Pages

DA 1 - 大本經 [ Silsilah Agung]

[0001b12] Demikianlah telah kudengar.

[0001b12]  Pada suatu waktu , Buddha sedang berdiam di Śrāvastī , Jetavana, di Kareri-kuṭikā  , bersama dengan persamuan  yang terdiri dari  seribu dua ratus lima puluh bhikṣu agung

[0001b13]  Pada saat itu , para bhikṣu yang telah  selesai mengumpulkan derma makanan berkumpul di aula yang berdekatan dengan Kareri-kuṭikā untuk berdiskusi satu dengan lainnya dan kemudian berkata:

Bhikṣu yang bijaksana,  Guru yang termulia dan tertinggi yang paling luar biasa, memiliki kekuatan spiritual dengan jangkauan terjauh dan  kekuasaannya sangat  luas . Oleh sebab itu, beliau  mampu mengetahui pencapaian Nirvana dari  para Buddha masa lampau yang tidak terhitung jumlahnya, yang telah memutuskan semua ikatan [belenggu] dan  melepaskan semua konseptual yang bersifat delusif.  Selanjutnya beliau juga mengetahui  rentang kalpa kemunculan  dari semua Buddha ini , gelar mereka , nama keluarga mereka  , tingkatan status sosial pada saat mereka dilahirkan , jenis makanan dan minuman  meraka , rentang usia kehidupan mereka , penderitaan dan kebahagian mereka ,  Disamping itu beliau juga mengetahui  moralitas yang diterapkan, uraian ajaran, kebijaksanaan, pengetahuan dan kediaman dari masing masing Buddha ini. Bagaimana beliau mampu mengetahui semuanya?

Para Bijaksana , karena Tathāgata  sangat fasih  dalam  memahami dharmata   maka beliau mengetahui semua ini. Disamping itu,  juga disebabkan oleh  para deva yang datang  memberitahukannya maka beliau mengetahui semua ini.

[0001b22] Pada saat itu, Bhagavān sedang  berdiam dalam keheningan  di tempat yang sunyi  dan mendengar diskusi para bhikṣu ini melalui  kemurnian dari kekuatan pendengarannya . Beliau langsung bangkit dari tempat duduknya dan segera mengunjungi aula Kareri-kuṭikā  kemudian mendekati tempat duduknya dan duduk diatasnya .

 [0001b24] Pada saat itu ,Bhagavān yang telah mengetahui apa yang mereka diskusikan , tetapi masih dengan sengaja bertanya dan menyapa para bhikṣu dan berkata :   Para bhikṣu ,  apa yang kalian diskusikan dalam persamuan di aula ini?  Para bhikṣu tersebut  kemudian menjelaskan dengan terperinci apa yang sedang mereka diskusikan.

[0001b25]  Pada saat itu, Bhagavān berkata kepada para bhikṣu :  Sadhu Sadhu . dengan keyakinan yang sama,  kalian telah meninggalkan  keduniawian untuk melatih diri dalam jalan. Dalam pelatihan ini, ada dua kewajiban  yakni : pertama  :  menguraikan ajaran dengan bijaksana dan murni,  kedua : melatih kediaman dengan bijaksana dan murni.  Diskusi kalian seharusnya sebagai berikut : Tathāgata memiliki  kekuatan dengan jangkauan terjauh dan kekuasaanya  sangat luas. Saya mengetahui semua kejadian  masa lampau di rentang  kalpa yang tidak terkirakan karena  kefasihan dalam memahami dharmata dengan sempurna, disamping itu , para deva juga berkunjung dan memberitahukan semua ini dengan tujuan tertentu”

Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:

Para bhikṣu  berkumpul di aula ceramah,
Berdiskusi  tentang  uraian dari para Mulia.
Tathāgata berdiam dalam keheningan
Mengetahui semua ini  melalui  kemurnian dari kekuatan pendengarannya
Buddha  bagaikan cahaya matahari  yang menyinari dunia,
Menguraikan makna dari dharmata.
Juga mengetahui semua kejadian masa lampau
Parinirvana dari Buddha tiga masa
Gelar, nama keluarga, dan juga tingkatan status sosial mereka.
Juga mengetahui kelahiran mereka.
Mengikuti kehidupan mereka di mana pun berada 
Melalui kemurnian dari kekuatan penglihatan  dan mengingat semuanya
Melalui kekuatan dari para deva dengan keagungan kekuasaannya 
Datang untuk mengatakannya kepada saya
Parinirvana dari Buddha tiga masa
Kelahiran , gelar dan nama keluarga mereka.
Bagaikan kicauan  burung kalaviṅka yang mengetahui semuanya 
Demikianlah   keagungan dari para deva yang tidak tertandingi.
Dalam mengingat semua Buddha masa lampau.

[0001c13]  Bhagavān berkata kepada para bhikṣu :
Apakah kalian ingin mendengarkan keadaaan para Buddha masa lalu yang diketahui oleh Tathāgata melalui pengetahuan  kehidupan  masa lalu ?  Saya akan menjelaskannya kepada kalian.

[0001c14]   Pada saat itu , para bhikṣu   menjawab: Bhagavān,  sekarang adalah adalah waktu yang paling tepat. Kami akan mendengarkannya dengan penuh sukacita. Sadhu . Bhagavān , jelaskan  kepada kami .Kami akan  menghargai dan  mengikutinya dengan baik.

[0001c16] Buddha berkata kepada , para bhikṣu  Dengarkan dengan seksama, dengarkan dengan seksama , Renungkan uraian ini dengan baik. Saya akan menguraikan dengan terperinci dan menjelaskan kepada kalian .  Pada saat semua bhikṣu mendengarkan dan menerima uraian ini.

[0001c19] Buddha berkata kepada , para bhikṣu :
Sembilan puluh satu kalpa yang lampau, Buddha yang bernama Vipaśyin ,Tathāgata,Arhat muncul dalam rentang masa ini.  Selanjutnya ,para bhikṣu,  tiga puluh satu kalpa yang lampau, Buddha yang bernama Śikhin, Tathāgata,Arhat muncul dalam rentang masa ini.  Selanjutnya ,para bhikṣu,  dalam rentang masa yang sama dengan tiga puluh satu kalpa yang lampau ini , Buddha yang bernama Viśvabhū , Tathāgata,Arhat juga muncul dalam rentang masa ini.  Selanjutnya ,para bhikṣu,   dalam kalpa di masa sekarang yang menguntungkan  ini, Buddha yang bernama Krakucchanda, Kanakamuni, dan Kāśyapa juga muncul dalam rentang masa ini.dan saya sendiri di rentang kalpa yang menguntungkan ini , juga telah merealisasikan kesempurnaan penggugahan yang tertinggi.

Kemudian Buddha melantunkan gatha ini

Sembilan puluh satu kalpa yang lampau,
Muncul  Buddha Vipaśyin
Berikutnya, tiga puluh satu kalpa yang lampau,
Muncul Buddha Śikhin;
Dalam kalpa yang sama itu,
Muncul Tathāgata Viśvabhū.
Sekarang, selama kalpa yang menguntungkan ini,
Suatu masa dari banyak tak terhitung nayuta tahun,
Muncul empat manusia agung,
Karena bersimpati terhadap semua makhluk hidup
Krakucchanda, Kanakamuni, Kāśyapa, dan Śākyamuni.

[0002a04] Kalian seharusnya mengetahui bahwa
Pada saat masa Buddha Vipaśyin, rentang usia kehidupan manusia adalah delapan puluh ribu tahun. Pada masa  Buddha Śikhin, rentang usia kehidupan manusia adalah tujuh puluh ribu tahun.  Pada masa  Buddha Viśvabhū, rentang usia kehidupan manusia adalah enam puluh ribu tahun. Pada masa Buddha Krakucchanda, rentang usia kehidupan manusia adalah empat puluh ribu tahun. Pada masa Buddha Kanakamuni, rentang usia kehidupan manusia adalah tiga puluh ribu tahun. Pada masa Buddha Kāśyapa ,rentang usia kehidupan manusia adalah dua puluh ribu tahun . Pada masa sekarang dalam kemunculan saya ini,  rentang usia kehidupan manusia adalah kurang lebih diantara seratus tahun,.

Kemudian Buddha melanjutkan gatha ini

Pada masa Vipaśyin, rentang usia kehidupan manusia adalah delapan puluh empat ribu tahun;
Pada masa Buddha Śikhin,rentang usia kehidupan manusia adalah tujuh puluh ribu tahun;
Pada masa Viśvabhū, rentang usia kehidupan manusia adalah enam puluh ribu tahun;
Pada masa Krakucchanda, rentang usia kehidupan manusia adalah empat puluh ribu tahun;
Pada masa Kanakamuni,rentang usia kehidupan manusia adalah tiga puluh ribu tahun;
Pada masa Kāśyapa,rentang usia kehidupan manusia adalah dua puluh ribu tahun;
Pada masa saya  ini ,rentang usia kehidupan manusia adalah  kurang lebih dari seratus tahun.

[0002a16]   Buddha Vipaśyin berasal dari tingkatan status  sosial  kṣatriya,  dengan nama keluarga Kauṇḍinya . Buddha Śikhin dan Buddha Viśvabhū juga berasal dari tingkatan status  sosial  kṣatriya, dengan nama keluarga yang sama . Buddha Krakucchanda berasal dari tingkatan status  sosial brāhmaṇa,  dengan nama keluarga Kāśyapa. Buddha Kanakamuni dan Buddha Kāśyapa berasal dari tingkatan status  sosial  brāhmaṇa, dengan nama keluarga yang sama. Saya Tathāgata pada masa ini, berasal dari tingkatan status  sosial  kṣatriya nama keluarga Gautama.

Kemudian Buddha melanjutkan dalam syair:

Tathāgata Vipaśyin, Śikhin, dan Viśvabhū,
Tiga makhluk yang telah mencapai  kesempurnaan penggugahan 
Berasal dari tingkatan status sosial  kṣatriya dengan nama keluarga Kauṇḍinya.
Tiga Tathāgata berikutnya
Berasal dari tingkatan status  sosial  brāhmaṇa dengan nama Kāśyapa.
Saya  dalam masa ini, yang tertinggi dan paling dimuliakan,
yang bertujuan untuk membimbing semua makhluk hidup,
Yang tertinggi diantara semua deva dan manusia
Berani dan berkuasa  dengan nama Gautama.
Ketiga makhluk yang telah mencapai  kesempurnaan penggugahan diurutan pertama
Berasal dari tingkatan status sosial  kṣatriya,
Sedangkan tiga Tathāgata yang di urutan berikutnya 
Berasal dari tingkatan status sosial  brāhmaṇa.
Saya  dalam masa ini, yang tertinggi dan paling dimuliakan,
Berasal dari tingkatan status sosial  kṣatriya yang berani dan berkuasa  .

[0002a28]  Buddha Vipaśyin merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon pippala. Buddha Śikhin merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon puṇḍarīka.  Buddha Viśvabhū merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon śāla.  Buddha Krakucchanda merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah śirīsā. Buddha Kanakamuni merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon udumbara. Buddha Kāśyapa merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon nyagrodha Saya dalam masa ini, Buddha dan Arhat, merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon aśvattha.

Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:

Tathāgata Vipaśyin mendekati  pohon pippala, duduk di bawahnya untuk merealisasikan pencerahan sempurna.

Tathāgata Śikhin  memadamkan  sebab dan akibat dari   eksistensi di bawah pohon puṇḍarīka

Tathāgata Viśvabhū duduk di bawah pohon śāla  dengan “mengetahui dan melihat “ merealisasikan pembebasan,
Kekuatan spiritualnya tidak terhalangi.

Tathāgata Krakucchanda duduk di bawah pohon śirīsā
untuk  merealisasikan kemurnian dari semua pengetahuan,

Kanakamuni duduk di bawah pohon udumbara
di bawah pohon ini memadamkan kemelekatan , kebencian dan ketidaktahuan.
Tathāgata Kāśyapa duduk di bawah pohon nyagrodha

Dan di bawah pohon itu mengakhiri semua akar  eksistensi.

pada masa ini , Saya,  Śākyamuni, duduk di bawah sebatang pohon aśvattha 
Tathāgata dengan  sepuluh kekuatan agung
memutuskan semua ikatan [belenggu] 
menundukkan semua Māra 
menguraikan pengetahuan agung kepada semua makhluk hidup.
melalui kekuatan semangat  dari  tujuh Buddha
memancarkan cahaya yang menerangi semua kegelapan.
masing – masing  duduk di bawah pohon
untuk   merealisasi kesempurnaan penggugahan.


[0002b22]  Tathāgata Vipaśyin menguraikan ajaran dalam tiga  putaran  dengan persamuan siswa dalam pemutaran pertama terdiri dari seratus enam puluh ribu  orang,  persamuan siswa dalam pemutaran kedua terdiri dari  seratus ribu orang, dan  persamuan siswa dalam pemutaran ketiga terdiri dari delapan puluh ribu orang.  Tathāgata Śikhin juga menguraikan ajaran dalam tiga  putaran  dengan persamuan siswa dalam pemutaran pertama terdiri dari seratus ribu orang , persamuan siswa dalam pemutaran kedua terdiri dari  delapan puluh ribu orang  dan    persamuan siswa dalam pemutaran ketiga terdiri dari tujuh puluh ribu orang. Tathāgata Viśvabhū menguraikan ajaran dalam dua putaran dengan persamuan siswa dalam pemutaran pertama terdiri dari  tujuh puluh ribu orang persamuan siswa dalam pemutaran kedua terdiri dari enam puluh ribu orang.  Tathāgata Krakucchanda menguraikan ajaran dalam satu putaran dengan persamuan siswa terdiri dari  tujuh puluh ribu orang Tathāgata Kanakamuni menguraikan ajaran dalam satu putaran dengan persamuan siswa terdiri dari  tiga puluh ribu orang Tathāgata Kāśyapa menguraikan ajaran dalam satu putaran dengan persamuan siswa terdiri dari  dua puluh ribu orang Pada masa ini , Saya menguraikan ajaran dalam satu putaran dengan  persamuan siswa  yang terdiri dari dua ratus lima puluh orang.

Kemudian Buddha  melantunkan gatha ini:

Vipaśyin dengan  pengamatan mendalam terhadap nama
Kebijaksanannya  tidak terukur.
Menguraikan  penglihatan objek meditatif (karmasthāna) tiada ketakutan.
Memiliki persamuan siswa terbanyak dalam tiga perputaran ajarannya .

Śikhin dengan cahaya yang tidak tergoyahkan 
mampu menghancurkan semua ikatan [belenggu].
Penakluk kematian yang tidak terukur,
Tiada yang mampu mengukurnya 
Begitu tak terhitung dan besar.
Buddha ini juga menguraikan ajaran dalam tiga perputaran 
Dengan persamuan siswa yang berasal dari berbagai tempat

Viśvabhū  memutuskan semua kemelekatan
Para bijaksana berkumpul untuk mendengarkan uraiannya 
Reputasinya terdengar di semua penjuru 
Gelar agungnya didapatkan dari penguraian ajaran yang mengagumkan
Memiliki persamuan siswa  dalam dua perputaran ajarannya 
Menguraikan  makna yang sangat mendalam

Krakucchanda  menguraikan ajaran dalam satu putaran
karena  bersimpati dalam menyembuhkan semua penderitaan
Guru yang mentransformasikan semua makhluk hidup.
memiliki persamuan siswa dalam satu perputaran

Tathāgata Kanakamuni
Yang tertinggi dan demikian apa adanya
memiliki jasmani berwarna ungu keemasan 
dengan  kesempurnaan semua aspek jasmani
Memiliki persamuan siswa dalam satu putaran.
terkenal dalam penguraian ajaran yang mendalam

Kāśyapa  menguraikan satu persatu dengan mendetail 
Manunggal dalam kesadaran [eling] tanpa pikiran yang tidak beraturan.
Memiliki persamuan siswa dalam satu perputaran
Dengan welas kasih memutuskan semua keinginan dan menghantarkan Nirvana 
Kemudian śramaṇa tertinggi dari Śākya,
Termulia diantara semua deva

Saya memiliki persamuan siswa dalam satu putaran
Dalam persamuan ini saya memanifestasikan semua makna.
Menguraikan dan menyebarkan ajaran murni
Dengan kesadaran yang senantiasi dipenuhi oleh sukacita
Tiada lagi arus penyebab siklus eksistensi berikutnya.

Vipaśyin dan Śikhin menguraikan dalam  tiga putaran
Buddha Viśvabhū  menguraikan dalam dua  putaran
Empat Buddha  berikutnya masing-masing  menguraikan dalam satu putaran
Demikianlah  persamuan  dari  para bijaksana ini.

[0002c24]  Pada saat itu , Buddha Vipaśyin memiliki dua siswa, Skanda dan Tiṣya  yang tertinggi diantara semua siswa lainnya. Buddha Śikhin memiliki dua siswa, Abhibhū dan Saṃbhava yang tertinggi diantara semua siswa lainnya. Buddha Viśvabhū memiliki dua siswa, Śroṇa dan Uttama yang tertinggi diantara semua siswa lainnya. Buddha Krakucchanda memiliki dua siswa, Saṃjīva dan Vidhūra yang tertinggi diantara semua siswa lainnya.. Buddha Kanakamuni memiliki dua siswa, Bhujiṣya dan Uttara yang tertinggi diantara semua siswa lainnya. Buddha Kāśyapa memiliki dua siswa, Tiṣya dan Bhāradvāja yang tertinggi diantara semua siswa lainnya.. Aku memiliki dua siswa, Śāriputra dan Maudgalyāyana yang tertinggi diantara semua siswa lainnya..

Kemudian Buddha  melantukan gatha ini:

Skanda dan Tiṣya   adalah siswa dari Vipaśyin;
Abhibhū dan Saṃbhava adalah siswa dari Buddha Śikhin;
Śroṇa dan Uttama yang tertinggi diantara semua siswa lainnya. 
Keduanya adalah penunduk Mara dan sekutunya . 
Siswa dari dari Viśvabhū.
Saṃjīva dan Vidhūra adalah siswa dari Krakucchanda;
Bhujiṣya dan Uttara adalah siswa dari Kanakamuni;
Tiṣya dan Bhāradvāja adalah siswa dari Buddha Kāśyapa;
Śāriputra dan Maudgalyāyana adalah siswa utamaku.

[0003a15]  Buddha Vipaśyin memiliki seorang  siswa pelayan yang bernama Aśoka. Buddha Śikhin memiliki seorang siswa  pelayan yang bernama Kṣemakāra. Buddha Viśvabhū memiliki siswa pelayan yang bernama Upaśānta; Buddha Krakucchanda memiliki siswa  pelayan yang bernama Bhadrika  Kanakamuni memiliki siswa   pelayan yang bernama Svāstika. Buddha Kāśyapa memiliki siswa pelayan yang bernama Sarvamitra. Buddha Śākyamuni memiliki siswa  pelayan yang bernama Ānanda.

Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:

Aśoka, Kṣemakāra, Upaśānta, Bhadrika,
Svāstika, Sarvamitra, dan Ānanda yang ketujuh;
Mereka merupakan siswa pelayan  Buddha 
yang telah menyempurnakan semua makna dan tujuan
Senantiasa mengendalikan diri  dalam siang dan malam,
Yang memberikan manfaat untuk mereka `ataupun orang lain

Ketujuh murid mulia ini.
Senantiasa dekat dengan  ke tujuh Buddha,
Senantiasa bersuka cita dan menghormati  Buddha 
Dalam keheningan  merealsasikan pencapaian dengan memadamkan semua kekhawatiran dan lautan penderitaan 

[0003a27]  Buddha Vipaśyin memiliki seorang putra bernama Susaṃvṛttaskandha Buddha Śikhin memiliki seorang putra bernama Atula; Buddha Viśvabhū memiliki seorang putra bernama Suprabuddha; Buddha Krakucchanda memiliki seorang putra bernama Pratāpana; Buddha Kanakamuni memiliki seorang putra bernama . Sārthavāha; Buddha Kāśyapa memiliki seorang putra bernama Vijitasena; sekarang aku memiliki seorang putra bernama Rāhula.

Kemudian Sang Buddha melanjutkan dalam syair

Susaṃvṛttaskandha, Atula, Suprabuddha,
Pratāpana, Sārthavāha, Vijitasena dan Rāhula yang ketujuh;
semuanya adalah  penerus silsilah dari para pejuang agung,
penerus dan pewaris benih kebuddhaan,
mencintai ajaran,  fasih dalam derma 
tidak takut berhadapan  dengan  ajaran para Mulia.

[0003b07]  Ayah  dari Buddha Vipaśyin bernama  Pāṇḍu, dari keluarga kerajaan kṣatriya, dan ibunya bernama Paṇḍumatī.. Ibukota kerajaan bernama Paṇḍumatī.

Kemudian  Buddha  melantunkan gatha ini:

Ayah Vipaśyin,  Pāṇḍu
Ibu  Paṇḍumatī..
di kota Paṇḍumatī.,
disana Buddha  menguraikan Dharma.

[0003b11]  Ayah Buddha Śikhin  bernama Aruṇa, dari keluarga kerajaan kṣatriya, dan ibunya bernama Prabhāvatī.  Ibukota kerajaan bernama Aruṇavatī.

Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:

Ayah Śikhin  ,Aruṇa, 
Ibu  Prabhāvatī. 
di  dalam kota Aruṇavatī. 
dengan  keagungan dari semua kebajikan menundukkan semua musuh dari luar

[0003b15]  Ayah Buddha Viśvabhū adalah Supradīpa, dari keluarga kerajaan kṣatriya, dan ibunya bernama Uttarā. Ibukota  kerajaan bernama Anupama.

Kemdian Buddha kemudian melanjutkan dalam syair:

Ayah Buddha Viśvabhū
Supradīpa, dari keluarga kerajaan kṣatriya 
Ibunya bernama Uttarā.
Ibukotanya bernama Anupama.

[0003b19]  Ayah Buddha Krakucchanda adalah Agnidatta, dari keluarga brāhmaṇa, dan ibunya bernama Viśākhā. Rajanya bernama Kṣema, dan ibukota kerajaan bernama Kṣema, sesuai dengan nama raja.

Kemudian Buddha melantunkan gatha ini::

Ayah Buddha Krakucchanda,
brāhmaṇa Agnidatta 
Ibunya bernama Viśākhā.
Raja [pada waktu itu] bernama Kṣema dan
dengan ibukota Kṣema.

[0003b24]  Ayah Buddha Kanakamuni bernama Yajñadatta, dari keluarga brāhmaṇa, dan ibunya bernama Uttarā. Raja pada masa itu adalah Śubha, dan ibukotanya bernama Śubha sesuai dengan namanya.

Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:

Ayah Buddha Kanakamuni,
brāhmaṇa,Yajñadatta,
Ibunya bernama Uttarā.
Raja [pada masa itu] bernama Śubha 
Dengan ibukota Śubha.

[0003b29] Ayah Buddha Kāśyapa bernama Brahmadatta, dari keluarga brāhmaṇa, dan ibunya bernama Viśākhā. Raja pada masa itu bernama Kṛkin  dengan ibu kota kerajaan bernama Vārāṇasī.

Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:

Ayah Buddha Kāśyapa,
brāhmaṇa,Brahmadatta 
Ibunya bernama Viśākhā..
Raja pada masa itu adalah Kṛkin 
dengan ibu kota Vārāṇasī.

[0003c05]   Ayahku bernama Śuddhodana, dari keluarga kerajaan kṣatriya, dan ibuku bernama Mahāmāyā. Ibukota kerajaaan bernama Kapilavastu.

Kemudian Buddha melantunkan  gatha ini:

Ayahku adalah seorang kṣatriya,
Bernama Śuddhodana, 
Ibuku bernama Mahāmāyā.
bertanah  luas dan subur.
Disana aku dilahirkan.

[0003c09]  Inilah  keadaan dari  para Buddha, gelar,  tingkatan status sosial keluarga, dan tempat kelahiran mereka.  Para bijaksana manakah yang tidak akan bersuka cita dan tidak mengembangkan kesadaran dengan welas kasih  setelah mendengarkan  ini ?

[0003c10]  Pada saat itu Buddha berkata kepada para bhikṣu : Sekarang saya akan menggunakan pengetahuan kehidupan masa lalu untuk menjelaskan semua yang berkaitan dengan para Buddha masa lalu . apakah kalian ingin mendengarkannya ?      

[0003c12] Para bhikṣu   menjawab: Bhagavān,  sekarang adalah adalah waktu yang paling tepat. Kami akan mendengarkannya dengan penuh sukacita.

[0003c13]  Buddha berkata kepada , para bhikṣu :

Dengarkanlah dengan baik, Dengarkanlah dengan baik, Pikirkan dengan bijaksana dan renungkan dengan seksama.  Saya akan menguraikannya dengan terperinci untuk kalian ,para bhikṣu,  kalian seharusnya  mengetahui  bahwa ada  kepastian dari kualitas semua Buddha.
Bodhisattva Vipaśyin turun dari Tuṣita memasuki rahim ibunya melalui sisi kanan dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan  tidak terganggu  dan pada saat yang sama, bumi bergetar dan cahaya agung bersinar menerangi semua dunia, menjangkau semua  ranah yang tidak terjangkau oleh matahari dan bulan, sehingga semua makhluk hidup yang berdiam dalam kegelapan  dapat  saling melihat satu dengan yang lainnya dan mengetahui didalam  ranah apa mereka berada sekarang Pada saat itu , cahaya ini juga menerangi istana Māra.  Paradeva ,Indra, Brahmā, , para śramaṇa, para brāhmaṇa, dan juga semua makhluk hidup lainnya  bersuka cita dalam cahaya yang mengagumkan ini.dimana cahaya surgawi juga meredup secara alami karena keagungan dari cahaya ini.

Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:

awan tebal berkumpul di angkasa
Kilat menerangi semua semesta,
Vipaśyin memasuki rahim 
Melalui penegasan dari terangnya cahaya 
Matahari dan bulan menjadi tertaklukkan.
tiada yang dapat menaklukkan cahaya agung ini 
berdiam dalam rahim dengan kemurnian dan tiada noda.
Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.

[0003c25]  para bhikṣu,  kalian harus  mengetahui  kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya  sebagai berikut :
Pada saat bodhisattva Vipaśyin berdiam dalam rahim ibunya, kesadaran [eling] nya  sungguh sempurna dan tidak terganggu. Empat deva membawa senjata panjang yang dikombinasi dengan kapak  dan tombak untuk  melindungi manusia ini , baik manusia maupun bukan manusia tidak dapat mendekat dan mengganggunya. Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:

Empat deva dari empat penjuru 
yang telah terkemuka dan  memiliki kebajikan agung 
Diinstruksikan oleh Śakra,
untuk melindungi bodhisattva dengan baik.
dengan tangan selalu memegang senjata panjang yang dikombinasi dengan kapak  dan tombak 
melindungi tanpa meninggalkannya setiap saat,
manusia ataupun bukan manusia tidak dapat menganggunya.
Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
selalu didukung oleh para deva 
Seperti para devi yang menjaga surga.
Semua silsilah bersuka cita.
Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.

[0004a10]  kemudian Buddha kembali berkata kepada para bhikṣu :   kalian harus  mengetahui  kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya  sebagai berikut :
Bodhisattva Vipaśyin turun dari Tuṣita memasuki rahim ibunya dan berdiam  didalamnya dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu . Ibunya senantiasa dalam kedamaian dan tidak ada masalah dengan fisiknya.  Dengan pengamatan mendalamnya akan meningkat, ia  mengamati janinnya dan melihat bahwa  fisik dari  bodhisattva telah memiliki semua organ yang  berkembang dengan baik diberkahi dengan anggota tubuh dan indera-indera tidak ternoda  seperti  emas kemerahan yang telah dihaluskan dan tanpa cacat.  Hal ini seperti seseorang yang memiliki penglihatan yang tajam sedang memeriksa batuan berharga  yang bening, tembus cahaya di permukaan dan didalamnya dan tanpa halangan sedikitpun Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
.
Pada saat itu Bhagavān melantunkan gatha ini:

Seperti batuan berharga  yang bening 
Secerah matahari dan bulan yang bersinar terang,
Yang Dimuliakan berdiam dalam  rahim ibu,
Ibunda tiada noda dan penderitaan.
Kebijaksanaannya  terus meningkat,
melihat janin bagaikan manifestasi dari emas.
Kehamilannya penuh dengan sukacita dan damai.
Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha

[0004a20]  Buddha berkata kepada para bhikṣu: kalian harus  mengetahui  kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya  sebagai berikut :
Bodhisattva Vipaśyin turun dari Tuṣita untuk memasuki rahim ibunya dan berdiam di sana dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu.  Kesadaran ibunya menjadi tenang dan damai, bebas dari semua  keinginan sensual dan tidak terbakar oleh api nafsu seksual . Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha
.
Pada saat itu, Bhagavān melantunkan gatha ini:

Bodhisattva berdiam dalam rahim ibu,
semua semesta disempurnakan,
semua semesta terberkati dengan sempuna ,
 Kesadaran ibunya menjadi tenang dan damai, 
bebas dari semua keinginan sensual.
tidak terbakar oleh api nafsu seksual,
Ibu dari para Buddha senantiasa murni .


[0004a28] Kemudian Buddha  berkata kepada para bhikṣu   kalian harus  mengetahui  kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya  sebagai berikut :

Bodhisattva Vipaśyin turun dari Tuṣita untuk memasuki rahim ibunya dan berdiam di sana dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu. Ibunya senantiasa menjaga lima moralitas , hidup dalam ketenangan dan bebas dari semua keinginan sensual , keyakinan menjadi kokoh, penuh dengan welas  kasih  dan mengakumulasi   berbagai kebajikan dengan sempurna, damai dan penuh dengan suka cita , dan tiada ketakutan, Pada saat  kesehatannya telah memburuk dan meninggal akan terlahir kembali di Trāyastriṃśa. Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha

Pada saat itu, Bhagavān melantunkan gatha ini:

Melindungi jasmani dari Yang termulia di antara manusia,
berusaha dengan semangat dalam menjaga moralitas dengan sempurna,
kelak pasti akan dianugerahi jasmani surgawi 
inilah kepastian dari semua yang disebut sebagai  ibu  dari para Buddha.

[0004b06] Kemudian Buddha  berkata kepada para bhikṣu  kalian harus  mengetahui  kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya  sebagai berikut :
Pada saat yang sama ketika  Bodhisattva Vipaśyin lahir, ia muncul dari sisi kanan ibunya, bumi akan berguncang dan seberkas cahaya menerangi dunia. Seperti halnya ketika Bodhisattva pertama kali memasuki rahim ibunya, dimana cahaya ini juga akan menjangkau semua  ranah  kegelapan . Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha

Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:
Saat  pangeran lahir, bumi berguncang,
Cahaya agung  menerangi semuanya,
Dunia ini  dan juga ranah yang tak terbatas lainnya,
atas,bawah  dan segala penjuru,
menerangi kemurnian dari Yang Terbebaskan.
menyuarakan suka cita dan kedamaian yang mengagumkan,
mentransmisikan nama dari Bodhisattva.

[0004b14]  Kemudian Buddha  berkata kepada para bhikṣu kalian harus  mengetahui  kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya  sebagai berikut:
Ketika Bodhisattva Vipaśyin dilahirkan, dia keluar dari sisi kanan ibunya dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu , pada saat itu ibu dari  Bodhisattva mengenggam sebatang cabang pohon , bukan dalam posisi duduk ataupun berbaring. Pada saat itu empat deva memegang wewangian di tangan mereka , berdiri  didepan ibunya dan berkata: “ Seharusnya demikian , Yang Mulia, hari ini anda telah melahirkan seorang  putra mulia. Semoga terbebaskan dari  kekhawatiran dan kesedihan.” Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.

Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:

Ibu dari Buddha
Tidak duduk ataupun berbaring di atas tanah,
menjaga moralitas,melatih diri dalam ketenangan dan bebas dari semua keinginan.
saat melahirkan Yang Mulia tidak kendur dalam berusaha 
Para devapun datan memberikan berkah.

[0004b21]  Kemudian Buddha  berkata kepada para bhikṣu kalian harus  mengetahui  kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya  sebagai berikut:
Ketika Bodhisattva Vipaśyin dilahirkan, dia keluar dari sisi kanan ibunya dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu , Tubuhnya bersih, tidak ternoda oleh kotoran ataupun pikiran jahat bagaikan seorang yang  memiliki penglihatan baik  melemparkan sebutir mutiara  putih yang bening dan bersih diatas  selembar sutra berwarna  putih. Keduanya tidak akan saling mengotorkan satu dengan yang lain   tidak mempengaruhi ataupun dipengaruhi [oleh pewarna itu], karena ia murni dan sejati. Demikian juga pada saat Bodhisattva  keluar dari rahim ibunya. Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.

Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:

Bagaikan sebutir mutiara  putih yang bening dan bersih 
Dilemparkan diatas selembar sutra putih  , tidak akan saling mengotorkan satu dengan yang lainnya,
Demikian juga pada saat Bodhisattva muncul dari rahim ibunya,
murni dan tidak ternoda.

[0004b21]  Kemudian Buddha  berkata kepada para bhikṣu kalian harus  mengetahui  kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya  sebagai berikut:
Ketika Bodhisattva Vipaśyin dilahirkan, dia keluar dari sisi kanan ibunya dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu , turun dengan menginjak tanah melalui sisi kanan ibunya, berjalan tujuh langkah, tanpa bantuan dari siapapun, memandang ke empat penjuru , kemudian mengangkat tangan dan  dengan tegas menyatakan: “di atas dan di bawah langit, saya yang paling mulia,  saya akan membebaskan semua makhluk hidup dari lahir, tua, sakit, dan mati”  Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.

Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:

Bagaikan  langkah singa,
memandang ke empat penjuru
turun dengan menginjak tanah dan berjalan tujuh langkah
Demikianlah singa pemimpin  para manusia

Bagaikan gerakan naga yang agung,
memandang ke empat penjuru
turun dengan menginjak tanah dan berjalan tujuh langkah
Demikianlah naga pemimpin  para manusia

Pada saat kelahiran dari  Yang Mulia pemilik dua kualitas ini.
dengan tenang berjalan tujuh langkah,
memandang ke empat penjuru
mengatasi semua  penderitaan dari lahir dan mati.
mengatasi kelahirannya sendiri
tiada yang akan setara  dalam dunia ini.
mengamati dan memahami akar dari lahir dan mati.
Kehidupan ini akan menjadi persinggahan yang terakhir  

[0004c12] Kemudian Buddha  berkata kepada para bhikṣu kalian harus  mengetahui  kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya  sebagai berikut:
Ketika Bodhisattva Vipaśyin dilahirkan, dia keluar dari sisi kanan ibunya dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu. Dua mata air  menggelembung muncul secara alami dari tanah yakni mata air hangat dan dingin , sebagai persembahan untuk memandikan Bodhisattva. Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
.
Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:

Pada saat kelahiran dari  Yang Mulia pemilik dua kualitas ini.
Dua mata air  menggelembung muncul secara alami sebagai persembahan
untuk memandikan Bodhisattva.
sekilas memandang menjadi bersih pada saat  dimandikan.
Dua mata air  menggelembung muncul secara alami;
Air ini sangat murni dan bersih;
yang pertama hanya dan yang kedua dingin dengan sempurna
untuk memandikan  Yang mengetahui semuanya.

[0004c20]  Sesaat setelah pangeran dilahirkan, ayahnya, Raja Pāṇḍu, mengumpulkan peramal dan ahli dari berbagai aliran dan memerintahkan mereka  untuk meramalkan  keberuntungan dan ketidakberuntungan dari  pangeran ini. Kemudian , para peramal  itu mematuhi perintah raja tersebut dan meramal nasib dari pangeran ini,  Mereka mendekati pangeran dan membuka sebelah jubahnya setelah melihat tanda-tanda  agung yang dimiliki  oleh pangeran dan memberitahukan keberuntungannya:

Seseorang yang memiliki tanda-tanda ini  akan memiliki salah satu dari dua jalan hidup ini Ini sudah pasti dan tidak perlu diragukan lagi. Pertama  jika dia menjalankan kehidupan berumah tangga,  ia akan menjadi penguasa dunia, raja pemutar roda yang menguasai semua yang ada dibawah langit dalam empat benua . Ketujuh harta karun berikut ini akan muncul dengan sendirinya .  Dia menguasai empat divisi  perang  dan memerintah dengan kebenaran dan keadilan, dan bermanfaat untuk semua yang ada di dunia ini . Kebajikannya akan menyebar ke seluruh penjuru yang ada dibawah langit ini. Dia akan memiliki ribuan pengikut yang berani dan kuat  dan menaklukan  semua musuhnya tanpa melalui  kekuatan senjata. Semua wilayah dibawah langit akan damai. Kedua , jika dia meninggalkan kehidupan berumah tangga, mencari kebenaran, ia akan  merealisasikan kesempurnaan penggugahan dengan sepuluh gelar kesempurnaan.

Kemudian para peramal berkata kepada raja:
Yang Mulia, putra yang akan menjadi raja ini memiliki tiga puluh dua tanda agung. Dia akan mengikuti salah satu dari kedua jalan hidup ini. Ini sangat pasti dan tidak perlu diragukan lagi. Jika dia menjalankan kehidupan berumah tangga maka dia akan menjadi penguasa dunia, raja pemutar roda  Jika dia  meninggalkan kehidupan berumah tangga maka dia akan  merealisasikan kesempurnaan penggugahan dengan sepuluh gelar kesempurnaan.

Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:

Ratusan keberuntungan mengiringi kelahiran pangeran 
Para peramal meramalkannya
Seperti  yang tercatat dalam kitab
Dua jalan kehidupan ini sudah pasti.
Jika menjalankan kehidupan berumah tangga
akan menjadi penguasa dunia , raja pemutar roda.
Tujuh harta karun  yang sulit diperoleh
datang dengan sendiri sebagai harta raja.

instrumen ini memiliki seribu jari-jari emas,
bagian sisi luar lingkaran dari emas
berputar  dan bergerak seakan terbang
Oleh sebab itu ia disebut harta karun pertama, roda langit.

terlatih dengan baik diberkahi dengan tujuh gading
tinggi , besar putih seperti salju 
mampu terbang dengan baik melalui angkasa.
Ini disebut harta karun kedua, gajah.

Kuda yang mampu berlari ke arah manapun di dunia ini
Pergi  pada pagi hari  , kembali pada malam untuk makan dan minum
berbulu merah gemilang  dengan  tekak seperti merak.
Ini disebut harta karun ketiga, kuda.

Mutiara lapis lazuli yang bening,
memantulkan cahaya sejauh satu yojana,
Menerangi malam seperti siang.
Ini disebut harta karun keempat, mutiara 

postur , suara, wangi yang tiada bandingannya
terkemuka diantara semua wanita.
Ini disebut harta karun kelima, wanita 

mempersembahkan lapis lazuli dan permata lainnya
mutiara , dan semua benda berharga lainnya
bersuka cita dalam mempersembahkan semua ini
Ini disebut harta karun keenam,rakyat.

Jika diperintah oleh raja pemutar roda
akan menggerakkan prajurit  dengan cepat.
berani , gagah seperti semangat para raja.
Ini disebut harta karun ketujuh, panglima perang.

Ini adalah tujuh  harta karun , roda, gajah  ,kuda putih , permata, rakyat , wanita  dan panglima perang.

Pangeran akan menyukai hal-hal ini dan menikmati kehidupan ini  sepenuhnya
Terhibur melalui lima keinginan, 
Seperti gajah yang mematahkan belunggunya,
meninggalkan kehidupan berumah tangga 
Merealisasi pencerahan sempurna.

Raja memiliki putra yang demikian,
dua jalan kehidupan yang diagungkan oleh manusia.
menjadi raja pemutar roda atau merealisasikan penggugahan sempurna tanpa lelah.


[0005a26] Pada saat ini, ayahanda-raja menanyakan kembali kepada para peramal dengan hormat dan berulang kali .  “ Lihat sekali lagi dan diskripsikan tiga puluh dua tanda dari pangeran ini dengan jelas dan terperinci”

Kemudian para peramal segera membuka pakaian pangeran dan menjelaskan tiga puluh dua tanda agung : Pertama, telapak kaki yang rata dan datar, untuk pijakan yang kokoh; Kedua telapak kaki yang ditandai secara simetris dengan simbol roda seribu jari-jari yang saling memantulkan cahaya. Ketiga,  tangan kaki yang berselaput seperti kaki  seekor  raja angsa; Keempat, tangan dan kaki selembut dan sehalus kain pakaian deva; Kelima jari tangan dan kaki yang halus, memanjang tiada bandingnya;  Keenam kaki yang berpermukaan lebar, bulat dengan penampilan yang menyenangkan; Ketujuh  tumit yang bulat menyempit perlahan-lahan menuju betis seperti tumit seekor rusa; Kedelapan tulang  yang saling berhubungan dengan baik seperti sambungan rantai; Kesembilan, organ kelamin yang tersembunyi dalam lipatan [kulit], seperti organ kelamin seekor kuda;  Kesepuluh, pada saat dia berdiri tegak dengan tangan disamping , kedua tangan ini mencapai  posisi lutut . Kesebelas setiap helai rambut tumbuh dari setiap pori – pori, setiap helai melingkar arah kanan, berwarna coklat tua  beryl.;  Kedua belas, rambut tumbuh melingkar ke kanan, berwarna coklat tua dan tumbuh ke atas;  Ketiga belas  : tubuh fisik dengan kulit keemasan; Keempat belas ,kulit lembut dimana debu dan kotoran tidak akan melekat; Kelima belas, bahu simetris, datar dan sempurna    Keenam belas , svastika di atas dada. Ketujuh belas,  tinggi badan  dua kali tinggi badan  manusia biasa; Kedelapan belas , tujuh bagian tubuh terstruktur dengan baik dan simetris (tangan, kaki, bahu bagian bawah, dan tengkuk);`  Kesembilan belas ,  stuktur badan tinggi  dan lebar seperti sebatang pohon nyagrodha;  Kedua puluh  rahang seperti  singa; Kedua puluh satu struktur dada lebar ,berbidang seperti singa;  Kedua puluh dua  memiliki empat puluh gigi; kedua puluh tiga  gigi yang rapi, berbentuk persegi dan tersusun dengan baik  Kedua puluh empat  gigi yang tidak memiliki celah [di antaranya];  Kedua puluh lima , gigi yang putih dan bersih; Kedua puluh enam, tenggorokan yang murni, apapun yang dia makan akan memiliki sensasi rasa yang sesuai dan sempurna  Kedua puluh tujuh , lidah yang lebar dan memanjang yang mencapai telinga Kedua puluh delapan  memiliki suara yang renyah dan bening Kedua puluh sembilan  bola mata berwarna hitam pekat;  Ketiga puluh   kelopak mata seperti kelopak raja sapi ,  dimana dapat dikedipan dari bagian atas maupun bagian bawah;  Ketiga puluh satu , diantara kedua alis mata , ada sehelai rambut putih , lembut, halus dan basah yang lentur dan panjang jika ditarik  akan  membentang  sekitar delapan kaki dan melingkar kembali seperti gulungan pada saat dilepaskan , melingkar kearah kanan seperti  mutiara  dan  tiga puluh dua , benjolan di atas kepala (uṣṇīṣa). Ini adalah tiga puluh dua tanda agung.”


Sang Buddha kemudian melanjutkan dengan syair:

Kaki yang kokoh, lembut dan lunak,
telapak kaki simetris 
bersimbol roda seribu jari-jari 
yang saling memantulkan cahaya
stuktur badan tinggi  dan lebar seperti sebatang pohon nyagrodha;
organ kelamin Tathāgata tersembunyi dalam lipatan [kulit] 
seperti organ kelamin seekor kuda.
kulit berwarna keemasan  yang mengagumkan ,
tulang  yang saling berhubungan dengan baik seperti sambungan rantai;
yang  diakumulasikan melalui kemunculan di  keduniawian ini,
tubuh fisik dengan kulit keemasan
kulit lembut dimana debu dan kotoran tidak akan melekat;
tiada  debu ataupun kotoran yang  melekat
payung langit melindungi kehadirannya dengan alamiah
helai rambut di setiap pori berwarna coklat tua  beryl.;  
seperti  teratai yang mekar  dan muncul ke permukaan 

Raja  bertanya kepada para peramal 
peramal dengan hormat memberitahukan 
Dengan memuji tanda-tanda agung Bodhisattva.
Badan tegak bersinar gemilang
Kaki dan tangan selaras dan seimbang.
tenggorokan murni, memiliki sensasi rasa yang sesuai dan sempurna  
bahu simetris, datar dan sempurna    
struktur tubuh atas lurus tidak membungkuk,
Roda dari telapak kaki terungkap, 
Suara seperti  burung kalaviṅka.
bentuk tumit bulat
perlahan-lahan menyempit menuju betis yang lurus,
semua karena akumulasi kebajikan dari  masa lampau
lengan dan siku sempurna 
Raut wajah sangat gagah.
Singa  termulia di antara para manusia
dengan kekuatan melampaui semuanya,
Kedua rahang  seimbang,
berbaring miring  seperti singa.
Gigi berjumlah empat puluh, teratur 
Rata,  tanpa celah.
dengan suara yang menakjubkan 
Menarik semua orang dari jauh dan dekat.
berdiri tegak tanpa membungkuk,
Kedua tangan mencapai lutut kaki.
Tangan sempurna dan lembut.
Tanda agung yang dimuliakan di antara semua manusia.
memiliki benjolan di atas kepalanya,
Mata gelap pekat, berkedip,
dengan kedua kelopak mata bergerak,
Kedua bahu yang sepenuhnya bulat.

Demikianlah ia diberkahi dengan tiga puluh dua tanda agung.
tumit dan betis  lurus dan seimbang 
lembut seperti tumit dan betis seekor rusa.
semua deva  turun mengunjunginya
Seperti gajah yang menghancurkan belenggunya,
membebaskan penderitaan semua makhluk hidup
melalui welas kasihnya 
hingga terbebaskan dari  lahir ,tua, sakit dan mati.,
mengajarkan Empat Kebenaran Mulia,
mengungkapkan makna melalui  kata kata kebenaran 
sehingga dimuliakan oleh semua makhluk hidup.

[0005c19] Kemudian Buddha  berkata kepada para bhikṣu::
Pada saat bodhisattva Vipaśyin dilahirkan, para deva  diatas, di udara, memegang payung putih dan kipas, untuk melindunginya dari dingin dan panas, angin dan hujan, debu dan kotoran.

Kemudian Buddha  melantunkan gatha ini:

Keajaiban telah muncul di antara para manusia,
Telah terlahir Yang Mulia pemilik dua kualitas.
kelahiran yang dihormati oleh para dewa 
 dengan mempersembahkan payung dan kipas.berharga.


[0005c24] Pada saat itu ayahanda-raja menyediakan pangeran dengan empat orang pengasuh: yang pertama memberikannya susu, yang kedua memandikannya, yang ketiga mengoleskan minyak wangi ke tubuhnya, dan yang keempat menemaninya bermain. Mereka mengasuhnya dengan penuh suka cita tanpa lelah.

Demikianlah Buddha  melantunkan gatha:

Pengasuh merawat dengan penuh kasih sayang,
Putra mulia terawat dengan baik;
satu  memberikannya susu,
satu  memandikannya,
dua mengoleskan minyak wangi ke tubuhnya dan menemaninya bermain.
Yang terwangi didunia ini
Hanya untuk yang termulia diantara manusia 


[0006a01]  Pada saat masa kanak kanak,  para   menteri dan dayang istana berkumpul untuk   memperhatikannya   tanpa lelah.

Kemudian Buddha  melantunkan gatha ini:

Dihormati dan disayangi oleh semua manusia 
Bagaikan  patung emas dari awal hingga akhir
pria dan wanita berkumpul bersama di taman
untuk memperhatikannya dengan tidak  lelah 

[0006a04]  Pada saat masa kanak kanak, para   menteri dan dayang istana berkumpul untuk   menggendongnya secara bergantian seperti memperhatikan sekuntum bunga  permata

Kemudian  Buddha  melantunkan gatha ini:

Pada saat  Yang Mulia pemilik dua kualitas ini dilahirkan,
Dihormati dan disayangi oleh semua manusia 
Satu demi satu mereka  bergantian  menggendongnya,
seperti memperhatikan  sekuntum bunga  permata 

[0006a08]  Pada saat Bodhisattva dilahirkan, ia tidak mengedipkan matanya, bagaikan para dewa dari Trāyastriṃśa yang tidak penah mengedipkan mata.  Oleh sebab itu dinamakan sebagai Vipaśyin.

Kemudian  Buddha  melantunkan gatha ini:

Yang terbaik di antara semua  deva tidak mengedipkan mata,
Bagaikan deva  dari Trāyastriṃśa.
Melihat objek  dengan pengamatan  mendalam yang benar
Oleh sebab itu , bergelar Vipaśyin.

[0006a12] pada saat Bodhisattva dilahirkan , suaranya sangat jernih, lembut dan anggun bagaikan suara seekor burung kalaviṅka.

Kemudian  Buddha  melantunkan gatha ini:

Bagaikan  seekor burung dari gunung salju 
meminum  intisari dari bunga sambil berkicau,
Demikian juga Yang  Mulia  pemilik dua kualitas ini 
bersuara jernih ,menembus  dan juga  selalu benar.

[0006a16]  pada saat Bodhisattva dilahirkan, matanya dapat melihat sampai jarak satu yojana.

Di sini Buddha melantunkan gatha ini ::

Karena  perbuatan-perbuatan masa lampaunya, yang murni,
Ia memperoleh cahaya menakjubkan dari deva.
Mata Bodhisattva mampu melihat semua 
Dalam jangkauan satu yojana.

[0006a19] Setelah Bodhisattva dilahirkan , tahun demi tahun, tumbuh menjadi seorang pemuda . menduduki aula utama, memberi petunjuk kepada semua rakyat, kebajikan dan namanya tersebatr hingga ke seluruh pelosok yang paling jauh

Buddha  melantunkan gatha ini :

Pemuda duduk  di aula utama,
Memberi petunjuk untuk merubah dunia 
Mengambil keputusan dan mengurus berbagai tugas 
Oleh sebab itu , bergelar Vipaśyin.
Kebijaksanaan yang luas dan  murni  seperti  dalamnya samudera.
bersuka cita  dalam menolong semua makhluk hidup 
menyebabkan kebijaksanaan terus meningkat dan mendalam 

[0006a25]  Pada saat itu Bodhisattva ingin keluar dari lingkungan istana, kemudian memerintah kusir untuk mempersiapkan kereta kuda yang berhias permata, membawanya menuju taman dekat hutan untuk melihat berbagai hal dan tempat.

Kusir itu, setelah mempersiapkan kereta kuda ,kembali ke tempat Bodhisattva dan berkata, “Sekarang adalah waktu yang tepat “

Kemudian pangeran segera naik ke kereta dan berangkat  menuju  taman di hutan tersebut. . Ditengah perjalanan, dia melihat orang tua, berambut putih, giginya  telah hilang, wajahnya berkerut, tubuhnya membungkuk  dan bersandar dengan menggunakan tongkat, langkahnya lambat dan lemah dengan napas yang tersengal. Pangeran menatap pelayannya dan bertanya “ apa yang terjadi dengan orang tersebut ?

 Kusir itu menjawab, “Itu adalah orang tua,”

Pangeran bertanya lagi, “Apa yang dimaksud dengan  tua?”

Kusir itu menjawab, “ tua itu  maksudnya adalah saat rentang  usia kehidupan  akan berakhir dan hanya tersisa rentang usia kehidupan yang terbatas untuk melanjutkan hidup ini.   Inilah yang kita sebut sebagai usia tua,”

Pangeran bertanya lagi ,  apakah saya juga akan menjadi seperti ini , tidak bisa luput dari ketiada berdayaan ini ?”

Kusir  itu menjawab, “ Memang demikian. Setiap kelahiran selalui diikuti oleh usia tua. Tidak ada  perbedaan antara  yang memiliki status sosial tinggi ataupun rendah.”

Setelah kejadian ini, pangeran menjadi kecewa dan putus asa, tidak bersuka cita dan segera memerintahkan kusir untuk kembali ke istana. Dalam keheningan , dia merenung dan kemudian berpikir mengenai penderitaan pada usia tua,   “ saya juga akan mengalaminya”

Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:

Setelah melihat orang tua
Yang kehidupannya mendekati akhir,
Berjalan dengan langkah yang lemah,
Bersandar dengan  memegang tongkatnya,
dalam keheningan , merenung dan berpikir 
“Aku juga tidak akan luput dari penderitaan ini.”

[0006b09] Pada waktu itu ayahanda-raja bertanya kepada pelayan itu, “Apakah pangeran menikmati perjalanan ini?”

Pelayan itu menjawab, “Tidak,.”

 Raja bertanya apa yang menjadi penyebabnya,pelayan itu menjawab,

“ Ditengah perjalanan , kami bertemu dengan orang tua dan inilah alasannya mengapa pangeran tidak  bersuka cita dalam perjalanan ini”

Kemudian, ayahanda-raja menjadi diam dan berpikir:

Dulu,  ketika para peramal  melihat tanda agung yang dimiliki oleh pangeran kemudian mengatakan kepada saya bahwa dia pasti akan meninggalkan kehidupan berumah tangga dan hari ini dia tidak bersuka cita dengan kehidupan di sini. Apakah semua ini masih belum berlalu?  Saya harus lebih bijak dan  tetap mengawasinya dengan menjaga dan menempatkannya di bagian belakang istana. Hiburan dengan kenikmatan lima keinginan indriya akan membuatnya bersuka cita dan mencegah dia untuk  meninggalkan istana.

Setelah itu, raja segera memberi perintah untuk menghiasi seluruh istana dan memilih wanita tercantik untuk menghibur pangeran.

Buddha kemudian  melantunkan gatha ini:

Setelah  mendengarkannya dari  pelayan,
Ayahanda-raja dengan bijak 
menghiasi semua istana dan tempat tinggal 
Mengingkatkan hiburan untuk memikat lima keinginan  indriya 
Dengan tujuan untuk mencegahnya keluar dari istana 


[0006b18]  Dalam peristiwa selanjutnya , Pada saat itu, pangeran memerintahkan kusirnya untuk mempersiapkan kereta kuda dengan tujuan untuk melihat berbagai hal di luar istana.Ditengah perjalanan, dia bertemu dengan orang sakit dengan tubuh yang lemah dan perutnya membengkak, wajahnya  kehitaman dan terbaring diantara kotorannya sendiri . Tidak ada seorangpun yang menatapnya ,penyakitnya parah dengan rasa  sakit yang  sangat akut sehingga tidak dapat berbicara. Pangeran menatap pelayannya dan bertanya “ apa yang terjadi dengan orang tersebut ?

 Kusir itu menjawab, “Itu adalah orang  sakit,”

Pangeran bertanya lagi, “Apa yang dimaksud dengan  sakit?”

Kusir itu menjawab, “sakit itu  maksudnya adalah saat semua rasa sakit datang dan menyiksa seseorang  dan kematian akan datang  di setiap saat itu .  Inilah yang kita sebut sebagai  sakit,”

Pangeran bertanya lagi ,  apakah saya juga akan menjadi seperti ini , tidak bisa luput dari ketiada berdayaan ini ?”

Kusir  itu menjawab, “ Memang demikian. Setiap kelahiran selalui diikuti oleh sakit. Tidak ada  perbedaan antara  yang memiliki status sosial tinggi ataupun rendah.”

Setelah kejadian ini, pangeran menjadi kecewa dan putus asa, tidak bersuka cita dan segera memerintahkan kusir untuk kembali ke istana. Dalam keheningan , dia merenung dan kemudian berpikir mengenai penderitaan yang disebabkan oleh sakit,   “ saya juga akan mengalaminya”

Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:

Setelah melihat orang sakit. 
Berkulit hitam dan kurus kering,
Berjalan dengan langkah yang lemah,
dalam keheningan , merenung dan berpikir 
“Aku juga tidak akan luput dari penderitaan ini.”

[0006b29] Pada waktu itu ayahanda-raja bertanya kepada pelayan itu, “Apakah pangeran menikmati perjalanan ini?”

Pelayan itu menjawab, “Tidak,.”

Kemudian Raja bertanya apa yang menjadi penyebabnya,pelayan itu menjawab,

Ditengah perjalanan , kami bertemu dengan orang sakit dan inilah alasannya mengapa pangeran tidak  bersuka cita dalam perjalanan ini”

Setelah itu, ayahanda-raja menjadi diam dan berpikir:

Dulu,  ketika para peramal  melihat tanda agung yang dimiliki oleh pangeran kemudian mengatakan kepada saya bahwa dia pasti akan meninggalkan kehidupan berumah tangga dan hari ini dia tidak bersuka cita dengan kehidupan di sini. Apakah semua ini masih belum berlalu?  Saya harus lebih bijak dan  tetap mengawasinya dengan menjaga dan menempatkannya di bagian belakang istana. Hiburan dengan kenikmatan lima keinginan indriya akan membuatnya bersuka cita dan mencegah dia untuk  meninggalkan kehidupan berumah tangga. Kemudian raja segera memberi perintah untuk menghiasi seluruh istana dan memilih wanita tercantik untuk menghibur pangeran.

Buddha kemudian  melantunkan gatha ini:

bentuk, suara, bebauan, rasa, dan sentuhan
delusi yang sangat halus mendalam dan menyenangkan.
Karena jasa kebajikan lampau dari Bodhisattva,
maka  ia juga  menikmati kehidupan di antara kesenangan ini.


[0006b18]  Dalam peristiwa selanjutnya , Pada saat itu, pangeran memerintahkan kusirnya untuk mempersiapkan kereta kuda dengan tujuan untuk melihat berbagai hal di luar istana.Ditengah perjalanan, dia bertemu dengan orang mati dengan berbagai panji berwarna  mengelilinginya di depan dan dibelakang dimana keluarga dan sanak familinya meratap dan menangis pada saat mengiringinya ke luar dari kota itu. Pangeran menatap pelayannya dan bertanya “ apa yang terjadi dengan orang tersebut ?

Kusir itu menjawab, “Itu adalah orang  mati,”

Pangeran bertanya lagi, “Apa yang dimaksud dengan  mati?”

Kusir itu menjawab, “mati itu maksudnya adalah  saat berakhirnya kehidupan , yang didahului dengan lenyapnya unsur angin [napas] , disusul dengan  lenyapnya  unsur api   [panas tubuh] dan terurainya indriya , yang masih hidup dan yang telah mati menempuh perjalanan yang berbeda seperti seseorang yang meninggalkan rumah dan keluarganya   Inilah yang kita sebut sebagai  mati,”

Pangeran bertanya lagi ,  apakah saya juga akan menjadi seperti ini , tidak bisa luput dari ketiada berdayaan ini ?”

Kusir  itu menjawab, “ Memang demikian. Setiap kelahiran selalui diikuti oleh kematian. Tidak ada  perbedaan antara  yang memiliki status sosial tinggi ataupun rendah.”

Setelah kejadian ini, pangeran menjadi kecewa dan putus asa, tidak bersuka cita dan segera memerintahkan kusir untuk kembali ke istana. Dalam keheningan , dia merenung dan kemudian berpikir mengenai penderitaan pada  kematian,   “ saya juga akan mengalaminya”

Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:

Pertama kali bertemu dengan orang mati
mengetahui adanya kelahiran kembali,
dalam keheningan , merenung dan berpikir 

“Aku juga tidak akan luput dari penderitaan ini.”

 [0006c21] Pada waktu itu ayahanda-raja bertanya kepada pelayan itu, “Apakah pangeran menikmati perjalanan ini?”

Pelayan itu menjawab, “Tidak, .”

Kemudian Raja bertanya apa yang menjadi penyebabnya,pelayan itu menjawab,

Ditengah perjalanan , kami bertemu dengan  orang mati dan inilah alasannya mengapa pangeran tidak  bersuka cita dalam perjalanan ini”

Setelah itu, ayahanda-raja menjadi diam dan berpikir:

Dulu,  ketika para peramal  melihat tanda agung yang dimiliki oleh pangeran kemudian mengatakan kepada saya bahwa dia pasti akan meninggalkan kehidupan berumah tangga dan hari ini dia tidak bersuka cita dengan kehidupan di sini. Apakah semua ini masih belum berlalu?  Saya harus lebih bijak dan  tetap mengawasinya dengan menjaga dan menempatkannya di bagian belakang istana. Hiburan dengan kenikmatan lima keinginan indriya akan membuatnya bersuka cita dan mencegah dia untuk  meninggalkan kehidupan berumah tangga. Kemudian raja segera memberi perintah untuk menghiasi seluruh istana dan memilih wanita tercantik untuk menghibur pangeran.

Buddha kemudian  melantunkan gatha ini:

pangeran  yang sangat terkemuka,
dikelilingi para wanita istana,
menikmati kesenangan dari  lima indriya,
bagaikan deva  Śakra.

[0007a01] Dalam peristiwa selanjutnya , Pada saat itu, pangeran memerintahkan kusirnya untuk mempersiapkan kereta kuda dengan tujuan untuk melihat berbagai hal di luar istana.Ditengah perjalanan, dia bertemu dengan seorang śramaṇa yang mengenakan kāṣāya [jubah] dan memegang patra [mangkuk derma] , melihat ke tanah pada saat  berjalan. Pangeran menatap pelayannya dan bertanya “ apa yang terjadi dengan orang tersebut ?

Kusir itu menjawab, “Itu adalah śramaṇa,”

Pangeran bertanya lagi, “Apa yang dimaksud śramaṇa?”

Kusir itu menjawab, “śramaṇa itu maksudnya adalah  seseorang  yang telah meninggalkan cinta dari pertalian keluarga , meninggalkan  kehidupan berumah tangga dan keduniawian, menjalankan pelatihan diri dengan mengendalikan indriya dan  tidak ternoda oleh keinginan eskternal, memiliki welas kasih, menghindari diri dalam perbuatan  yang akan melukai apapun, tiada kekhawatiran akan penderitaan, ataupun  bersuka cuta dalam kesenangan  indriya; dengan toleransi [kesabaran] seperti bumi, Oleh sebab itu dia dinamakan sebagai śramaṇa,

Pangeran berkata:
Sadhu, Jalan ini adalah kebenaran,  telah memutuskan semua beban keduniawian selamanya dan tidak akan ternoda oleh debu , sangat halus mendalam dan  murni tanpa ada sesuatupun , hanya inilah yang terbahagia dan tercepat. Kemudian dia memerintahkan kusir untuk berbelok dan mendekati śramaṇa ini

[0007a08] Kemudian pangeran bertanya kepada śramaṇa, “ anda mencukur rambut dan janggutmu, mengenakan kāṣāya [jubah] dan memegang patra [mangkuk derma], apa yang anda cari?”

Śramaṇa itu menjawab:
Pria dewasa yang meninggalkan kehidupan berkeluarga  hendak menundukkan  keinginan yang tidak tidak baik dari semua tindakan jasmani, ucapan dan mental. , meninggalkan penderitaan dari mental selamanya, mengembangkan welas kasih kepada semua makhluk hidup, tidak berdiam dalam kondisi mental yang tidak bermanfaat ataupun mengganggu, hidup dalam kesederhanaan dan damai dalam keheningan dan juga melatih diri dalam jalan kebenaran.

Pangeran menjawab, “Sadhu. Jalan inilah yang paling benar ” Kemudian memerintahkan pelayannya dan berkata , “ bawa  kembali  pakaian dan kereta yang dihiasi oleh permata ini dan juga sampaikan kepada raja bahwa :

Aku akan mencukur rambut dan janggutku di tempat ini,  mengenakan kāṣāya [jubah], meninggalkan kehidupan berumah tangga, dan melatih diri dalam jalan. Mengapa ?  Karena saya hendak menundukkan  keinginan yang tidak tidak baik dari semua tindakan jasmani, ucapan dan mental. , meninggalkan penderitaan dari mental selamanya, mengembangkan welas kasih kepada semua makhluk hidup, tidak berdiam dalam kondisi mental yang tidak bermanfaat ataupun mengganggu, hidup dalam kesederhanaan dan damai dalam keheningan dan juga melatih diri dalam jalan kebenaran.

Kemudian pelayan itu membelokkan keretanya [kembali ke istana] untuk menyampaikan pesan pangeran kepada ayahnya, sang raja. Setelah itu, pangeran mencukur rambut dan janggutnya , mengenakan kāṣāya , meninggalkan kehidupan berumah tangga dan melatih diri dalam jalan kebenaran


[0007a18]  Kemudian Buddha  berkata kepada para bhikṣu:

Pada saat pangeran melihat orang tua dan orang sakit , dia telah menyadari  dan belajar mengenai penderitaan dan masalah dalam keduniawian. Pada saat melihat seorang yang telah meninggal, kemelekatan  terhadap keduniawian telah dipadamkan. Pada saat melihat seorang śramaṇa,  telah  terbuka jalan menuju  kesempurnaan dengan pasti.  Pada saat turun dari  kereta yang berhias permata dan melangkah menjauhinya , setiap langkah yang dilakukan telah mejauhkannya dari kemelekatan secara bertahap. Inilah peninggalan kehidupan berumah tanga yang sebenarnya, Inilah peninggalan keduniawian yang sebenarnya

Pada saat itu,  para rakyat di kerajaaan tersebut mendengar  bahwa pangeran  telah mencukur rambut dan janggutnya, mengenakan kāṣāya [jubah], memegang patra,  meninggalkan kehidupan berumah tangga, dan melatih diri dalam jalan. Mereka saling berkata satu dengan yang lain:   Jalan ini pasti merupakan kebenaran yang menyebabkan pangeran meninggalkan semua kekuasaan dalam kerajaan  dan semua yang  telah dia hargai. Oleh sebab itu, delapan puluh empat ribu orang dalam kerajaan itu pergi mengunjungi pangeran dan meminta untuk menjadi pengikutnya., meninggalkan kehidupan berkeluarga, dan melatih diri dalam jalan.

Kemudian  Buddha melantunkan gatha ini:

meninggalkan harta  untuk kebenaran yang halus dan mendalam 
yang mendengar ini , segera meninggalkan kehidupan berkeluarga.
meninggalkan kurungan  cinta  pertalian keluarga
bebas dari semua kemelekatan

[0007a28]  Kemudian, pangeran menerima mereka sebagai  pengikut dan mengizinkan mereka untuk menemani dirinya berkelana, menyebarkan ajaran dimanapun dia berdiam ,  dari desa yang satu ke lainnnya, dari  kerajaan yang satu ke kerajaan lainnya.  Bodhisattva selalu dihormati di  setiap tempat yang dikunjungi  dimana semua orang selalu memberikan empat  jenis persembahan [yakni, makanan dan minuman, jubah atau kain, tempat tinggal, dan obat-obatan]

Kemudian Bodhisattva berpikir:

Saya  bersama dengan persamuan besar ini telah  berkelana ke berbagai kerajaan, tetapi kebisingan tidak sesuai untuk saya. Kapan saya akan meninggalkan semua kebisingan ini dan mencari jalan tertinggi di tempat yang sunyi.?


Karma JIgme

Instagram