Pages

D 30 - ཤེར་ཕྱིན་རྡོ་རྗེ་རྒྱལ་མཚན་གྱི་མདོ། [[ārya-prajñāpāramitā-vajraketu-mahāyāna-sūtra]

བཀའ་འགྱུར།

Kangyur

ཤེར་ཕྱིན།

Prajñāpāramitā


D 30


ཤེར་ཕྱིན་རྡོ་རྗེ་རྒྱལ་མཚན་གྱི་མདོ།

आर्य-प्रज्ञापारमिता-वज्रकेतु-महायान-सूत्र

ārya-prajñāpāramitā-vajraketu-mahāyāna-sūtra

聖般若波羅蜜多金剛幢大乘經


Sutra Mahāyāna yang bernama kebijaksanaan melampaui untuk Vajraketu


Nara Sumber dalam Tibetan
Diterjemahkan dari Tibetan ke dalam Bahasa Indonesia oleh : Karma Jigme


D 29 D 30 D 8




[266b] Penghormatan kepada para Buddha dan Bodhisattva!

[266b] Demikianlah yang kudengar:

[266b] Pada suatu waktu , Bhagavan berdiam di Rājagṛha dan mengadakan persamuan  yang dihadiri oleh Bodhisattva Vajraketu

Pada saat itu Bodhisattva Vajraketu bangkit dari tempat duduknya dan bertanya kepada  Bhagavan: " Bhagavan,  ada berapa realitas yang berhubungan dengan prajñāpāramitā ?"

Bhagavan berkata,

"Vajraketu,  ada empat realitas yang berhubungan dengan prajñāpāramitā. Apakah ke empat realitas ini ? 

Realitas dari pengetahuan tertinggi dimanifestasikan melalui pengamatan terhadap  kekosongan dari semua fenomena , semua fenomena terkondisi  dipahami sebagai ketidak kekalan dan penderitaan , secara alami bebas dari semua halangan  ,bebas dari konseptual dan kekeliruan dalam kontemplasi.

Kemudian ,  ada empat kualitas  yang berhubungan dengan  penyebab dari  kemunculan kebijaksanaan ini.  Apakah ke empat kualitas ini ?

[267a ] Pertama, menghormati seseorang yang menguraikan Dharma dan mengajarkannya kepada kita ,kedua, mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap Dharma tertinggi pada saat sedang diuraikan oleh seseorang , ketiga, merenungkan dengan baik dan dan mempenetrasi mendalam terhadap maknanya; keempat, kemauan untuk mengajarnya kepada orang lain dengan bijak.  Inilah ke empat kualitas yang menyebabkan   kemunculan dari kebijaksanaan .

Selanjutnya ,para Bodhisattva seharusnya  melatih diri dalam Prajñāpāramitā dengan pemahaman  sebagai berikut: semua fenomena harus dipahami sebagai  murni secara alamiah, sebagai kekosongan,  sebagai  ketiadaan diri  , sebagai  ketiadaan intrinsitik  [ tidak dapat muncul  melalui kekuatannya sendiri] , sebagai animitta, sebagai bukan kemelekatan ataupun kebebasan , seperti dalam  intrinsitik  alamiahnya  yang bukan dalam terang ataupun gelap. Demikianlah seharusnya Bodhisattva melatih  diri dalam Prajñāpāramitā 

Seseorang seharusnya melatih  diri dalam Prajñāpāramitā dengan pengamatan mendalam dan kemudian memahaminya sebagai ketidakhadiran  dari semua fenomena dengan cara tidak menggengam titik referensi manapun juga

Kemudian Bhagavan melantunkan gatha berikut ini:

Melatih diri dalam pemahaman ketiadaan intrinsitik  [tidak dapat muncul  melalui kekuatannya sendiri] ,. 
Pengamatan mendalam  adalah penyebab dari munculnya kebijaksanaan, 
Demikianlah seseorang seharusnya melatih dalam Prajñāpāramitā yang tiada nimitta

Setelah mendengarkan uraian ini  , Bodhisattva Vajraketu dan semua yang hadir dalam persamuan ini termasuk para deva, manusia, asura dan gandharva bersukacita dalam ajaran Bhagavan.

Karma JIgme

Instagram