Pages

Majjhima Nikāya [ MN1 - MN 152]

majjima nikaya

Majjhima Nikāya (MN)

Majjhima Nikāya (Pāḷi Majjhima = “Menengah”) merupakan kumpulan khotbah-khotbah menengah (panjangnya) dalam Sutta Piṭaka terdiri dari 152 khotbah yang diberikan oleh Sang Buddha dan murid utamanya

MN No [MN1 – MN152]

Mengetahui Lebih Lanjut Majjhima Nikāya

Semua Text Semua Terjemahan

catatan : tombol yang berwarna hijau: telah diterjemahkan dengan lengkap , yang berwarna merah : diterjemahkan sebagian, yang berwarna putih : belum diterjemahkan atau dapat menggunakan tombol ‘ semua terjemahan ‘ untuk menyortir semua terjemahan


DN No
Judul
Vol /Page
Paralel

I. Mūlapaṇṇāsapāḷi [Lima Puluh Khotbah Akar]

1. Mūlapariyāya Vagga [Kelompok Khotbah Tentang Akar]

1

MN1
Mūlapariyāya
MN i 1

EA 44.6, T 56*, MA 106*

Akar Segala Sesuatu

Sang Buddha menganalisis proses kognitif dari empat jenis individu – orang biasa yang tidak terpelajar, siswa dalam latihan yang lebih tinggi, Arahant, dan Sang Tathāgata. Ini adalah salah satu sutta yang paling mendalam dan paling sulit dalam Kanon Pāli, dan oleh karena itu disarankan agar para siswa yang bersungguh-sungguh membacanya hanya sepintas lalu pada pembacaan pertama atas Majjhima Nikāya, kemudian kembali lagi untuk suatu pembelajaran yang lebih mendalam setelah menyelesaikan keseluruhan koleksi.

PTS: M i 1, VRI: 1.1, Myanmar: 1.1, Thai 1.1


2

MN2
Sabbāsava
MN i 6

EA 40.6, MA 10, T 31, AN 6.58, Up 2.069

Segala Noda

Sang Buddha mengajarkan para bhikkhu tujuh metode untuk mengendalikan dan meninggalkan noda-noda, kekotoran-kekotoran fundamental yang mempertahankan keterikatan dalam lingkaran kelahiran dan kematian.

PTS: M i 6, VRI: 1.9, Myanmar: 1.8, Thai 1.11


3

MN3

Dhammadāyāda

MN i 12

EA 18.3, MA 88

Pewaris dalam Dhamma

Pewaris dalam Dhamma. Sang Buddha menyuruh para bhikkhu agar menjadi pewaris dalam Dhamma, bukan pewaris dalam benda-benda materi. Kemudian Yang Mulia Sāriputta melanjutkan tema yang sama dengan menjelaskan bagaimana para siswa harus berlatih agar menjadi pewaris Buddha dalam Dhamma.

PTS: M i 12, VRI: 1.16, Myanmar: 1.15, Thai 1.20


4

MN4
Bhayabherava
MN i 16

EA 31.1, SHT Sutta 3

Kekhawatiran dan Ketakutan

Kekhawatiran dan Ketakutan. Sang Buddha menjelaskan kepada seorang brahmana tentang kualitas-kualitas yang dituntut dari seorang bhikkhu yang ingin hidup sendirian di dalam hutan. Kemudian Beliau menceritakan suatu kisah tentang usahanya dalam menaklukkan ketakutan ketika berjuang untuk mencapai pencerahan.

PTS: M 1.16, VRI: 1.22, Myanmar: 1.20, Thai 1.28


5

MN5
Anaṅgaṇa
MN i 24

EA 25.6, T 49, MA 87

Tanpa Noda

Yang Mulia Sāriputta memberikan khotbah kepada para bhikkhu tentang makna noda-noda, menjelaskan bahwa seorang bhikkhu menjadi ternoda ketika ia jatuh di bawah guncangan keinginan jahat.

PTS: M 1.24, VRI: 1.30, Myanmar: 1.28, Thai 1.41


6

MN6
Ākaṅkheyya
MN i 33

MA 105, AN 10.71

Jika Seorang Bhikkhu Menghendaki

Sang Buddha memulai dengan menekankan pentingnya moralitas sebagai landasan bagi latihan seorang bhikkhu; kemudian Beliau melanjutkan dengan menguraikan manfaat-manfaat yang dapat dipetik seorang bhikkhu yang dengan benar memenuhi latihan..

PTS: M 1.32, VRI: 1.40, Myanmar: 1.39, Thai 1.57


7

MN7
Vatthūpama [Vattha]
MN i 36

EA 13.5, MA 93, T 51, SA 1185*, SA2 98*

Perumpamaan Kain

Dengan sebuah perumpamaan sederhana Sang Buddha mengilustrasikan perbedaan antara pikiran yang kotor dan pikiran yang murni.

PTS: M 1.36, VRI: 1.45, Myanmar: 1.43, Thai 1.63


8

MN8
Sallekha
MN i 40

MA 91

Penghapusan

Sang Buddha menolak pandangan bahwa hanya pencapaian absorpsi meditasi yang merupakan penghapusan dan menjelaskan bagaimana penghapusan dipraktikkan dengan benar dalam ajaranNya..

PTS: M 1.40, VRI: 1.50, Myanmar: 1.48, Thai 1.71


9

MN9
Sammādiṭṭhi
MN i 46

SA 344, MA 29, AN 9.13, SF 172

Pandangan Benar

Sebuah khotbah panjang yang penting oleh Yang Mulia Sāriputta, dengan bagian terpisah tentang yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat, makanan, Empat Kebenaran Mulia, dua belas faktor kemunculan bergantungan.

PTS: M 1.46, VRI: 1.59, Myanmar: 1.57, Thai 1.85


10

MN10
Satipaṭṭhāna
MN i 55

EA 12.1, MA 98, DN 22, MN 119*, SHT Sutta 11


Landasan-Landasan Perhatian

ni adalah salah satu dari sutta-sutta yang paling lengkap dan paling penting oleh Sang Buddha yang membahas tentang meditasi, dengan penekanan khusus pada pengembangan pandangan terang. Sang Buddha memulai dengan menyatakan empat landasan perhatian sebagai jalan langsung untuk merealisasikan Nibbāna, kemudian memberikan instruksi terperinci tentang empat landasan: perenungan jasmani, perasaan, pikiran, dan objek-objek pikiran.

PTS: M 1.55, VRI: 1.71, Myanmar: 1.70, Thai 1.103


2. Sīhanāda Vagga [ Kelompok Auman Singa ]

11

MN11
Cūḷasīhanāda
MN i 63

EA 27.2, MA 103

Khotbah Pendek tentang Auman Singa

Sang Buddha menyatakan bahwa hanya dalam pengajaranNya keempat individu mulia dapat ditemukan, menjelaskan bagaimana ajaranNya dapat dibedakan dari kepercayaan lain melalui penolakannya yang khas pada doktrin diri.

PTS: M 1.63, VRI: 1.93, Myanmar: 1.92, Thai 1.128


12

MN12
Mahāsīhanāda
MN i 68

T 757.1, SA 612*, SA 684*, SA 701*, EA 27.6* , EA 31.8*, EA 46.4*, EA 50.6*, T 780a*, T 780b* ,T 13*, T 802*, T 781*, SN 12.21–22* ,SN 52.15–24*,AN 10.21*, SF 96, SF 262, SF 91,SF 60,SF 142, SF 244 ,SHT Sutta 36

Khotbah Panjang tentang Auman Singa

Sang Buddha membabarkan sepuluh kekuatan seorang Tathāgatha, empat jenis keberaniannya, dan kualitas-kualitas unggul lainnya, yang karena itu Beliau “mengaumkan auman singaNya di dalam perkumpulan-perkumpulan.

PTS: M 1.68, VRI: 1.98, Myanmar: 1.97, Thai 1.136


13

MN13
Mahādukkhakkhandha
MN i 83

EA 21.9, MA 99, T 53

Khotbah Panjang tentang Kumpulan Penderitaan

Sang Buddha menjelaskan pemahaman penuh atas kenikmatan indria, bentuk materi, dan perasaan-perasaan; terdapat bagian panjang tentang bahaya dalam kenikmatan indria.

PTS: M 1.83, VRI: 1.117, Myanmar: 1.118, Thai 1.165


14

MN14
Cūḷadukkhakkhandha
MN i 91

T 55, MA 100, T 54, EA 41.1*

Khotbah Pendek tentang Kumpulan Penderitaan

Sebuah variasi dari sutta sebelumnya, yang diakhiri dengan sebuah diskusi dengan para petapa Jain tentang ciri kenikmatan dan kesakitan..

PTS: M 1.91, VRI: 1.126, Myanmar: 1.126, Thai 1.179


15

MN15
Anumāna
MN i 95

T 50, MA 89, Up 4.081

Kesimpulan

Yang Mulia Mahā Moggallāna menguraikan kualitas-kualitas yang membuat seorang bhikkhu sulit dinasihati dan mengajarkan bagaimana seseorang harus memeriksa diri sendiri untuk melenyapkan cacat dalam karakternya..

PTS: M 1.95, VRI: 1.133, Myanmar: 1.132, Thai 1.189


16

MN16
Cetokhila
MN i 101

EA 51.4, MA 206, AN 5.205–206, AN 10.14 ,AN 5.205*, AN 5.206*, AN 9.71–72*

Belantara dalam Pikiran

Sang Buddha menjelaskan kepada para bhikkhu tentang lima “belantara dalam pikiran” dan lima “belenggu dalam pikiran.

PTS: M 1.101, VRI: 1.145, Myanmar: 1.145, Thai 1.205


17

MN17
Vanapattha
MN i 104

MA 107–108, EA 45.3*, SHT Sutta 73

Hutan Belantara

Sebuah khotbah tentang kondisi-kondisi yang karenanya seorang bhikkhu meditator harus menetap di dalam hutan belantara dan kondisi-kondisi yang karenanya ia harus pergi ke tempat lain.

PTS: M 1.104, VRI: 1.150, Myanmar: 1.149, Thai 1.211


18

MN18
Madhupiṇḍika
MN i 108

EA 40.10, MA 115

Bola Madu

Sang Buddha mengucapkan pernyataan yang mendalam namun membingungkan tentang “sumber yang karenanya persepsi dan gagasan yang muncul dari proliferasi pikiran menyerang seseorang.” Pernyataan ini dijelaskan oleh Yang Mulia Mahā Kaccāna, yang penjelasannya dipuji oleh Sang Buddha.

PTS: M 1.108, VRI: 1.154, Myanmar: 1.154, Thai 1.219


19

DN19
Dvedhāvitakka
MN i 114

MA 102

Dua Jenis Pikiran

Dengan merujuk pada perjuanganNya sendiri dalam berjuang mencapai pencerahan, Sang Buddha menjelaskan cara untuk mengatasi pikiran-pikiran tidak bermanfaat dan menggantikannya dengan pikiran-pikiran bermanfaat.

PTS: M 1.114, VRI: 1.163, Myanmar: 1.161, Thai 1.232


20

MN20
Vitakka­saṇṭhāna
MN i 118

MA 101

Pelenyapan Pikiran-pikiran Kacau

Sang Buddha mengajarkan lima metode untuk menghadapi pikiran-pikiran tidak bermanfaat yang mungkin muncul dalam perjalanan meditasi.

PTS: M 1.118, VRI: 1.168, Myanmar: 1.167, Thai 1.240


3. Opamma Vagga [Kelompok Perumpamaan]

21

MN21
Kakacūpama
MN i 122

MA 193, EA 50.8*

Perumpamaan Gergaji

Sebuah khotbah tentang perlunya mempertahankan kesabaran ketika menerima kata-kata yang tidak menyenangkan.

PTS: M 1.118, VRI: 1.168, Myanmar: 1.167, Thai 1.240


22

MN22
Alagaddūpama
MN i 130

MA 200, EA 43.5*, EA 50.8*,T 1442.39*, Up 8.029*


Perumpamaan Ular

Seorang bhikkhu bernama Ariṭṭha memunculkan suatu pandangan sesat bahwa perilaku yang dilarang oleh Sang Buddha tidak benar-benar merupakan rintangan. Sang Buddha menegurnya dan, dengan serangkaian perumpamaan yang mengesankan, menekankan bahaya dalam kesalahan memahami Dhamma. Sutta ini memuncak dalam salah satu pembahasan paling mengesankan tentang tanpa-diri yang terdapat dalam Kanon.

PTS: M 1.129, VRI: 1.182, Myanmar: 1.181, Thai 1.260


23

MN23
Vammika
MN i 142

SA 1079, EA 39.9, SA2 18, T 95


Gundukan Sarang Semut

Sesosok dewa mengajukan sebuah teka-teki tersamar kepada seorang bhikkhu, yang dijelaskan kepadanya oleh Sang Buddha.

PTS: M 1.142, VRI: 1.196, Myanmar: 1.195, Thai 1.281


24

MN24
Rathavinīta
MN i 145

EA 39.10, MA 9, SHT Sutta 14


Barisan Kereta

Yang Mulia Puṇṇa Mantāṇiputta menjelaskan kepada Sāriputta bahwa tujuan kehidupan suci, yaitu Nibbāna akhir, harus dicapai melalui tujuh tingkat pemurnian.

PTS: M 1.145, VRI: 1.200, Myanmar: 1.198, Thai 1.286


25

MN25
Nivāpa
MN i 151

MA 178


Umpan

Sang Buddha menggunakan analogi penjebak-rusa untuk memperkenalkan para bhikkhu pada rintangan-rintangan yang melawan mereka dalam usaha mereka untuk membebaskan diri dari kekuasaan Māra.

PTS: M 1.151, VRI: 1.209, Myanmar: 1.205, Thai 1.298


26

MN26
Ariyapariyesanā [Pāsarāsi]
MN i 160

MA 204, EA 19.1*, EA 24.5*, T 1450.5* ,T 765.3*, SF 259, Lal 16, SHT Sutta 60

Pencarian Mulia

Sang Buddha menceritakan kepada para bhikkhu suatu kisah panjang tentang pencarianNya akan pencerahan dimulai dari masa kehidupanNya di istana hingga pembabaran Dhamma kepada lima siswa pertamaNya.

PTS: M 1.160, VRI: 1.219, Myanmar: 1.216, Thai 1.312


27

MN27
Cūḷahatthi­padopama
MN i 175

MA 146

Khotbah Pendek tentang Perumpamaan Jejak Kaki Gajah

Dengan menggunakan analogi pencari kayu yang melacak seekor gajah jantan yang besar, Sang Buddha menjelaskan bagaimana seorang siswa sampai pada kepastian sepenuhnya atas kebenaran ajaranNya. Sutta ini membabarkan secara lengkap latihan langkah-demi-langkah dari seorang bhikkhu Buddhis.

PTS: M 1.175, VRI: 1.235, Myanmar: 1.232, Thai 1.335


28

MN28
Mahāhatthipadopama
MN i 184

MA 30

Khotbah Panjang tentang Perumpamaan Jejak Kaki Gajah

Yang Mulia Sāriputta memulai dengan sebuah pernyataan tentang Empat Kebenaran Mulia, yang kemudian ia babarkan melalui perenungan empat elemen dan kemunculan bergantungan dari kelima kelompok unsur kehidupan.

PTS: M 1.184, VRI: 1.245, Myanmar: 1.242, Thai 1.349


29

MN29
Mahāsāropama
MN i 192

EA 43.4

Khotbah Panjang tentang Perumpamaan Inti Kayu

Kedua khotbah ini menekankan bahwa tujuan yang benar dari kehidupan suci adalah kebebasan pikiran yang tidak tergoyahkan, sedangkan semua tujuan lainnya adalah tujuan tambahan.

PTS: M 1.192, VRI: 1.253, Myanmar: 1.250, Thai 1.349


30

MN30
Cūḷasāropama
MN i 198

EA 43.4*

Khotbah Pendek tentang Perumpamaan Inti Kayu

Khotbah ini menekankan bahwa tujuan yang benar dari kehidupan suci adalah kebebasan pikiran yang tidak tergoyahkan, sedangkan semua tujuan lainnya adalah tujuan tambahan.

PTS: M 1.197, VRI: 1.260, Myanmar: 1.257, Thai 1.373


4. Mahāyamaka Vagga [Kelompok Panjang Berpasangan]

31

MN31
Cūḷagosiṅga
MN i 205

MA 185, EA 24.8*

Khotbah Pendek di Gosinga

Sang Buddha menjumpai tiga bhikkhu yang hidup dengan rukun, “bercampur bagaikan susu dan air,” dan bertanya bagaimana mereka berhasil dalam hidup bersama dengan begitu harmonis.

PTS: M 1.205, VRI: 1.268, Myanmar: 1.265, Thai 1.385


32

MN32
Mahāgosiṅga
MN i 212

EA 37.3, T 154.16, MA 184, SHT Sutta 63

Khotbah Panjang di Gosinga

Pada malam purnama yang indah sejumlah siswa senior berkumpul di hutan pohon-sāla dan mendiskusikan bhikkhu jenis apakah yang dapat menerangi hutan. Setelah masing-masing dari mereka menjawab menurut idealisme pribadi mereka, kemudian mereka menghadap Sang Buddha, yang memberikan jawabanNya sendiri.

PTS: M 1.205, VRI: 1.268, Myanmar: 1.265, Thai 1.385


33

MN33
Mahāgopālaka
MN i 220

SA 1249, EA 49.1, T 123, T 1509.2, AN 11.17,D 211 / Q 877

Khotbah Panjang tentang Penggembala Sapi

Sang Buddha mengajarkan tentang sebelas kualitas yang menghalangi kemajuan seorang bhikkhu dalam Dhamma dan sebelas kualitas yang mendukung kemajuannya.

PTS: M 1.219, VRI: 1.283, Myanmar: 1.281, Thai 1.409


34

MN34
Cūḷagopālaka
MN i 225

SA 1248, EA 43.6, SHT Sutta 74

Khotbah Pendek tentang Penggembala Sapi

Sang Buddha menjelakan jenis-jenis bhikkhu yang “mengarungi arus Māra” dan selamat sampai di pantai seberang.

PTS: M 1.225, VRI: 1.290, Myanmar: 1.286, Thai 1.418


35

MN35
Cūḷasaccaka
MN i 227

SA 110, EA 37.10, SHT Sutta 34

Khotbah Pendek kepada Saccaka

Pendebat Saccaka membual bahwa dalam perdebatan ia akan mengguncang Sang Buddha ke atas dan ke bawah dan menekanNya, tetapi ketika ia akhirnya bertemu dengan Sang Buddha diskusi mereka menghasilkan kebalikan yang tidak diharapkan.

PTS: M 1.227, VRI: 1.293, Myanmar: 1.289, Thai 1.422


36

MN36
Mahāsaccaka
MN i 237

EA 31.8*, T 757.2*, MN 85, MN 100*, MN 85*,SF 5, Divy 27, SF 64, SF 287, Lal 22, Lal 17,SHT Sutta 28

Khotbah Panjang kepada Saccaka

Sang Buddha bertemu kembali dengan Saccaka dan dalam perjalanan suatu diskusi tentang “pengembangan jasmani” dan “pengembangan batin” Beliau menceritakan narasi terperinci tentang pencarian spiritualNya.

PTS: M 1.237, VRI: 1.303, Myanmar: 1.299, Thai 1.437


37
MN37
Cūḷataṇhā¬saṅkhaya
MN i 251

SA 505, EA 19.3

Khotbah Pendek tentang Hancurnya Ketagihan

Yang Mulia Mahā Moggallāna mendengar sekilas ketika Sang Buddha membabarkan suatu penjelasan ringkas kepada Sakka, penguasa para dewa, sehubungan dengan bagaimana seorang bhikkhu terbebaskan melalui hancurnya ketagihan. Karena ingin mengetahui apakah Sakka memahami maknanya, ia pergi ke alam surga Tiga Puluh Tiga untuk mengetahuinya.

PTS: M 1.251, VRI: 1.320, Myanmar: 1.318, Thai 1.464


38
MN38
Mahātaṇhā¬saṅkhaya
MN i 256

MA 201, EA 21.3*, SHT Sutta 48

Khotbah Panjang tentang Hancurnya Keinginan

Seorang bhikkhu bernama Sāti menyebarkan pandangan sesat bahwa kesadaran yang sama berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan lain. Sang Buddha menegurnya dengan khotbah panjang tentang kemunculan bergantungan, menunjukkan bagaimana segala fenomena kehidupan muncul dan lenyap melalui kondisi-kondisi.

PTS: M 1.256, VRI: 1.325, Myanmar: 1.323, Thai 1.472


39
MN39
Mahā-Assapura
MN i 271

EA 49.8, MA 182, SHT Sutta 9

Khotbah Panjang di Assapura

Sang Buddha menjelaskan “hal-hal yang membuat seseorang menjadi seorang petapa” dengan sebuah khotbah yang mencakup banyak aspek latihan kebhikkhuan.

PTS: M 1.271, VRI: 1.343, Myanmar: 1.338, Thai 1.496


40
MN40
Cūḷa-Assapura
MN i 281

MA 183

Khotbah Pendek di Assapura

Sang Buddha menjelaskan “cara selayaknya bagi petapa” bukan hanya sekedar praktik pertapaan keras dari luar melainkan pemurnian dalam batin dari kekotoran-kekotoran.

PTS: M 1.281, VRI: 1.353, Myanmar: 1.349, Thai 1.512


5. Cūḷayamaka Vagga [Kelompok Pendek Berpasangan]

41
MN41
Sāleyyaka
MN i 285

SA 1043, SA 1042, MN 42

Brahmana Sālā

Dalam kedua sutta yang hampir identik ini (dengan MN 42) Sang Buddha menjelaskan kepada kelompok-kelompok para brahmana perumah tangga tentang perilaku yang mengarah pada kelahiran kembali di alam rendah dan perilaku yang mengarah pada kelahiran kembali yang lebih tinggi dan pada kebebasan.

PTS: M 1.285, VRI: 1.358, Myanmar: 1.354, Thai 1.519


42
MN42
Verañjaka
MN i 290

SA 1043, SA 1042, MN 41

Brahmana Verañja

Dalam kedua sutta yang hampir identik ini (dengan MN 41) Sang Buddha menjelaskan kepada kelompok-kelompok para brahmana perumah tangga tentang perilaku yang mengarah pada kelahiran kembali di alam rendah dan perilaku yang mengarah pada kelahiran kembali yang lebih tinggi dan pada kebebasan.

PTS: M 1.290, VRI: 1.365, Myanmar: 1.361, Thai 1.528


43
MN43
Mahāvedalla
MN i 292

MA 211, AN 4.175, Up 9.008*, Up 3.064*

Rangkaian Panjang Tanya-Jawab

Kedua khotbah ini (bersama dengan MN 44) berbentuk diskusi tentang berbagai hal yang halus dari Dhamma, yang pertama antara Yang Mulia Mahā Koṭṭhita dan Yang Mulia Sāriputta, dan yang ke dua antara Bhikkhunī Dhammadinā dan umat awam Visākha.

PTS: M 1.292, VRI: 1.370, Myanmar: 1.365, Thai 1.536


44
MN44
Cūḷavedalla
MN i 299

MA 210, Up 1.005*

Rangkaian Pendek Tanya-Jawab

Kedua khotbah ini (bersama dengan MN 43) berbentuk diskusi tentang berbagai hal yang halus dari Dhamma, yang pertama antara Yang Mulia Mahā Koṭṭhita dan Yang Mulia Sāriputta, dan yang ke dua antara Bhikkhunī Dhammadinā dan umat awam Visākha.

PTS: M 1.373, VRI: 1.380, Myanmar: 1.373, Thai 1.547


45
MN45
Cūḷadhammasamādāna
MN i 305

MA 174

Khotbah Pendek tentang Cara-Cara Melaksanakan Segala Sesuatu

Sang Buddha menjelaskan, secara berbeda dalam masing-masing dari kedua sutta ini (bersama dengan MN 46), tentang empat cara untuk melaksanakan segala sesuatu, yang dibedakan menurut apakah menyakitkan atau menyenangkan saat ini dan apakah matang dalam kesakitan atau kenikmatan di masa depan.

PTS: M 1.305, VRI: 1.385, Myanmar: 1.378, Thai 1.555


46
MN46
Mahādhammasamādāna
MN i 309

MA 175, T 83

Khotbah Panjang tentang Cara-Cara Melaksanakan Segala Sesuatu

Sang Buddha menjelaskan, secara berbeda dalam masing-masing dari kedua sutta ini (bersama dengan MN 45), tentang empat cara untuk melaksanakan segala sesuatu, yang dibedakan menurut apakah menyakitkan atau menyenangkan saat ini dan apakah matang dalam kesakitan atau kenikmatan di masa depan.

PTS: M 1.309, VRI: 1.390, Myanmar: 1.384, Thai 1.562


47
MN47
Vīmaṃsaka
MN i 317

MA 186

Penyelidik

Sang Buddha mengundang para bhikkhu untuk melakukan penyelidikan menyeluruh atas diriNya untuk membuktikan apakah Beliau dapat diterima sebagai telah tercerahkan sempurna.

PTS: M 1.317, VRI: 1.399, Myanmar: 1.392, Thai 1.576


48
MN48
Kosambiya
MN i 320

tidak ada

Orang-Orang Kosambi

Selama periode ketika para bhikkhu di Kosambi terpecah oleh suatu perselisihan, Sang Buddha mengajarkan kepada mereka enam kualitas yang menciptakan cinta dan hormat dan mendukung persatuan. Kemudian Beliau menjelaskan tujuh pengetahuan luar biasa yang dimiliki oleh seorang siswa mulia yang telah merealisasi buah memasuki-arus.

PTS: M 1.320, VRI: 1.403, Myanmar: 1.395, Thai 1.581


49
MN49
Brahmanimantanika
MN i 326

MA 78, Up 3.101*

Undangan Brahmā

Brahmā Baka, sesosok brahma tinggi, menganut pandangan sesat bahwa alam surga di mana ia menetap adalah abadi dan bahwa tidak ada kondisi yang lebih tinggi lagi di atasnya. Sang Buddha mengunjunginya untuk membujuknya agar meninggalkan pandangan salah itu dan melibatkan diri dalam suatu kontes dimensi Agung.

PTS: M 1.325, VRI: 1.408, Myanmar: 1.401, Thai 1.589


50
MN50
Māratajjanīya
MN i 332

MA 131, T 66, T 67, SF 279, SHT Sutta 42

Teguran kepada Māra

Māra mencoba mengganggu Yang Mulia Mahā Moggallāna, tetapi Yang Mulia Mahā Moggallāna menceritakan suatu kisah masa lampau yang sangat lama untuk memperingatkan Māra akan bahaya dalam mengganggu seorang siswa Buddha.

PTS: M 1.331, VRI: 1.415, Myanmar: 1.407, Thai 1.599


II. Majjhimapaṇṇāsapāḷi [Lima Puluh Khotbah Menengah]

1. Gahapati Vagga [Kelompok Tentang Perumah Tangga]

51
MN51
Kandaraka
MN i 339

SHT Sutta 7

Kepada Kandaraka

Sang Buddha mendiskusikan empat jenis orang yang terdapat di dunia – satu yang menyiksa dirinya sendiri, satu yang menyiksa orang lain, satu yang menyiksa dirinya sendiri dan menyiksa orang lain, dan satu yang tidak menyiksa dirinya sendiri dan tidak menyiksa orang lain

PTS: M 1.339, VRI: 2.1, Myanmar: 2.1, Thai 2.1


52
MN52
Aṭṭhakanāgara
MN i 349

T 92, MA 217, AN 11.16

Orang dari Aṭṭhakanāgara

Yang Mulia Ānanda mengajarkan sebelas “pintu menuju Tanpa-Kematian” yang dengannya seorang bhikkhu dapat mencapai keamanan tertinggi dari keterikatan.

PTS: M 1.349, VRI: 2.12, Myanmar: 2.12, Thai 2.18


53
MN53
Sekha
MN i 353

tidak ada

Siswa dalam Latihan yang Lebih Tinggi

Atas permintaan Sang Buddha Yang Mulia Ānanda membabarkan khotbah tentang praktik yang dijalani oleh seorang siswa dalam latihan yang lebih tinggi.

PTS: M 1.353, VRI: 2.18, Myanmar: 2.16, Thai 2.24


54
MN54
Potaliya
MN i 359

MA 203, SHT Sutta 61

Kepada Potaliya

Sang Buddha mengajarkan seorang lawan bicara yang pongah tentang makna dari “memotong urusan-urusan” dalam disiplinNya. Sutta ini memberikan serangkaian perumpamaan yang mengesankan akan bahaya dalam kenikmatan indria.

PTS: M 1.359, VRI: 2.24, Myanmar: 2.22, Thai 2.33


55
MN55
Jīvaka
MN i 368

SHT Sutta 76

Kepada Jīvaka

Sang Buddha menjelaskan aturan yang Beliau tetapkan sehubungan dengan makan daging dan membela para siswaNya terhadap tuduhan tidak benar.

PTS: M 1.368, VRI: 2.34, Myanmar: 2.31, Thai 2.47


56
MN56
Upāli
MN i 371

MA 133, SF 97, SF 109, SF 286, SF 281,SF 72, SHT Sutta 17, Up 4.096*

Kepada Upāli

Perumah-tangga Upāli yang kaya dan berpengaruh, seorang penyokong utama bagi kaum Jain, menawarkan diri untuk menghadap Sang Buddha dan membantah doktrinNya. Sebaliknya, ia malah terkonversi oleh “sihir pengalih-keyakinan” dari Sang Buddha.

PTS: M 1.371, VRI: 2.39, Myanmar: 2.35, Thai 2.53


57
MN57
Kukkuravatika
MN i 387

T 1536.7*

Petapa Berperilaku-Anjing

Sang Buddha bertemu dengan dua petapa, seorang yang meniru perilaku anjing, dan yang lain meniru perilaku sapi. Beliau mengungkapkan kepada mereka tentang kesia-siaan praktik mereka dan membabarkan khotbah tentang kamma dan buahnya kepada mereka.

PTS: M 1.387, VRI: 2.57, Myanmar: 2.50, Thai 2.79


58
MN58
Abhayarājakumāra
MN i 392

T 1521.11*, T 1509.35*

Kepada Pangeran Abhaya

Pemimpin Jain, Nigaṇṭha Nātaputta, mengajarkan Pangeran Abhaya suatu “pertanyaan bertanduk ganda” yang dengan pertanyaan itu ia dapat membantah doktrin Sang Buddha. Sang Buddha lolos dari dilema ini dan menjelaskan jenis ucapan apa yang akan dan tidak akan Beliau ucapkan

PTS: M 1.392, VRI: 2.62, Myanmar: 2.54, Thai 2.87


59
MN59
Bahuvedanīya
MN i 396

SA 485, SN 36.19, SHT Sutta 12, SHT Sutta 79

Banyak Jenis Perasaan

Setelah memecahkan ketidak-sepakatan tentang pembagian perasaan, Sang Buddha menguraikan jenis-jenis kenikmatan dan kegembiraan yang berbeda yang dapat dialami oleh makhluk-makhluk.

PTS: M 1.396, VRI: 2.66, Myanmar: 2.59, Thai 2.94


60
MN60
Apaṇṇaka
MN i 400

SF 44, SF 293, SHT Sutta 29

Ajaran yang Tidak Dapat Dibantah

Sang Buddha membabarkan suatu “ajaran yang tidak dapat dibantah” kepada sekelompok brahmana perumah tangga yang akan membantu mereka menghindari kekusutan pandangan-pandangan yang diperdebatkan.

PTS: M 1.400, VRI: 2.70, Myanmar: 2.62, Thai 2.99


2. Bhikkhu Vagga [Kelompok Tentang Para Bhikkhu]

61
MN61
Ambalaṭṭhikārāhulovāda
MN i 414

T 211.31, T 212.14, MA 14, T 1442.24, T 1509.13*, SHT Sutta 49, D 3 / Q 1032

Nasihat kepada Rāhula di Ambalaṭṭhika

Sang Buddha menasihati puteraNya, samaṇera Rāhula, tentang bahaya dalam berbohong dan menekankan pentingnya merefleksikan secara terus-menerus pada motifnya

PTS: M 1.413, VRI: 2.83, Myanmar: 2.76, Thai 2.122


62
MN62
Mahārāhulovāda
MN i 420

EA 17.1

Khotbah Panjang Nasihat kepada Rāhula

Sang Buddha mengajarkan kepada Rāhula meditasi pada elemen-elemen, perhatian pada pernafasan, dan topik-topik lainnya.

PTS: M 1.420, VRI: 2.91, Myanmar: 2.83, Thai 2.134


63
MN63
Cūḷamāluṅkya [Cūḷamālukya]
MN i 426

T 1509.15, T 94, MA 221

Khotbah Pendek kepada Mālunkyāputta

Seorang bhikkhu mengancam akan meninggalkan Sangha jika Sang Buddha tidak menjawab pertanyaan-pertanyaannya tentang metafisika. Dengan perumpamaan tentang orang yang tertembak panah beracun, Sang Buddha menjelaskan tentang apa yang Beliau ajarkan dan apa yang Beliau tidak ajarkan.

PTS: M 1.426, VRI: 2.96, Myanmar: 2.89, Thai 2.142


64
MN64
Mahāmāluṅkya [Mahāmālukya]
MN i 432

MA 205, SHT Sutta 57

Khotbah Panjang kepada Mālunkyāputta

Sang Buddha mengajarkan jalan menuju ditinggalkannya kelima belenggu yang lebih rendah.

PTS: M 1.432, VRI: 2.103, Myanmar: 2.95, Thai 2.154


65
MN65
Bhaddāli
MN i 437

MA 194, EA 49.7*, SHT Sutta 15

Kepada Bhaddāli

Sang Buddha menasihati seorang bhikkhu yang melawan dan menjelaskan kerugian dalam menolak menjalankan latihan.

PTS: M 1.437, VRI: 2.109, Myanmar: 2.100, Thai 2.163


66
MN66
Laṭukikopama
MN i 447

MA 192, EA 49.7

Perumpamaan Burung Puyuh

Sang Buddha menekankan kembali pentingnya meninggalkan semua belenggu, tidak peduli betapa tidak berbahaya dan remehnya belenggu itu tampaknya.

PTS: M 1.447, VRI: 2.120, Myanmar: 2.111, Thai 2.179


67
MN67
Cātumā
MN i 456

EA 45.2, T 137

Di Cātumā

Sang Buddha mengajarkan kepada sekelompok bhikkhu yang baru ditahbiskan tentang empat bahaya yang harus diatasi oleh mereka yang telah meninggalkan keduniawian menuju kehidupan tanpa rumah.

PTS: M 1.456, VRI: 2.128, Myanmar: 2.119, Thai 2.192


68
MN68
Naḷakapāna
MN i 462

MA 77

Di Naḷakapāna

Sang Buddha menjelaskan mengapa, ketika para siswaNya meninggal dunia, Beliau menyatakan tingkat pencapaiannya dan alam kelahiran kembalinya.

PTS: M 1.462, VRI: 2.134, Myanmar: 2.125, Thai 2.102


69
MN69
Gulissāni [Goliyāni]
MN i 469

MA 26

Gulissāni

Yang Mulia Sāriputta membabarkan sebuah khotbah tentang latihan selayaknya dari seorang bhikkhu penghuni-hutan.

PTS: M 1.468, VRI: 2.142, Myanmar: 2.132, Thai 2.113


70
MN70
Kīṭāgiri
MN i 473

MA 195

Di Kīṭāgiri

Sang Buddha menasihati sekelompok bhikkhu tidak patuh, dan dalam khotbahNya Beliau menjelaskan tujuh pengelompokan penting siswa mulia.

PTS: M 1.473, VRI: 2.148, Myanmar: 2.138, Thai 2.221


3. Paribbajaka Vagga [Kelompok Tentang Para Pengembara]

71
MN71
Tevijjavacchagotta
[Tevijjavaccha]
MN i 481

tidak ada

Kepada Vacchagotta tentang Tiga Pengetahuan Sejati

Sang Buddha membantah memiliki pengetahuan lengkap atas segala sesuatu pada setiap saat dan mendefinisikan tiga pengetahuan yang Beliau miliki.

PTS: M 1.481, VRI: 2.156, Myanmar: 2.147, Thai 2.235


72
MN72
Aggivacchagotta
[Aggivaccha]
MN i 483

SA 962, SA2 196, Up 3.057

Kepada Vacchagotta tentang Api

Sang Buddha menjelaskan kepada seorang pengembara mengapa Beliau tidak menganut pandangan spekulatif apa pun. Dengan perumpamaan apa yang padam Beliau mencoba untuk menunjukkan takdir dari makhluk yang telah terbebaskan.

PTS: M 1.483, VRI: 2.159, Myanmar: 2.150, Thai 2.239


73
MN73
Mahāvacchagotta
[Mahāvaccha]
MN i 489

SA 964, SA2 198

Khotbah Panjang kepada Vacchagotta

Kisah lengkap tentang pengalihan keyakinan pengembara Vacchagotta kepada Dhamma, pelepasan keduniawiannya, dan pencapaian Kearahattaannya..

PTS: M 1.489, VRI: 2.167, Myanmar: 2.156, Thai 2.250


74
MN74
Dīghanakha
MN i 497

SA 969, T 1509.1, T 200.90, T 1545.98,

SA2 203 ,SF 133, Avs 99, SF 81,

Tib ed 20, Tib ed 30,

Kepada Dīghanakha

Sang Buddha mendebat penolakan seorang skeptik dan mengajarkan kepadanya jalan menuju kebebasan melalui perenungan perasaan.

PTS: M 1.497, VRI: 2.176, Myanmar: 2.165, Thai 2.263


75
MN75
Māgandiya
MN i 501

MA 153

Kepada Māgandiya

Sang Buddha bertemu dengan filsuf hedonis Māgandiya dan menunjukkan kepadanya bahaya dalam kenikmatan indria, manfaat meninggalkan keduniawian, dan makna Nibbāna.

PTS: M 1.501, VRI: 2.180, Myanmar: 2.169, Thai 2.269


76
MN76
Sandaka
MN i 513

SF 294, SHT Sutta 27

Kepada Sandaka

Yang Mulia Ānanda mengajarkan kepada sekelompok pengembara tentang empat cara yang meniadakan pelaksanaan kehidupan suci dan empat jenis kehidupan suci tanpa penghiburan. Kemudian ia menjelaskan kehidupan suci yang sungguh-sungguh berbuah.

PTS: M 1.513, VRI: 2.191, Myanmar: 2.180, Thai 2.288


77
MN77
Mahāsakuludāyi
MN ii 1

MA 207

Khotbah Panjang kepada Sakuludāyin

Sang Buddha mengajarkan kepada sekelompok pengembara alasan mengapa para siswaNya menghormatiNya dan mengharapkan bimbinganNya.

PTS: M 2.1, VRI: 2.204, Myanmar: 2.194, Thai 2.310


78
MN78
Samaṇa¬maṇḍikā
[Samaṇamuṇḍika]
MN ii 22

MA 179

Samaṇamaṇḍikāputta

Sang Buddha menjelaskan bagaimana seseorang adalah “seorang yang telah mencapai pencapaian tertinggi.

PTS: M 2.22, VRI: 2.223, Myanmar: 2.214, Thai 2.341


79
MN79
Cūḷasakuludāyi
MN ii 29

MA 208

Khotbah Pendek kepada Sakuludāyin

Sang Buddha memeriksa doktrin seorang pengembara, dengan menggunakan perumpamaan “gadis yang paling cantik di seluruh negeri” untuk mengungkapkan kebodohan pernyataannya.

PTS: M 2.29, VRI: 2.231, Myanmar: 2.221, Thai 2.352


80
MN80
Vekhanassa
[Vekhanasa]
MN ii 40

MA 209, T 90

Kepada Vekhanassa

Sebuah khotbah yang mirip dengan sutta sebelumnya, dengan bagian tambahan tentang kenikmatan indria.

PTS: M 2.40, VRI: 2.242, Myanmar: 2.231, Thai 2.367


4. Rāja Vagga [Kelompok Para Raja ]

81
MN81
Ghaṭīkāra
[Ghaṭikāra]
MN ii 45

T 197.10, MA 63, D 1 / Q 1030

Ghaṭīkāra si Pengrajin Tembikar

Sang Buddha menceritakan kisah tentang siswa awam penyokong utama Buddha Kassapa di masa lampau.

PTS: M 2.45, VRI: 2.247, Myanmar: 2.236, Thai 2.374


82
MN82
Raṭṭhapāla
MN ii 54

T 68, T 69, MA 132, T 199.18*, T 199.18* , T 1507.4*, THA Ap 20*, SF 101, SF 283, Avs 90 ,SHT Sutta 18, Tib ed 10, D 1 / Q 1030

Tentang Raṭṭhapāla

Kisah seorang pemuda yang meninggalkan keduniawian menuju kehidupan tanpa rumah yang bertentangan dengan kehendak orang tuanya dan kelak kembali untuk mengunjungi orang tuanya.

PTS: M 2.54, VRI: 2.255, Myanmar: 2.244, Thai 2.388


83
MN83
Makhādeva
[Maghadeva]
MN ii 74

EA 50.4, T 211.38, MA 67, T 152.87, EA 1.1* , T 744*, Ja 9, Ja 541, Up 2.050, D 1 / Q 1030

Raja Makhādeva

Kisah silsilah raja-raja masa lampau dan bagaimana tradisi luhur mereka menjadi terputus karena kelalaian.

PTS: M 2.74, VRI: 2.272, Myanmar: 2.262, Thai 2.415


84
MN84
Madhura
MN ii 83

SA 548

Di Madhurā

Yang Mulia Mahā Kaccāna memeriksa klaim brahmana bahwa kaum brahmana adalah kasta tertinggi.

PTS: M 2.83, VRI: 2.280, Myanmar: 2.270, Thai 2.429


85
MN85
Bodhirājakumāra
MN ii 91

MN 36, MN 100*, MN 36*, SF 5, SF 47,SF 68, SHT Sutta 33

Kepada Pangeran Bodhi

sang Buddha mendebat klaim bahwa kenikmatan harus diperoleh melalui kesakitan dengan menceritakan kisah pencarian pencerahanNya.

PTS: M 2.91, VRI: 2.287, Myanmar: 2.277, Thai 2.440


86
MN86
Aṅgulimāla
MN ii 97

SA 1077, EA 38.6, T 212.17, T 119, T 200.99

SA2 16, T 118, SF 19, SF 66, SHT Sutta 2, Tib ed 50*

Tentang Angulimāla

kisah bagaimana Sang Buddha menaklukkan penjahat kejam Angulimāla dan membimbingnya hingga pencapaian Kearahattaan..

PTS: M 2.97, VRI: 2.308, Myanmar: 2.301, Thai 2.476


87
MN87
Piyajātika
MN ii 106

EA 13.3, T 154.15, MA 216, T 91

Terlahir dari Mereka yang Disayangi

Mengapa Sang Buddha mengajarkan bahwa dukacita dan kesedihan muncul dari mereka yang disayangi.

PTS: M 2.106, VRI: 2.316, Myanmar: 2.309, Thai 2.489


88
MN88
Bāhitika
MN ii 112

MA 214

Mantel

Yang Mulia Ānanda menjawab pertanyaan-pertanyaan Raja Pasenadi tentang perilaku Sang Buddha.

PTS: M 2.112, VRI: 2.322, Myanmar: 2.314, Thai 2.498


89
MN89
Dhammacetiya
MN ii 118

EA 38.10, MA 213, T 1451.8

AN 10.30, D 6 / Q 1035

Monumen Dhamma

Raja Pasenadi memberikan sepuluh alasan mengapa ia menunjukkan penghormatan yang begitu mendalam kepada Sang Buddha.

PTS: M 2.118, VRI: 2.328, Myanmar: 2.320, Thai 2.506


90
MN90
Kaṇṇakatthala
MN ii 125

MA 212, D 1 / Q 1030

Di Kaṇṇakatthala

Raja Pasenadi bertanya kepada Sang Buddha tentang kemaha-tahuan, tentang perbedaan kasta, dan tentang dewa-dewa.

PTS: M 2.125, VRI: 2.334, Myanmar: 2.327, Thai 2.517


5. Brāhmaṇavagga [ Kelompok Para Brahmana]

91
MN91
Brahmāyu
MN ii 133

MA 161, T 76, SHT Sutta 53

Brahmāyu

Seorang brahmana tua yang terpelajar mendengar tentang Sang Buddha, pergi menghadap Beliau, dan menjadi siswa Beliau.

PTS: M 2.133, VRI: 2.341, Myanmar: 2.334, Thai 2.528


92
MN92
Sela
MN ii 146

EA 49.6, Snp 3.7, SF 12

Kepada Sela

Seorang brahmana tua yang terpelajar mendengar tentang Sang Buddha, pergi menghadap Beliau, dan menjadi siswa Beliau.

PTS: M 2.146, VRI: 2.355, Myanmar: 2.347, Thai 2.547


93
MN93
Assalāyana
MN ii 147

T 71, MA 151, EA 40.9

Kepada Assalāyana

Seorang brahmana muda mendatangi Sang Buddha untuk memperdebatkan tesis bahwa kaum brahmana adalah kasta tertinggi.

PTS: M 2.147, VRI: 2.362, Myanmar: 2.354, Thai 2.558


94
MN94
Ghoṭamukha
MN ii 157

SHT Sutta 64

Kepada Ghoṭamukha

Diskusi antara seorang brahmana dan seorang bhikkhu tentang apakah kehidupan meninggalkan keduniawian adalah sesuai Dhamma.

PTS: M 2.157, VRI: 2.372, Myanmar: 2.364, Thai 2.573


95
MN95
Caṅkī
MN ii 164

SF 49, SF 67, SF 7, SHT Sutta 25

Bersama Cankī

Sang Buddha mengajarkan seorang brahmana muda tentang pelestarian kebenaran, penemuan kebenaran, dan kedatangan akhir pada kebenaran

PTS: M 2.164, VRI: 2.383, Myanmar: 2.375, Thai 2.591


96
MN96
Esukārī
MN ii 177

MA 150

Kepada Esukārī

Para bhikkhu menyaksikan pengembara Suppiya berdebat dengan muridnya tentang kualitas-kualitas Sang Buddha, Ajaran-Nya (Dhamma) dan para bhikkhu (Sangha). Sang BudSang Buddha dan seorang brahmana mendiskusikan klaim dari kaum brahmana sebagai yang paling unggul di antara semua kasta lainnya.

PTS: M 2.177, VRI: 2.395, Myanmar: 2.388, Thai 2.610


97
MN97
Dhānañjāni
[Dhanañjāni]
MN ii 184

MA 27

Kepada Dhānañjāni

Yang Mulia Sāriputta menasihati seorang brahmana yang mencoba mencari alasan pembenaran atas kelalaiannya dengan alasan banyaknya tugas-tugasnya. Belakangan, ketika ia menjelang kematian, Sāriputta membimbingnya pada kelahiran kembali di alam-Brahma tetapi ditegur oleh Sang Buddha karena melakukan hal itu.

PTS: M 2.184, VRI: 2.402, Myanmar: 2.395, Thai 2.623


98
MN98
Vāseṭṭha
MN ii 196

Snp 3.9

Kepada Vāseṭṭha

Sang Buddha memecahkan perselisihan antara dua brahmana muda tentang kualitas-kualitas brahmana sejati.

PTS: M 2.196, VRI: 2.413, Myanmar: 2.406, Thai 2.641


99
MN99
Subha
MN ii 196

MA 152

Kepada Subha

Sang Buddha menjawab pertanyaan seorang brahmana muda dan mengajarkan kepadanya jalan menuju kelahiran kembali di alam-Brahma.

PTS: M 2.196, VRI: 2.421, Myanmar: 2.413, Thai 2.650


100
MN100
Saṅgārava
MN ii 209

MN 85*, MN 36*, SF 63, SHT Sutta 40

Kepada Sangārava

Seorang murid brahmana bertanya kepada Sang Buddha tentang landasan yang dengannya Sang Buddha mengajarkan fundamental kehidupan suci.

PTS: M 2.209, VRI: 2.433, Myanmar: 2.424, Thai 2.667


III. Uparipaṇṇāsapāḷi [Lima Puluh Khotbah Terakhir]

1. Devadaha Vagga [Kelompok di Devadaha ]

101
MN101
Devadaha
MN ii 214

MA 19

Di Devadaha

Sang Buddha memeriksa tesis Jain bahwa kebebasan harus dicapai melalui penyiksaan-diri, mengusulkan penjelasan berbeda tentang bagaimana usaha menjadi berbuah..

PTS: M 2.214, VRI: 3.1, Myanmar: 3.1, Thai 3.1


102
MN102
Pañcattaya
[Pañcāyatana]
MN ii 228

SF 57, SHT Sutta 24, Tib ed 80

Lima dan Tiga

Sebuah tinjauan pada berbagai pandangan spekulatif tentang masa depan dan masa lampau dan kekeliruan tentang Nibbāna.

PTS: M 2.228, VRI: 3.17, Myanmar: 3.18, Thai 3.27


103
MN103
Kinti
MN ii 238

tidak ada

Bagaimana Pendapat Kalian Tentang Aku?

Sang Buddha menjelaskan bagaimana para bhikkhu dapat memecahkan ketidak-sepakatan tentang Dhamma.

PTS: M 2.238, VRI: 2.25, Myanmar: 2.26, Thai 2.41


104
MN104
Sāmagāma
MN ii 243

MA 196, T 85

Di Sāmagāma

Sang Buddha menetapkan prosedur disiplin sebagai tuntunan bagi Sangha untuk memastikan fungsi keharmonisan setelah Beliau wafat.

PTS: M 2.243, VRI: 3.30, Myanmar: 3.32, Thai 3.49


105
MN105
Sunakkhatta
MN ii 252

SHT Sutta 35

Kepada Sunakkhatta

Sang Buddha mendiskusikan persoalan individu yang menilai diri sendiri terlalu tinggi dalam hal kemajuannya dalam meditasi.

PTS: M 2.252, VRI: 3.38, Myanmar: 3.40, Thai 3.61


106
MN106
Āneñjasappāya
MN ii 261

MA 75


Jalan menuju Ketanpa-gangguan

Sang Buddha menjelaskan pendekatan-pendekatan pada berbagai tingkat kondisi meditatif yang lebih tinggi yang memuncak dalam Nibbāna.

PTS: M 2.261, VRI: 3.46, Myanmar: 3.48, Thai 3.74


107
MN107
Gaṇakamoggallāna
MN iii 1

T 70, MA 144

Kepada Gaṇaka Moggallāna

Sang Buddha membabarkan latihan bertahap bagi bhikkhu Buddhis dan menggambarkan diriNya sebagai “Penunjuk jalan.

PTS: M 3.1, VRI: 3.50, Myanmar: 3.52, Thai 3.81


108
MN108
Gopakamoggallāna
MN iii 7

T 70, MA 145

Kepada Gopaka Moggallāna

Yang Mulia Ānanda menjelaskan bagaimana Sangha memelihara persatuan dan disiplin internal setelah wafatnya Sang Buddha.

PTS: M 3.7, VRI: 3.56, Myanmar: 3.58, Thai 3.89


109
MN109
Mahāpuṇṇama
MN iii 15

SA 58, SN 22.82, Up 7.006

Khotbah Panjang di Malam Purnama

Seorang bhikkhu bertanya kepada Sang Buddha tentang kelompok-kelompok unsur kehidupan, kemelekatan, pandangan personalitas, dan realisasi tanpa-diri.

PTS: M 3.15, VRI: 3.64, Myanmar: 3.66, Thai 3.101


110
MN110
Cūḷapuṇṇama
MN iii 20

tidak ada

Khotbah Pendek di Malam Purnama

Sang Buddha menjelaskan perbedaan antara seorang “bukan manusia sejati” dan seorang “manusia sejati.

PTS: M 3.21, VRI: 3.69, Myanmar: 3.70, Thai 3.109


2. Anupada Vagga [ Kelompok Satu demi Satu ]

111
MN111
Anupada
MN iii 25

tidak ada

Satu demi Satu Pada Saat Kemunculannya

Sang Buddha menggambarkan perkembangan pandangan terang dari Yang Mulia Sāriputta ketika ia masih berlatih untuk mencapai Kearahattaan

PTS: M 3.25, VRI: 3.74, Myanmar: 3.75, Thai 3.116


112
MN112
Chabbisodhana
MN iii 29

MA 187

Enam Kemurnian

Sang Buddha menjelaskan bagaimana seorang bhikkhu harus ditanyai ketika ia mengaku telah mencapai pengetahuan akhir dan bagaimana ia harus menjawab jika klaimnya adalah benar.

PTS: M 3.29, VRI: 3.78, Myanmar: 3.79, Thai 3.123


113
MN113
Sappurisa
MN iii 37

EA 17.9, MA 85, T 48

Manusia Sejati

Sang Buddha membedakan karakter seorang manusia sejati dari karakter seorang bukan manusia sejati.

PTS: M 3.37, VRI: 3.85, Myanmar: 3.86, Thai 3.134


114
MN114
Sevitabbāsevitabba
MN iii 45

MA 109*, AN 9.6*, AN 10.54*

Yang Harus Dilatih dan Tidak Boleh Dilatih

Sang Buddha menyatakan kerangka ringkas dari hal-hal yang harus dilatih dan tidak boleh dilatih, dan Yang Mulia Sāriputta melengkapinya dengan penjelasan rincinya.

PTS: M 3.45, VRI: 3.94, Myanmar: 3.93, Thai 3.145


115
MN115
Bahudhātuka
MN iii 61

T 776, MA 181, T 1537.10, T 1509.24*

AN 1.268–277*, Up 1.032, D 297 / Q 963

Banyak Jenis Unsur

Sang Buddha menjelaskan secara terperinci tentang unsur-unsur, landasan-landasan indria, kemunculan bergantungan, dan jenis-jenis situasi yang mungkin dan tidak mungkin di dunia.

PTS: M 3.61, VRI: 3.108, Myanmar: 3.106, Thai 3.166


116
MN116
Isigili
MN iii 68

EA 38.7

Kerongkongan Para Petapa

Sang Buddha menggambarkan perkembangan pandangan terang dari Yang Mulia Sāriputta ketika ia masih berlatih untuk mencapai Kearahattaan.

PTS: M 3.68, VRI: 3.114, Myanmar: 3.112, Thai 3.175


117
MN117
Mahācattārīsaka
MN iii 71

MA 189, SHT Sutta 51, Up 6.080

Empat Puluh Besar

Sang Buddha mendefinisikan faktor-faktor Jalan Mulia Berunsur Delapan dan menjelaskan hubungannya satu sama lain.

PTS: M 3.71, VRI: 3.118, Myanmar: 3.116, Thai 3.180


118
MN118
Ānāpānasati
MN iii 78

SA 815, SA 810–812*, SA 803 , SN 54.13–16*, SHT Sutta 84

Perhatian pada Pernafasan

Suatu pembabaran atas enam belas langkah dalam perhatian pada pernafasan dan hubungan antara meditasi ini dengan empat landasan perhatian dan tujuh faktor pencerahan

PTS: M 3.78, VRI: 3.124, Myanmar: 3.122, Thai 3.190


119
MN119
Kāyagatāsati
MN iii 88

MA 81, MN 10*, DN 22

Perhatian pada Jasmani

Sang Buddha menjelaskan bagaimana perhatian pada jasmani harus dikembangkan dan dilatih dan manfaat-manfaat yang dihasilkan.

PTS: M 3.88, VRI: 3.132, Myanmar: 3.130, Thai 3.202


120
MN120
Saṅkhārupapatti
MN iii 99

MA 168

Kemunculan Kembali Melalui Aspirasi

Sang Buddha mengajarkan bagaimana seseorang dapat terlahir kembali sesuai keinginannya..

PTS: M 3.99, VRI: 3.142, Myanmar: 3.140, Thai 3.217


3. Suññata Vagga [Kelompok tentang Kekosongan]

121
MN121
Cūḷasuññata
MN iii 104

MA 190, Tib ed 60

Khotbah Pendek tentang Kekosongan

Sang Buddha mengajarkan kepada Ānanda tentang jalan masuk ke dalam kekosongan, yang asli, tidak menyimpang, dan murni.

PTS: M 3.104, VRI: 3.148, Myanmar: 3.147, Thai 3.226


122
MN122
Mahāsuññata
MN iii 109

MA 191, Tib ed 70

Khotbah Panjang tentang Kekosongan

Melihat bahwa para bhikkhu mulai menyukai pergaulan sosial, Sang Buddha menekankan perlunya keterasingan untuk berdiam di dalam kekosongan..

PTS: M 3.109, VRI: 3.152, Myanmar: 3.151, Thai 3.233


123
MN123
Acchariya-abbhūta
MN iii 118

MA 32

Mengagumkan dan Menakjubkan

Dalam suatu pertemuan para bhikkhu Yang Mulia Ānanda menceritakan peristiwa-peristiwa mengagumkan dan menakjubkan menjelang dan pada saat kelahiran Sang Buddha.

PTS: M 3.118, VRI: 3.161, Myanmar: 3.159, Thai 3.246


124
MN124
Bakkula
[Bākula]
MN iii 124

MA 34

Bakkula

Siswa senior Bakkula menguraikan praktik kerasnya selama delapan puluh tahun dalam Sangha dan memperlihatkan wafat yang luar biasa.

PTS: M 3.124, VRI: 3.166, Myanmar: 3.165, Thai 3.254


125
MN125
Dantabhūmi
MN iii 128

MA 198

Tingkatan Kejinakan

Melalui analogi menjinakkan gajah, Sang Buddha menjelaskan bagaimana Beliau menjinakkan para siswaNya..

PTS: M 3.128, VRI: 3.170, Myanmar: 3.169, Thai 3.260


126
MN126
Bhūmija
MN iii 138

MA 173, SHT Sutta 80

Bhūmija

Sang Buddha menguraikan serangkaian perumpamaan untuk mengilustrasikan buah alami dari Jalan Mulia Berunsur Delapan.

PTS: M 3.138, VRI: 3.178, Myanmar: 3.177, Thai 3.273


127
MN127
Anuruddha
MN iii 144

MA 79

Anuruddha

Yang Mulia Anuruddha menjelaskan perbedaan antara kebebasan pikiran yang tanpa batas dan kebebasan pikiran yang luhur.

PTS: M 3.144, VRI: 3.185, Myanmar: 3.184, Thai 3.284


128
MN128
Upakkilesa
MN iii 152

MA 72, EA 24.8*, T 212.15

Ja 428*, Ja 371*, SF 13, SHT Sutta 75

Ketidak-sempurnaan

Sang Buddha membahas berbagai rintangan pada kemajuan meditatif yang Beliau alami selama pencarian pencerahanNya, dengan referensi khusus pada mata dewa.

PTS: M 3.152, VRI: 3.192, Myanmar: 3.191, Thai 3.295


129
MN129
Bālapaṇḍita
MN iii 163

MA 199, T 86*, Divy 26, Up 2.033

Orang Dungu dan Orang Bijaksana

Penderitaan neraka dan alam binatang di mana si dungu terlahir kembali karena perbuatan-perbuatan jahatnya, dan kenikmatan surgawi yang dipetik oleh orang bijaksana karena perbuatan-perbuatan baiknya.

PTS: M 3.163, VRI: 3.203, Myanmar: 3.201, Thai 3.311


130
MN130
Devadūta
MN iii 178

EA 32.4, MA 64, T 42, T 43, T 86, T 212.9, T 24*, T 25*, DA 30*, T 741*, AN 3.36

Utusan Surgawi

Sang Buddha menjelaskan penderitaan-penderitaan neraka yang menanti para pelaku kejahatan setelah kematian mereka..

PTS: M 3.178, VRI: 3.216, Myanmar: 3.216, Thai 3.333


4. Vibhanga Vagga [Kelompok Penjelasan]

131
MN131
Bhaddekaratta
MN iii 187

SHT Sutta 21

Satu Malam Yang Baik

Sutta ini berkembang di sekitar syair yang diucapkan oleh Sang Buddha yang menekankan perlunya usaha saat ini dalam mengembangkan pandangan terang ke dalam segala sesuatu sebagaimana adanya..

PTS: M 3.187, VRI: 3.227, Myanmar: 3.226, Thai 3.348


132
MN132
Ānanda¬bhaddekaratta
MN iii 189

MA 167, SF 106

Ānanda dan Satu Malam Yang Baik

Sutta ini berkembang di sekitar syair yang diucapkan oleh Sang Buddha yang menekankan perlunya usaha saat ini dalam mengembangkan pandangan terang ke dalam segala sesuatu sebagaimana adanya.

PTS: M 3.189, VRI: 3.230, Myanmar: 3.228, Thai 3.352


133
MN133
Mahākaccāna_bhaddekaratta
MN iii 192

MA 165, T 1362*, D 974, D 313 / Q 979*, D 617 / Q 599

Mahā Kaccāna dan Satu Malam Yang Baik

Sutta ini berkembang di sekitar syair yang diucapkan oleh Sang Buddha yang menekankan perlunya usaha saat ini dalam mengembangkan pandangan terang ke dalam segala sesuatu sebagaimana adanya.

PTS: M 3.192, VRI: 3.235, Myanmar: 3.232, Thai 3.357


134
MN134
Lomasa-kaṅgiya-bhaddekaratta
MN iii 199

T 77, MA 166

Lomasakangiya dan Satu Malam Yang Baik

Sutta ini berkembang di sekitar syair yang diucapkan oleh Sang Buddha yang menekankan perlunya usaha saat ini dalam mengembangkan pandangan terang ke dalam segala sesuatu sebagaimana adanya.

PTS: M 3.199, VRI: 3.245, Myanmar: 3.240, Thai 3.369


135
MN135
Cūḷakamma-vibhaṅga
MN iii 202

T 79, T 80, MA 170, T 81, T 755, T 78, SF 98 ,SF 88, SF 76, SF 85, SF 87, SHT Sutta 67,D 339 / Q 1006, Tib ed 40, Khot frgm

Pembabaran Singkat tentang Perbuatan

Sang Buddha menjelaskan bagaimana kamma mempengaruhi keberuntungan dan ketidak-beruntungan makhluk-makhluk.adanya.

PTS: M 3.202, VRI: 3.250, Myanmar: 3.243, Thai 3.376


136
MN136
Mahākamma-vibhaṅga
MN iii 207

MA 171, T 1509.24*, Up 5.003

Pembabaran Panjang tentang Perbuatan

Sang Buddha mengungkapkan kompleksitas halus dalam bekerjanya kamma yang membalikkan dogma sederhana dan generalisasi luas.

PTS: M 3.207, VRI: 3.256, Myanmar: 3.250, Thai 3.386


137
MN137
Saḷāyatana-vibhaṅga
MN iii 215

MA 163, SHT Sutta 72

Penjelasan tentang Enam Landasan

Sang Buddha menjelaskan enam landasan indria internal dan eksternal dan topik-topik lainnya yang berhubungan.

PTS: M 3.215, VRI: 3.264, Myanmar: 3.258, Thai 3.400


138
MN138
Uddesavibhaṅga
MN iii 223

MA 164, SHT Sutta 52

Penjelasan suatu Ringkasan

Yang Mulia Mahā Kaccāna membabarkan ucapan singkat Sang Buddha tentang latihan kesadaran dan penanggulangan gejolak.

PTS: M 3.223, VRI: 3.271, Myanmar: 3.265, Thai 3.411


139
MN139
Araṇavibhaṅga
MN iii 230

MA 169, SHT Sutta 13

Penjelasan tentang Tanpa-Konflik

Sang Buddha membabarkan khotbah terperinci tentang hal- hal yang mengarah pada konflik dan yang menghindari konflik.

PTS: M 3.230, VRI: 3.279, Myanmar: 3.273, Thai 3.423


140
MN140
Dhātuvibhaṅga
MN iii 237

T 511, MA 162, Up 1.041

Penjelasan tentang Unsur-Unsur

Mampir di rumah kerja seorang pengrajin tembikar untuk bermalam, Sang Buddha bertemu dengan seorang bhikkhu bernama Pukkusāti dan membabarkan khotbah mendalam tentang unsur-unsur yang memuncak dalam empat landasan Kearahattaan.

PTS: M 3.237, VRI: 3.287, Myanmar: 3.281, Thai 3.434


141
MN141
Saccavibhaṅga
MN iii 248

EA 27.1, MA 31, T 32, DN 22

Penjelasan tentang Kebenaran-Kebenaran

Yang Mulia Sāriputta membabarkan analisis terperinci tentang Empat Kebenaran Mulia.

PTS: M 3.248, VRI: 3.297, Myanmar: 3.291, Thai 3.449


142
MN142
Dakkhiṇā¬vibhaṅga
MN iii 253

T 84, MA 180, T 202.52*, T 202.57 ,AN 4.78*, SHT Sutta 31, Up 4.103, Uigh frgm

Penjelasan tentang Persembahan

Sang Buddha membabarkan empat belas jenis persembahan kepada pribadi dan tujuh jenis persembahan kepada Sangha.

PTS: M 3.253, VRI: 3.303, Myanmar: 3.296, Thai 3.456


5. Saḷāyatana Vagga [Kelompok Enam Landasan]

143
MN143
Anāthapiṇḍikovāda
MN iii 258

EA 51.8, SA 593*, SA 1032*, SA2 187

SN 1.48*, SN 2.20*, SN 55.26

Nasihat kepada Anāthapiṇḍika

Yang Mulia Sāriputta diminta untuk mendatangi ranjang kematian Anāthapiṇḍika dan membabarkan khotbah yang mengguncang tentang ketidak-melekatan.

PTS: M 3.258, VRI: 3.309, Myanmar: 3.301, Thai 3.464


144
MN144
Channovāda
MN iii 263

SA 1266, SN 35.87

Nasihat kepada Channa

Yang Mulia Channa, yang sedang sakit keras, membunuh diri walaupun kedua bhikkhu bersaudara menghalanginya..

PTS: M 3.263, VRI: 3.316, Myanmar: 3.307, Thai 3.474


145
MN145
Puṇṇovāda
MN iii 267

SA 311, T 108, T 1448.3, ,SN 35.88, Divy 2, D 1 / Q 1030

Nasihat kepada Puṇṇa

Bhikkhu Puṇṇa menerima nasihat singkat dari Sang Buddha dan memutuskan untuk pergi menetap di antara orang-orang kejam di wilayah jauh.

PTS: M 3.267, VRI: 3.320, Myanmar: 3.311, Thai 3.481


146
MN146
Nandakovāda
MN iii 270

SA 276, T 1442.30, SHT Sutta 68

Nasihat dari Nandaka

Yang Mulia Nandaka membabarkan khotbah kepada para bhikkhunī tentang ketidak-kekalan.

PTS: M 3.270, VRI: 3.324, Myanmar: 3.314, Thai 3.486


147
MN147
Cūḷarāhulovāda
MN iii 277

SA 200, SN 35.121, SN 18.1–5

Khotbah Pendek Nasihat kepada Rāhula

Sang Buddha membabarkan khotbah kepada Rāhula yang mengarahkannya pada pencapaian Kearahattaan.

PTS: M 3.277, VRI: 3.334, Myanmar: 3.325, Thai 3.504


148
MN148
Chachakka
MN iii 280

SA 304, SA 323–327, SA 330

SF 18, SHT Sutta 71, Up 3.059

Enam Kelompok Enam

Suatu khotbah yang sangat mendalam dan menembus tentang perenungan semua faktor-faktor pengalaman indria sebagai tanpa-diri.

PTS: M 3.280, VRI: 3.337, Myanmar: 3.327, Thai 3.509


149
MN149
Mahāsaḷāyatanika
MN iii 287

SA 305

Enam Landasan Besar

Bagaimana pandangan salah tentang enam jenis pengalaman indria dapat mengarah pada keterikatan di masa depan, sedangkan pandangan benar tentangnya akan mengarahkan menuju kebebasan.

PTS: M 3.287, VRI: 3.347, Myanmar: 3.335, Thai 3.521


150
MN150
Nagaravindeyya
MN iii 290

SA 280, SHT Sutta 69

Kepada penduduk Nagaravinda

Sang Buddha menjelaskan kepada sekelompok brahmana perumah-tangga tentang jenis petapa dan brahmana yang harus dihormati.

PTS: M 3.290, VRI: 3.353, Myanmar: 3.339, Thai 3.528


151
MN151
Piṇḍapāta¬pārisuddhi
MN iii 293

SA 236, EA 45.6

Pemurnian Dana Makanan

Sang Buddha mengajarkan Sāriputta tentang bagaimana seorang bhikkhu melihat dirinya sendiri agar menjadikan dirinya layak menerima dana makanan.

PTS: M 3.293, VRI: 3.356, Myanmar: 3.343, Thai 3.533


152
MN152
Indriyabhāvanā
MN iii 298

SA 282, SHT Sutta 70

Pengembangan Indria-Indria

Sang Buddha menjelaskan pengembangan pengendalian tertinggi atas organ-organ indria dan penguasaan Arahant atas persepsi-persepsi.

PTS: M 3.298, VRI: 3.361, Myanmar: 3.347, Thai 3.541


Instagram