བཀའ་འགྱུར།
Kangyur
ཤེར་ཕྱིན།
Prajñāpāramitā
D 26
ཤེར་ཕྱིན་ཉི་མའི་སྙིང་པོ།
आर्य-प्रज्ञापारमिता-सूर्यगर्भ-महायान-सूत्र
ārya-prajñāpāramitā-sūryagarbha-mahāyāna-sūtra
聖般若波羅蜜多日藏大乘經
Sutra Mahāyāna yang bernama kebijaksanaan melampaui untuk Sūryagarbha
D 25 D 26 D 27
[261a] Penghormatan kepada para Buddha dan Bodhisattva!
[261a] Demikianlah Yang telah Kudengar,
[261a] Pada suatu waktu Bhagavan berdiam di Magadha di Dharmika vihara , bersama dengan persamuan agung bhikṣu yang tidak terhitung jumlahnya dan bodhisattva yang datang dari sepuluh penjuru buddhaksetra yang tidak terbatas , tidak terukur dan tidak terhitung jumlahnya.
Pada saat itu , Bodhisattva yang bernama Sūryagarbha juga hadir dalam persamuan ini , Dia segera bangkit dari tempat duduknya, datang di hadapan Bhagavan, bersujud dengan tangan beranjali dan kemudian menyapa Bhagavan sambil berkata:
[261b] Saya datang kesini untuk mengajukan satu pertanyaan kepada Tathagata dan memohon izin kepada Bhagavan untuk menguraikan dengan jelas pertanyaan ini.
Bhagavan menjawab : Sadhu , silahkan anda bertanya dan saya akan menjelaskannya dengan terperinci untukmu
Kemudian Bodhisattva Sūryagarbha bertanya kepada Bhagavan :
Bhagavan, apakah ada penjelasan melalui metoda kefasihan mengenai samādhi yang harus dilatih oleh seorang Bodhisattva dalam Prajñāpāramitā?
Bhagavan menjawab : ada , Putra dari silsilah terbaik , metoda kefasihan untuk penjelasan samādhi dapat dianalogikan dengan matahari. Dengan analogi ini seharusnya seorang Bodhisattva melatih dirinya sendiri.
Bodhisattva Sūryagarbha bertanya kepada Bhagavan: “Bagaimana para Bodhisattva ini melatih diri melalui analogi ini ?”
Bhagavan menjawab : penjelasan metoda kefasihan mengenai samādhi dengan analogi matahari. ini dapat diuraikan dalam tujuh analogi, apa yang termasuk dalam ketujuh analogi ini ?
Pertama, sebagaimana dianalogikan seperti matahari yang mampu menumbuhkan tunas baru, demikian juga seharusnya samādhi dari Bodhisattva juga seperti matahari ini dan mampu menumbuhkan tunas penggugahan dari semua makhluk hidup.
Kedua, sebagaimana dianalogikan seperti matahari yang tidak pernah berhenti dalam menyebarkan panas , demikian juga seharusnya samādhi dari Bodhisattva dalam menyebarkan welas kasih kepada semua makhluk hidup
Ketiga, sebagaimana dianalogikan seperti matahari yang mampu membakar semua sampah, demikian juga seharusnya samādhi dari Bodhisattva melalui vipasyana dan pengetahuan membakar semua kondisi mental yang tidak berguna dan kemelekatan.
[262a] Keempat, sebagaimana dianalogikan seperti matahari yang mampu mencairkan substansi yang telah membeku, demikian juga seharusnya samādhi dari Bodhisattva melalui kesempurnaan penawar dari aspek yang berlawanan [pratipaksa] mencairkan kebekuan yang berhubungan dengan kondisi mental yang tidak berguna
Kelima, sebagaimana dianalogikan seperti matahari yang mampu mengeliminasi kegelapan, , demikian juga seharusnya samādhi dari Bodhisattva mengeliminasi setiap konseptual yang muncul dari dualitas [parikalpita] yang disebabkan oleh penggengaman pada objek dan subjek
Keenam, sebagaimana dianalogikan seperti matahari yang berputar mengelilingi empat benua dengan sempurna demikian juga seharusnya samādhi dari Bodhisattva melalui pencapaian dari kesempurnaan kualitas kebajikan mampu membebaskan diri dari empat arus keluar penyebab siklus kelahiran kembali [āśrava] dengan sempurna
Ketujuh, sebagaimana dianalogikan seperti matahari yang menghangatkan semua aspek dengan setara , juga seharusnya samādhi dari Bodhisattva dengan pencapaian dari pelatihan dirinya, melalui metoda kefasihan dalam menghangatkan dan membuat semua makhluk hidup bersuka cita .
Selain itu, Putra dari silsilah terbaik, Bodhisattva juga harus melatih diri dalam Prajñāpāramitā dengan pemahaman sebagai berikut : semua fenomena tidak eksis melalui kekuatan dari dirinya sendiri [nihsvabhava] , animitta , terbebaskan dengan sempurna dari semua nimitta, tidak eksis [abhava], bebas dari semua batasan objek internal [vastu] dan tidak eksis dititik referensi manapun , tidak memiliki entitas diri [anatman]
[262b] Putra dari silsilah terbaik , Bodhisattva juga harus memahami realitas dari fenenomena [dharmatā] ,ruang lingkup realitas dari fenomena [dharmadhātu], realitas demikian apa adanya [tathātā], batasan dari realitas [bhutakoti], realitas [satya] dan makna dalam realitas tertinggi[tattvārtha] dengan tanpa keliru [abhranta] ,
Kemudian Bhagavan berkata kepada Bodhisattva Sūryagarbha:
“Selain itu, Putra dari silsilah terbaik, seorang Bodhisattva dalam melatih diri juga harus memahami bahwa semua fenomena itu tidakmemiliki aktivitas [anabhisamskara] dan tidak muncul [anutpada] .
Putra dari silsilah terbaik seorang Bodhisattva dalam melatih diri juga harus memahami bahwa semua fenomena itu pada dasarnya murni[prakrti - parisuddhatva]. . Dia juga harus memahami bahwa semua fenomena ,bentuk dan sebagainya sebagai kekosongan dari intrinsitik [svabhāva - śūnyatā ] .
Putra dari silsilah terbaik, Siapapun yang memahami dan mengingat dengan baik uraian mengenai Prajñāpāramitā maka halangan dari tindakan masa lalu akan lenyap, akan mengakumulasi kualitas kebajikan , akan memiliki kebijaksanaan yang tidak terbatas , akan memiliki kesadaran [eling] yang sempurna, akan mampu menjaga moralitas dan melatih diri dalam samādhi
Putra dari silsilah terbaik Demikian seharusnya, Bodhisattva melatih diri dalam Prajñāpāramitā! "
Setelah itu Bhagavan melantunkan gatha ini :
Yang melatih diri dengan sempurna dan berdedikasi terhadap ajaran tertinggi,
Yang bersahabat dengan semua makhluk hidup,
Yang telah menyempurnakan pelindung melalui semangat ,
Yang berusaha mensejahterakan dirinya dan orang lain,
Yang berdedikasi dalam mengembangkan dhyāna dan samādhi,
Yang tidak memiliki konsepsi mengenai diri dan semua makhluk,
Yang telah kokoh dalam jalan agung,
Yang melatih diri seperti putra para pemenang di masa lalu,
Inilah Para Bijak, yang melatih diri dengan tiada kekeliruan
Demikianlah uraian dari Bhagavan. Bodhisattva Bodhisattva Sūryagarbha dan semua yang hadir dalam persamuan ini termasuk deva dan manusia bersukacita dalam ajaran Bhagavan
[261a] Demikianlah Yang telah Kudengar,
[261a] Pada suatu waktu Bhagavan berdiam di Magadha di Dharmika vihara , bersama dengan persamuan agung bhikṣu yang tidak terhitung jumlahnya dan bodhisattva yang datang dari sepuluh penjuru buddhaksetra yang tidak terbatas , tidak terukur dan tidak terhitung jumlahnya.
Pada saat itu , Bodhisattva yang bernama Sūryagarbha juga hadir dalam persamuan ini , Dia segera bangkit dari tempat duduknya, datang di hadapan Bhagavan, bersujud dengan tangan beranjali dan kemudian menyapa Bhagavan sambil berkata:
[261b] Saya datang kesini untuk mengajukan satu pertanyaan kepada Tathagata dan memohon izin kepada Bhagavan untuk menguraikan dengan jelas pertanyaan ini.
Bhagavan menjawab : Sadhu , silahkan anda bertanya dan saya akan menjelaskannya dengan terperinci untukmu
Kemudian Bodhisattva Sūryagarbha bertanya kepada Bhagavan :
Bhagavan, apakah ada penjelasan melalui metoda kefasihan mengenai samādhi yang harus dilatih oleh seorang Bodhisattva dalam Prajñāpāramitā?
Bhagavan menjawab : ada , Putra dari silsilah terbaik , metoda kefasihan untuk penjelasan samādhi dapat dianalogikan dengan matahari. Dengan analogi ini seharusnya seorang Bodhisattva melatih dirinya sendiri.
Bodhisattva Sūryagarbha bertanya kepada Bhagavan: “Bagaimana para Bodhisattva ini melatih diri melalui analogi ini ?”
Bhagavan menjawab : penjelasan metoda kefasihan mengenai samādhi dengan analogi matahari. ini dapat diuraikan dalam tujuh analogi, apa yang termasuk dalam ketujuh analogi ini ?
Pertama, sebagaimana dianalogikan seperti matahari yang mampu menumbuhkan tunas baru, demikian juga seharusnya samādhi dari Bodhisattva juga seperti matahari ini dan mampu menumbuhkan tunas penggugahan dari semua makhluk hidup.
Kedua, sebagaimana dianalogikan seperti matahari yang tidak pernah berhenti dalam menyebarkan panas , demikian juga seharusnya samādhi dari Bodhisattva dalam menyebarkan welas kasih kepada semua makhluk hidup
Ketiga, sebagaimana dianalogikan seperti matahari yang mampu membakar semua sampah, demikian juga seharusnya samādhi dari Bodhisattva melalui vipasyana dan pengetahuan membakar semua kondisi mental yang tidak berguna dan kemelekatan.
[262a] Keempat, sebagaimana dianalogikan seperti matahari yang mampu mencairkan substansi yang telah membeku, demikian juga seharusnya samādhi dari Bodhisattva melalui kesempurnaan penawar dari aspek yang berlawanan [pratipaksa] mencairkan kebekuan yang berhubungan dengan kondisi mental yang tidak berguna
Kelima, sebagaimana dianalogikan seperti matahari yang mampu mengeliminasi kegelapan, , demikian juga seharusnya samādhi dari Bodhisattva mengeliminasi setiap konseptual yang muncul dari dualitas [parikalpita] yang disebabkan oleh penggengaman pada objek dan subjek
Keenam, sebagaimana dianalogikan seperti matahari yang berputar mengelilingi empat benua dengan sempurna demikian juga seharusnya samādhi dari Bodhisattva melalui pencapaian dari kesempurnaan kualitas kebajikan mampu membebaskan diri dari empat arus keluar penyebab siklus kelahiran kembali [āśrava] dengan sempurna
Ketujuh, sebagaimana dianalogikan seperti matahari yang menghangatkan semua aspek dengan setara , juga seharusnya samādhi dari Bodhisattva dengan pencapaian dari pelatihan dirinya, melalui metoda kefasihan dalam menghangatkan dan membuat semua makhluk hidup bersuka cita .
Selain itu, Putra dari silsilah terbaik, Bodhisattva juga harus melatih diri dalam Prajñāpāramitā dengan pemahaman sebagai berikut : semua fenomena tidak eksis melalui kekuatan dari dirinya sendiri [nihsvabhava] , animitta , terbebaskan dengan sempurna dari semua nimitta, tidak eksis [abhava], bebas dari semua batasan objek internal [vastu] dan tidak eksis dititik referensi manapun , tidak memiliki entitas diri [anatman]
[262b] Putra dari silsilah terbaik , Bodhisattva juga harus memahami realitas dari fenenomena [dharmatā] ,ruang lingkup realitas dari fenomena [dharmadhātu], realitas demikian apa adanya [tathātā], batasan dari realitas [bhutakoti], realitas [satya] dan makna dalam realitas tertinggi[tattvārtha] dengan tanpa keliru [abhranta] ,
Kemudian Bhagavan berkata kepada Bodhisattva Sūryagarbha:
“Selain itu, Putra dari silsilah terbaik, seorang Bodhisattva dalam melatih diri juga harus memahami bahwa semua fenomena itu tidakmemiliki aktivitas [anabhisamskara] dan tidak muncul [anutpada] .
Putra dari silsilah terbaik seorang Bodhisattva dalam melatih diri juga harus memahami bahwa semua fenomena itu pada dasarnya murni[prakrti - parisuddhatva]. . Dia juga harus memahami bahwa semua fenomena ,bentuk dan sebagainya sebagai kekosongan dari intrinsitik [svabhāva - śūnyatā ] .
Putra dari silsilah terbaik, Siapapun yang memahami dan mengingat dengan baik uraian mengenai Prajñāpāramitā maka halangan dari tindakan masa lalu akan lenyap, akan mengakumulasi kualitas kebajikan , akan memiliki kebijaksanaan yang tidak terbatas , akan memiliki kesadaran [eling] yang sempurna, akan mampu menjaga moralitas dan melatih diri dalam samādhi
Putra dari silsilah terbaik Demikian seharusnya, Bodhisattva melatih diri dalam Prajñāpāramitā! "
Setelah itu Bhagavan melantunkan gatha ini :
Yang melatih diri dengan sempurna dan berdedikasi terhadap ajaran tertinggi,
Yang bersahabat dengan semua makhluk hidup,
Yang telah menyempurnakan pelindung melalui semangat ,
Yang berusaha mensejahterakan dirinya dan orang lain,
Yang berdedikasi dalam mengembangkan dhyāna dan samādhi,
Yang tidak memiliki konsepsi mengenai diri dan semua makhluk,
Yang telah kokoh dalam jalan agung,
Yang melatih diri seperti putra para pemenang di masa lalu,
Inilah Para Bijak, yang melatih diri dengan tiada kekeliruan
Demikianlah uraian dari Bhagavan. Bodhisattva Bodhisattva Sūryagarbha dan semua yang hadir dalam persamuan ini termasuk deva dan manusia bersukacita dalam ajaran Bhagavan