Bhagavā, yang disebut sebagai jasmani ?

[0972c07]  Bhagavā berkata demikian, jasmani seperti delusi, seperti asap , seperti nyala  api [ādīptaka],  seperti jubah yang mudah terbakar [dahanavāsaka], seperti  percikan [meḍika] , seperti tempat pembakaran [śmaśānika], seperti lendir [śṛṁgārika] dan juga  seperti  substansi yang telah membusuk lainnya. Para makhluk hidup yang tidak tajam intektualnya [durbuddhika] tidak akan mampu memikul beban berat [bhāraguru] dari penderitaan, mereka akan tersiksa oleh kelahiran [jātiparipīḍita] ini, akan gelisah oleh kelahiran [jātisaṁkṣubhita], dengan jasmani sebagai  wadah  keberlangsungan hidup  [jīvitaparibhāvika], mengalami penderitaan dari usia tua,  penyakit,  penderitaan pada saat berpisah dengan yang dicintai, berkumpul dengan yang tidak dicintai dan juga kematian.  Para bijak [mārṣā], inilah  yang dinamakan sebagai jasmani 

Para mahluk hidup  yang muda ini bertanya demikian , apakah, Bhagavā, keberlangsungan hidup [jīvati], apakah kematian [mṛyati] itu ?

Bhagavā berkata demikian, pada saat kesadaran [vijñāna] ,āyuṣman telah bergabung, mengikat, mencengkram jasmani disebut sebagai  keberlangsungan hidup , pada saat semua sebab dan kondisi telah mendukung kesadaran untuk terpisah dengan jasmani, keberlangsungan hidup telah berakhir, jasmani mengalami penguraian disebut sebagai kematian.

Sekarang, saya akan menguraikan kembali aspek dari jasmani kepada anda, jasmani ini terikat dengan beragam bagian otot , satu koṭī syaraf dan pembuluh, delapan puluh empat ribu pori – pori, yang terhubung dengan dua belas ribu bagian jasmani, tiga ratus enam puluh ruas tulang, gabungan dari semua bagian ini disebut sebagai jasmani .

Jasmani ini juga ada delapan ribu empat ratus jenis kuman yang hidup didalamnya, semua kuman ini telah hidup didalamnya pada saat bersamaan dengan makhluk hidup ini terlahir di dunia , berdiam dan mengambil nutrisi melalui jasmani baik siang maupun malam. Pada saat orang yang ditumpangi oleh kuman tersebut mati, semua kuman akan mulai saling memangsa satu dengan lainnya [anyonyaparibhākṣana], juga akan mengalami sensasi penderitaan ini. Demikianlah delapan ribu empat ratus jenis kuman ini , yang akan saling memangsa satu  dengan lainnya , hingga tersisa dua yang paling dominan, saling menakhlukkan satu dengan yang lainnya selama tujuh hari tujuh malam, hingga tersisa satu dan kemudian mati. 

apa, āyuṣman, pendapatmu mengenai hal ini?  seperti semua  kuman [sarvaprāṇakā] ini akan saling menakhlukkan satu dengan lainnya [anyonyanirodhena] dan kemudian mati [maraṇa], demikian juga para makhluk hidup lainnya,  orang awam yang belum matang spiritualnya akan saling menghalangi satu dengan lainnya. [anyonyaviradhamā], mereka juga tidak berminat untuk membahas kelahiran, usia tua, sakit, dan kematian. Seperti kedua kuman yang saling  bersaing [yudh], demikian juga orang awan [pṛthagjanā] yang belum matang dalam spiritual [bāla] akan saling bersaing satu dengan lainnya.

Kemudian, pada waktu menjelang kematian, para bijak akan menasehatinya dan berkata demikian, bagaimana mungkin anda tidak melihat penderitaan dalam ranah eksistensi para manusia, tidak melihat penderitaan dari lahir, tidak melihat penderitaan dari sakit,  tidak melihat penderitaan dari  usia tua,  tidak melihat penderitaan dari mati ?

Dia  akan berkata demikian, Telah terlihat oleh  saya , āyuṣman, penderitaan dari lahir, telah terlihat oleh saya penderitaan dari sakit,  telah terlihat oleh saya penderitaan dari  usia tua,  telah terlihat oleh saya penderitaan dari mati dan juga semua  halangan [sarvapaścā] ini,. 

Para bijak akan berkata demikian , jika telah melihat semua penderitaan, mengapa tidak melakukan aktivitas dalam menanam akar kebajikan  ? mengapa tidak melatih diri dalam mengakumulasi kualitas [dharma] akar kebajikan sehingga dalam kehidupan yang akan datang akan memperoleh suka cita mendalam ? 

Untuk kedua kalinya , para bijak menasehati orang tersebut, mengapa tidak melakukan aktivitas dalam mengumpulkan [saṁbhāra] akar kebajikan [kuśalamūlā]  sehingga dapat terbebaskan sepenuhnya dari  kelahiran dan kematian? , mengapa tidak melakukan pengamatan mendalam [pratyavekṣa] dengan perhatian yang tepat dan tidak teralihkan [yoniśomanasikāra], mengapa kalian, manusia dari jāṁbudvīpa, tidak pernah mendengar suara genderang  yang sedang di pukul ini ? mengapa tidak pernah melihat penaburan benih akar kebajikan melalui persembahan dengan  wewangian, untaian bunga , pelita, makanan dan minuman   dalam  kṣetra dari para Tathāgata ? mengapa tidak pernah melihat ketenangan dari empat persamuan tathāgata yakni bhikṣu, bhikṣuṇī, upāsaka dan upāsikā ini , kempat persamuan ini yang telah penuh dengan usaha dan semangat dalam melatih diri melalui instruksi. 

Para bijak akan berkata demikian, dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada mereka, Manusia yang tidak mulia,  datang ke jaṁbudvīpa, hanya untuk melakukan aktivitas yang tidak baik. 

[0973a05]  Pada saat itu , Dharmarāja  mengajarkan kepada  orang tersebut melalui gāthā berikut ini, 

Kemunculan Tathāgata  dalam ranah eksistensi ini telah terlihat ,  suara pukulan genderang telah terdengar , uraian dari ajaran realitas telah terdengar,  ketenangan dari nirvāṇa telah dekat [83]

Mengapa tidak beraktivitas  melalui kualitas kebajikan, untuk mencapai sukacita dalam kehidupan anda yang akan datang,   dengan hasil aktivitas [ucapan,  perbuatan ,pikiran] yang masih tidak kokoh ini   [aniṣṭhakarma], hanya akan mengalami penderitaan seperti neraka dari para manusia. [84]  

[0973a11] Pada saat itu, orang tersebut menjawab kembali  melalui gāthā berikut ini, 

Saya yang tidak tajam intektualnya dan belum matang dalam spiritual, mengikuti keinginan dari para sahabat yang tidak baik, terdelusi [bhrānta] oleh nafsu keinginan [kāma], melakukan aktivitas [ ucapan, perbuatan dan pikiran] yang tidak baik. [85]

Dengan nafsu keinginan [kāma], saya mendatangkan [āgata] dan  mengakumulasi hasil [phala] yang sangat mengerikan [dāruṇa],  saya telah melakukan aktivitas dalam  melukai  [hiṁsā],  membunuh [prāṇinā] , menghancurkan [vināśita]  persamuan agung [sāṁgha] [86]

Saya telah melakukan aktivitas dalam merusak stūpa,  termasuk beragam kesalahan [praduṣṭa] lainnya, mengucapkan kata yang tidak bermoral dan juga menyiksa ibu saya. [87]

Yang  telah dilakukan melalui jasmani sendiri, selalu  berkaitan [vijānā] dengan  kekeliruan  [aparādha], hingga melihat kelahiran kembali yang mengerikan dalam neraka besar [mahānaraka] bernama penjerit [raurava ] [88]

Merasakan sensasi penderitaan dari neraka besar yang  bernama penghancur [saṁghāta] dan neraka besar yang  bernama  pemanas [pratāpana] ,  juga merasakan sensasi penderitaan panas yang tidak terpikirkan di masa yang akan datang  dalam neraka besar  bernama tanpa jeda  [mahāvici] [89]

Meratap dengan sangat menderita dalam neraka besar yang  bernama teratai besar [mahāpadma], seratus kali terlahir dalam neraka besar yang  bernama jalinan waktu  [kālasūtra] yang sangat menakutkan [90]

Dihancurkan berulang kali , para makhluk hidup di neraka ini akan terus melihat  ketakutan ini , Digulung berulang kali  hingga mencapai seratus yojana, sungguh sangat menakutkan  [91] 

Tidak menemukan pintu jalan untuk keluar, setelah dijatuhkan dalam kegelapan , dalam  neraka besar yang  bernama pisau pemotong ['kṣūra], dibawah ribuan pisau pemotong  [92]

Dikondisikan oleh  aktivitas [ ucapan, pikiran , perbuatan]  yang tidak baik  dari dirinya sendiri , anggota jasmani ini dipisahkan [ bhidya] oleh ratusan ribu koṭī  sayatan [93]

Pusaran angin dalam neraka  yang  bernama  yang sangat menakutkan [mahāghorā] ini , memotong semua anggota jasmani  hingga hancur,seharusnya saya mengalami penderitaan  ini, dalam semua neraka yang seperti demikian [94]

Semua makhluk hidup yang melihat saya  mengalami beragam  penderitaan  yang sangat menakutkan ini, harta kekayaan yang telah dikumpulkan ini diperoleh dari mengambil harta kekayaan yang lain  dan telah ditinggal sekarang  [95]

Para putra , putri, saudara laki-laki dan perempuan   juga  telah ditinggal, kedua orang tua, sanak saudara dan  para sahabat juga  telah ditinggal [96]

Pelayan  wanita dan laki laki , pekerja, ternak juga telah ditinggal, saya telah  terdelusi  oleh ketidakbajikan, demi  bejana emas dan perak [ 97] 

demi pakaian yang halus dan indah, tersesat  demi upeti rumah , membangun rumah yang indah , bersantai dengan para pria dan wanita [98] 

terdelusi oleh suara kecapi dan seruling, pikiran sulit untuk ditakhlukkan, membersihkan diri dengan wewangian,  demikianlah beragam hiburan ini [99]

Jasmani, kamu tidak mempunyai kesadaran,  menyebabkan saya  terdelusi  tidak akan ada  yang melindungi, pada saat  makhluk hidup ini terlahir kembali [100]

 juga pada saat pusaran angin dalam neraka  yang  bernama  yang sangat menakutkan [mahāghorā] ini  memotong semua anggota jasmani ini , bersukacita dalam memakan  makanan yang lezat, lidah mengecap beragam rasa. [101]

Kepala mengenakan untaian beragam  bunga yang terbaik dan menawan, mata berputar mencari keindahan dari objek,  mengikuti keinginan dari mata dengan tanpa perlindungan [102]

Mata  dikondisikan oleh penyebab dari aktivitas yang tidak baik , setelah melihat  ini,  akan terdelusi , telinga dikondisikan oleh beragam suara,  setelah mendengarkan ini , akan  terdelusi.  [103]

Lengan tangan diikat oleh gelang dari beragam susunan  intan,  jari tangan dihiasi dengan cincin, Leher  dihiasi dengan kalung  untaian mutiara, kaki mengenakan gelang  yang terhias dengan indah. [104] 

Saya menggunakan jaring dari jalinan emas untuk menutup semua bagian tubuh yang terbuka,  pinggul dihiasi dengan jalinan emas dan  beragam jenis  substansi  yang berharga [105]

Saya telah mengikuti dan dirasuki kegiuran [tṛṣṇa],  menyentuh dengan lembut, penuh dengan gairah [udāra], bergembira [ramita] dan sangat terpikat dengan kekayaan [bhoga] dan perhiasan ini  [106]

saya menikmati delusi ini dengan sepenuhnya,  menutup jasmani ini dengan beragam selimut  , membersihkan diri dengan beragam wewangian terbaik,  juga membalur jasmani ini dengan beragam minyak wewangian  [ 107] 

mengharumkan ruangan dengan  beragam wewangian dari kapur dan cendana terbaik,  membalur kelenjar rusa jantan termewah dan terbaik  dengan maksud untuk memperhalus kulit saya  [108] 

kemudian membalurnya lagi dengan minyak wewangian dari bunga melati dan cempaka , mengenakan jubah yang dibuat kain pilihan terbaik dan terhalus dari Kāśika  [109]

turun dari punggung gajah, naik ketas punggung kuda,  berpikir diri sendiri  adalah rājā yang terkenal dan dihormati oleh orang [110].

Menghibur diri  dengan para penghuni istana selir [antaḥpura] yang terlatih dalam  menyanyi dan menari , binatang liar yang bebas di alam liar, diburu dan dibunuh oleh saya  dengan anak panah [111] 

Kemudian mengambil dan memakan daging mereka,  saya tidak memahami penderitaan, telah  melakukan  ketidakbajikan yang  demikian ini , karena tidak mengetahui  hasil yang akan didapat pada  kehidupan  yang  akan datang [ 112] 

Saya dengan pemahaman  yang belum matang dalam spiritual [bāla], dengan jasmani ini menutrisi delusi, tidak memahami kematian,  tidak mengetahui hasil di masa depan akan mengerikan [dāruṇa] [113]

Sekarang saat kematian saya telah datang, tidak memperoleh perlindungan,  yang telah  memahami ini hanya akan menghadap dan melihat [nirīkṣatha] saya, tidak mampu membebaskan [114] 

Apa yang harus anda  lakukan ? untuk apa rambut ditebarkan bunga saffron ,untuk apa mengenakan  jubah dari kain terbaik,  jika kemudian harus meratap dan menyesal  [ 115]

Saat tumpukan tanah  telah diletakkan diatas kepala, untuk apa melakukan ini sambil memukul dada [urastāḍaṁ], jika selama kehidupan  ini , tidak sekalipun saya  menghalangi  ketidakbaikan ini,  sehingga memikul  kesedihan yang mendalam ini [116] 

Jasmani saya ini  juga akan menjadi makanan serigala, anjing dan burung , pada bulan purnama yang akan datang akan dimakan oleh ulat , tidak bermanfaat [vṛthā] jika selalu menghargai diri yang akan mati ini [117]  

Nafsu keinginan yang berdampingan dengan kematian, akan memunculkan sesuatu yang sangat menakutkan [sudāruṇa], oleh sebab itu, harus menggunakan obat yang mampu membebaskan seseorang dari ketakutan ini [118]

Apapun jenis obat yang diberikan oleh  ahli pengobatan [vaidyā] tidak akan bermanfaat untuk saya.,  sekarang hanya  obat  dari ajaran realitas  yang mampu membebaskan kondisi mental yang tidak bermanfaat dan nafsu keinginan dengan sepenuhnya. [119]

Melihat jasmani yang muda ini, ditundukkan oleh kematian dan tidak akan terhindarkan , walaupun telah menghiasinya dengan beragam cara hingga mengkilap,  kematian telah diberikan kepada saya [ 120]

Mengapa menggengam erat kumpulan ketidakbajikan ini, yang selanjutnya akan mengkondisikan penderitaan, jasmani ini, walaupun cenderung telah dijaga dengan baik, masih akan terlibat dalam aktivitas yang tidak baik [121]

Putra dan putri, mengapa mengawasi saya dengan matamu, lindungilah saya dari penyakit yang  berkembang dan menghancurkan ini,  yang menghancurkan kita bertiga dengan sepenuhnya [ 122]

Putra dan putriku , sekarang saya tidak  penuh perhatian [kṛtaghnā], mendukung kalian dengan mengambil harta kekayaan yang lain [ 123]

Apa  yang harus dilakukan , jika sekarang waktu kematian ini telah tiba, tanpa harapan, gemetar dan  takut akan kelahiran  kembali  dalam  ranah eksistensi yang  lebih rendah, saya sangat menderita  dalam proses kematian ini [124]

sensasi [vedanā] , konseptual  [saṁjñā] , faktor  pengkondisi [saṁskārā], sentuhan [sparṣa]  mengambil alih sepenuhnya terhadap persepsi yang dikondisikan oleh  kegiuran [tṛṣṇā] sehingga para mahluk hidup yang belum matang dalam spiritual ini  menderita karena memperoleh  hasil yang tidak baik ini [125]

Terlahir kedalam keluarga yang tidak baik , disana juga seseorang  akan  terbelenggu oleh  penderitaan,  hanya mengakumulasi sedikit  hasil kebajikan [alpapuṇya] saya mengetahui bahwa ini merupakan penyebab dari kelahiran dalam penderitaan sepenuhnya  [126]

Dengan pemberian [dāna] dan moralitas [śīla] yang terdegradasi, saya meninggalkan ajaran realitas, tidak memahami kelahiran kembali, saya  telah tertipu oleh ular  kondisi mental yang tidak bermanfaat [kleśa] ini [127] 

Dikondisikan oleh delusi, para mahluk hidup yang belum matang ini , tidak terbebaskan, tidak ada pelindung, tidak mengetahui makna dari pembebasan sepenuhnya , terdelusi  untuk melakukan aktivitas yang tidak baik ini. [128]

Dikondisikan oleh delusi dari kondisi mental yang tidak bermanfaat [kleśa], para mahluk hidup yang belum matang ini,  kesadaran konseptual mereka  terus menerus  teralihkan oleh beragam kelompok belenggu, hingga terbakar habis oleh nyala api ini .[129]

Didukung  dan dikondisikan oleh kelompok delusi ini, tidak menemukan suka cita mendalam , tidak ada pelindung,  tidak memahami  suka cita mendalam, tidak mengetahui apabila sukacita itu muncul [130]

Hormat kepada Buddha, kṣetra yang memberikan suka cita mendalam , roda ajaran realitas yang agung dan bebas dari penderitaan, hormat kepada pelatihan diri  dalam moralitas yang benar, Demikianlah  suara merdu seperti  Brahma dari Tathāgatā [131]

[0974a21]  Kemudian Bhagavā berkata kepada Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva demikian, Bhaisajyasena,  walaupun para mahluk hidup  meratap  dan menangis  pada saat  menjelang  kematian mereka, tidak ada seorang pun yang akan menjadi pelindung mereka  terkecuali kematangan dari hasil aktivitas [ ucapan, perbuatan , pikiran] baik yang telah mereka lakukan sendiri.

Pada saat itu Bhagavā menegaskan kembali makna ini melalui gāthā berikut ini

Dengan melakukan aktivitas [ucapan, perbuatan, pikiran] yang tidak baik , akan segera jatuh dalam neraka, menelan biji besi yang panas, meminum cairan tembaga yang mendidih  [132] 

Jasmani mereka akan dipercik oleh bara api yang  terbakar yang jatuh seperti hujan , jasmani mereka akan menyala dalam kobaran api dalam neraka sangat menakutkan [133]

Tidak akan mengetahui  suka cita yang mendalam ,  tidak mengetahui ajaran realitas, mereka yang  belum matang  dalam spiritual, mengikuti yang  diluar dari ajaran realitas [adharma]  hingga  terdelusi, tidak akan  menemukan sukacita  mendalam sekecil apapun [134]

Mereka yang  sempurna dalam  keyakinan [śraddhā] dan moralitas [śīla], akan dhiasi dengan kebijaksanaan [prajñā] dan kecermatan  [mahātapā], akan selalu dekat dengan para sahabat spiritual yang baik, akan segera menjadi Tathāgata [135]

Menjadi para pejuang [ārabhata] melalui usaha yang  penuh dengan semangat [vīrya], untuk muncul  sebagai Buddha dalam  ranah  eksistensi ini, menguraikan kembali ajaran realitas yang penuh dengan kualitas kebajikan, menjadi pelindung untuk semua makhluk hidup [ 136]

Dengan  kesempurnaan kesadaran yang penuh dengan welas asih,  menjadi pemimpin [parāyaṇa] dari para praktisi pelatihan diri dengan moralitas yang tidak ternoda [brahmacarya]. Setelah mendengarkan ini , Bhaiṣajyasena, latih diri dan melampaui yang pelatihan diri sebagai berikut ini [137]

Seperti yang telah dikumandangkan oleh para pemimpin  [vināyaka], melihat semua makhluk hidup dalam ranah eksistensi ini sebagai ayah dan ibu, mentransformasi mereka hingga mencapai dan mengalami pembebasan dari para Buddha. Inilah kesadaran penggugahan [bodhicitta] tertinggi [138]

Sahabat spiritual yang baik dan tertinggi yang mampu menguraikan ajaran realitas,  dalam ranah eksistensi  ini sangat jarang ditemukan, demikian juga mereka yang mendengar ajaran realitas dengan penuh hormat, akan menjadi Buddha, Sugatā dan Yang tertinggi [ 139] 

akan muncul sebagai pelindung ranah eksistensi  [lokanāthā] untuk membebaskan semua makhluk hidup , terlahir kembali dalam keluarga yang bermartabat, berdiam dengan tenang dalam  buddhakṣetra [ 140]

[0974b11] Kemudian, Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva mengajukan pertanyaan kepada Bhagavā dan  berkata demikian,  mengapa daratan  [pṛthivī] ini  bergetar dan berguncang dengan hebat ?

[0974b12] Bhagavā berkata kepada Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva demikian, lihat dan amati , Bhaiṣajyasena, mengapa daratan  [pṛthivī] ini  bergetar dan berguncang dengan hebat.

[0974b13]  Selanjutnya , Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva  segera melihat dan mengamati , melihat ke empat penjuru, ke celah  daratan ini,  dalam celah daratan ini termanifestasi dua puluh koṭi manusia dari penjuru bawah, termanifestasi dalam waktu bersamaan dengan dua puluh koṭi manusia dari penjuru bawah, dua puluh lima koṭi manusia dari penjuru bawah dalam celah daratan ini.

Pada saat para mahluk hidup yang muda  melihat ini  dan berkata kepada Bhagavā demikian, siapa mereka , Bhagavā, yang termanifestasi disini ?

[0974b17] Bhagavā menjawab, lihatlah kelompok makhluk ini [janakāyā]

[0974b17] Para mahluk hidup yang muda  berkata, Bhagavā, kami  telah melihat mereka.

[0974b18] Bhagavā  berkata, kelompok makhluk ini memanfestasikan diri mereka demi untuk menjadi sahabat [sakhāyā] kalian 

Para makhluk hidup yang muda berkata, Bhagavā, apakah kelompok makhluk ini akan mengalami kematian ?

[0974b19] Bhagavā memberitahukan kepada para makhluk hidup yang muda dan berkata demikian, Mārṣā, semua makhluk hidup akan mengalami kematian, termasuk kelompok makhluk ini  juga tidak akan luput dari kematian.

[0974b19]  Kemudian para mahluk hidup yang  muda ini , yang termanifestasi lebih awal sebelumnya,  memberikan penghormatan dengan  merangkupkan kedua telapak tangan kepada Bhagavā dan berkata demikian,  Bhagavā, kami telah tidak  mampu menanggung kelahiran dan kematian ini , juga tidak ingin melihatnya lagi. 

[0974b22]  Bhagavā bertanya demikian, apakah kalian mampu membangkitkan usaha yang penuh dengan semangat [vīrya] ini?  

[0974b23] Para mahluk hidup yang  muda ini berkata demikian, Kami telah melihat dan hadir didepan Tathāgata, kami ingin memperoleh pengetahuan melalui mendengar [śravaṇa] ajaran realitas [śāddharma] yang sesuai sepanjang waktu [sakā], yang tidak tercela [mṛṣṭa] dan indah [manāpa], ingin melihat persamuan agung [ saṁgha]  para śrāvaka dari Tathāgata,  ingin duduk bersama, melihat para bodhisattva, setara dengan keagungan mereka, memperoleh pengetahuan agung mereka dan melihat mereka memanifestasikan  kekuatan dan pengetahuan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, Bhagavā kami ingin membangkitkan usaha yang penuh dengan semangat [vīrya] ini, kami telah tidak  mampu menanggung kelahiran dan kematian ini , juga tidak ingin melihatnya lagi.

[0974b26]  Pada saat itu, Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva beserta dengan lima ratus bodhisattva lainnya bangkit dari tempat duduk, memanifestasikan semua  kekuatan dan pengetahuan yang lebih tinggi mereka, mereka berjalan [kramana] di tengah angkasa, dari jasmani mereka termanifestasi sinar yang mengiluminasi semua ranah eksistensi, kemudian berubah menjadi singa, berubah menjadi harimau, ular, gajah,  di puncak gunung, juga termanifestasi para bodhisattva yang sedang duduk bersila, terangkat keatas setinggi dua puluh ribu yojana, termanifestasi kembali  menjadi sepuluh ribu koṭī bulan dan matahari, kemudian semuanya lenyap dari pandangan mata dalam sekejab. 

[0974b29]  Para mahluk hidup yang  muda ini bertanya kepada Bhagavā demikian, apa yang menjadi penyebab dan kondisi, Bhagavā, sehingga para bodhisattva mahāsattva memanifestasikan sinar yang mengiluminasi semua ranah eksistensi dari jasmani mereka sendiri ? 

[0974c01]  Bhagavā  menjawab demikian,  terlihat tidak, kulaputrā, manifestasi bulan dan matahari tadi ?

[0974c02]  Para mahluk hidup yang  muda ini  menjawab demikian, Terlihat oleh kami,  Bhagavā ,  terlihat oleh kami  Sugata.

[0974c03] Bhagavā memberitahukan kepada para makhluk hidup yang muda dan berkata demikian, para bodhisattva ini, memanifestasikan sinar yang mengiluminasi semua ranah eksistensi dari jasmani mereka sendiri, memanifestasikan  kekuatan dan pengetahuan yang lebih tinggi dengan merubah bentuk mereka, memanifestasikan bulan dan matahari tadi , kemudian semuanya lenyap dari pandangan mata dalam sekejab, dengan tujuan untuk menguraikan ajaran realitas kepada semua makhluk hidup, memberikan manfaat dan kesejahteraan kepada semua makhluk hidup, memberikan suka cita mendalam kepada semua makhluk hidup, karena dikondisikan oleh welas asih mereka kepada semua makhluk hidup yang berdiam dalam ranah eksistensi ini , maka mereka memberikan manfaat dan suka cita mendalam kepada kelompok makhluk  ini,  juga  untuk manfaat dan suka cita mendalam kepada para deva dan manusia. Ketahuilah bahwa hanya melalui jasmani dari manusia ini dan dengan usaha yang penuh dengan semangat  ini, akan menguasai dengan fasih ,  semua  kekuatan dan pengetahuan yang lebih tinggi mereka.

 [0974c06]  Para mahluk hidup yang  muda ini  menjawab demikian, uraian lebih lanjut ,  Bhagavā, kepada kami mengenai penyebab dan kondisi dar manifestasi sinar yang mengiluminasi ini 

[0974c07]  Setelah ini , Bhagavā  kembali menyapa Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva dan berkata demikian, apakah terlihat oleh anda, Bhaiṣajyasena, ranah eksistensi trisāhasramahāsāhasra ini bergetar dan berguncang dalam enam cara ?

[0974c09] Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva menjawab demikian, Terlihat oleh saya,  Bhagavā,  terlihat oleh saya, Sugata,  sekarang saya memiliki sedikit keraguan, mohon Bhagavā berkenan untuk mendengarkannya,  mohon Tathāgata berkenan untuk menjelaskan dengan terperinci mengenai pertanyaan yang akan saya ajukan ini .  

[0974c10] Bhagavā menjawab demikian, ajukan pertanyaan anda,  Bhaiṣajyasena, mengenai apapun yang anda ingin tanyakan, dengan tujuan untuk memberikan suka cita mendalam dan kelenturan pada kesadaran, saya berkenan untuk menguraikannya dengan terperinci, Bhaiṣajyasena, mengenai apapun yang dapat  terlihat dalam tiga rentang waktu ini, masa depan, sekarang ataupun masa yang akan datang. 

[0974c13] Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva bertanya kepada Bhagavā demikian, mohon uraikan dengan terperinci kepada saya,  Bhagavā, dengan tujuan untuk menghilangkan keraguan ini, sekarang saya , Bhagavā, telah melihat delapan puluh empat ribu devaputra, delapan puluh empat ribu koṭī bodhisattva, dua belas ribu koṭī raja nāga, delapan belas ribu koṭī bhūtā, dua puluh lima ribu koṭī  preta dan piśāca hadir dalam persamuan  ini dan sedang mengelilingi Tathāgata,  apa yang menjadi penyebab dan kondisi hingga mereka semua  hadir dalam persamuan ini ?

[0974c17] Bhagavā menjawab demikian, Dengan tanpa keraguan,  Bhaiṣajyasena, para mahluk hidup ini telah  hadir dan berkumpul bersama  di hadapan saya dalam persamuan ini,  duduk bersama karena ingin mendengarkan uraian ajaran realitas, Bhaiṣajyasena, sekarang, pada saat bersamaan, mereka akan berpaling dari siklus eksistensi [saṁsāra],  sekarang, pada saat bersamaan, akan mencapai dan berdiam dalam sepuluh tahapan [daśabhūmi], setelah berdiam dalam sepuluh tahapan ini, akan mencapai dan memasuki ruang lingkup nirvāṇa [nirvāṇadhātu]. 

Semua makhluk hidup  yang  hadir disini ini  bertujuan untuk terbebas dari usia tua dan kematian, setelah  beraktivitas dalam kualitas yang mampu menghasilkan suka cita mendalam,   dan menundukkan  jeratan dari kondisi mental yang tidak bermanfaat [kleśa] ini , mereka akan menyempurnakan ajaran realitas dari para Buddha.

[0974c21] Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva bertanya kepada Bhagavā demikian, mengapa , Bhagavā , para makhluk hidup ini , walaupun telah banyak kediaman para makhluk hidup yang termanifestasi dari berbagai, beragam aktivitas [ucapan, perbuatan, pikiran] mereka sendiri,  tetapi para makhluk hidup ini masih berdiam  dan mengelilingi Bhagavā ?

[0974c22]  Bhagavā menjawab pertanyaan Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva dan berkata demikian, dengarkan dengan baik , Bhaiṣajyasena, 

Para makhluk hidup  yang memiliki inteligensi tidak tajam ini [mūḍhā], tidak memiliki guru [na jānanti],  dari siapa mereka akan mengetahui pembebasan ini ?, para makhluk hidup yang muda ini, sekarang akan mencapai penguasaan untuk mempertahankan dan mengingat dengan baik [dhāraṇi] [141]

Dengan memahami semua fenomena [sarvadharma], mereka akan mencapai sepuluh tahapan,  setelah mencapai sepuluh tahapan ini, mereka akan melakukan aktivitas dari para Buddha [142]

Mereka akan memutar roda ajaran realitas, mencurahkan hujan ajaran realitas, Oleh sebab itu, para makhluk hidup ini masih berdiam disini  untuk  menerima dan menguraikan kembali ajaran realitas ini , dengan tujuan untuk memberikan suka cita mendalam kepada semua mahluk hidup [ 143]

Para deva , nāgā,  pretā, asurā yang sangat mengerikan  ini, juga akan mencapai  sepuluh tahapan,  dan mengumandangkan suara dari ajaran realitas ini [144]

Mereka akan memukul genderang ajaran realitas, meniup keong ajaran realitas, para makhluk hidup yang muda ini , juga akan membangkitkan kekuatan dalam melalui usaha yang penuh dengan semangat ini [vīryasthāma] [145]

Mereka akan mencapai semua kualitas seperti yang dicapai oleh Tathāgata [146]

[0975a03]  Selanjutnya , lima ribu makhluk hidup yang muda ini , bangkit dari tempat duduk mereka, merangkukan kedua telapak tangan  untuk memberikan penghormatan kepada Bhagavā dan berkata demikian, 

Memikul beban yang berat diatas bahu ini , mengerikan [dāruṇa]  dan juga sangat menakutkan [mahābhaya], apabila tidak mengetahui [avijānakā] batasan akhir [paryanta] dari  keterikatan bersama [badhyā] dengan siklus eksistensi  [saṁsāra] ini  [147]

Tidak mampu menemukan jalan [ mārga] dan tidak ada jalan yang terlihat oleh kami , seperti orang buta,  Pelindung [nātha], mohon terima kami dalam persamuan agung ini [148]

Kepada Pejuang [vīra], kami  memohon, semoga  berkenan menguraikan ajaran realitas ini,  Pemimpin [nāyaka] , kami  yang  terlahir dengan sedikit kebijaksanaan [alpaprajñā], tidak akan menemukan  suka cita mendalam ini [149]

Uraikan ajaran realitas ini , sehingga kami terbebaskan dari penderitaan,  semoga dimanapun kami dilahirkan, akan selalu melihat Buddha disana [150]

[0975a08]  Kemudian Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva  melangkah  menuju ke  kediaman para makhluk yang muda ini , dan  melantunkan gāthā sebagai berikut 

Habiskan makanan  dan minuman dengan rasa yang menakjubkan ini,setelah kedua ini selesai dilakukan  dengarlah ajaran realitas dengan tanpa  takut  [151]

[0975a10]  Makhluk hidup yang muda  berkata demikian, 

Bhadanta Sthavira, siapakah anda , Kami tidak mengenal anda, terlihat sangat baik [prāsādika]  dengan penampilan yang tenang [śāntarūpa] dan  sangat agung [mahāyaśa] [152]

Kamu telah terbebas ketakutan terhadap ranah eksistensi  neraka, binatang dan preta, , telah menakhlukkan [śāntaste] semua ketidakbajikan, seperti seseorang yang telah memperindah dunia [jagati] [153]

Kami melihat  bejana di telapak tangan anda, yang  terhias dengan tujuh substansi berharga, jasmani  mengenakan  untaian benang dari  substansi berharga yang terhias indah dengan beragam cahaya.[ 154]

Untuk kata yang diucapkan oleh anda, yang telah damai ini, kami tidak mampu memberikan jawaban apapun, makanan ini bukan tujuan kami, tidak juga minuman dengan rasa yang menakjubkan ini  yang menjadi tujuan kami  [155] 

Karena dari makanan dan minuman apapun yang masuk kedalam jasmani ini,  hanya akan menjadi kotoran dan air seni, nutrisi hanya  akan menjadi darah  dan daging. [156]

Oleh sebab itu, makanan dan minuman  yang lezat dan  terhias dengan indah bukan tujuan kami  , tidak juga pakaian terhalus dari tenunan sutera ataupun wol yang menjadi tujuan kami  [157]

Gelang emas bukan tujuan kami, tidak juga perhiasan dari  untaian mutiara yang menjadi tujuan kami , cincin yang menghiasi jari tangan  juga bukan tujuan kami, karean  semua fenomena ini tidak  konstan [anitya]  [158] 

Kami mencari kehidupan yang tidak pergi menuju ketidakbajikan, memohon pemberian  ajaran realitas  [dharmadāna], bukan sukacita para deva [ 159]

Bergaul dengan para sahabat spiritual yang baik [kalyāṇamitra] yang menjadi tujuan kami, , bukan menjadi rāja cakravartin,  karena yang menguasai benua yang sangat indah ini juga akan mati [160]

Para putra tidak akan mengikutinya ,  tidak juga para istri ataupun para putrinya   perhiasan dari  tujuh substansi berharga juga akan ditinggalkan , semua ini  tidak akan mengikutinya [ 161]

Meskipun mengundang dan mengumpulkan banyak orang , tidak ada seorangpun yang bersedia ikut serta, tidak seorang pun yang ingin mendahuluinya, tidak juga bersedia untuk menyusulnya [162] 

Walaupun hanya dalam satu kehidupan sebagai rājā ini , tetapi terus menerus terdelusi,  karena banyak melakukan aktivitas [ucapan, perbuatan, pikiran]  yang tidak baik,  dia akan jatuh dalam neraka yang bernama ratapan [raurava] [163]

Walaupun ke empat penjuru dikelilingi oleh tujuh substansi berharga, dengan kekayaan [ṛddhi] yang mengagumkan ,  pada saat  hasil  untuk terjatuh dalam neraka yang bernama ratapan [raurava] ini telah matang, dimana  kekayaan [ṛddhi] yang mengagumkan ini akan  ditemukan? [164]

tidak akan ditemukan dilokasi manapun,  juga tidak ditemukan dalam tanah, setelah mati,  dia juga tidak dapat  memamerkan kekayaan ini , Sthavira, dengarkan kami,  yang ingin datang ke hadapan Tathāgata [ 165]

Kami  sangat ingin melihat dia,  yang telah seperti seorang ibu atau bapak, kami tidak memiliki seorang ibu,  tidak juga memiliki seorang  bapak ataupun  saudara kandung [ 166]

Tathāgata adalah Guru dalam ranah eksistensi ini, Dia adalah  bapak  ataupun ibu, Dia adalah matahari dan bulan,  Dia membuka jalan menuju ketenangan [kṣema] [167]

Dia membebaskan kami dari siklus eksistensi [saṁsārā], sehingga kami tidak akan terlahir kembali lagi ,Dia adalah perahu yang menyelamatkan kami dari  arus [oghā], dari  ketakutan terhadap arus kondisi mental yang tidak bermanfaat [168]

Melalui  Dia, para mahluk hidup  ini  terbebaskan sepenuhnya, tidak akan kembali lagi, Dia yang menguraikan ajaran realitas dan juga penyebab [kāraṇā] dari pengetahuan tertinggi [agrabodhī]  [169]

makanan, minuman ataupun kekayaan bukan tujuan kami , tidak  juga hasil dari kerajaan lainnya yang menjadi tujuan kami , tidak takut jatuh kedalam neraka, tidak ingin  pergi ke ranah eksistensi para deva [170]

Mereka yang memiliki rentang waktu kehidupan yang pendek, dikondisikan oleh delusi sehingga melakukan aktivitas [ucapan, perbuatan, pikiran] yang tidak baik ini, manusia yang penuh dengan suka cita mendalam adalah mereka yang telah mencapai pengetahuan semua aspek  [171] 

Menjadi  raja  yang hanya  mengetahui nafsu keinginan [kāma]  dan kesenangan sensual , tidak  akan mengetahui kelahiran, tidak takut terhadap kematian,  dan tidak  mengkontemplasi kemunculan dan penghentian ini  [172]

Seseorang yang belum menakhlukkan ketidaktahuan ,  tidak akan mengetahui  ajaran realitas yang halus ini , tidak akan melakukan aktivitas spiritual yang halus ini , dan juga tidak akan mengetahui ruang lingkup dari ketenangan [173]

Seperti seseorang  yang juga akan terjatuh dari ranah eksistensi yang menyenangkan dari para deva dan terlahir kembali sebagai manusia [cyava], walaupun telah mengetahui kematian itu pasti [datang] , tidak merasakan penyesalan yang mendalam, mengalami kelahiran kembali yang terus berulang, sekarang ataupun dalam waktu yang sangat panjang  dipenuhi dengan penderitaan, dipukul dengan tongkat besi [ 174] 

Mengambil milik orang lain , tetap bergembira, demikian juga, dibunuh ataupun dibelenggu, karena didorong oleh ketidakbajikan yang telah mereka lakukan sebelumnya, terikat oleh lima belenggu nafsu keinginan. [175] 

Dengan tanpa harapan,  mengalami penderitaan seperti ditembus oleh anak panah, pada saat kesadaran mereka  akan berhenti, meratap dengan menyedihkan [176]

 [ Dan berkata  demikian], siapa yang akan menjadi pelindung saya,  emas, perak, dan kristal , semua kekayaan kami  persembahkan untuk dia  [177]

Semua pekerjaan akan kami lakukan, seperti yang dilakukan oleh para pelayan, untuk melayani dia , kesenangan ataupun kekuasaan seperti para raja bukan tujuan kami ,  tidak juga kekayaan ataupun bijian yang menjadi tujuan kami  [ 178]

Melalui jasmani kami sendiri , kami telah melakukan ketidak bajikan  sehingga tidak terbebaskan, Demikian juga , Sthavirā, makanan  dan minuman bukan tujuan kami  [179] 

Mereka yang memakan makanan yang lezat dan  para raja juga akan mati, Mereka yang meminum minuman  terbaik dan devaputrā juga akan mati [180]

Minuman dan makanan yang dipersiapkan dengan baik ,  dengan beragam cita rasa, diletakkan didepan raja, dengan lidahnya, dia mengecap makanan dan minuman ini  [ 181] 

Berawal dari tanpa mengetahuinya, raja  terus menerus menggengam erat cita rasa, , raja  tergiur dengan citra rasa ini, dengan demikian, dia juga akan melakukan tidak sedikit perbuatan yang tidak baik [ 182]

 Minuman bukan tujuan kami , tidak juga makanan yang menjadi tujuan kami,  yang kami butuhkan  adalah melihat realitas demikian apa adanya [ dharmatā] , yang  akan membebaskan kami dari penderitaan [ 183]

Terbebas dari belenggu kegiuran [tṛṣṇā], terbebas sepenuhnya dari kegiuran [tṛṣṇā] terhadap kondisi mental yang tidak bermanfaat [kleśa],  terbebas dari semua belenggu , untuk ini, kami mengambil perlindungan kepada Buddha  [ 184]

Kami ingin mengambil perlindungan kepada  Pelindung dunia  [lokanātha],  rṣi agung [maharṣi], Kami juga ingin memberikan penghormatan kepada Dia yang  mampu memberikan suka cita mendalam kepada makhluk hidup yang mengkontemplasinya  [185]

Kami  belum mengetahui nama anda ,  mohon beritahukan kami nama anda yang sangat terkenal ini  [186ab]

[0975b16]  Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva   menjawab demikian, 

Kalian ingin mendengar nama ini, dan juga seluruh kelompok makhluk ini  [186cd], Demikian juga ratusan ribu koṭī makhluk hidup yang muda ini , yang sedang mengelilingi  Tathāgata [ 187ab]

[0975b18] Mereka berkata demikian, mohon beritahukan kepada kami  nama  yang  telah mampu membangkitkan semua kualitas kebajikan ini  [187bd]  mohon beritahukan kepada kami, makna mendalam dari nama anda, śrāvaka , pengikut Buddha [ 188ab]

[0975b19]  Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva   menjawab demikian, nama saya  adalah Bhaiṣajyasena,  saya adalah obat untuk makhluk hidup ,  [ 188cd]
obat yang terbaik diantara semua obat, obat yang mampu menyembuhkan semua penyakit yang  telah menjangkiti semua makhluk hidup,  sekarang akan saya uraikan kepada kalian [ 189]

Penyakit nafsu keinginan [rāga] adalah penyakit akut  dan sangat mengerikan [dāruṇa]  dalam ranah eksistensi ini , penyakit ketidaktahuan [moha] adalah penyakit akut dan berbahaya [āgha] [kedua aspek ini] mengkondisikan delusi dan ketidaksadaran [190]  

Kedua aspek ini akan mengkondisikan para makhluk hidup jatuh dalam neraka, terlahir kembali sebagai binatang ataupun preta, demikian juga, jika dikuasai oleh kebencian [dveṣa], [ketiga aspek ini]  akan mengkondisikan penderitaan, sehingga makhluk hidup yang belum matang dalam spiritual ini [bālā] tidak akan memperoleh ketenangan. [191]

[0975b23]  Makhluk hidup yang muda  berkata demikian,

Dengan mendengar ajaran realitas ini, akan terbebas dari semua penderitaan, m akhluk hidup yang belum matang dalam spiritual dan  kurang cerdas  dalam pengetahuan akan mengalami beragam penderitaan, dengan mendengar ajaran realitas ini , akan meninggalkan semua aktivitas yang tidak baik. [192]

Semoga kami mampu mendengar dan mempertahankan dengan baik ajaran realitas ini, meninggalkan semua aktivitas yang tidak baik dan  mengeliminasi penderitaan yang sangat  mengerikan ini  [193]

Semoga kami segera melihat Buddha yang sempurna, Raja dari ahli pengobatan yang mampu mengeliminasi semua penyakit, ahli pengobatan yang agung,  yang mampu menyembuhkan semua  [ makhluk]  yang mengalami penderitaan ini [ 194]  

Pergi, Sthavira, dengan segera, untuk memberikan penghormatan kepada Tathāgata, setelah memberikan penghormatan ini ,  mohon  sampaikan ucapan ini kepada  Pemimpin ranah eksistensi  [lokavināyaka], sebagai berikut  [ 195]

Bhagavā, yang mampu mengeliminasi  penyakit ini dengan sepenuhnya, memadamkan api yang sangat mengerikan ini, api yang sedang berkobar membakar jasmani ini, membakar dan menghancurkan ketenangan kami hingga tidak tersisa. [196]

Kami telah  sangat menderita ,  welas kasih kepada kami, Subrata dari Kuru,  beban yang dipikul diatas bahu ini adalah beban yang sangat berat, beban yang tajam dan sangat mengerikan [ 197]

Kelompok makhluk ini terus memikul dan tertindih oleh kebencian [dveṣa] dan ketidaktahuan [moha] , tidak mengetahui bagaimana terbebas dari beban ini  mereka terus memikulnya [ 198]  

meskipun  kematian  telah datang  mereka tidak sadar, tidak muncul kekhawatiran , tidak mengetahui jalan  menuju pembebasan,  juga tidak melihat jalan  menuju pembebasan ini [199]

Karena dikondisikan oleh delusi ini , walaupun telah melihat  kematian datang  menjemput  ibu mereka, masih tidak sadar dan akan berpikir demikian,  tidak ada kematian, dia telah beristirahat dengan  penuh suka cita [ 200]

Pada saat melihat kematian datang  menjemput  bapak mereka, juga tidak merenungkan kembali kematian yang telah datang  sebelumnya , dipengaruhi [praluḍitā] oleh kondisi mental yang tidak bermanfaat [kleśa] dan aktivitas [ucapan , perbuatan dan pikiran] [karma], karena ditekan oleh penyakit ini , bagaimana makanan dan minuman  ini masih menjadi tujuan kami ? [ 201]

Yang  tidak mengetahui penghentian dari penderitaan [duḥkhāntaṁ] ini,  akan  kehabisan tenaga, keletihan dan tidak bemanfaat, penderitaan dikondisikan [īdṛś]  oleh kepemilikan akan diri  yang muncul dari ketidaktahuan [avidyā]  dan penyebabnya [nidāna] [ 202]

konseptual [saṁjñā]  faktor pengkondisi [saṁskāra] dan sensasi [vedanā] ini adalah beban yang berat dan sangat menakutkan, dikondisikan oleh kegiuran [tṛṣṇā], para makhluk hidup yang belum matang dalam spiritual ini, terdelusi, tidak memahami fenomena [203]

Dipenuhi dengan [parivṛta] beban berat  yang dipikul diatas bahu [kāyabhāra], kelahiran dalam ranah eksistensi mereka menjadi tidak bermakna, meminyaki jasmani dengan  salep , pakaian yang sangat indah telah menjadi tujuan mereka [204]   

Membersihkan diri ,makanan dan minuman telah menjadi tujuan untuk memuaskan jasmani mereka, demikian juga, telinga membuat seseorang tertarik dan selalu ingin untuk mendengarkan dan mencari  suara yang merdu seperti alunan nada dari lima alat musik ini,  [205]

Mata membuat seseorang  tertarik dan selalu ingin untuk melihat keindahan objek seperti tujuh susbstansi berharga, lidah membuat seseorang tertarik  dan selalu ingin untuk mengecap semua cita rasa yang lezat [206]

 Jasmani membuat seseorang tertarik dan selalu ingin untuk menyentuh dan mencari objek  yang  lembut dan halus, jasmani ini  diperoleh dari gabungan antara dua gumpalan daging yang saling menekan satu dengan lainnya, juga saling memberikan kenikmatan  [ 207]   

Dengan cara demikian, jasmani yang  tanpa kesadaran ini  diperoleh,  dimana dapat ditemukan kenikmatan? , dengan memakai alas kaki yang terbaik, disanalah kaki saya akan  menemukan kenikmatan [208].

Sekarang pada saat menjelang kematian, bukan pakaian bukan salep , jasmani ini saja  sudah tidak mampu terlindungi,  tidak perlu untuk mengatakan pakaian ataupun salep lagi. [209] 

Yang disebut sebagai manusia adalah jasmani itu, gabungan dari angin [mahābala], api [tīkṣṇaṁ bala] dan lainnya, dalam jasmani ini juga memiliki kualitas agung [mahāguṇa] [210]

Pada masa lampau, saat masih hidup, menunggang kuda dan gajah,  menghibur diri  dan berkelana,  saya menikmati aktivitas [ ucapan, perbuatan,  pikiran]  yang tidak baik, tidak mengetahui pembebasan sepenuhnya melalui  ajaran realitas ini. [ 211]

Tidak mengetahui kehidupan yang akan datang, menyebabkan saya melakukan ketidakbajikan,  mengalami kelahiran yang berulang,  mengalami kematian yang juga datang berulang menjemput saya [ 212]

Saya  selalu melihat  penderitaan, terbelenggu oleh ratapan, melihat ibu saya  mengalami kematian , melihat kematian dari ayah saya [ 213]

juga melihat kematian dari  sanak saudara, sahabat,  saudara kandung ,  putra dan, istri, jika semua faktor pengkondisi [saṁskārā] adalah kosong [śūnyā], mengapa  pikiran [sacetana] mereka masih bersuka cita [rajyet] ?

Kesadaran saya  masih  dipengaruhi  [grasta] oleh keserakahan  [lobha], percaya [viśvāsana] kepada delusi ini, tidak  mendengar ajaran realitas yang penuh dengan ketenangan ini, tidak mengakui [ābhinandita] kematian . [ 215]

Karena kesadaran  masih dipenuhi dengan keserakahan [lobha],  saya tidak melatih diri melalui pemberian [dāna], keserakahan yang demikian ini,  akan mengakumulasi ketidakbajikan apabila tidak ditinggalkan [ 216]

Sepenuhnya terdelusi, kami dilahirkan,  para mahluk hidup juga terus menerus  terdelusi , sepenuhnya  terdelusi,  kami mendengar suara dan mempertahankan yang bukan ajaran realitas  [ 217]

Kami tidak akan  menjalani kehidupan berumah tangga [udvahā] dengan jasmani ini., akan mencari jalan pembebasan sepenuhnya  melalui  meditasi [dhyānā], semoga kami  muncul kembali sebagai  Pemimpin para mahluk hidup, Buddha, Guru, demi kesejahteraan  ranah eksistensi ini   [218].

Buddha adalah Ibu dan Bapak  bagi semua makhluk hidup dalam ranah eksistensi  ini , Buddha  akan menunjukkan jalan, mencurahkan hujan ajaran realitas  diseluruh Jaṁbudvīpa [219]

Para mahluk hidup yang  memiliki inteligensi yang tidak tajam ini, tidak akan  mengetahui  bagaimana mengakumulasi kualitas [dharmasaṁgraha], membangkitkan kesadaran pengugahan [bodhi citta] dinamakan sebagai telah menerima dan mengakumulasi kualitas [220]

Semua  faktor pengkondisi [saṁskārā] adalah kekosongan [śunyatā] , kekayaan dan harta juga  kosong [śunyā], setelah melihat kekosongan terhadap diri [sunyamātmānaṁ] dan memahaminya, akan menyingkirkan [nirāśatā] kelahiran [221]

Sthavira Bhaiṣajyasena, mohon dengarkan kata kami, demi para bodhisattvā ini , mohon sampaikan kata dibawah ini [222]

Bodhisattva seharusnya tidak akan lelah, melatih diri dengan usaha yang penuh dengan semangat [vīrya] untuk memahami kecenderungan siklus eksistensi dan mengakumulasi kualitas kebajikan [223]

Mohon pergilah ke hadapan Guru [śāstā] dan ajukan pertanyaan kami ini , Guru yang dipenuhi dengan suka cita mendalam, Jina yang tidak pernah lelah [224]

Dalam menakhlukkan kekuatan dari māra beserta dengan pasukannya, yang dengan cepat menyalakan lentera ajaran realitas dengan tujuan untuk memberikan sukacita mendalam kepada semua mahkluk hidup [ 225]  

Kami yang  belum mendengarkan ajaran realitas ini , bagaimana dapat mampu muncul sebagai Buddha, mohon pergilah dengan secepatnya, Sthavira, untuk memberikan manfaat kepada kami semua [226] 

 Kami belum mencapai  pantai seberang , kami belum  melihat Tathāgata yang dihiasi dengan tiga puluh dua karakteristik manusia agung, kami berdiam disini dengan penuh hormat.  [227]

[0976a02] Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva berkata kepada para makhluk hidup yang muda ini demikian,  

Kalian lihatkah keatas sebentar,  sekarang apa yang  terlihat oleh kalian disana ?  [228] 

[0976a03]  Setelah mendengar ini , mereka melihat ke atas, disana terlihat tidak kurang dari  tiga ratus hingga lima ratus ribu paviliun bertingkat yang saling berdekatan dan berdiam disana [229]  

Dengan bagian atas terbuat dari tujuh substansi berharga dan terhias indah dengan jalinan untaian substansi berharga,  di bagian tengahnya ada lapik dari bunga teratai yang telah mekar sepenuhnya , melepaskan keharuman dari ranah eksistensi yang menyenangkan [230] 

Pada saat itu mereka bertanya kepada Sthavira demikian, apa makna pertanda yang  sangat mengagumkan ini  yang telah terlihat ini ,  paviliun bertingkat, untaian substansi berharga, lapik dari bunga teratai yang telah mekar sepenuhnya ini ? [231]

[0976a06] Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva berkata demikian,

Tempat ini untuk kalian , pergilah sekarang,  di hadapan kediaman Buddha, untuk memberikan penghormatan kepada Penerang semua ranah eksistensi ,  Guru yang telah melampaui semua keduniawian [ 232]

[0976a07]  Mereka berkata demikian, 

Kami tidak mengetahui jalan pelatihan diri ini , Tathāgata juga tidak terlihat, karena kami  tidak mengetahui jalan pelatihan diri ini, kemana kami harus pergi untuk memberikan  penghormatan ?  [233]

[0976a09]  Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva berkata demikian,

Seperti angkasa yang tidak terbatas, realitas  tertinggi ini, tidak mudah untuk dilatih ,  pergi dan capailah  nektar yang telah disempurnakan [amṛtaprabha] ini , kediaman dari para Guru  [ 234]

Seperti gunung  Sumeru dengan kekokohan yang tidak terungkap dengan kata, seperti samudera yang luas, seperti  kediaman dari gunung Sumeru , demikian juga kediaman dari para Guru. [ 235]

Para Bodhisattva dari sepuluh penjuru  yang berjumlah seperti butiran debu dalam trisāhasramahāsāhasra ranah eksistensi [lokadhātu]  ingin memberikan penghormatan kepada  Penerang ranah eksistensi , juga tidak mengetahui kemunculan dari Buddha [ 236]

[0976a13] Mereka berkata demikian, 

Lihatlah kami , Pelindung  ranah eksistensi [lokanātha],  penuhi keinginan kami,  untuk memberikan penghormatan kepada Guru dengan  kesadaran yang penuh perhatian, dan memperoleh hasil  [phala] dari ini  [237]

[0976a14] Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva berkata demikian,

Bukan wewangian yang menjadi tujuan para Guru bukan untaian bunga dan juga  bukan salep, melainkan untuk menjadi penyebab [hetu]  bagi makhluk hidup untuk memahami dan terbebaskan dari fenomena terkondisi  [saṁskṛtā][ 238]

Mereka yang telah menundukkan  kesadaran konseptual mereka , dan pergi berlindung kepada Buddha,  tidak akan berhadapan dengan māra dan pasukannya yang menakutkan ini  [ 239]

Mereka tidak akan  dibunuh [yāsya] oleh kematian , akan dengan cepat  memperoleh  kefasihan dalam mempertahankan dengan baik  [dhāraṇī], selalu beraktivitas dengan kesadaran yang telah  ditenangkan  [cittaprasāda], setelah itu mereka akan melihat Guru [240]

 [0976a17]  Pada saat itu, Bhagavā memanifestasikan suara dari para tathāgata yang merdu seperti kicauan burung kalaviṅka , kemudian tersenyum, dari wajah Bhagavā terpancar delapan puluh empat ribu sinar, dengan berbagai warna, beragam ratusan ribu warna, dengan, beragam sinar yang mengiluminasi  seperti warna  biru, kuning, merah,  putih, merah tua, kristal dan perak, memancar dan mengiluminasi trisāhasramahāsāhasrā ranah eksistensi, ke penjuru bawah hingga menyeliputi delapan belas neraka besar, ke penjuru atas hingga menyeliputi tiga puluh dua ranah eksistensi yang menyenangkan dari para deva, sehingga para makhluk hidup yang diselimuti oleh iluminasi sinar ini dipenuhi dengan suka cita mendalam, kemudian kembali mengelilingi Bhagavā sebanyak tujuh kali dan masuk kembali melalui usnisa Bhagavā.

[0976a23]  Pada saat itu , bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva  bangkit dari tempat duduknya , melipat dan merapikan jubah  hingga bahu sebelah kanan terbuka , merangkupkan kedua telapak tangan , menghadap ke arah Bhagavā dan berkata , Bhagavā,  sekarang saya memiliki sedikit keraguan, mohon Bhagavā berkenan untuk mendengarkannya,  mohon Tathāgata berkenan untuk menjelaskan dengan terperinci mengenai pertanyaan yang akan saya ajukan ini .
[0976a25] Bhagavā menjawab demikian, ajukan pertanyaan anda,  Bhaiṣajyasena, mengenai apapun yang anda ingin tanyakan, dengan tujuan untuk memberikan suka cita mendalam dan kelenturan pada kesadaran, saya berkenan untuk menguraikannya dengan terperinci, Bhaiṣajyasena, mengenai apapun yang akan anda tanyakan .

[0976a27] Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva berkata kepada Bhagavā demikian,

Tiga puluh ribukoṭi , Bhagavā, makhluk hidup yang muda ini yang termanifestasi ini,  telah memahami uraian ajaran realitas dari Tathāgata yang halus dan mendalam ini,  mencerca [parivadanti], menganggap [paripīḍayanti] dan mengatakan [paribhāṣanti] dengan halus demikian,  makhluk hidup yang tua,  kalian  makhluk hidup yang tua, tidak mengetahui ajaran realitas, kalian tidak meninggalkan yang bukan ajaran realitas dan kualitas yang tidak baik ini, Bhagavā apa sebabnya mereka mengucapkan kata yang demikian ini ?    

[0976b01] Bhagavā berkata demikian,  tidakkah anda ketahui , Bhaiṣajyasena, mengapa  makhluk hidup itu mengucapkan kata yang demikian ini  ?  Mereka mengucapkan kata yang lembut dan mengagumkan ini untuk menyenangkan Tathāgata, karena mereka telah mendengar ajaran realitas, Oleh sebab itu, Bhaiṣajyasena,  mereka akan memahami makna dari semua ajaran realitas,  dihiasi [samanvāgatā] dengan semua kualitas kebajikan, memperoleh kefasihan dalam mempertahankan dengan baik [dhārani],  pada hari ini , pada saat bersamaan mereka akan mencapai sepuluh tahapan [daśabhūmi], pada hari ini , pada saat bersamaan, mereka akan membunyikan suara genderang agung, pada hari ini , pada saat bersamaan,  mereka akan dihiasi dengan esensi dari kualitas agung, apakah terlihat oleh anda,  Bhaiṣajyasena, paviliun bertingkat itu ? 

[0976b04] Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva berkata demikian, terlihat oleh saya, Bhagavā , terlihat oleh saya, Sugata.

[0976b05]  Bhagavā berkata demikian,  Bhaisajyasena, pada seluruh hari ini, para mahluk hidup  yang muda ini akan berdiam dalam paviliun bertingkat tersebut, akan mencapai pengetahuan melalui pengamatan mendalam [ābhisamaya] terhadap fenomena [dharmā], pada saat ini , saat bersamaan ini, mereka akan menyempurnakan semua kualitas kebajikan, pada saat ini , saat bersamaan ini, mereka akan memukul genderang ajaran realitas agung,  para deva dari beragam tingkatan menengah ranah eksistensi yang menyenangkan juga mencapai pengetahuan melalui pengamatan mendalam [ābhisamaya] terhadap fenomena [dharmā], banyak makhluk hidup yang telah terjatuh dan berdiam dalam neraka ini, akan mendengar uraian terperinci dari pengetahuan tathāgata [tathāgatajñāna], akan meninggalkan dan mengatasi semua siklus eksistensi ini.

Selanjutnya, sembilan ratus koṭi mahluk hidup yang tua akan memperoleh hasil dari pemasuk arus [srotaāpanna] dan terhias dengan semua kualitas, juga akan meninggalkan semua penderitaan, semua dari mereka, Bhaiṣajyasena, akan menyempurnakan semua instruksi dari Tathāgata, semua dari mereka, , Bhaiṣajyasena, akan terhias [samanvāgatā] dengan kualitas agung [mahādharma],  sekarang amati , Bhaiṣajyasena, ke empat penjuru ini.

. [0976b12]  Kemudian Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva mengamati seluruh empat penjuru ini , terlihat di penjuru timur, bodhisattvā yang berjumlah sebanyak lima puluh koṭi butiran pasir dalam sungai Gangga datang dari sana, terlihat di penjuru  selatan, bodhisattvā yang berjumlah sebanyak enam puluh koṭi butiran pasir dalam sungai Gangga datang dari sana, terlihat di penjuru  barat,  bodhisattvā yang berjumlah sebanyak  tujuh puluh koṭi butiran pasir dalam sungai Gangga datang dari sana, terlihat di penjuru  utara,  bodhisattvā yang berjumlah sebanyak  delapan puluh koṭi butiran pasir dalam sungai Gangga datang dari sana, terlihat di penjuru  bawah,  bodhisattvā yang berjumlah sebanyak  sembilan puluh koṭi butiran pasir dalam sungai Gangga datang dari sana, terlihat di penjuru  atas,  bodhisattvā yang berjumlah sebanyak  seratus koṭi butiran pasir dalam sungai Gangga datang dari sana. Setelah mereka tiba dihadapan Bhagavā, memberikan penghormatan dan kembali duduk disalah satu sisi dari  Bhagavā

Selanjutnya , Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva berkata kepada Bhagavā demikian, apakah itu, Bhagavā,  wujud hitam dan  wujud merah yang sedang berjalan ditengah angkasa?

[0976b20] Bhagavā menjawab demikian,  apakah anda , Bhaisajyasena,  belum mengetahui  wujud hitam dan  wujud merah yang sedang berjalan ditengah 
angkasa ini ?

[0976b21] Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva berkata kepada Bhagavā demikian, saya belum mengetahuinya, Bhagavā, saya belum mengetahuinya, Sugata.

[0976b22] Bhagavā menjawab demikian,  Tathāgata telah mengetahui ini, mereka adalah Māra beserta dengan pasukannya yang juga ingin hadir disini. Bhaiṣajyasena, apakah anda ingin melihat dengan mata daging, Bhaiṣajyasena, mereka yang sedang berjalan dan berkumpul bersama ditengah angkasa ini  ? 

[0976b23] Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva berkata demikian, Saya ingin, Bhagavā , saya ingin, Sugata.

Kemudian Bhagavā memanifestasikan kekuatannya sehingga Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva mampu melihat  Māra beserta dengan pasukannya , melalui mata dagingnya.

[0976b24] Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva berkata kepada Bhagavā demikian, mengapa , Bhagavā, para  Māra beserta dengan pasukannya hadir disini ?

[0976b25] Bhagavā menjawab demikian,   karena Māra beserta dengan pasukannya ingin mengacaukan dan menghancurkan kualitas  kediaman dari para arya ini 

Kemudian Bhagavā  menatap Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva dan berkata demikian, lihatlah , Bhaiṣajyasena, para bodhisattva yang  berasal dari ranah eksistensi yang berjumlah sebanyak ratusan koṭī butiran pasir dalam sungai Gangga telah datang kesini .

[0976b26] Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva berkata kepada Bhagavā demikian,   apa yang menjadi penyebab dan kondisi , Bhagavā,  sehingga para bodhisattva itu datang kesini ?

[0976b27] Bhagavā berkata demikian,  para makhluk hidup yang muda ini ,  Bhaisajyasena, merupakan alasan [pratyaya] untuk ini,  juga merupakan alasan  dimana ,sekarang semua makhluk hidup juga  akan terhias [samanvāgatā] dengan  kontemplasi yang berkualitas [dharmadhyāna], apakah terlihat oleh anda, Bhaiṣajyasena, bodhisattva mahāsattva dengan beragam wujud yang telah menerima [ādhāna] kekuatan dan pengetahuan yang lebih tinggi[ṛddhibalā], datang kesini?

[0976b28] Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva berkata kepada Bhagavā demikian, Setelah mengamati ranah eksistensi yang berjumlah sebanyak ratusan koṭī butiran pasir dalam sungai Gangga, saya melihat bodhisattvā mahāsattvā yang berjumlah sebanyak ratusan ribu koṭī niyuta butiran pasir dalam sungai Gangga, hadir disini  melalui kekuatan dan pengetahuan yang lebih tinggi mereka sendiri, dengan beragam wujud, beragam warna, beragam kekuatan  hadir dan berkumpul bersama disini. Para  bodhisattva itu berkumpul bersama dalam kualitas kediaman dari para ārya dan pengikut dari para bodhisattva juga sedang berkumpul bersama dalam kualitas kediaman dari para ārya tersebut.

[0976c02]  Setelah Bhagavā  selesai menguraikan ajaran realitas ini , Sarvaśura bodhisattva mahāsattva,  Bhaiṣajyasena bodhisattva mahāsattva  dan bodhisattva mahāsattva lainnya, para makhluk yang muda, para makhluk yang  tua bersama dengan semua yang hadir dalam persamuan ini  termasuk para deva, mānusia, asura dan gandharva diliputi oleh suka cita mendalam dan mereka memuji uraian Bhagavā ini .

Akhir dari  ajaran realitas transformatif , uraian mengenai saṃghāṭa




Catatan kaki 
1. Sūtra ini diterjemahkan dengan kombinasi  manuscript terjemahan bahasa mandarin  dari  Taisho no  T 423 dan manuscript sanskrit  yang diedit kembali  oleh Professor Oskar von Hinüber dan diinput oleh Nāgārjuna Institute of Exact Methods.
2. Sūtra ini telah diterjemahkan dalam bahasa inggris oleh Diana Finnegan, dengan menggunakan manuscript Sanskrit yang sama diatas dan dikombinasi dengan manuscript terjemahan Tibetan .
3. Sūtra ini juga telah diterjemahkan sebagian dalam bahasa inggris oleh Silfong, Sun dengan menggunakan  manuscript terjemahan bahasa mandarin  dari  Taisho no  T 423
4. Penerjemahan ini tidak mengikuti baris dan kalimat yang sama dengan Taisho no  T 423 , sebagian telah dirubah dan disesuaikan dengan manuscript Sanskrit.



Karma JIgme

Instagram