བཀའ་འགྱུར།
Kangyur
ཤེར་ཕྱིན།
Prajñāpāramitā
D 27
ཤེར་ཕྱིན་ཟླ་བའི་སྙིང་པོ།
आर्य-चन्द्रगर्भ-प्रज्ञापारमिता-महायान-सूत्र
ārya-candragarbha-prajñāpāramitā-mahāyāna-sūtra
聖月藏般若波羅蜜多大乘經
Sutra Mahāyāna yang bernama kebijaksanaan melampaui untuk Candragarbha
D 26 D 27 D 28
[263A] Penghormatan kepada para Buddha dan Bodhisattva!
[263A] Demikianlah Yang Kudengar,
[263A] Pada saat Bhagavan berdiam di Rājagṛha diatas Gṛdhrakūṭa, bersama dengan persamuan agung bhikṣu dan bodhisattva yang tidak terhitung jumlahnya.
Kemudian Bodhisattva Candragarbha bangkit dari tempat duduknya dan bertanya kepada Bhagavan : Bhagavan, bagaimana seharusnya Bodhisattva melatih diri dalam Prajñāpāramitā.?
[263B] Bhagavan menjawab : Candragarbha, semua fenomena tidak memiliki eksistensi, demikian juga Prajñāpāramitā yang dapat dianalogikan sebagai mandala bulan yang tidak dapat dipengaruhi oleh empat benua dalam siklus eksistensi dan menyingkirkan semua kegelapan. ,seperti Bodhisattva Mahasattva melatih diri dalam Prajñāpāramitā , dengan welas kasih yang tidak terpengaruh oleh empat pandangan keliru dalam siklus eksistensi, mengeliminasi semua kondisi mental yang tidak berguna dengan spontan dan dalam satu rasa yang sama tanpa diskriminatif.
Kemudian Candragarbha bertanya: Bhagavan , ada berapa jenis Prajñāpāramitā dalam jalan Bodhisattva? "
Bhagavan menjawab: Putra dari silsilah agung , Prajñāpāramitā dalam jalan Bodhisattva ada dua jenis yakni : kebijaksanaan dengan arus keluar dan kebijaksanan tanpa arus keluar.
Putra dari silsilah agung , kebijaksanaan dengan arus keluar dimanifestasikan dalam tahapan keyakinan dalam kepastian memasuki jalan bodhisattva [adhimukticaryabhumi] dengan kondisi mengenggam pada konseptual , menerima konseptual dan kemudian meninggalkan kebijaksanaan dengan arus keluar itu sendiri dan memasuki kebijaksanan tanpa arus keluar.
Putra dari silsilah agung , Prajñāpāramitā tanpa arus keluar adalah kognisi tanpa diskriminatif dalam jalan pengamatan [darsana marga], dimana kognisi bebas dari semua konseptual. Oleh sebab itu disebut sebagai Kebijaksanaan yang melampaui karena tidak menggenggam pada salah sisi dari dua sisi ekstrim yakni sisi yang satu ini ataupun sisi yang lainnya
Prajñāpāramitā harus dikognisi sebagai ketidakmunculan melalui kekuatan sendiri [nihsvabhava] karena bentuk dan sebagainya hingga semua aspek dalam pengetahuan itu tidak dapat muncul [eksis] melalui kekuatan sendiri [nihsvabhava] , semua fenomena, bentuk, dan sebagainya itu tidak dapat diamati dalam tiga periode masa dan harus dipahami sebagai bukan “ terbebaskan ataupun “ terikat “.
Putra dari silsilah agung ,Prajñāpāramitā itu adalah kesetaraan karena semua fenomena itu setara. Prajñāpāramitā itu adalah ketidakberhentian karena semua fenomena itu tidak berhenti. Prajñāpāramitā itu adalah animitta karena semua fenomena itu animitta . Prajñāpāramitā adalah ketidak munculan karena semua fenomena itu tidak muncul.Prajñāpāramitā itu adalah ketidak musnahan karena semua fenomena itu tidak musnah. Prajñāpāramitā itu adalah ketidak datangan karena semua fenomena itu tidak datang. Prajñāpāramitā itu adalah ke tidak pergian karena semua fenomena itu tidak pergi. Prajñāpāramitā itu adalah ketidakpermanenan karena semua fenomena itu tidak permanen.
[264b] Prajñāpāramitā itu adalah ketidakbedaan karena semua fenomena itu tidak berbeda. Prajñāpāramitā itu memiliki makna dalam satu rasa universal karena semua fenomena itu memiliki makna dalam satu rasa universal. Prajñāpāramitā itu adalah ketidak eksistensian melalui kekuatan dari dirinya sendiri karena semua fenomena itu tidak eksis melalui kekuatan dari dirinya sendirinya atau dapat dirangkum sebagai berikut : Prajñāpāramitā itu melampaui semua nimitta, semua instinsistik, semua eksistensi melalui kekuatan dari dirnya sendiri.
Oleh sebab itu , mantra dari Prajñāpāramitā dapat dinyatakan sebagai berikut :
Dalam Tibetan :
tadya tha, aom pra dznye pra dznye, mah'a pra dznye, tzandra pra dznye, sarba sh'a sa ka ri sv'ah'a,
Dalam Sanskrit :
tadyathā oṁ prajñe prajñe mahāprajñe candraprajñe sarvaśā sagari svāhā
dimana semua fenomena itu terkondisi karena sebab , ini adalah realitas konvensional dan dimana semua fenomena itu tidak muncul melalui kekuatannya sendiri, tanpa rintangan , Inilah ranah dari realitas tertinggi. "
Demikianlah uraian dari Bhagavan , Bodhisattva Candragarbha dan seluruh persamuan termasuk para deva, manusia, asura dan gandharva bersukacita dalam ajaran Bhagavan .