[0001b12] Demikianlah telah kudengar.
[0001b12] Pada suatu waktu , Buddha sedang berdiam di Śrāvastī , Jetavana, di Kareri-kuṭikā , bersama dengan persamuan yang terdiri dari seribu dua ratus lima puluh bhikṣu agung
[0001b13] Pada saat itu , para bhikṣu yang telah selesai mengumpulkan derma makanan berkumpul di aula yang berdekatan dengan Kareri-kuṭikā untuk berdiskusi satu dengan lainnya dan kemudian berkata:
Bhikṣu yang bijaksana, Guru yang termulia dan tertinggi yang paling luar biasa, memiliki kekuatan spiritual dengan jangkauan terjauh dan kekuasaannya sangat luas . Oleh sebab itu, beliau mampu mengetahui pencapaian Nirvana dari para Buddha masa lampau yang tidak terhitung jumlahnya, yang telah memutuskan semua ikatan [belenggu] dan melepaskan semua konseptual yang bersifat delusif. Selanjutnya beliau juga mengetahui rentang kalpa kemunculan dari semua Buddha ini , gelar mereka , nama keluarga mereka , tingkatan status sosial pada saat mereka dilahirkan , jenis makanan dan minuman meraka , rentang usia kehidupan mereka , penderitaan dan kebahagian mereka , Disamping itu beliau juga mengetahui moralitas yang diterapkan, uraian ajaran, kebijaksanaan, pengetahuan dan kediaman dari masing masing Buddha ini. Bagaimana beliau mampu mengetahui semuanya?
Para Bijaksana , karena Tathāgata sangat fasih dalam memahami dharmata maka beliau mengetahui semua ini. Disamping itu, juga disebabkan oleh para deva yang datang memberitahukannya maka beliau mengetahui semua ini.
[0001b22] Pada saat itu, Bhagavān sedang berdiam dalam keheningan di tempat yang sunyi dan mendengar diskusi para bhikṣu ini melalui kemurnian dari kekuatan pendengarannya . Beliau langsung bangkit dari tempat duduknya dan segera mengunjungi aula Kareri-kuṭikā kemudian mendekati tempat duduknya dan duduk diatasnya .
[0001b24] Pada saat itu ,Bhagavān yang telah mengetahui apa yang mereka diskusikan , tetapi masih dengan sengaja bertanya dan menyapa para bhikṣu dan berkata : Para bhikṣu , apa yang kalian diskusikan dalam persamuan di aula ini? Para bhikṣu tersebut kemudian menjelaskan dengan terperinci apa yang sedang mereka diskusikan.
[0001b25] Pada saat itu, Bhagavān berkata kepada para bhikṣu : Sadhu Sadhu . dengan keyakinan yang sama, kalian telah meninggalkan keduniawian untuk melatih diri dalam jalan. Dalam pelatihan ini, ada dua kewajiban yakni : pertama : menguraikan ajaran dengan bijaksana dan murni, kedua : melatih kediaman dengan bijaksana dan murni. Diskusi kalian seharusnya sebagai berikut : Tathāgata memiliki kekuatan dengan jangkauan terjauh dan kekuasaanya sangat luas. Saya mengetahui semua kejadian masa lampau di rentang kalpa yang tidak terkirakan karena kefasihan dalam memahami dharmata dengan sempurna, disamping itu , para deva juga berkunjung dan memberitahukan semua ini dengan tujuan tertentu”
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Para bhikṣu berkumpul di aula ceramah,
Berdiskusi tentang uraian dari para Mulia.
Tathāgata berdiam dalam keheningan
Mengetahui semua ini melalui kemurnian dari kekuatan pendengarannya
Buddha bagaikan cahaya matahari yang menyinari dunia,
Menguraikan makna dari dharmata.
Juga mengetahui semua kejadian masa lampau
Parinirvana dari Buddha tiga masa
Gelar, nama keluarga, dan juga tingkatan status sosial mereka.
Juga mengetahui kelahiran mereka.
Mengikuti kehidupan mereka di mana pun berada
Melalui kemurnian dari kekuatan penglihatan dan mengingat semuanya
Melalui kekuatan dari para deva dengan keagungan kekuasaannya
Datang untuk mengatakannya kepada saya
Parinirvana dari Buddha tiga masa
Kelahiran , gelar dan nama keluarga mereka.
Bagaikan kicauan burung kalaviṅka yang mengetahui semuanya
Demikianlah keagungan dari para deva yang tidak tertandingi.
Dalam mengingat semua Buddha masa lampau.
[0001c13] Bhagavān berkata kepada para bhikṣu :
Apakah kalian ingin mendengarkan keadaaan para Buddha masa lalu yang diketahui oleh Tathāgata melalui pengetahuan kehidupan masa lalu ? Saya akan menjelaskannya kepada kalian.
[0001c14] Pada saat itu , para bhikṣu menjawab: Bhagavān, sekarang adalah adalah waktu yang paling tepat. Kami akan mendengarkannya dengan penuh sukacita. Sadhu . Bhagavān , jelaskan kepada kami .Kami akan menghargai dan mengikutinya dengan baik.
[0001c16] Buddha berkata kepada , para bhikṣu Dengarkan dengan seksama, dengarkan dengan seksama , Renungkan uraian ini dengan baik. Saya akan menguraikan dengan terperinci dan menjelaskan kepada kalian . Pada saat semua bhikṣu mendengarkan dan menerima uraian ini.
[0001c19] Buddha berkata kepada , para bhikṣu :
Sembilan puluh satu kalpa yang lampau, Buddha yang bernama Vipaśyin ,Tathāgata,Arhat muncul dalam rentang masa ini. Selanjutnya ,para bhikṣu, tiga puluh satu kalpa yang lampau, Buddha yang bernama Śikhin, Tathāgata,Arhat muncul dalam rentang masa ini. Selanjutnya ,para bhikṣu, dalam rentang masa yang sama dengan tiga puluh satu kalpa yang lampau ini , Buddha yang bernama Viśvabhū , Tathāgata,Arhat juga muncul dalam rentang masa ini. Selanjutnya ,para bhikṣu, dalam kalpa di masa sekarang yang menguntungkan ini, Buddha yang bernama Krakucchanda, Kanakamuni, dan Kāśyapa juga muncul dalam rentang masa ini.dan saya sendiri di rentang kalpa yang menguntungkan ini , juga telah merealisasikan kesempurnaan penggugahan yang tertinggi.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini
Sembilan puluh satu kalpa yang lampau,
Muncul Buddha Vipaśyin
Berikutnya, tiga puluh satu kalpa yang lampau,
Muncul Buddha Śikhin;
Dalam kalpa yang sama itu,
Muncul Tathāgata Viśvabhū.
Sekarang, selama kalpa yang menguntungkan ini,
Suatu masa dari banyak tak terhitung nayuta tahun,
Muncul empat manusia agung,
Karena bersimpati terhadap semua makhluk hidup
Krakucchanda, Kanakamuni, Kāśyapa, dan Śākyamuni.
[0002a04] Kalian seharusnya mengetahui bahwa
Pada saat masa Buddha Vipaśyin, rentang usia kehidupan manusia adalah delapan puluh ribu tahun. Pada masa Buddha Śikhin, rentang usia kehidupan manusia adalah tujuh puluh ribu tahun. Pada masa Buddha Viśvabhū, rentang usia kehidupan manusia adalah enam puluh ribu tahun. Pada masa Buddha Krakucchanda, rentang usia kehidupan manusia adalah empat puluh ribu tahun. Pada masa Buddha Kanakamuni, rentang usia kehidupan manusia adalah tiga puluh ribu tahun. Pada masa Buddha Kāśyapa ,rentang usia kehidupan manusia adalah dua puluh ribu tahun . Pada masa sekarang dalam kemunculan saya ini, rentang usia kehidupan manusia adalah kurang lebih diantara seratus tahun,.
Kemudian Buddha melanjutkan gatha ini
Pada masa Vipaśyin, rentang usia kehidupan manusia adalah delapan puluh empat ribu tahun;
Pada masa Buddha Śikhin,rentang usia kehidupan manusia adalah tujuh puluh ribu tahun;
Pada masa Viśvabhū, rentang usia kehidupan manusia adalah enam puluh ribu tahun;
Pada masa Krakucchanda, rentang usia kehidupan manusia adalah empat puluh ribu tahun;
Pada masa Kanakamuni,rentang usia kehidupan manusia adalah tiga puluh ribu tahun;
Pada masa Kāśyapa,rentang usia kehidupan manusia adalah dua puluh ribu tahun;
Pada masa saya ini ,rentang usia kehidupan manusia adalah kurang lebih dari seratus tahun.
[0002a16] Buddha Vipaśyin berasal dari tingkatan status sosial kṣatriya, dengan nama keluarga Kauṇḍinya . Buddha Śikhin dan Buddha Viśvabhū juga berasal dari tingkatan status sosial kṣatriya, dengan nama keluarga yang sama . Buddha Krakucchanda berasal dari tingkatan status sosial brāhmaṇa, dengan nama keluarga Kāśyapa. Buddha Kanakamuni dan Buddha Kāśyapa berasal dari tingkatan status sosial brāhmaṇa, dengan nama keluarga yang sama. Saya Tathāgata pada masa ini, berasal dari tingkatan status sosial kṣatriya nama keluarga Gautama.
Kemudian Buddha melanjutkan dalam syair:
Tathāgata Vipaśyin, Śikhin, dan Viśvabhū,
Tiga makhluk yang telah mencapai kesempurnaan penggugahan
Berasal dari tingkatan status sosial kṣatriya dengan nama keluarga Kauṇḍinya.
Tiga Tathāgata berikutnya
Berasal dari tingkatan status sosial brāhmaṇa dengan nama Kāśyapa.
Saya dalam masa ini, yang tertinggi dan paling dimuliakan,
yang bertujuan untuk membimbing semua makhluk hidup,
Yang tertinggi diantara semua deva dan manusia
Berani dan berkuasa dengan nama Gautama.
Ketiga makhluk yang telah mencapai kesempurnaan penggugahan diurutan pertama
Berasal dari tingkatan status sosial kṣatriya,
Sedangkan tiga Tathāgata yang di urutan berikutnya
Berasal dari tingkatan status sosial brāhmaṇa.
Saya dalam masa ini, yang tertinggi dan paling dimuliakan,
Berasal dari tingkatan status sosial kṣatriya yang berani dan berkuasa .
[0002a28] Buddha Vipaśyin merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon pippala. Buddha Śikhin merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon puṇḍarīka. Buddha Viśvabhū merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon śāla. Buddha Krakucchanda merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah śirīsā. Buddha Kanakamuni merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon udumbara. Buddha Kāśyapa merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon nyagrodha Saya dalam masa ini, Buddha dan Arhat, merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon aśvattha.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Tathāgata Vipaśyin mendekati pohon pippala, duduk di bawahnya untuk merealisasikan pencerahan sempurna.
Tathāgata Śikhin memadamkan sebab dan akibat dari eksistensi di bawah pohon puṇḍarīka
Tathāgata Viśvabhū duduk di bawah pohon śāla dengan “mengetahui dan melihat “ merealisasikan pembebasan,
Kekuatan spiritualnya tidak terhalangi.
Tathāgata Krakucchanda duduk di bawah pohon śirīsā
untuk merealisasikan kemurnian dari semua pengetahuan,
Kanakamuni duduk di bawah pohon udumbara
di bawah pohon ini memadamkan kemelekatan , kebencian dan ketidaktahuan.
Tathāgata Kāśyapa duduk di bawah pohon nyagrodha
Dan di bawah pohon itu mengakhiri semua akar eksistensi.
pada masa ini , Saya, Śākyamuni, duduk di bawah sebatang pohon aśvattha
Tathāgata dengan sepuluh kekuatan agung
memutuskan semua ikatan [belenggu]
menundukkan semua Māra
menguraikan pengetahuan agung kepada semua makhluk hidup.
melalui kekuatan semangat dari tujuh Buddha
memancarkan cahaya yang menerangi semua kegelapan.
masing – masing duduk di bawah pohon
untuk merealisasi kesempurnaan penggugahan.
[0002b22] Tathāgata Vipaśyin menguraikan ajaran dalam tiga putaran dengan persamuan siswa dalam pemutaran pertama terdiri dari seratus enam puluh ribu orang, persamuan siswa dalam pemutaran kedua terdiri dari seratus ribu orang, dan persamuan siswa dalam pemutaran ketiga terdiri dari delapan puluh ribu orang. Tathāgata Śikhin juga menguraikan ajaran dalam tiga putaran dengan persamuan siswa dalam pemutaran pertama terdiri dari seratus ribu orang , persamuan siswa dalam pemutaran kedua terdiri dari delapan puluh ribu orang dan persamuan siswa dalam pemutaran ketiga terdiri dari tujuh puluh ribu orang. Tathāgata Viśvabhū menguraikan ajaran dalam dua putaran dengan persamuan siswa dalam pemutaran pertama terdiri dari tujuh puluh ribu orang persamuan siswa dalam pemutaran kedua terdiri dari enam puluh ribu orang. Tathāgata Krakucchanda menguraikan ajaran dalam satu putaran dengan persamuan siswa terdiri dari tujuh puluh ribu orang Tathāgata Kanakamuni menguraikan ajaran dalam satu putaran dengan persamuan siswa terdiri dari tiga puluh ribu orang Tathāgata Kāśyapa menguraikan ajaran dalam satu putaran dengan persamuan siswa terdiri dari dua puluh ribu orang Pada masa ini , Saya menguraikan ajaran dalam satu putaran dengan persamuan siswa yang terdiri dari dua ratus lima puluh orang.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Vipaśyin dengan pengamatan mendalam terhadap nama
Kebijaksanannya tidak terukur.
Menguraikan penglihatan objek meditatif (karmasthāna) tiada ketakutan.
Memiliki persamuan siswa terbanyak dalam tiga perputaran ajarannya .
Śikhin dengan cahaya yang tidak tergoyahkan
mampu menghancurkan semua ikatan [belenggu].
Penakluk kematian yang tidak terukur,
Tiada yang mampu mengukurnya
Begitu tak terhitung dan besar.
Buddha ini juga menguraikan ajaran dalam tiga perputaran
Dengan persamuan siswa yang berasal dari berbagai tempat
Viśvabhū memutuskan semua kemelekatan
Para bijaksana berkumpul untuk mendengarkan uraiannya
Reputasinya terdengar di semua penjuru
Gelar agungnya didapatkan dari penguraian ajaran yang mengagumkan
Memiliki persamuan siswa dalam dua perputaran ajarannya
Menguraikan makna yang sangat mendalam
Krakucchanda menguraikan ajaran dalam satu putaran
karena bersimpati dalam menyembuhkan semua penderitaan
Guru yang mentransformasikan semua makhluk hidup.
memiliki persamuan siswa dalam satu perputaran
Tathāgata Kanakamuni
Yang tertinggi dan demikian apa adanya
memiliki jasmani berwarna ungu keemasan
dengan kesempurnaan semua aspek jasmani
Memiliki persamuan siswa dalam satu putaran.
terkenal dalam penguraian ajaran yang mendalam
Kāśyapa menguraikan satu persatu dengan mendetail
Manunggal dalam kesadaran [eling] tanpa pikiran yang tidak beraturan.
Memiliki persamuan siswa dalam satu perputaran
Dengan welas kasih memutuskan semua keinginan dan menghantarkan Nirvana
Kemudian śramaṇa tertinggi dari Śākya,
Termulia diantara semua deva
Saya memiliki persamuan siswa dalam satu putaran
Dalam persamuan ini saya memanifestasikan semua makna.
Menguraikan dan menyebarkan ajaran murni
Dengan kesadaran yang senantiasi dipenuhi oleh sukacita
Tiada lagi arus penyebab siklus eksistensi berikutnya.
Vipaśyin dan Śikhin menguraikan dalam tiga putaran
Buddha Viśvabhū menguraikan dalam dua putaran
Empat Buddha berikutnya masing-masing menguraikan dalam satu putaran
Demikianlah persamuan dari para bijaksana ini.
[0002c24] Pada saat itu , Buddha Vipaśyin memiliki dua siswa, Skanda dan Tiṣya yang tertinggi diantara semua siswa lainnya. Buddha Śikhin memiliki dua siswa, Abhibhū dan Saṃbhava yang tertinggi diantara semua siswa lainnya. Buddha Viśvabhū memiliki dua siswa, Śroṇa dan Uttama yang tertinggi diantara semua siswa lainnya. Buddha Krakucchanda memiliki dua siswa, Saṃjīva dan Vidhūra yang tertinggi diantara semua siswa lainnya.. Buddha Kanakamuni memiliki dua siswa, Bhujiṣya dan Uttara yang tertinggi diantara semua siswa lainnya. Buddha Kāśyapa memiliki dua siswa, Tiṣya dan Bhāradvāja yang tertinggi diantara semua siswa lainnya.. Aku memiliki dua siswa, Śāriputra dan Maudgalyāyana yang tertinggi diantara semua siswa lainnya..
Kemudian Buddha melantukan gatha ini:
Skanda dan Tiṣya adalah siswa dari Vipaśyin;
Abhibhū dan Saṃbhava adalah siswa dari Buddha Śikhin;
Śroṇa dan Uttama yang tertinggi diantara semua siswa lainnya.
Keduanya adalah penunduk Mara dan sekutunya .
Siswa dari dari Viśvabhū.
Saṃjīva dan Vidhūra adalah siswa dari Krakucchanda;
Bhujiṣya dan Uttara adalah siswa dari Kanakamuni;
Tiṣya dan Bhāradvāja adalah siswa dari Buddha Kāśyapa;
Śāriputra dan Maudgalyāyana adalah siswa utamaku.
[0003a15] Buddha Vipaśyin memiliki seorang siswa pelayan yang bernama Aśoka. Buddha Śikhin memiliki seorang siswa pelayan yang bernama Kṣemakāra. Buddha Viśvabhū memiliki siswa pelayan yang bernama Upaśānta; Buddha Krakucchanda memiliki siswa pelayan yang bernama Bhadrika Kanakamuni memiliki siswa pelayan yang bernama Svāstika. Buddha Kāśyapa memiliki siswa pelayan yang bernama Sarvamitra. Buddha Śākyamuni memiliki siswa pelayan yang bernama Ānanda.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Aśoka, Kṣemakāra, Upaśānta, Bhadrika,
Svāstika, Sarvamitra, dan Ānanda yang ketujuh;
Mereka merupakan siswa pelayan Buddha
yang telah menyempurnakan semua makna dan tujuan
Senantiasa mengendalikan diri dalam siang dan malam,
Yang memberikan manfaat untuk mereka `ataupun orang lain
Ketujuh murid mulia ini.
Senantiasa dekat dengan ke tujuh Buddha,
Senantiasa bersuka cita dan menghormati Buddha
Dalam keheningan merealsasikan pencapaian dengan memadamkan semua kekhawatiran dan lautan penderitaan
[0003a27] Buddha Vipaśyin memiliki seorang putra bernama Susaṃvṛttaskandha Buddha Śikhin memiliki seorang putra bernama Atula; Buddha Viśvabhū memiliki seorang putra bernama Suprabuddha; Buddha Krakucchanda memiliki seorang putra bernama Pratāpana; Buddha Kanakamuni memiliki seorang putra bernama . Sārthavāha; Buddha Kāśyapa memiliki seorang putra bernama Vijitasena; sekarang aku memiliki seorang putra bernama Rāhula.
Kemudian Sang Buddha melanjutkan dalam syair
Susaṃvṛttaskandha, Atula, Suprabuddha,
Pratāpana, Sārthavāha, Vijitasena dan Rāhula yang ketujuh;
semuanya adalah penerus silsilah dari para pejuang agung,
penerus dan pewaris benih kebuddhaan,
mencintai ajaran, fasih dalam derma
tidak takut berhadapan dengan ajaran para Mulia.
[0003b07] Ayah dari Buddha Vipaśyin bernama Pāṇḍu, dari keluarga kerajaan kṣatriya, dan ibunya bernama Paṇḍumatī.. Ibukota kerajaan bernama Paṇḍumatī.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Ayah Vipaśyin, Pāṇḍu
Ibu Paṇḍumatī..
di kota Paṇḍumatī.,
disana Buddha menguraikan Dharma.
[0003b11] Ayah Buddha Śikhin bernama Aruṇa, dari keluarga kerajaan kṣatriya, dan ibunya bernama Prabhāvatī. Ibukota kerajaan bernama Aruṇavatī.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Ayah Śikhin ,Aruṇa,
Ibu Prabhāvatī.
di dalam kota Aruṇavatī.
dengan keagungan dari semua kebajikan menundukkan semua musuh dari luar
[0003b15] Ayah Buddha Viśvabhū adalah Supradīpa, dari keluarga kerajaan kṣatriya, dan ibunya bernama Uttarā. Ibukota kerajaan bernama Anupama.
Kemdian Buddha kemudian melanjutkan dalam syair:
Ayah Buddha Viśvabhū
Supradīpa, dari keluarga kerajaan kṣatriya
Ibunya bernama Uttarā.
Ibukotanya bernama Anupama.
[0003b19] Ayah Buddha Krakucchanda adalah Agnidatta, dari keluarga brāhmaṇa, dan ibunya bernama Viśākhā. Rajanya bernama Kṣema, dan ibukota kerajaan bernama Kṣema, sesuai dengan nama raja.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini::
Ayah Buddha Krakucchanda,
brāhmaṇa Agnidatta
Ibunya bernama Viśākhā.
Raja [pada waktu itu] bernama Kṣema dan
dengan ibukota Kṣema.
[0003b24] Ayah Buddha Kanakamuni bernama Yajñadatta, dari keluarga brāhmaṇa, dan ibunya bernama Uttarā. Raja pada masa itu adalah Śubha, dan ibukotanya bernama Śubha sesuai dengan namanya.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Ayah Buddha Kanakamuni,
brāhmaṇa,Yajñadatta,
Ibunya bernama Uttarā.
Raja [pada masa itu] bernama Śubha
Dengan ibukota Śubha.
[0003b29] Ayah Buddha Kāśyapa bernama Brahmadatta, dari keluarga brāhmaṇa, dan ibunya bernama Viśākhā. Raja pada masa itu bernama Kṛkin dengan ibu kota kerajaan bernama Vārāṇasī.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Ayah Buddha Kāśyapa,
brāhmaṇa,Brahmadatta
Ibunya bernama Viśākhā..
Raja pada masa itu adalah Kṛkin
dengan ibu kota Vārāṇasī.
[0003c05] Ayahku bernama Śuddhodana, dari keluarga kerajaan kṣatriya, dan ibuku bernama Mahāmāyā. Ibukota kerajaaan bernama Kapilavastu.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Ayahku adalah seorang kṣatriya,
Bernama Śuddhodana,
Ibuku bernama Mahāmāyā.
bertanah luas dan subur.
Disana aku dilahirkan.
[0003c09] Inilah keadaan dari para Buddha, gelar, tingkatan status sosial keluarga, dan tempat kelahiran mereka. Para bijaksana manakah yang tidak akan bersuka cita dan tidak mengembangkan kesadaran dengan welas kasih setelah mendengarkan ini ?
[0003c10] Pada saat itu Buddha berkata kepada para bhikṣu : Sekarang saya akan menggunakan pengetahuan kehidupan masa lalu untuk menjelaskan semua yang berkaitan dengan para Buddha masa lalu . apakah kalian ingin mendengarkannya ?
[0003c12] Para bhikṣu menjawab: Bhagavān, sekarang adalah adalah waktu yang paling tepat. Kami akan mendengarkannya dengan penuh sukacita.
[0003c13] Buddha berkata kepada , para bhikṣu :
Dengarkanlah dengan baik, Dengarkanlah dengan baik, Pikirkan dengan bijaksana dan renungkan dengan seksama. Saya akan menguraikannya dengan terperinci untuk kalian ,para bhikṣu, kalian seharusnya mengetahui bahwa ada kepastian dari kualitas semua Buddha.
Bodhisattva Vipaśyin turun dari Tuṣita memasuki rahim ibunya melalui sisi kanan dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu dan pada saat yang sama, bumi bergetar dan cahaya agung bersinar menerangi semua dunia, menjangkau semua ranah yang tidak terjangkau oleh matahari dan bulan, sehingga semua makhluk hidup yang berdiam dalam kegelapan dapat saling melihat satu dengan yang lainnya dan mengetahui didalam ranah apa mereka berada sekarang Pada saat itu , cahaya ini juga menerangi istana Māra. Paradeva ,Indra, Brahmā, , para śramaṇa, para brāhmaṇa, dan juga semua makhluk hidup lainnya bersuka cita dalam cahaya yang mengagumkan ini.dimana cahaya surgawi juga meredup secara alami karena keagungan dari cahaya ini.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
awan tebal berkumpul di angkasa
Kilat menerangi semua semesta,
Vipaśyin memasuki rahim
Melalui penegasan dari terangnya cahaya
Matahari dan bulan menjadi tertaklukkan.
tiada yang dapat menaklukkan cahaya agung ini
berdiam dalam rahim dengan kemurnian dan tiada noda.
Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
[0003c25] para bhikṣu, kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut :
Pada saat bodhisattva Vipaśyin berdiam dalam rahim ibunya, kesadaran [eling] nya sungguh sempurna dan tidak terganggu. Empat deva membawa senjata panjang yang dikombinasi dengan kapak dan tombak untuk melindungi manusia ini , baik manusia maupun bukan manusia tidak dapat mendekat dan mengganggunya. Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Empat deva dari empat penjuru
yang telah terkemuka dan memiliki kebajikan agung
Diinstruksikan oleh Śakra,
untuk melindungi bodhisattva dengan baik.
dengan tangan selalu memegang senjata panjang yang dikombinasi dengan kapak dan tombak
melindungi tanpa meninggalkannya setiap saat,
manusia ataupun bukan manusia tidak dapat menganggunya.
Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
selalu didukung oleh para deva
Seperti para devi yang menjaga surga.
Semua silsilah bersuka cita.
Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
[0004a10] kemudian Buddha kembali berkata kepada para bhikṣu : kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut :
Bodhisattva Vipaśyin turun dari Tuṣita memasuki rahim ibunya dan berdiam didalamnya dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu . Ibunya senantiasa dalam kedamaian dan tidak ada masalah dengan fisiknya. Dengan pengamatan mendalamnya akan meningkat, ia mengamati janinnya dan melihat bahwa fisik dari bodhisattva telah memiliki semua organ yang berkembang dengan baik diberkahi dengan anggota tubuh dan indera-indera tidak ternoda seperti emas kemerahan yang telah dihaluskan dan tanpa cacat. Hal ini seperti seseorang yang memiliki penglihatan yang tajam sedang memeriksa batuan berharga yang bening, tembus cahaya di permukaan dan didalamnya dan tanpa halangan sedikitpun Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
.
Pada saat itu Bhagavān melantunkan gatha ini:
Seperti batuan berharga yang bening
Secerah matahari dan bulan yang bersinar terang,
Yang Dimuliakan berdiam dalam rahim ibu,
Ibunda tiada noda dan penderitaan.
Kebijaksanaannya terus meningkat,
melihat janin bagaikan manifestasi dari emas.
Kehamilannya penuh dengan sukacita dan damai.
Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha
[0004a20] Buddha berkata kepada para bhikṣu: kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut :
Bodhisattva Vipaśyin turun dari Tuṣita untuk memasuki rahim ibunya dan berdiam di sana dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu. Kesadaran ibunya menjadi tenang dan damai, bebas dari semua keinginan sensual dan tidak terbakar oleh api nafsu seksual . Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha
.
Pada saat itu, Bhagavān melantunkan gatha ini:
Bodhisattva berdiam dalam rahim ibu,
semua semesta disempurnakan,
semua semesta terberkati dengan sempuna ,
Kesadaran ibunya menjadi tenang dan damai,
bebas dari semua keinginan sensual.
tidak terbakar oleh api nafsu seksual,
Ibu dari para Buddha senantiasa murni .
[0004a28] Kemudian Buddha berkata kepada para bhikṣu kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut :
Bodhisattva Vipaśyin turun dari Tuṣita untuk memasuki rahim ibunya dan berdiam di sana dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu. Ibunya senantiasa menjaga lima moralitas , hidup dalam ketenangan dan bebas dari semua keinginan sensual , keyakinan menjadi kokoh, penuh dengan welas kasih dan mengakumulasi berbagai kebajikan dengan sempurna, damai dan penuh dengan suka cita , dan tiada ketakutan, Pada saat kesehatannya telah memburuk dan meninggal akan terlahir kembali di Trāyastriṃśa. Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha
Pada saat itu, Bhagavān melantunkan gatha ini:
Melindungi jasmani dari Yang termulia di antara manusia,
berusaha dengan semangat dalam menjaga moralitas dengan sempurna,
kelak pasti akan dianugerahi jasmani surgawi
inilah kepastian dari semua yang disebut sebagai ibu dari para Buddha.
[0004b06] Kemudian Buddha berkata kepada para bhikṣu kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut :
Pada saat yang sama ketika Bodhisattva Vipaśyin lahir, ia muncul dari sisi kanan ibunya, bumi akan berguncang dan seberkas cahaya menerangi dunia. Seperti halnya ketika Bodhisattva pertama kali memasuki rahim ibunya, dimana cahaya ini juga akan menjangkau semua ranah kegelapan . Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha
Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:
Saat pangeran lahir, bumi berguncang,
Cahaya agung menerangi semuanya,
Dunia ini dan juga ranah yang tak terbatas lainnya,
atas,bawah dan segala penjuru,
menerangi kemurnian dari Yang Terbebaskan.
menyuarakan suka cita dan kedamaian yang mengagumkan,
mentransmisikan nama dari Bodhisattva.
[0004b14] Kemudian Buddha berkata kepada para bhikṣu kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut:
Ketika Bodhisattva Vipaśyin dilahirkan, dia keluar dari sisi kanan ibunya dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu , pada saat itu ibu dari Bodhisattva mengenggam sebatang cabang pohon , bukan dalam posisi duduk ataupun berbaring. Pada saat itu empat deva memegang wewangian di tangan mereka , berdiri didepan ibunya dan berkata: “ Seharusnya demikian , Yang Mulia, hari ini anda telah melahirkan seorang putra mulia. Semoga terbebaskan dari kekhawatiran dan kesedihan.” Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:
Ibu dari Buddha
Tidak duduk ataupun berbaring di atas tanah,
menjaga moralitas,melatih diri dalam ketenangan dan bebas dari semua keinginan.
saat melahirkan Yang Mulia tidak kendur dalam berusaha
Para devapun datan memberikan berkah.
[0004b21] Kemudian Buddha berkata kepada para bhikṣu kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut:
Ketika Bodhisattva Vipaśyin dilahirkan, dia keluar dari sisi kanan ibunya dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu , Tubuhnya bersih, tidak ternoda oleh kotoran ataupun pikiran jahat bagaikan seorang yang memiliki penglihatan baik melemparkan sebutir mutiara putih yang bening dan bersih diatas selembar sutra berwarna putih. Keduanya tidak akan saling mengotorkan satu dengan yang lain tidak mempengaruhi ataupun dipengaruhi [oleh pewarna itu], karena ia murni dan sejati. Demikian juga pada saat Bodhisattva keluar dari rahim ibunya. Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:
Bagaikan sebutir mutiara putih yang bening dan bersih
Dilemparkan diatas selembar sutra putih , tidak akan saling mengotorkan satu dengan yang lainnya,
Demikian juga pada saat Bodhisattva muncul dari rahim ibunya,
murni dan tidak ternoda.
[0004b21] Kemudian Buddha berkata kepada para bhikṣu kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut:
Ketika Bodhisattva Vipaśyin dilahirkan, dia keluar dari sisi kanan ibunya dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu , turun dengan menginjak tanah melalui sisi kanan ibunya, berjalan tujuh langkah, tanpa bantuan dari siapapun, memandang ke empat penjuru , kemudian mengangkat tangan dan dengan tegas menyatakan: “di atas dan di bawah langit, saya yang paling mulia, saya akan membebaskan semua makhluk hidup dari lahir, tua, sakit, dan mati” Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:
Bagaikan langkah singa,
memandang ke empat penjuru
turun dengan menginjak tanah dan berjalan tujuh langkah
Demikianlah singa pemimpin para manusia
Bagaikan gerakan naga yang agung,
memandang ke empat penjuru
turun dengan menginjak tanah dan berjalan tujuh langkah
Demikianlah naga pemimpin para manusia
Pada saat kelahiran dari Yang Mulia pemilik dua kualitas ini.
dengan tenang berjalan tujuh langkah,
memandang ke empat penjuru
mengatasi semua penderitaan dari lahir dan mati.
mengatasi kelahirannya sendiri
tiada yang akan setara dalam dunia ini.
mengamati dan memahami akar dari lahir dan mati.
Kehidupan ini akan menjadi persinggahan yang terakhir
[0004c12] Kemudian Buddha berkata kepada para bhikṣu kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut:
Ketika Bodhisattva Vipaśyin dilahirkan, dia keluar dari sisi kanan ibunya dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu. Dua mata air menggelembung muncul secara alami dari tanah yakni mata air hangat dan dingin , sebagai persembahan untuk memandikan Bodhisattva. Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
.
Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:
Pada saat kelahiran dari Yang Mulia pemilik dua kualitas ini.
Dua mata air menggelembung muncul secara alami sebagai persembahan
untuk memandikan Bodhisattva.
sekilas memandang menjadi bersih pada saat dimandikan.
Dua mata air menggelembung muncul secara alami;
Air ini sangat murni dan bersih;
yang pertama hanya dan yang kedua dingin dengan sempurna
untuk memandikan Yang mengetahui semuanya.
[0004c20] Sesaat setelah pangeran dilahirkan, ayahnya, Raja Pāṇḍu, mengumpulkan peramal dan ahli dari berbagai aliran dan memerintahkan mereka untuk meramalkan keberuntungan dan ketidakberuntungan dari pangeran ini. Kemudian , para peramal itu mematuhi perintah raja tersebut dan meramal nasib dari pangeran ini, Mereka mendekati pangeran dan membuka sebelah jubahnya setelah melihat tanda-tanda agung yang dimiliki oleh pangeran dan memberitahukan keberuntungannya:
Seseorang yang memiliki tanda-tanda ini akan memiliki salah satu dari dua jalan hidup ini Ini sudah pasti dan tidak perlu diragukan lagi. Pertama jika dia menjalankan kehidupan berumah tangga, ia akan menjadi penguasa dunia, raja pemutar roda yang menguasai semua yang ada dibawah langit dalam empat benua . Ketujuh harta karun berikut ini akan muncul dengan sendirinya . Dia menguasai empat divisi perang dan memerintah dengan kebenaran dan keadilan, dan bermanfaat untuk semua yang ada di dunia ini . Kebajikannya akan menyebar ke seluruh penjuru yang ada dibawah langit ini. Dia akan memiliki ribuan pengikut yang berani dan kuat dan menaklukan semua musuhnya tanpa melalui kekuatan senjata. Semua wilayah dibawah langit akan damai. Kedua , jika dia meninggalkan kehidupan berumah tangga, mencari kebenaran, ia akan merealisasikan kesempurnaan penggugahan dengan sepuluh gelar kesempurnaan.
Kemudian para peramal berkata kepada raja:
Yang Mulia, putra yang akan menjadi raja ini memiliki tiga puluh dua tanda agung. Dia akan mengikuti salah satu dari kedua jalan hidup ini. Ini sangat pasti dan tidak perlu diragukan lagi. Jika dia menjalankan kehidupan berumah tangga maka dia akan menjadi penguasa dunia, raja pemutar roda Jika dia meninggalkan kehidupan berumah tangga maka dia akan merealisasikan kesempurnaan penggugahan dengan sepuluh gelar kesempurnaan.
Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:
Ratusan keberuntungan mengiringi kelahiran pangeran
Para peramal meramalkannya
Seperti yang tercatat dalam kitab
Dua jalan kehidupan ini sudah pasti.
Jika menjalankan kehidupan berumah tangga
akan menjadi penguasa dunia , raja pemutar roda.
Tujuh harta karun yang sulit diperoleh
datang dengan sendiri sebagai harta raja.
instrumen ini memiliki seribu jari-jari emas,
bagian sisi luar lingkaran dari emas
berputar dan bergerak seakan terbang
Oleh sebab itu ia disebut harta karun pertama, roda langit.
terlatih dengan baik diberkahi dengan tujuh gading
tinggi , besar putih seperti salju
mampu terbang dengan baik melalui angkasa.
Ini disebut harta karun kedua, gajah.
Kuda yang mampu berlari ke arah manapun di dunia ini
Pergi pada pagi hari , kembali pada malam untuk makan dan minum
berbulu merah gemilang dengan tekak seperti merak.
Ini disebut harta karun ketiga, kuda.
Mutiara lapis lazuli yang bening,
memantulkan cahaya sejauh satu yojana,
Menerangi malam seperti siang.
Ini disebut harta karun keempat, mutiara
postur , suara, wangi yang tiada bandingannya
terkemuka diantara semua wanita.
Ini disebut harta karun kelima, wanita
mempersembahkan lapis lazuli dan permata lainnya
mutiara , dan semua benda berharga lainnya
bersuka cita dalam mempersembahkan semua ini
Ini disebut harta karun keenam,rakyat.
Jika diperintah oleh raja pemutar roda
akan menggerakkan prajurit dengan cepat.
berani , gagah seperti semangat para raja.
Ini disebut harta karun ketujuh, panglima perang.
Ini adalah tujuh harta karun , roda, gajah ,kuda putih , permata, rakyat , wanita dan panglima perang.
Pangeran akan menyukai hal-hal ini dan menikmati kehidupan ini sepenuhnya
Terhibur melalui lima keinginan,
Seperti gajah yang mematahkan belunggunya,
meninggalkan kehidupan berumah tangga
Merealisasi pencerahan sempurna.
Raja memiliki putra yang demikian,
dua jalan kehidupan yang diagungkan oleh manusia.
menjadi raja pemutar roda atau merealisasikan penggugahan sempurna tanpa lelah.
[0005a26] Pada saat ini, ayahanda-raja menanyakan kembali kepada para peramal dengan hormat dan berulang kali . “ Lihat sekali lagi dan diskripsikan tiga puluh dua tanda dari pangeran ini dengan jelas dan terperinci”
Kemudian para peramal segera membuka pakaian pangeran dan menjelaskan tiga puluh dua tanda agung : Pertama, telapak kaki yang rata dan datar, untuk pijakan yang kokoh; Kedua telapak kaki yang ditandai secara simetris dengan simbol roda seribu jari-jari yang saling memantulkan cahaya. Ketiga, tangan kaki yang berselaput seperti kaki seekor raja angsa; Keempat, tangan dan kaki selembut dan sehalus kain pakaian deva; Kelima jari tangan dan kaki yang halus, memanjang tiada bandingnya; Keenam kaki yang berpermukaan lebar, bulat dengan penampilan yang menyenangkan; Ketujuh tumit yang bulat menyempit perlahan-lahan menuju betis seperti tumit seekor rusa; Kedelapan tulang yang saling berhubungan dengan baik seperti sambungan rantai; Kesembilan, organ kelamin yang tersembunyi dalam lipatan [kulit], seperti organ kelamin seekor kuda; Kesepuluh, pada saat dia berdiri tegak dengan tangan disamping , kedua tangan ini mencapai posisi lutut . Kesebelas setiap helai rambut tumbuh dari setiap pori – pori, setiap helai melingkar arah kanan, berwarna coklat tua beryl.; Kedua belas, rambut tumbuh melingkar ke kanan, berwarna coklat tua dan tumbuh ke atas; Ketiga belas : tubuh fisik dengan kulit keemasan; Keempat belas ,kulit lembut dimana debu dan kotoran tidak akan melekat; Kelima belas, bahu simetris, datar dan sempurna Keenam belas , svastika di atas dada. Ketujuh belas, tinggi badan dua kali tinggi badan manusia biasa; Kedelapan belas , tujuh bagian tubuh terstruktur dengan baik dan simetris (tangan, kaki, bahu bagian bawah, dan tengkuk);` Kesembilan belas , stuktur badan tinggi dan lebar seperti sebatang pohon nyagrodha; Kedua puluh rahang seperti singa; Kedua puluh satu struktur dada lebar ,berbidang seperti singa; Kedua puluh dua memiliki empat puluh gigi; kedua puluh tiga gigi yang rapi, berbentuk persegi dan tersusun dengan baik Kedua puluh empat gigi yang tidak memiliki celah [di antaranya]; Kedua puluh lima , gigi yang putih dan bersih; Kedua puluh enam, tenggorokan yang murni, apapun yang dia makan akan memiliki sensasi rasa yang sesuai dan sempurna Kedua puluh tujuh , lidah yang lebar dan memanjang yang mencapai telinga Kedua puluh delapan memiliki suara yang renyah dan bening Kedua puluh sembilan bola mata berwarna hitam pekat; Ketiga puluh kelopak mata seperti kelopak raja sapi , dimana dapat dikedipan dari bagian atas maupun bagian bawah; Ketiga puluh satu , diantara kedua alis mata , ada sehelai rambut putih , lembut, halus dan basah yang lentur dan panjang jika ditarik akan membentang sekitar delapan kaki dan melingkar kembali seperti gulungan pada saat dilepaskan , melingkar kearah kanan seperti mutiara dan tiga puluh dua , benjolan di atas kepala (uṣṇīṣa). Ini adalah tiga puluh dua tanda agung.”
Sang Buddha kemudian melanjutkan dengan syair:
Kaki yang kokoh, lembut dan lunak,
telapak kaki simetris
bersimbol roda seribu jari-jari
yang saling memantulkan cahaya
stuktur badan tinggi dan lebar seperti sebatang pohon nyagrodha;
organ kelamin Tathāgata tersembunyi dalam lipatan [kulit]
seperti organ kelamin seekor kuda.
kulit berwarna keemasan yang mengagumkan ,
tulang yang saling berhubungan dengan baik seperti sambungan rantai;
yang diakumulasikan melalui kemunculan di keduniawian ini,
tubuh fisik dengan kulit keemasan
kulit lembut dimana debu dan kotoran tidak akan melekat;
tiada debu ataupun kotoran yang melekat
payung langit melindungi kehadirannya dengan alamiah
helai rambut di setiap pori berwarna coklat tua beryl.;
seperti teratai yang mekar dan muncul ke permukaan
Raja bertanya kepada para peramal
peramal dengan hormat memberitahukan
Dengan memuji tanda-tanda agung Bodhisattva.
Badan tegak bersinar gemilang
Kaki dan tangan selaras dan seimbang.
tenggorokan murni, memiliki sensasi rasa yang sesuai dan sempurna
bahu simetris, datar dan sempurna
struktur tubuh atas lurus tidak membungkuk,
Roda dari telapak kaki terungkap,
Suara seperti burung kalaviṅka.
bentuk tumit bulat
perlahan-lahan menyempit menuju betis yang lurus,
semua karena akumulasi kebajikan dari masa lampau
lengan dan siku sempurna
Raut wajah sangat gagah.
Singa termulia di antara para manusia
dengan kekuatan melampaui semuanya,
Kedua rahang seimbang,
berbaring miring seperti singa.
Gigi berjumlah empat puluh, teratur
Rata, tanpa celah.
dengan suara yang menakjubkan
Menarik semua orang dari jauh dan dekat.
berdiri tegak tanpa membungkuk,
Kedua tangan mencapai lutut kaki.
Tangan sempurna dan lembut.
Tanda agung yang dimuliakan di antara semua manusia.
memiliki benjolan di atas kepalanya,
Mata gelap pekat, berkedip,
dengan kedua kelopak mata bergerak,
Kedua bahu yang sepenuhnya bulat.
Demikianlah ia diberkahi dengan tiga puluh dua tanda agung.
tumit dan betis lurus dan seimbang
lembut seperti tumit dan betis seekor rusa.
semua deva turun mengunjunginya
Seperti gajah yang menghancurkan belenggunya,
membebaskan penderitaan semua makhluk hidup
melalui welas kasihnya
hingga terbebaskan dari lahir ,tua, sakit dan mati.,
mengajarkan Empat Kebenaran Mulia,
mengungkapkan makna melalui kata kata kebenaran
sehingga dimuliakan oleh semua makhluk hidup.
[0006a01] Pada saat masa kanak kanak, para menteri dan dayang istana berkumpul untuk memperhatikannya tanpa lelah.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Dihormati dan disayangi oleh semua manusia
Bagaikan patung emas dari awal hingga akhir
pria dan wanita berkumpul bersama di taman
untuk memperhatikannya dengan tidak lelah
[0006a04] Pada saat masa kanak kanak, para menteri dan dayang istana berkumpul untuk menggendongnya secara bergantian seperti memperhatikan sekuntum bunga permata
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Pada saat Yang Mulia pemilik dua kualitas ini dilahirkan,
Dihormati dan disayangi oleh semua manusia
Satu demi satu mereka bergantian menggendongnya,
seperti memperhatikan sekuntum bunga permata
[0006a08] Pada saat Bodhisattva dilahirkan, ia tidak mengedipkan matanya, bagaikan para dewa dari Trāyastriṃśa yang tidak penah mengedipkan mata. Oleh sebab itu dinamakan sebagai Vipaśyin.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Yang terbaik di antara semua deva tidak mengedipkan mata,
Bagaikan deva dari Trāyastriṃśa.
Melihat objek dengan pengamatan mendalam yang benar
Oleh sebab itu , bergelar Vipaśyin.
[0006a12] pada saat Bodhisattva dilahirkan , suaranya sangat jernih, lembut dan anggun bagaikan suara seekor burung kalaviṅka.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Bagaikan seekor burung dari gunung salju
meminum intisari dari bunga sambil berkicau,
Demikian juga Yang Mulia pemilik dua kualitas ini
bersuara jernih ,menembus dan juga selalu benar.
[0006a16] pada saat Bodhisattva dilahirkan, matanya dapat melihat sampai jarak satu yojana.
Di sini Buddha melantunkan gatha ini ::
Karena perbuatan-perbuatan masa lampaunya, yang murni,
Ia memperoleh cahaya menakjubkan dari deva.
Mata Bodhisattva mampu melihat semua
Dalam jangkauan satu yojana.
[0006a19] Setelah Bodhisattva dilahirkan , tahun demi tahun, tumbuh menjadi seorang pemuda . menduduki aula utama, memberi petunjuk kepada semua rakyat, kebajikan dan namanya tersebatr hingga ke seluruh pelosok yang paling jauh
Buddha melantunkan gatha ini :
Pemuda duduk di aula utama,
Memberi petunjuk untuk merubah dunia
Mengambil keputusan dan mengurus berbagai tugas
Oleh sebab itu , bergelar Vipaśyin.
Kebijaksanaan yang luas dan murni seperti dalamnya samudera.
bersuka cita dalam menolong semua makhluk hidup
menyebabkan kebijaksanaan terus meningkat dan mendalam
[0006a25] Pada saat itu Bodhisattva ingin keluar dari lingkungan istana, kemudian memerintah kusir untuk mempersiapkan kereta kuda yang berhias permata, membawanya menuju taman dekat hutan untuk melihat berbagai hal dan tempat.
[0006b09] Pada waktu itu ayahanda-raja bertanya kepada pelayan itu, “Apakah pangeran menikmati perjalanan ini?”
Pelayan itu menjawab, “Tidak,.”
Raja bertanya apa yang menjadi penyebabnya,pelayan itu menjawab,
“ Ditengah perjalanan , kami bertemu dengan orang tua dan inilah alasannya mengapa pangeran tidak bersuka cita dalam perjalanan ini”
Kemudian, ayahanda-raja menjadi diam dan berpikir:
Dulu, ketika para peramal melihat tanda agung yang dimiliki oleh pangeran kemudian mengatakan kepada saya bahwa dia pasti akan meninggalkan kehidupan berumah tangga dan hari ini dia tidak bersuka cita dengan kehidupan di sini. Apakah semua ini masih belum berlalu? Saya harus lebih bijak dan tetap mengawasinya dengan menjaga dan menempatkannya di bagian belakang istana. Hiburan dengan kenikmatan lima keinginan indriya akan membuatnya bersuka cita dan mencegah dia untuk meninggalkan istana.
Setelah itu, raja segera memberi perintah untuk menghiasi seluruh istana dan memilih wanita tercantik untuk menghibur pangeran.
Buddha kemudian melantunkan gatha ini:
Setelah mendengarkannya dari pelayan,
Ayahanda-raja dengan bijak
menghiasi semua istana dan tempat tinggal
Mengingkatkan hiburan untuk memikat lima keinginan indriya
Dengan tujuan untuk mencegahnya keluar dari istana
[0006b18] Dalam peristiwa selanjutnya , Pada saat itu, pangeran memerintahkan kusirnya untuk mempersiapkan kereta kuda dengan tujuan untuk melihat berbagai hal di luar istana.Ditengah perjalanan, dia bertemu dengan orang sakit dengan tubuh yang lemah dan perutnya membengkak, wajahnya kehitaman dan terbaring diantara kotorannya sendiri . Tidak ada seorangpun yang menatapnya ,penyakitnya parah dengan rasa sakit yang sangat akut sehingga tidak dapat berbicara. Pangeran menatap pelayannya dan bertanya “ apa yang terjadi dengan orang tersebut ?
Kusir itu menjawab, “Itu adalah orang sakit,”
Pangeran bertanya lagi, “Apa yang dimaksud dengan sakit?”
Kusir itu menjawab, “sakit itu maksudnya adalah saat semua rasa sakit datang dan menyiksa seseorang dan kematian akan datang di setiap saat itu . Inilah yang kita sebut sebagai sakit,”
Pangeran bertanya lagi , apakah saya juga akan menjadi seperti ini , tidak bisa luput dari ketiada berdayaan ini ?”
Kusir itu menjawab, “ Memang demikian. Setiap kelahiran selalui diikuti oleh sakit. Tidak ada perbedaan antara yang memiliki status sosial tinggi ataupun rendah.”
Setelah kejadian ini, pangeran menjadi kecewa dan putus asa, tidak bersuka cita dan segera memerintahkan kusir untuk kembali ke istana. Dalam keheningan , dia merenung dan kemudian berpikir mengenai penderitaan yang disebabkan oleh sakit, “ saya juga akan mengalaminya”
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Setelah melihat orang sakit.
Berkulit hitam dan kurus kering,
Berjalan dengan langkah yang lemah,
dalam keheningan , merenung dan berpikir
“Aku juga tidak akan luput dari penderitaan ini.”
[0006b29] Pada waktu itu ayahanda-raja bertanya kepada pelayan itu, “Apakah pangeran menikmati perjalanan ini?”
Pelayan itu menjawab, “Tidak,.”
Kemudian Raja bertanya apa yang menjadi penyebabnya,pelayan itu menjawab,
Ditengah perjalanan , kami bertemu dengan orang sakit dan inilah alasannya mengapa pangeran tidak bersuka cita dalam perjalanan ini”
Setelah itu, ayahanda-raja menjadi diam dan berpikir:
Dulu, ketika para peramal melihat tanda agung yang dimiliki oleh pangeran kemudian mengatakan kepada saya bahwa dia pasti akan meninggalkan kehidupan berumah tangga dan hari ini dia tidak bersuka cita dengan kehidupan di sini. Apakah semua ini masih belum berlalu? Saya harus lebih bijak dan tetap mengawasinya dengan menjaga dan menempatkannya di bagian belakang istana. Hiburan dengan kenikmatan lima keinginan indriya akan membuatnya bersuka cita dan mencegah dia untuk meninggalkan kehidupan berumah tangga. Kemudian raja segera memberi perintah untuk menghiasi seluruh istana dan memilih wanita tercantik untuk menghibur pangeran.
Buddha kemudian melantunkan gatha ini:
bentuk, suara, bebauan, rasa, dan sentuhan
delusi yang sangat halus mendalam dan menyenangkan.
Karena jasa kebajikan lampau dari Bodhisattva,
maka ia juga menikmati kehidupan di antara kesenangan ini.
[0006b18] Dalam peristiwa selanjutnya , Pada saat itu, pangeran memerintahkan kusirnya untuk mempersiapkan kereta kuda dengan tujuan untuk melihat berbagai hal di luar istana.Ditengah perjalanan, dia bertemu dengan orang mati dengan berbagai panji berwarna mengelilinginya di depan dan dibelakang dimana keluarga dan sanak familinya meratap dan menangis pada saat mengiringinya ke luar dari kota itu. Pangeran menatap pelayannya dan bertanya “ apa yang terjadi dengan orang tersebut ?
Kusir itu menjawab, “Itu adalah orang mati,”
Pangeran bertanya lagi, “Apa yang dimaksud dengan mati?”
Kusir itu menjawab, “mati itu maksudnya adalah saat berakhirnya kehidupan , yang didahului dengan lenyapnya unsur angin [napas] , disusul dengan lenyapnya unsur api [panas tubuh] dan terurainya indriya , yang masih hidup dan yang telah mati menempuh perjalanan yang berbeda seperti seseorang yang meninggalkan rumah dan keluarganya Inilah yang kita sebut sebagai mati,”
Pangeran bertanya lagi , apakah saya juga akan menjadi seperti ini , tidak bisa luput dari ketiada berdayaan ini ?”
Kusir itu menjawab, “ Memang demikian. Setiap kelahiran selalui diikuti oleh kematian. Tidak ada perbedaan antara yang memiliki status sosial tinggi ataupun rendah.”
Setelah kejadian ini, pangeran menjadi kecewa dan putus asa, tidak bersuka cita dan segera memerintahkan kusir untuk kembali ke istana. Dalam keheningan , dia merenung dan kemudian berpikir mengenai penderitaan pada kematian, “ saya juga akan mengalaminya”
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Pertama kali bertemu dengan orang mati
mengetahui adanya kelahiran kembali,
dalam keheningan , merenung dan berpikir
“Aku juga tidak akan luput dari penderitaan ini.”
[0006c21] Pada waktu itu ayahanda-raja bertanya kepada pelayan itu, “Apakah pangeran menikmati perjalanan ini?”
Pelayan itu menjawab, “Tidak, .”
Kemudian Raja bertanya apa yang menjadi penyebabnya,pelayan itu menjawab,
Ditengah perjalanan , kami bertemu dengan orang mati dan inilah alasannya mengapa pangeran tidak bersuka cita dalam perjalanan ini”
Setelah itu, ayahanda-raja menjadi diam dan berpikir:
Dulu, ketika para peramal melihat tanda agung yang dimiliki oleh pangeran kemudian mengatakan kepada saya bahwa dia pasti akan meninggalkan kehidupan berumah tangga dan hari ini dia tidak bersuka cita dengan kehidupan di sini. Apakah semua ini masih belum berlalu? Saya harus lebih bijak dan tetap mengawasinya dengan menjaga dan menempatkannya di bagian belakang istana. Hiburan dengan kenikmatan lima keinginan indriya akan membuatnya bersuka cita dan mencegah dia untuk meninggalkan kehidupan berumah tangga. Kemudian raja segera memberi perintah untuk menghiasi seluruh istana dan memilih wanita tercantik untuk menghibur pangeran.
Buddha kemudian melantunkan gatha ini:
[0007a01] Dalam peristiwa selanjutnya , Pada saat itu, pangeran memerintahkan kusirnya untuk mempersiapkan kereta kuda dengan tujuan untuk melihat berbagai hal di luar istana.Ditengah perjalanan, dia bertemu dengan seorang śramaṇa yang mengenakan kāṣāya [jubah] dan memegang patra [mangkuk derma] , melihat ke tanah pada saat berjalan. Pangeran menatap pelayannya dan bertanya “ apa yang terjadi dengan orang tersebut ?
Kusir itu menjawab, “Itu adalah śramaṇa,”
Pangeran bertanya lagi, “Apa yang dimaksud śramaṇa?”
Kusir itu menjawab, “śramaṇa itu maksudnya adalah seseorang yang telah meninggalkan cinta dari pertalian keluarga , meninggalkan kehidupan berumah tangga dan keduniawian, menjalankan pelatihan diri dengan mengendalikan indriya dan tidak ternoda oleh keinginan eskternal, memiliki welas kasih, menghindari diri dalam perbuatan yang akan melukai apapun, tiada kekhawatiran akan penderitaan, ataupun bersuka cuta dalam kesenangan indriya; dengan toleransi [kesabaran] seperti bumi, Oleh sebab itu dia dinamakan sebagai śramaṇa,
Pangeran berkata:
Sadhu, Jalan ini adalah kebenaran, telah memutuskan semua beban keduniawian selamanya dan tidak akan ternoda oleh debu , sangat halus mendalam dan murni tanpa ada sesuatupun , hanya inilah yang terbahagia dan tercepat. Kemudian dia memerintahkan kusir untuk berbelok dan mendekati śramaṇa ini
[0007a08] Kemudian pangeran bertanya kepada śramaṇa, “ anda mencukur rambut dan janggutmu, mengenakan kāṣāya [jubah] dan memegang patra [mangkuk derma], apa yang anda cari?”
Śramaṇa itu menjawab:
Pria dewasa yang meninggalkan kehidupan berkeluarga hendak menundukkan keinginan yang tidak tidak baik dari semua tindakan jasmani, ucapan dan mental. , meninggalkan penderitaan dari mental selamanya, mengembangkan welas kasih kepada semua makhluk hidup, tidak berdiam dalam kondisi mental yang tidak bermanfaat ataupun mengganggu, hidup dalam kesederhanaan dan damai dalam keheningan dan juga melatih diri dalam jalan kebenaran.
Pangeran menjawab, “Sadhu. Jalan inilah yang paling benar ” Kemudian memerintahkan pelayannya dan berkata , “ bawa kembali pakaian dan kereta yang dihiasi oleh permata ini dan juga sampaikan kepada raja bahwa :
Aku akan mencukur rambut dan janggutku di tempat ini, mengenakan kāṣāya [jubah], meninggalkan kehidupan berumah tangga, dan melatih diri dalam jalan. Mengapa ? Karena saya hendak menundukkan keinginan yang tidak tidak baik dari semua tindakan jasmani, ucapan dan mental. , meninggalkan penderitaan dari mental selamanya, mengembangkan welas kasih kepada semua makhluk hidup, tidak berdiam dalam kondisi mental yang tidak bermanfaat ataupun mengganggu, hidup dalam kesederhanaan dan damai dalam keheningan dan juga melatih diri dalam jalan kebenaran.
Kemudian pelayan itu membelokkan keretanya [kembali ke istana] untuk menyampaikan pesan pangeran kepada ayahnya, sang raja. Setelah itu, pangeran mencukur rambut dan janggutnya , mengenakan kāṣāya , meninggalkan kehidupan berumah tangga dan melatih diri dalam jalan kebenaran
[0007a18] Kemudian Buddha berkata kepada para bhikṣu:
Pada saat pangeran melihat orang tua dan orang sakit , dia telah menyadari dan belajar mengenai penderitaan dan masalah dalam keduniawian. Pada saat melihat seorang yang telah meninggal, kemelekatan terhadap keduniawian telah dipadamkan. Pada saat melihat seorang śramaṇa, telah terbuka jalan menuju kesempurnaan dengan pasti. Pada saat turun dari kereta yang berhias permata dan melangkah menjauhinya , setiap langkah yang dilakukan telah mejauhkannya dari kemelekatan secara bertahap. Inilah peninggalan kehidupan berumah tanga yang sebenarnya, Inilah peninggalan keduniawian yang sebenarnya
Pada saat itu, para rakyat di kerajaaan tersebut mendengar bahwa pangeran telah mencukur rambut dan janggutnya, mengenakan kāṣāya [jubah], memegang patra, meninggalkan kehidupan berumah tangga, dan melatih diri dalam jalan. Mereka saling berkata satu dengan yang lain: Jalan ini pasti merupakan kebenaran yang menyebabkan pangeran meninggalkan semua kekuasaan dalam kerajaan dan semua yang telah dia hargai. Oleh sebab itu, delapan puluh empat ribu orang dalam kerajaan itu pergi mengunjungi pangeran dan meminta untuk menjadi pengikutnya., meninggalkan kehidupan berkeluarga, dan melatih diri dalam jalan.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
meninggalkan harta untuk kebenaran yang halus dan mendalam
yang mendengar ini , segera meninggalkan kehidupan berkeluarga.
meninggalkan kurungan cinta pertalian keluarga
bebas dari semua kemelekatan
[0007a28] Kemudian, pangeran menerima mereka sebagai pengikut dan mengizinkan mereka untuk menemani dirinya berkelana, menyebarkan ajaran dimanapun dia berdiam , dari desa yang satu ke lainnnya, dari kerajaan yang satu ke kerajaan lainnya. Bodhisattva selalu dihormati di setiap tempat yang dikunjungi dimana semua orang selalu memberikan empat jenis persembahan [yakni, makanan dan minuman, jubah atau kain, tempat tinggal, dan obat-obatan]
Kemudian Bodhisattva berpikir:
Saya bersama dengan persamuan besar ini telah berkelana ke berbagai kerajaan, tetapi kebisingan tidak sesuai untuk saya. Kapan saya akan meninggalkan semua kebisingan ini dan mencari jalan tertinggi di tempat yang sunyi.?
[0001b12] Pada suatu waktu , Buddha sedang berdiam di Śrāvastī , Jetavana, di Kareri-kuṭikā , bersama dengan persamuan yang terdiri dari seribu dua ratus lima puluh bhikṣu agung
[0001b13] Pada saat itu , para bhikṣu yang telah selesai mengumpulkan derma makanan berkumpul di aula yang berdekatan dengan Kareri-kuṭikā untuk berdiskusi satu dengan lainnya dan kemudian berkata:
Bhikṣu yang bijaksana, Guru yang termulia dan tertinggi yang paling luar biasa, memiliki kekuatan spiritual dengan jangkauan terjauh dan kekuasaannya sangat luas . Oleh sebab itu, beliau mampu mengetahui pencapaian Nirvana dari para Buddha masa lampau yang tidak terhitung jumlahnya, yang telah memutuskan semua ikatan [belenggu] dan melepaskan semua konseptual yang bersifat delusif. Selanjutnya beliau juga mengetahui rentang kalpa kemunculan dari semua Buddha ini , gelar mereka , nama keluarga mereka , tingkatan status sosial pada saat mereka dilahirkan , jenis makanan dan minuman meraka , rentang usia kehidupan mereka , penderitaan dan kebahagian mereka , Disamping itu beliau juga mengetahui moralitas yang diterapkan, uraian ajaran, kebijaksanaan, pengetahuan dan kediaman dari masing masing Buddha ini. Bagaimana beliau mampu mengetahui semuanya?
Para Bijaksana , karena Tathāgata sangat fasih dalam memahami dharmata maka beliau mengetahui semua ini. Disamping itu, juga disebabkan oleh para deva yang datang memberitahukannya maka beliau mengetahui semua ini.
[0001b22] Pada saat itu, Bhagavān sedang berdiam dalam keheningan di tempat yang sunyi dan mendengar diskusi para bhikṣu ini melalui kemurnian dari kekuatan pendengarannya . Beliau langsung bangkit dari tempat duduknya dan segera mengunjungi aula Kareri-kuṭikā kemudian mendekati tempat duduknya dan duduk diatasnya .
[0001b24] Pada saat itu ,Bhagavān yang telah mengetahui apa yang mereka diskusikan , tetapi masih dengan sengaja bertanya dan menyapa para bhikṣu dan berkata : Para bhikṣu , apa yang kalian diskusikan dalam persamuan di aula ini? Para bhikṣu tersebut kemudian menjelaskan dengan terperinci apa yang sedang mereka diskusikan.
[0001b25] Pada saat itu, Bhagavān berkata kepada para bhikṣu : Sadhu Sadhu . dengan keyakinan yang sama, kalian telah meninggalkan keduniawian untuk melatih diri dalam jalan. Dalam pelatihan ini, ada dua kewajiban yakni : pertama : menguraikan ajaran dengan bijaksana dan murni, kedua : melatih kediaman dengan bijaksana dan murni. Diskusi kalian seharusnya sebagai berikut : Tathāgata memiliki kekuatan dengan jangkauan terjauh dan kekuasaanya sangat luas. Saya mengetahui semua kejadian masa lampau di rentang kalpa yang tidak terkirakan karena kefasihan dalam memahami dharmata dengan sempurna, disamping itu , para deva juga berkunjung dan memberitahukan semua ini dengan tujuan tertentu”
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Para bhikṣu berkumpul di aula ceramah,
Berdiskusi tentang uraian dari para Mulia.
Tathāgata berdiam dalam keheningan
Mengetahui semua ini melalui kemurnian dari kekuatan pendengarannya
Buddha bagaikan cahaya matahari yang menyinari dunia,
Menguraikan makna dari dharmata.
Juga mengetahui semua kejadian masa lampau
Parinirvana dari Buddha tiga masa
Gelar, nama keluarga, dan juga tingkatan status sosial mereka.
Juga mengetahui kelahiran mereka.
Mengikuti kehidupan mereka di mana pun berada
Melalui kemurnian dari kekuatan penglihatan dan mengingat semuanya
Melalui kekuatan dari para deva dengan keagungan kekuasaannya
Datang untuk mengatakannya kepada saya
Parinirvana dari Buddha tiga masa
Kelahiran , gelar dan nama keluarga mereka.
Bagaikan kicauan burung kalaviṅka yang mengetahui semuanya
Demikianlah keagungan dari para deva yang tidak tertandingi.
Dalam mengingat semua Buddha masa lampau.
[0001c13] Bhagavān berkata kepada para bhikṣu :
Apakah kalian ingin mendengarkan keadaaan para Buddha masa lalu yang diketahui oleh Tathāgata melalui pengetahuan kehidupan masa lalu ? Saya akan menjelaskannya kepada kalian.
[0001c14] Pada saat itu , para bhikṣu menjawab: Bhagavān, sekarang adalah adalah waktu yang paling tepat. Kami akan mendengarkannya dengan penuh sukacita. Sadhu . Bhagavān , jelaskan kepada kami .Kami akan menghargai dan mengikutinya dengan baik.
[0001c16] Buddha berkata kepada , para bhikṣu Dengarkan dengan seksama, dengarkan dengan seksama , Renungkan uraian ini dengan baik. Saya akan menguraikan dengan terperinci dan menjelaskan kepada kalian . Pada saat semua bhikṣu mendengarkan dan menerima uraian ini.
[0001c19] Buddha berkata kepada , para bhikṣu :
Sembilan puluh satu kalpa yang lampau, Buddha yang bernama Vipaśyin ,Tathāgata,Arhat muncul dalam rentang masa ini. Selanjutnya ,para bhikṣu, tiga puluh satu kalpa yang lampau, Buddha yang bernama Śikhin, Tathāgata,Arhat muncul dalam rentang masa ini. Selanjutnya ,para bhikṣu, dalam rentang masa yang sama dengan tiga puluh satu kalpa yang lampau ini , Buddha yang bernama Viśvabhū , Tathāgata,Arhat juga muncul dalam rentang masa ini. Selanjutnya ,para bhikṣu, dalam kalpa di masa sekarang yang menguntungkan ini, Buddha yang bernama Krakucchanda, Kanakamuni, dan Kāśyapa juga muncul dalam rentang masa ini.dan saya sendiri di rentang kalpa yang menguntungkan ini , juga telah merealisasikan kesempurnaan penggugahan yang tertinggi.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini
Sembilan puluh satu kalpa yang lampau,
Muncul Buddha Vipaśyin
Berikutnya, tiga puluh satu kalpa yang lampau,
Muncul Buddha Śikhin;
Dalam kalpa yang sama itu,
Muncul Tathāgata Viśvabhū.
Sekarang, selama kalpa yang menguntungkan ini,
Suatu masa dari banyak tak terhitung nayuta tahun,
Muncul empat manusia agung,
Karena bersimpati terhadap semua makhluk hidup
Krakucchanda, Kanakamuni, Kāśyapa, dan Śākyamuni.
[0002a04] Kalian seharusnya mengetahui bahwa
Pada saat masa Buddha Vipaśyin, rentang usia kehidupan manusia adalah delapan puluh ribu tahun. Pada masa Buddha Śikhin, rentang usia kehidupan manusia adalah tujuh puluh ribu tahun. Pada masa Buddha Viśvabhū, rentang usia kehidupan manusia adalah enam puluh ribu tahun. Pada masa Buddha Krakucchanda, rentang usia kehidupan manusia adalah empat puluh ribu tahun. Pada masa Buddha Kanakamuni, rentang usia kehidupan manusia adalah tiga puluh ribu tahun. Pada masa Buddha Kāśyapa ,rentang usia kehidupan manusia adalah dua puluh ribu tahun . Pada masa sekarang dalam kemunculan saya ini, rentang usia kehidupan manusia adalah kurang lebih diantara seratus tahun,.
Kemudian Buddha melanjutkan gatha ini
Pada masa Vipaśyin, rentang usia kehidupan manusia adalah delapan puluh empat ribu tahun;
Pada masa Buddha Śikhin,rentang usia kehidupan manusia adalah tujuh puluh ribu tahun;
Pada masa Viśvabhū, rentang usia kehidupan manusia adalah enam puluh ribu tahun;
Pada masa Krakucchanda, rentang usia kehidupan manusia adalah empat puluh ribu tahun;
Pada masa Kanakamuni,rentang usia kehidupan manusia adalah tiga puluh ribu tahun;
Pada masa Kāśyapa,rentang usia kehidupan manusia adalah dua puluh ribu tahun;
Pada masa saya ini ,rentang usia kehidupan manusia adalah kurang lebih dari seratus tahun.
[0002a16] Buddha Vipaśyin berasal dari tingkatan status sosial kṣatriya, dengan nama keluarga Kauṇḍinya . Buddha Śikhin dan Buddha Viśvabhū juga berasal dari tingkatan status sosial kṣatriya, dengan nama keluarga yang sama . Buddha Krakucchanda berasal dari tingkatan status sosial brāhmaṇa, dengan nama keluarga Kāśyapa. Buddha Kanakamuni dan Buddha Kāśyapa berasal dari tingkatan status sosial brāhmaṇa, dengan nama keluarga yang sama. Saya Tathāgata pada masa ini, berasal dari tingkatan status sosial kṣatriya nama keluarga Gautama.
Kemudian Buddha melanjutkan dalam syair:
Tathāgata Vipaśyin, Śikhin, dan Viśvabhū,
Tiga makhluk yang telah mencapai kesempurnaan penggugahan
Berasal dari tingkatan status sosial kṣatriya dengan nama keluarga Kauṇḍinya.
Tiga Tathāgata berikutnya
Berasal dari tingkatan status sosial brāhmaṇa dengan nama Kāśyapa.
Saya dalam masa ini, yang tertinggi dan paling dimuliakan,
yang bertujuan untuk membimbing semua makhluk hidup,
Yang tertinggi diantara semua deva dan manusia
Berani dan berkuasa dengan nama Gautama.
Ketiga makhluk yang telah mencapai kesempurnaan penggugahan diurutan pertama
Berasal dari tingkatan status sosial kṣatriya,
Sedangkan tiga Tathāgata yang di urutan berikutnya
Berasal dari tingkatan status sosial brāhmaṇa.
Saya dalam masa ini, yang tertinggi dan paling dimuliakan,
Berasal dari tingkatan status sosial kṣatriya yang berani dan berkuasa .
[0002a28] Buddha Vipaśyin merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon pippala. Buddha Śikhin merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon puṇḍarīka. Buddha Viśvabhū merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon śāla. Buddha Krakucchanda merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah śirīsā. Buddha Kanakamuni merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon udumbara. Buddha Kāśyapa merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon nyagrodha Saya dalam masa ini, Buddha dan Arhat, merealisasi kesempurnaan penggugahan pada saat duduk di bawah pohon aśvattha.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Tathāgata Vipaśyin mendekati pohon pippala, duduk di bawahnya untuk merealisasikan pencerahan sempurna.
Tathāgata Śikhin memadamkan sebab dan akibat dari eksistensi di bawah pohon puṇḍarīka
Tathāgata Viśvabhū duduk di bawah pohon śāla dengan “mengetahui dan melihat “ merealisasikan pembebasan,
Kekuatan spiritualnya tidak terhalangi.
Tathāgata Krakucchanda duduk di bawah pohon śirīsā
untuk merealisasikan kemurnian dari semua pengetahuan,
Kanakamuni duduk di bawah pohon udumbara
di bawah pohon ini memadamkan kemelekatan , kebencian dan ketidaktahuan.
Tathāgata Kāśyapa duduk di bawah pohon nyagrodha
Dan di bawah pohon itu mengakhiri semua akar eksistensi.
pada masa ini , Saya, Śākyamuni, duduk di bawah sebatang pohon aśvattha
Tathāgata dengan sepuluh kekuatan agung
memutuskan semua ikatan [belenggu]
menundukkan semua Māra
menguraikan pengetahuan agung kepada semua makhluk hidup.
melalui kekuatan semangat dari tujuh Buddha
memancarkan cahaya yang menerangi semua kegelapan.
masing – masing duduk di bawah pohon
untuk merealisasi kesempurnaan penggugahan.
[0002b22] Tathāgata Vipaśyin menguraikan ajaran dalam tiga putaran dengan persamuan siswa dalam pemutaran pertama terdiri dari seratus enam puluh ribu orang, persamuan siswa dalam pemutaran kedua terdiri dari seratus ribu orang, dan persamuan siswa dalam pemutaran ketiga terdiri dari delapan puluh ribu orang. Tathāgata Śikhin juga menguraikan ajaran dalam tiga putaran dengan persamuan siswa dalam pemutaran pertama terdiri dari seratus ribu orang , persamuan siswa dalam pemutaran kedua terdiri dari delapan puluh ribu orang dan persamuan siswa dalam pemutaran ketiga terdiri dari tujuh puluh ribu orang. Tathāgata Viśvabhū menguraikan ajaran dalam dua putaran dengan persamuan siswa dalam pemutaran pertama terdiri dari tujuh puluh ribu orang persamuan siswa dalam pemutaran kedua terdiri dari enam puluh ribu orang. Tathāgata Krakucchanda menguraikan ajaran dalam satu putaran dengan persamuan siswa terdiri dari tujuh puluh ribu orang Tathāgata Kanakamuni menguraikan ajaran dalam satu putaran dengan persamuan siswa terdiri dari tiga puluh ribu orang Tathāgata Kāśyapa menguraikan ajaran dalam satu putaran dengan persamuan siswa terdiri dari dua puluh ribu orang Pada masa ini , Saya menguraikan ajaran dalam satu putaran dengan persamuan siswa yang terdiri dari dua ratus lima puluh orang.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Vipaśyin dengan pengamatan mendalam terhadap nama
Kebijaksanannya tidak terukur.
Menguraikan penglihatan objek meditatif (karmasthāna) tiada ketakutan.
Memiliki persamuan siswa terbanyak dalam tiga perputaran ajarannya .
Śikhin dengan cahaya yang tidak tergoyahkan
mampu menghancurkan semua ikatan [belenggu].
Penakluk kematian yang tidak terukur,
Tiada yang mampu mengukurnya
Begitu tak terhitung dan besar.
Buddha ini juga menguraikan ajaran dalam tiga perputaran
Dengan persamuan siswa yang berasal dari berbagai tempat
Viśvabhū memutuskan semua kemelekatan
Para bijaksana berkumpul untuk mendengarkan uraiannya
Reputasinya terdengar di semua penjuru
Gelar agungnya didapatkan dari penguraian ajaran yang mengagumkan
Memiliki persamuan siswa dalam dua perputaran ajarannya
Menguraikan makna yang sangat mendalam
Krakucchanda menguraikan ajaran dalam satu putaran
karena bersimpati dalam menyembuhkan semua penderitaan
Guru yang mentransformasikan semua makhluk hidup.
memiliki persamuan siswa dalam satu perputaran
Tathāgata Kanakamuni
Yang tertinggi dan demikian apa adanya
memiliki jasmani berwarna ungu keemasan
dengan kesempurnaan semua aspek jasmani
Memiliki persamuan siswa dalam satu putaran.
terkenal dalam penguraian ajaran yang mendalam
Kāśyapa menguraikan satu persatu dengan mendetail
Manunggal dalam kesadaran [eling] tanpa pikiran yang tidak beraturan.
Memiliki persamuan siswa dalam satu perputaran
Dengan welas kasih memutuskan semua keinginan dan menghantarkan Nirvana
Kemudian śramaṇa tertinggi dari Śākya,
Termulia diantara semua deva
Saya memiliki persamuan siswa dalam satu putaran
Dalam persamuan ini saya memanifestasikan semua makna.
Menguraikan dan menyebarkan ajaran murni
Dengan kesadaran yang senantiasi dipenuhi oleh sukacita
Tiada lagi arus penyebab siklus eksistensi berikutnya.
Vipaśyin dan Śikhin menguraikan dalam tiga putaran
Buddha Viśvabhū menguraikan dalam dua putaran
Empat Buddha berikutnya masing-masing menguraikan dalam satu putaran
Demikianlah persamuan dari para bijaksana ini.
[0002c24] Pada saat itu , Buddha Vipaśyin memiliki dua siswa, Skanda dan Tiṣya yang tertinggi diantara semua siswa lainnya. Buddha Śikhin memiliki dua siswa, Abhibhū dan Saṃbhava yang tertinggi diantara semua siswa lainnya. Buddha Viśvabhū memiliki dua siswa, Śroṇa dan Uttama yang tertinggi diantara semua siswa lainnya. Buddha Krakucchanda memiliki dua siswa, Saṃjīva dan Vidhūra yang tertinggi diantara semua siswa lainnya.. Buddha Kanakamuni memiliki dua siswa, Bhujiṣya dan Uttara yang tertinggi diantara semua siswa lainnya. Buddha Kāśyapa memiliki dua siswa, Tiṣya dan Bhāradvāja yang tertinggi diantara semua siswa lainnya.. Aku memiliki dua siswa, Śāriputra dan Maudgalyāyana yang tertinggi diantara semua siswa lainnya..
Kemudian Buddha melantukan gatha ini:
Skanda dan Tiṣya adalah siswa dari Vipaśyin;
Abhibhū dan Saṃbhava adalah siswa dari Buddha Śikhin;
Śroṇa dan Uttama yang tertinggi diantara semua siswa lainnya.
Keduanya adalah penunduk Mara dan sekutunya .
Siswa dari dari Viśvabhū.
Saṃjīva dan Vidhūra adalah siswa dari Krakucchanda;
Bhujiṣya dan Uttara adalah siswa dari Kanakamuni;
Tiṣya dan Bhāradvāja adalah siswa dari Buddha Kāśyapa;
Śāriputra dan Maudgalyāyana adalah siswa utamaku.
[0003a15] Buddha Vipaśyin memiliki seorang siswa pelayan yang bernama Aśoka. Buddha Śikhin memiliki seorang siswa pelayan yang bernama Kṣemakāra. Buddha Viśvabhū memiliki siswa pelayan yang bernama Upaśānta; Buddha Krakucchanda memiliki siswa pelayan yang bernama Bhadrika Kanakamuni memiliki siswa pelayan yang bernama Svāstika. Buddha Kāśyapa memiliki siswa pelayan yang bernama Sarvamitra. Buddha Śākyamuni memiliki siswa pelayan yang bernama Ānanda.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Aśoka, Kṣemakāra, Upaśānta, Bhadrika,
Svāstika, Sarvamitra, dan Ānanda yang ketujuh;
Mereka merupakan siswa pelayan Buddha
yang telah menyempurnakan semua makna dan tujuan
Senantiasa mengendalikan diri dalam siang dan malam,
Yang memberikan manfaat untuk mereka `ataupun orang lain
Ketujuh murid mulia ini.
Senantiasa dekat dengan ke tujuh Buddha,
Senantiasa bersuka cita dan menghormati Buddha
Dalam keheningan merealsasikan pencapaian dengan memadamkan semua kekhawatiran dan lautan penderitaan
[0003a27] Buddha Vipaśyin memiliki seorang putra bernama Susaṃvṛttaskandha Buddha Śikhin memiliki seorang putra bernama Atula; Buddha Viśvabhū memiliki seorang putra bernama Suprabuddha; Buddha Krakucchanda memiliki seorang putra bernama Pratāpana; Buddha Kanakamuni memiliki seorang putra bernama . Sārthavāha; Buddha Kāśyapa memiliki seorang putra bernama Vijitasena; sekarang aku memiliki seorang putra bernama Rāhula.
Kemudian Sang Buddha melanjutkan dalam syair
Susaṃvṛttaskandha, Atula, Suprabuddha,
Pratāpana, Sārthavāha, Vijitasena dan Rāhula yang ketujuh;
semuanya adalah penerus silsilah dari para pejuang agung,
penerus dan pewaris benih kebuddhaan,
mencintai ajaran, fasih dalam derma
tidak takut berhadapan dengan ajaran para Mulia.
[0003b07] Ayah dari Buddha Vipaśyin bernama Pāṇḍu, dari keluarga kerajaan kṣatriya, dan ibunya bernama Paṇḍumatī.. Ibukota kerajaan bernama Paṇḍumatī.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Ayah Vipaśyin, Pāṇḍu
Ibu Paṇḍumatī..
di kota Paṇḍumatī.,
disana Buddha menguraikan Dharma.
[0003b11] Ayah Buddha Śikhin bernama Aruṇa, dari keluarga kerajaan kṣatriya, dan ibunya bernama Prabhāvatī. Ibukota kerajaan bernama Aruṇavatī.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Ayah Śikhin ,Aruṇa,
Ibu Prabhāvatī.
di dalam kota Aruṇavatī.
dengan keagungan dari semua kebajikan menundukkan semua musuh dari luar
[0003b15] Ayah Buddha Viśvabhū adalah Supradīpa, dari keluarga kerajaan kṣatriya, dan ibunya bernama Uttarā. Ibukota kerajaan bernama Anupama.
Kemdian Buddha kemudian melanjutkan dalam syair:
Ayah Buddha Viśvabhū
Supradīpa, dari keluarga kerajaan kṣatriya
Ibunya bernama Uttarā.
Ibukotanya bernama Anupama.
[0003b19] Ayah Buddha Krakucchanda adalah Agnidatta, dari keluarga brāhmaṇa, dan ibunya bernama Viśākhā. Rajanya bernama Kṣema, dan ibukota kerajaan bernama Kṣema, sesuai dengan nama raja.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini::
Ayah Buddha Krakucchanda,
brāhmaṇa Agnidatta
Ibunya bernama Viśākhā.
Raja [pada waktu itu] bernama Kṣema dan
dengan ibukota Kṣema.
[0003b24] Ayah Buddha Kanakamuni bernama Yajñadatta, dari keluarga brāhmaṇa, dan ibunya bernama Uttarā. Raja pada masa itu adalah Śubha, dan ibukotanya bernama Śubha sesuai dengan namanya.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Ayah Buddha Kanakamuni,
brāhmaṇa,Yajñadatta,
Ibunya bernama Uttarā.
Raja [pada masa itu] bernama Śubha
Dengan ibukota Śubha.
[0003b29] Ayah Buddha Kāśyapa bernama Brahmadatta, dari keluarga brāhmaṇa, dan ibunya bernama Viśākhā. Raja pada masa itu bernama Kṛkin dengan ibu kota kerajaan bernama Vārāṇasī.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Ayah Buddha Kāśyapa,
brāhmaṇa,Brahmadatta
Ibunya bernama Viśākhā..
Raja pada masa itu adalah Kṛkin
dengan ibu kota Vārāṇasī.
[0003c05] Ayahku bernama Śuddhodana, dari keluarga kerajaan kṣatriya, dan ibuku bernama Mahāmāyā. Ibukota kerajaaan bernama Kapilavastu.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Ayahku adalah seorang kṣatriya,
Bernama Śuddhodana,
Ibuku bernama Mahāmāyā.
bertanah luas dan subur.
Disana aku dilahirkan.
[0003c09] Inilah keadaan dari para Buddha, gelar, tingkatan status sosial keluarga, dan tempat kelahiran mereka. Para bijaksana manakah yang tidak akan bersuka cita dan tidak mengembangkan kesadaran dengan welas kasih setelah mendengarkan ini ?
[0003c10] Pada saat itu Buddha berkata kepada para bhikṣu : Sekarang saya akan menggunakan pengetahuan kehidupan masa lalu untuk menjelaskan semua yang berkaitan dengan para Buddha masa lalu . apakah kalian ingin mendengarkannya ?
[0003c12] Para bhikṣu menjawab: Bhagavān, sekarang adalah adalah waktu yang paling tepat. Kami akan mendengarkannya dengan penuh sukacita.
[0003c13] Buddha berkata kepada , para bhikṣu :
Dengarkanlah dengan baik, Dengarkanlah dengan baik, Pikirkan dengan bijaksana dan renungkan dengan seksama. Saya akan menguraikannya dengan terperinci untuk kalian ,para bhikṣu, kalian seharusnya mengetahui bahwa ada kepastian dari kualitas semua Buddha.
Bodhisattva Vipaśyin turun dari Tuṣita memasuki rahim ibunya melalui sisi kanan dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu dan pada saat yang sama, bumi bergetar dan cahaya agung bersinar menerangi semua dunia, menjangkau semua ranah yang tidak terjangkau oleh matahari dan bulan, sehingga semua makhluk hidup yang berdiam dalam kegelapan dapat saling melihat satu dengan yang lainnya dan mengetahui didalam ranah apa mereka berada sekarang Pada saat itu , cahaya ini juga menerangi istana Māra. Paradeva ,Indra, Brahmā, , para śramaṇa, para brāhmaṇa, dan juga semua makhluk hidup lainnya bersuka cita dalam cahaya yang mengagumkan ini.dimana cahaya surgawi juga meredup secara alami karena keagungan dari cahaya ini.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
awan tebal berkumpul di angkasa
Kilat menerangi semua semesta,
Vipaśyin memasuki rahim
Melalui penegasan dari terangnya cahaya
Matahari dan bulan menjadi tertaklukkan.
tiada yang dapat menaklukkan cahaya agung ini
berdiam dalam rahim dengan kemurnian dan tiada noda.
Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
[0003c25] para bhikṣu, kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut :
Pada saat bodhisattva Vipaśyin berdiam dalam rahim ibunya, kesadaran [eling] nya sungguh sempurna dan tidak terganggu. Empat deva membawa senjata panjang yang dikombinasi dengan kapak dan tombak untuk melindungi manusia ini , baik manusia maupun bukan manusia tidak dapat mendekat dan mengganggunya. Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Empat deva dari empat penjuru
yang telah terkemuka dan memiliki kebajikan agung
Diinstruksikan oleh Śakra,
untuk melindungi bodhisattva dengan baik.
dengan tangan selalu memegang senjata panjang yang dikombinasi dengan kapak dan tombak
melindungi tanpa meninggalkannya setiap saat,
manusia ataupun bukan manusia tidak dapat menganggunya.
Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
selalu didukung oleh para deva
Seperti para devi yang menjaga surga.
Semua silsilah bersuka cita.
Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
[0004a10] kemudian Buddha kembali berkata kepada para bhikṣu : kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut :
Bodhisattva Vipaśyin turun dari Tuṣita memasuki rahim ibunya dan berdiam didalamnya dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu . Ibunya senantiasa dalam kedamaian dan tidak ada masalah dengan fisiknya. Dengan pengamatan mendalamnya akan meningkat, ia mengamati janinnya dan melihat bahwa fisik dari bodhisattva telah memiliki semua organ yang berkembang dengan baik diberkahi dengan anggota tubuh dan indera-indera tidak ternoda seperti emas kemerahan yang telah dihaluskan dan tanpa cacat. Hal ini seperti seseorang yang memiliki penglihatan yang tajam sedang memeriksa batuan berharga yang bening, tembus cahaya di permukaan dan didalamnya dan tanpa halangan sedikitpun Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
.
Pada saat itu Bhagavān melantunkan gatha ini:
Seperti batuan berharga yang bening
Secerah matahari dan bulan yang bersinar terang,
Yang Dimuliakan berdiam dalam rahim ibu,
Ibunda tiada noda dan penderitaan.
Kebijaksanaannya terus meningkat,
melihat janin bagaikan manifestasi dari emas.
Kehamilannya penuh dengan sukacita dan damai.
Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha
[0004a20] Buddha berkata kepada para bhikṣu: kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut :
Bodhisattva Vipaśyin turun dari Tuṣita untuk memasuki rahim ibunya dan berdiam di sana dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu. Kesadaran ibunya menjadi tenang dan damai, bebas dari semua keinginan sensual dan tidak terbakar oleh api nafsu seksual . Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha
.
Pada saat itu, Bhagavān melantunkan gatha ini:
Bodhisattva berdiam dalam rahim ibu,
semua semesta disempurnakan,
semua semesta terberkati dengan sempuna ,
Kesadaran ibunya menjadi tenang dan damai,
bebas dari semua keinginan sensual.
tidak terbakar oleh api nafsu seksual,
Ibu dari para Buddha senantiasa murni .
[0004a28] Kemudian Buddha berkata kepada para bhikṣu kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut :
Bodhisattva Vipaśyin turun dari Tuṣita untuk memasuki rahim ibunya dan berdiam di sana dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu. Ibunya senantiasa menjaga lima moralitas , hidup dalam ketenangan dan bebas dari semua keinginan sensual , keyakinan menjadi kokoh, penuh dengan welas kasih dan mengakumulasi berbagai kebajikan dengan sempurna, damai dan penuh dengan suka cita , dan tiada ketakutan, Pada saat kesehatannya telah memburuk dan meninggal akan terlahir kembali di Trāyastriṃśa. Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha
Pada saat itu, Bhagavān melantunkan gatha ini:
Melindungi jasmani dari Yang termulia di antara manusia,
berusaha dengan semangat dalam menjaga moralitas dengan sempurna,
kelak pasti akan dianugerahi jasmani surgawi
inilah kepastian dari semua yang disebut sebagai ibu dari para Buddha.
[0004b06] Kemudian Buddha berkata kepada para bhikṣu kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut :
Pada saat yang sama ketika Bodhisattva Vipaśyin lahir, ia muncul dari sisi kanan ibunya, bumi akan berguncang dan seberkas cahaya menerangi dunia. Seperti halnya ketika Bodhisattva pertama kali memasuki rahim ibunya, dimana cahaya ini juga akan menjangkau semua ranah kegelapan . Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha
Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:
Saat pangeran lahir, bumi berguncang,
Cahaya agung menerangi semuanya,
Dunia ini dan juga ranah yang tak terbatas lainnya,
atas,bawah dan segala penjuru,
menerangi kemurnian dari Yang Terbebaskan.
menyuarakan suka cita dan kedamaian yang mengagumkan,
mentransmisikan nama dari Bodhisattva.
[0004b14] Kemudian Buddha berkata kepada para bhikṣu kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut:
Ketika Bodhisattva Vipaśyin dilahirkan, dia keluar dari sisi kanan ibunya dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu , pada saat itu ibu dari Bodhisattva mengenggam sebatang cabang pohon , bukan dalam posisi duduk ataupun berbaring. Pada saat itu empat deva memegang wewangian di tangan mereka , berdiri didepan ibunya dan berkata: “ Seharusnya demikian , Yang Mulia, hari ini anda telah melahirkan seorang putra mulia. Semoga terbebaskan dari kekhawatiran dan kesedihan.” Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:
Ibu dari Buddha
Tidak duduk ataupun berbaring di atas tanah,
menjaga moralitas,melatih diri dalam ketenangan dan bebas dari semua keinginan.
saat melahirkan Yang Mulia tidak kendur dalam berusaha
Para devapun datan memberikan berkah.
[0004b21] Kemudian Buddha berkata kepada para bhikṣu kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut:
Ketika Bodhisattva Vipaśyin dilahirkan, dia keluar dari sisi kanan ibunya dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu , Tubuhnya bersih, tidak ternoda oleh kotoran ataupun pikiran jahat bagaikan seorang yang memiliki penglihatan baik melemparkan sebutir mutiara putih yang bening dan bersih diatas selembar sutra berwarna putih. Keduanya tidak akan saling mengotorkan satu dengan yang lain tidak mempengaruhi ataupun dipengaruhi [oleh pewarna itu], karena ia murni dan sejati. Demikian juga pada saat Bodhisattva keluar dari rahim ibunya. Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:
Bagaikan sebutir mutiara putih yang bening dan bersih
Dilemparkan diatas selembar sutra putih , tidak akan saling mengotorkan satu dengan yang lainnya,
Demikian juga pada saat Bodhisattva muncul dari rahim ibunya,
murni dan tidak ternoda.
[0004b21] Kemudian Buddha berkata kepada para bhikṣu kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut:
Ketika Bodhisattva Vipaśyin dilahirkan, dia keluar dari sisi kanan ibunya dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu , turun dengan menginjak tanah melalui sisi kanan ibunya, berjalan tujuh langkah, tanpa bantuan dari siapapun, memandang ke empat penjuru , kemudian mengangkat tangan dan dengan tegas menyatakan: “di atas dan di bawah langit, saya yang paling mulia, saya akan membebaskan semua makhluk hidup dari lahir, tua, sakit, dan mati” Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:
Bagaikan langkah singa,
memandang ke empat penjuru
turun dengan menginjak tanah dan berjalan tujuh langkah
Demikianlah singa pemimpin para manusia
Bagaikan gerakan naga yang agung,
memandang ke empat penjuru
turun dengan menginjak tanah dan berjalan tujuh langkah
Demikianlah naga pemimpin para manusia
Pada saat kelahiran dari Yang Mulia pemilik dua kualitas ini.
dengan tenang berjalan tujuh langkah,
memandang ke empat penjuru
mengatasi semua penderitaan dari lahir dan mati.
mengatasi kelahirannya sendiri
tiada yang akan setara dalam dunia ini.
mengamati dan memahami akar dari lahir dan mati.
Kehidupan ini akan menjadi persinggahan yang terakhir
[0004c12] Kemudian Buddha berkata kepada para bhikṣu kalian harus mengetahui kepastian dari kualitas semua Buddha selanjutnya sebagai berikut:
Ketika Bodhisattva Vipaśyin dilahirkan, dia keluar dari sisi kanan ibunya dengan kesadaran [eling] yang sempurna dan tidak terganggu. Dua mata air menggelembung muncul secara alami dari tanah yakni mata air hangat dan dingin , sebagai persembahan untuk memandikan Bodhisattva. Ini adalah kepastian dari kualitas semua Buddha.
.
Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:
Pada saat kelahiran dari Yang Mulia pemilik dua kualitas ini.
Dua mata air menggelembung muncul secara alami sebagai persembahan
untuk memandikan Bodhisattva.
sekilas memandang menjadi bersih pada saat dimandikan.
Dua mata air menggelembung muncul secara alami;
Air ini sangat murni dan bersih;
yang pertama hanya dan yang kedua dingin dengan sempurna
untuk memandikan Yang mengetahui semuanya.
[0004c20] Sesaat setelah pangeran dilahirkan, ayahnya, Raja Pāṇḍu, mengumpulkan peramal dan ahli dari berbagai aliran dan memerintahkan mereka untuk meramalkan keberuntungan dan ketidakberuntungan dari pangeran ini. Kemudian , para peramal itu mematuhi perintah raja tersebut dan meramal nasib dari pangeran ini, Mereka mendekati pangeran dan membuka sebelah jubahnya setelah melihat tanda-tanda agung yang dimiliki oleh pangeran dan memberitahukan keberuntungannya:
Seseorang yang memiliki tanda-tanda ini akan memiliki salah satu dari dua jalan hidup ini Ini sudah pasti dan tidak perlu diragukan lagi. Pertama jika dia menjalankan kehidupan berumah tangga, ia akan menjadi penguasa dunia, raja pemutar roda yang menguasai semua yang ada dibawah langit dalam empat benua . Ketujuh harta karun berikut ini akan muncul dengan sendirinya . Dia menguasai empat divisi perang dan memerintah dengan kebenaran dan keadilan, dan bermanfaat untuk semua yang ada di dunia ini . Kebajikannya akan menyebar ke seluruh penjuru yang ada dibawah langit ini. Dia akan memiliki ribuan pengikut yang berani dan kuat dan menaklukan semua musuhnya tanpa melalui kekuatan senjata. Semua wilayah dibawah langit akan damai. Kedua , jika dia meninggalkan kehidupan berumah tangga, mencari kebenaran, ia akan merealisasikan kesempurnaan penggugahan dengan sepuluh gelar kesempurnaan.
Kemudian para peramal berkata kepada raja:
Yang Mulia, putra yang akan menjadi raja ini memiliki tiga puluh dua tanda agung. Dia akan mengikuti salah satu dari kedua jalan hidup ini. Ini sangat pasti dan tidak perlu diragukan lagi. Jika dia menjalankan kehidupan berumah tangga maka dia akan menjadi penguasa dunia, raja pemutar roda Jika dia meninggalkan kehidupan berumah tangga maka dia akan merealisasikan kesempurnaan penggugahan dengan sepuluh gelar kesempurnaan.
Pada saat itu , Bhagavān melantunkan gatha ini:
Ratusan keberuntungan mengiringi kelahiran pangeran
Para peramal meramalkannya
Seperti yang tercatat dalam kitab
Dua jalan kehidupan ini sudah pasti.
Jika menjalankan kehidupan berumah tangga
akan menjadi penguasa dunia , raja pemutar roda.
Tujuh harta karun yang sulit diperoleh
datang dengan sendiri sebagai harta raja.
instrumen ini memiliki seribu jari-jari emas,
bagian sisi luar lingkaran dari emas
berputar dan bergerak seakan terbang
Oleh sebab itu ia disebut harta karun pertama, roda langit.
terlatih dengan baik diberkahi dengan tujuh gading
tinggi , besar putih seperti salju
mampu terbang dengan baik melalui angkasa.
Ini disebut harta karun kedua, gajah.
Kuda yang mampu berlari ke arah manapun di dunia ini
Pergi pada pagi hari , kembali pada malam untuk makan dan minum
berbulu merah gemilang dengan tekak seperti merak.
Ini disebut harta karun ketiga, kuda.
Mutiara lapis lazuli yang bening,
memantulkan cahaya sejauh satu yojana,
Menerangi malam seperti siang.
Ini disebut harta karun keempat, mutiara
postur , suara, wangi yang tiada bandingannya
terkemuka diantara semua wanita.
Ini disebut harta karun kelima, wanita
mempersembahkan lapis lazuli dan permata lainnya
mutiara , dan semua benda berharga lainnya
bersuka cita dalam mempersembahkan semua ini
Ini disebut harta karun keenam,rakyat.
Jika diperintah oleh raja pemutar roda
akan menggerakkan prajurit dengan cepat.
berani , gagah seperti semangat para raja.
Ini disebut harta karun ketujuh, panglima perang.
Ini adalah tujuh harta karun , roda, gajah ,kuda putih , permata, rakyat , wanita dan panglima perang.
Pangeran akan menyukai hal-hal ini dan menikmati kehidupan ini sepenuhnya
Terhibur melalui lima keinginan,
Seperti gajah yang mematahkan belunggunya,
meninggalkan kehidupan berumah tangga
Merealisasi pencerahan sempurna.
Raja memiliki putra yang demikian,
dua jalan kehidupan yang diagungkan oleh manusia.
menjadi raja pemutar roda atau merealisasikan penggugahan sempurna tanpa lelah.
[0005a26] Pada saat ini, ayahanda-raja menanyakan kembali kepada para peramal dengan hormat dan berulang kali . “ Lihat sekali lagi dan diskripsikan tiga puluh dua tanda dari pangeran ini dengan jelas dan terperinci”
Kemudian para peramal segera membuka pakaian pangeran dan menjelaskan tiga puluh dua tanda agung : Pertama, telapak kaki yang rata dan datar, untuk pijakan yang kokoh; Kedua telapak kaki yang ditandai secara simetris dengan simbol roda seribu jari-jari yang saling memantulkan cahaya. Ketiga, tangan kaki yang berselaput seperti kaki seekor raja angsa; Keempat, tangan dan kaki selembut dan sehalus kain pakaian deva; Kelima jari tangan dan kaki yang halus, memanjang tiada bandingnya; Keenam kaki yang berpermukaan lebar, bulat dengan penampilan yang menyenangkan; Ketujuh tumit yang bulat menyempit perlahan-lahan menuju betis seperti tumit seekor rusa; Kedelapan tulang yang saling berhubungan dengan baik seperti sambungan rantai; Kesembilan, organ kelamin yang tersembunyi dalam lipatan [kulit], seperti organ kelamin seekor kuda; Kesepuluh, pada saat dia berdiri tegak dengan tangan disamping , kedua tangan ini mencapai posisi lutut . Kesebelas setiap helai rambut tumbuh dari setiap pori – pori, setiap helai melingkar arah kanan, berwarna coklat tua beryl.; Kedua belas, rambut tumbuh melingkar ke kanan, berwarna coklat tua dan tumbuh ke atas; Ketiga belas : tubuh fisik dengan kulit keemasan; Keempat belas ,kulit lembut dimana debu dan kotoran tidak akan melekat; Kelima belas, bahu simetris, datar dan sempurna Keenam belas , svastika di atas dada. Ketujuh belas, tinggi badan dua kali tinggi badan manusia biasa; Kedelapan belas , tujuh bagian tubuh terstruktur dengan baik dan simetris (tangan, kaki, bahu bagian bawah, dan tengkuk);` Kesembilan belas , stuktur badan tinggi dan lebar seperti sebatang pohon nyagrodha; Kedua puluh rahang seperti singa; Kedua puluh satu struktur dada lebar ,berbidang seperti singa; Kedua puluh dua memiliki empat puluh gigi; kedua puluh tiga gigi yang rapi, berbentuk persegi dan tersusun dengan baik Kedua puluh empat gigi yang tidak memiliki celah [di antaranya]; Kedua puluh lima , gigi yang putih dan bersih; Kedua puluh enam, tenggorokan yang murni, apapun yang dia makan akan memiliki sensasi rasa yang sesuai dan sempurna Kedua puluh tujuh , lidah yang lebar dan memanjang yang mencapai telinga Kedua puluh delapan memiliki suara yang renyah dan bening Kedua puluh sembilan bola mata berwarna hitam pekat; Ketiga puluh kelopak mata seperti kelopak raja sapi , dimana dapat dikedipan dari bagian atas maupun bagian bawah; Ketiga puluh satu , diantara kedua alis mata , ada sehelai rambut putih , lembut, halus dan basah yang lentur dan panjang jika ditarik akan membentang sekitar delapan kaki dan melingkar kembali seperti gulungan pada saat dilepaskan , melingkar kearah kanan seperti mutiara dan tiga puluh dua , benjolan di atas kepala (uṣṇīṣa). Ini adalah tiga puluh dua tanda agung.”
Sang Buddha kemudian melanjutkan dengan syair:
Kaki yang kokoh, lembut dan lunak,
telapak kaki simetris
bersimbol roda seribu jari-jari
yang saling memantulkan cahaya
stuktur badan tinggi dan lebar seperti sebatang pohon nyagrodha;
organ kelamin Tathāgata tersembunyi dalam lipatan [kulit]
seperti organ kelamin seekor kuda.
kulit berwarna keemasan yang mengagumkan ,
tulang yang saling berhubungan dengan baik seperti sambungan rantai;
yang diakumulasikan melalui kemunculan di keduniawian ini,
tubuh fisik dengan kulit keemasan
kulit lembut dimana debu dan kotoran tidak akan melekat;
tiada debu ataupun kotoran yang melekat
payung langit melindungi kehadirannya dengan alamiah
helai rambut di setiap pori berwarna coklat tua beryl.;
seperti teratai yang mekar dan muncul ke permukaan
Raja bertanya kepada para peramal
peramal dengan hormat memberitahukan
Dengan memuji tanda-tanda agung Bodhisattva.
Badan tegak bersinar gemilang
Kaki dan tangan selaras dan seimbang.
tenggorokan murni, memiliki sensasi rasa yang sesuai dan sempurna
bahu simetris, datar dan sempurna
struktur tubuh atas lurus tidak membungkuk,
Roda dari telapak kaki terungkap,
Suara seperti burung kalaviṅka.
bentuk tumit bulat
perlahan-lahan menyempit menuju betis yang lurus,
semua karena akumulasi kebajikan dari masa lampau
lengan dan siku sempurna
Raut wajah sangat gagah.
Singa termulia di antara para manusia
dengan kekuatan melampaui semuanya,
Kedua rahang seimbang,
berbaring miring seperti singa.
Gigi berjumlah empat puluh, teratur
Rata, tanpa celah.
dengan suara yang menakjubkan
Menarik semua orang dari jauh dan dekat.
berdiri tegak tanpa membungkuk,
Kedua tangan mencapai lutut kaki.
Tangan sempurna dan lembut.
Tanda agung yang dimuliakan di antara semua manusia.
memiliki benjolan di atas kepalanya,
Mata gelap pekat, berkedip,
dengan kedua kelopak mata bergerak,
Kedua bahu yang sepenuhnya bulat.
Demikianlah ia diberkahi dengan tiga puluh dua tanda agung.
tumit dan betis lurus dan seimbang
lembut seperti tumit dan betis seekor rusa.
semua deva turun mengunjunginya
Seperti gajah yang menghancurkan belenggunya,
membebaskan penderitaan semua makhluk hidup
melalui welas kasihnya
hingga terbebaskan dari lahir ,tua, sakit dan mati.,
mengajarkan Empat Kebenaran Mulia,
mengungkapkan makna melalui kata kata kebenaran
sehingga dimuliakan oleh semua makhluk hidup.
[0005c19] Kemudian Buddha berkata kepada para bhikṣu::
Pada saat bodhisattva Vipaśyin dilahirkan, para deva diatas, di udara, memegang payung putih dan kipas, untuk melindunginya dari dingin dan panas, angin dan hujan, debu dan kotoran.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Keajaiban telah muncul di antara para manusia,
Telah terlahir Yang Mulia pemilik dua kualitas.
kelahiran yang dihormati oleh para dewa
dengan mempersembahkan payung dan kipas.berharga.
[0005c24] Pada saat itu ayahanda-raja menyediakan pangeran dengan empat orang pengasuh: yang pertama memberikannya susu, yang kedua memandikannya, yang ketiga mengoleskan minyak wangi ke tubuhnya, dan yang keempat menemaninya bermain. Mereka mengasuhnya dengan penuh suka cita tanpa lelah.
Demikianlah Buddha melantunkan gatha:
Pengasuh merawat dengan penuh kasih sayang,
Putra mulia terawat dengan baik;
satu memberikannya susu,
satu memandikannya,
dua mengoleskan minyak wangi ke tubuhnya dan menemaninya bermain.
Yang terwangi didunia ini
Hanya untuk yang termulia diantara manusia
[0005c24] Pada saat itu ayahanda-raja menyediakan pangeran dengan empat orang pengasuh: yang pertama memberikannya susu, yang kedua memandikannya, yang ketiga mengoleskan minyak wangi ke tubuhnya, dan yang keempat menemaninya bermain. Mereka mengasuhnya dengan penuh suka cita tanpa lelah.
Demikianlah Buddha melantunkan gatha:
Pengasuh merawat dengan penuh kasih sayang,
Putra mulia terawat dengan baik;
satu memberikannya susu,
satu memandikannya,
dua mengoleskan minyak wangi ke tubuhnya dan menemaninya bermain.
Yang terwangi didunia ini
Hanya untuk yang termulia diantara manusia
[0006a01] Pada saat masa kanak kanak, para menteri dan dayang istana berkumpul untuk memperhatikannya tanpa lelah.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Dihormati dan disayangi oleh semua manusia
Bagaikan patung emas dari awal hingga akhir
pria dan wanita berkumpul bersama di taman
untuk memperhatikannya dengan tidak lelah
[0006a04] Pada saat masa kanak kanak, para menteri dan dayang istana berkumpul untuk menggendongnya secara bergantian seperti memperhatikan sekuntum bunga permata
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Pada saat Yang Mulia pemilik dua kualitas ini dilahirkan,
Dihormati dan disayangi oleh semua manusia
Satu demi satu mereka bergantian menggendongnya,
seperti memperhatikan sekuntum bunga permata
[0006a08] Pada saat Bodhisattva dilahirkan, ia tidak mengedipkan matanya, bagaikan para dewa dari Trāyastriṃśa yang tidak penah mengedipkan mata. Oleh sebab itu dinamakan sebagai Vipaśyin.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Yang terbaik di antara semua deva tidak mengedipkan mata,
Bagaikan deva dari Trāyastriṃśa.
Melihat objek dengan pengamatan mendalam yang benar
Oleh sebab itu , bergelar Vipaśyin.
[0006a12] pada saat Bodhisattva dilahirkan , suaranya sangat jernih, lembut dan anggun bagaikan suara seekor burung kalaviṅka.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Bagaikan seekor burung dari gunung salju
meminum intisari dari bunga sambil berkicau,
Demikian juga Yang Mulia pemilik dua kualitas ini
bersuara jernih ,menembus dan juga selalu benar.
[0006a16] pada saat Bodhisattva dilahirkan, matanya dapat melihat sampai jarak satu yojana.
Di sini Buddha melantunkan gatha ini ::
Karena perbuatan-perbuatan masa lampaunya, yang murni,
Ia memperoleh cahaya menakjubkan dari deva.
Mata Bodhisattva mampu melihat semua
Dalam jangkauan satu yojana.
[0006a19] Setelah Bodhisattva dilahirkan , tahun demi tahun, tumbuh menjadi seorang pemuda . menduduki aula utama, memberi petunjuk kepada semua rakyat, kebajikan dan namanya tersebatr hingga ke seluruh pelosok yang paling jauh
Buddha melantunkan gatha ini :
Pemuda duduk di aula utama,
Memberi petunjuk untuk merubah dunia
Mengambil keputusan dan mengurus berbagai tugas
Oleh sebab itu , bergelar Vipaśyin.
Kebijaksanaan yang luas dan murni seperti dalamnya samudera.
bersuka cita dalam menolong semua makhluk hidup
menyebabkan kebijaksanaan terus meningkat dan mendalam
[0006a25] Pada saat itu Bodhisattva ingin keluar dari lingkungan istana, kemudian memerintah kusir untuk mempersiapkan kereta kuda yang berhias permata, membawanya menuju taman dekat hutan untuk melihat berbagai hal dan tempat.
Kusir itu, setelah mempersiapkan kereta kuda ,kembali ke tempat Bodhisattva dan berkata, “Sekarang adalah waktu yang tepat “
Kemudian pangeran segera naik ke kereta dan berangkat menuju taman di hutan tersebut. . Ditengah perjalanan, dia melihat orang tua, berambut putih, giginya telah hilang, wajahnya berkerut, tubuhnya membungkuk dan bersandar dengan menggunakan tongkat, langkahnya lambat dan lemah dengan napas yang tersengal. Pangeran menatap pelayannya dan bertanya “ apa yang terjadi dengan orang tersebut ?
Kusir itu menjawab, “Itu adalah orang tua,”
Pangeran bertanya lagi, “Apa yang dimaksud dengan tua?”
Kusir itu menjawab, “ tua itu maksudnya adalah saat rentang usia kehidupan akan berakhir dan hanya tersisa rentang usia kehidupan yang terbatas untuk melanjutkan hidup ini. Inilah yang kita sebut sebagai usia tua,”
Pangeran bertanya lagi , apakah saya juga akan menjadi seperti ini , tidak bisa luput dari ketiada berdayaan ini ?”
Kusir itu menjawab, “ Memang demikian. Setiap kelahiran selalui diikuti oleh usia tua. Tidak ada perbedaan antara yang memiliki status sosial tinggi ataupun rendah.”
Setelah kejadian ini, pangeran menjadi kecewa dan putus asa, tidak bersuka cita dan segera memerintahkan kusir untuk kembali ke istana. Dalam keheningan , dia merenung dan kemudian berpikir mengenai penderitaan pada usia tua, “ saya juga akan mengalaminya”
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Setelah melihat orang tua
Yang kehidupannya mendekati akhir,
Berjalan dengan langkah yang lemah,
Bersandar dengan memegang tongkatnya,
dalam keheningan , merenung dan berpikir
“Aku juga tidak akan luput dari penderitaan ini.”
Kemudian pangeran segera naik ke kereta dan berangkat menuju taman di hutan tersebut. . Ditengah perjalanan, dia melihat orang tua, berambut putih, giginya telah hilang, wajahnya berkerut, tubuhnya membungkuk dan bersandar dengan menggunakan tongkat, langkahnya lambat dan lemah dengan napas yang tersengal. Pangeran menatap pelayannya dan bertanya “ apa yang terjadi dengan orang tersebut ?
Kusir itu menjawab, “Itu adalah orang tua,”
Pangeran bertanya lagi, “Apa yang dimaksud dengan tua?”
Kusir itu menjawab, “ tua itu maksudnya adalah saat rentang usia kehidupan akan berakhir dan hanya tersisa rentang usia kehidupan yang terbatas untuk melanjutkan hidup ini. Inilah yang kita sebut sebagai usia tua,”
Pangeran bertanya lagi , apakah saya juga akan menjadi seperti ini , tidak bisa luput dari ketiada berdayaan ini ?”
Kusir itu menjawab, “ Memang demikian. Setiap kelahiran selalui diikuti oleh usia tua. Tidak ada perbedaan antara yang memiliki status sosial tinggi ataupun rendah.”
Setelah kejadian ini, pangeran menjadi kecewa dan putus asa, tidak bersuka cita dan segera memerintahkan kusir untuk kembali ke istana. Dalam keheningan , dia merenung dan kemudian berpikir mengenai penderitaan pada usia tua, “ saya juga akan mengalaminya”
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Setelah melihat orang tua
Yang kehidupannya mendekati akhir,
Berjalan dengan langkah yang lemah,
Bersandar dengan memegang tongkatnya,
dalam keheningan , merenung dan berpikir
“Aku juga tidak akan luput dari penderitaan ini.”
[0006b09] Pada waktu itu ayahanda-raja bertanya kepada pelayan itu, “Apakah pangeran menikmati perjalanan ini?”
Pelayan itu menjawab, “Tidak,.”
Raja bertanya apa yang menjadi penyebabnya,pelayan itu menjawab,
“ Ditengah perjalanan , kami bertemu dengan orang tua dan inilah alasannya mengapa pangeran tidak bersuka cita dalam perjalanan ini”
Kemudian, ayahanda-raja menjadi diam dan berpikir:
Dulu, ketika para peramal melihat tanda agung yang dimiliki oleh pangeran kemudian mengatakan kepada saya bahwa dia pasti akan meninggalkan kehidupan berumah tangga dan hari ini dia tidak bersuka cita dengan kehidupan di sini. Apakah semua ini masih belum berlalu? Saya harus lebih bijak dan tetap mengawasinya dengan menjaga dan menempatkannya di bagian belakang istana. Hiburan dengan kenikmatan lima keinginan indriya akan membuatnya bersuka cita dan mencegah dia untuk meninggalkan istana.
Setelah itu, raja segera memberi perintah untuk menghiasi seluruh istana dan memilih wanita tercantik untuk menghibur pangeran.
Buddha kemudian melantunkan gatha ini:
Setelah mendengarkannya dari pelayan,
Ayahanda-raja dengan bijak
menghiasi semua istana dan tempat tinggal
Mengingkatkan hiburan untuk memikat lima keinginan indriya
Dengan tujuan untuk mencegahnya keluar dari istana
[0006b18] Dalam peristiwa selanjutnya , Pada saat itu, pangeran memerintahkan kusirnya untuk mempersiapkan kereta kuda dengan tujuan untuk melihat berbagai hal di luar istana.Ditengah perjalanan, dia bertemu dengan orang sakit dengan tubuh yang lemah dan perutnya membengkak, wajahnya kehitaman dan terbaring diantara kotorannya sendiri . Tidak ada seorangpun yang menatapnya ,penyakitnya parah dengan rasa sakit yang sangat akut sehingga tidak dapat berbicara. Pangeran menatap pelayannya dan bertanya “ apa yang terjadi dengan orang tersebut ?
Kusir itu menjawab, “Itu adalah orang sakit,”
Pangeran bertanya lagi, “Apa yang dimaksud dengan sakit?”
Kusir itu menjawab, “sakit itu maksudnya adalah saat semua rasa sakit datang dan menyiksa seseorang dan kematian akan datang di setiap saat itu . Inilah yang kita sebut sebagai sakit,”
Pangeran bertanya lagi , apakah saya juga akan menjadi seperti ini , tidak bisa luput dari ketiada berdayaan ini ?”
Kusir itu menjawab, “ Memang demikian. Setiap kelahiran selalui diikuti oleh sakit. Tidak ada perbedaan antara yang memiliki status sosial tinggi ataupun rendah.”
Setelah kejadian ini, pangeran menjadi kecewa dan putus asa, tidak bersuka cita dan segera memerintahkan kusir untuk kembali ke istana. Dalam keheningan , dia merenung dan kemudian berpikir mengenai penderitaan yang disebabkan oleh sakit, “ saya juga akan mengalaminya”
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Setelah melihat orang sakit.
Berkulit hitam dan kurus kering,
Berjalan dengan langkah yang lemah,
dalam keheningan , merenung dan berpikir
“Aku juga tidak akan luput dari penderitaan ini.”
Pelayan itu menjawab, “Tidak,.”
Kemudian Raja bertanya apa yang menjadi penyebabnya,pelayan itu menjawab,
Ditengah perjalanan , kami bertemu dengan orang sakit dan inilah alasannya mengapa pangeran tidak bersuka cita dalam perjalanan ini”
Setelah itu, ayahanda-raja menjadi diam dan berpikir:
Dulu, ketika para peramal melihat tanda agung yang dimiliki oleh pangeran kemudian mengatakan kepada saya bahwa dia pasti akan meninggalkan kehidupan berumah tangga dan hari ini dia tidak bersuka cita dengan kehidupan di sini. Apakah semua ini masih belum berlalu? Saya harus lebih bijak dan tetap mengawasinya dengan menjaga dan menempatkannya di bagian belakang istana. Hiburan dengan kenikmatan lima keinginan indriya akan membuatnya bersuka cita dan mencegah dia untuk meninggalkan kehidupan berumah tangga. Kemudian raja segera memberi perintah untuk menghiasi seluruh istana dan memilih wanita tercantik untuk menghibur pangeran.
Buddha kemudian melantunkan gatha ini:
bentuk, suara, bebauan, rasa, dan sentuhan
delusi yang sangat halus mendalam dan menyenangkan.
Karena jasa kebajikan lampau dari Bodhisattva,
maka ia juga menikmati kehidupan di antara kesenangan ini.
[0006b18] Dalam peristiwa selanjutnya , Pada saat itu, pangeran memerintahkan kusirnya untuk mempersiapkan kereta kuda dengan tujuan untuk melihat berbagai hal di luar istana.Ditengah perjalanan, dia bertemu dengan orang mati dengan berbagai panji berwarna mengelilinginya di depan dan dibelakang dimana keluarga dan sanak familinya meratap dan menangis pada saat mengiringinya ke luar dari kota itu. Pangeran menatap pelayannya dan bertanya “ apa yang terjadi dengan orang tersebut ?
Kusir itu menjawab, “Itu adalah orang mati,”
Pangeran bertanya lagi, “Apa yang dimaksud dengan mati?”
Kusir itu menjawab, “mati itu maksudnya adalah saat berakhirnya kehidupan , yang didahului dengan lenyapnya unsur angin [napas] , disusul dengan lenyapnya unsur api [panas tubuh] dan terurainya indriya , yang masih hidup dan yang telah mati menempuh perjalanan yang berbeda seperti seseorang yang meninggalkan rumah dan keluarganya Inilah yang kita sebut sebagai mati,”
Pangeran bertanya lagi , apakah saya juga akan menjadi seperti ini , tidak bisa luput dari ketiada berdayaan ini ?”
Kusir itu menjawab, “ Memang demikian. Setiap kelahiran selalui diikuti oleh kematian. Tidak ada perbedaan antara yang memiliki status sosial tinggi ataupun rendah.”
Setelah kejadian ini, pangeran menjadi kecewa dan putus asa, tidak bersuka cita dan segera memerintahkan kusir untuk kembali ke istana. Dalam keheningan , dia merenung dan kemudian berpikir mengenai penderitaan pada kematian, “ saya juga akan mengalaminya”
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
Pertama kali bertemu dengan orang mati
mengetahui adanya kelahiran kembali,
dalam keheningan , merenung dan berpikir
“Aku juga tidak akan luput dari penderitaan ini.”
Pelayan itu menjawab, “Tidak, .”
Kemudian Raja bertanya apa yang menjadi penyebabnya,pelayan itu menjawab,
Ditengah perjalanan , kami bertemu dengan orang mati dan inilah alasannya mengapa pangeran tidak bersuka cita dalam perjalanan ini”
Setelah itu, ayahanda-raja menjadi diam dan berpikir:
Dulu, ketika para peramal melihat tanda agung yang dimiliki oleh pangeran kemudian mengatakan kepada saya bahwa dia pasti akan meninggalkan kehidupan berumah tangga dan hari ini dia tidak bersuka cita dengan kehidupan di sini. Apakah semua ini masih belum berlalu? Saya harus lebih bijak dan tetap mengawasinya dengan menjaga dan menempatkannya di bagian belakang istana. Hiburan dengan kenikmatan lima keinginan indriya akan membuatnya bersuka cita dan mencegah dia untuk meninggalkan kehidupan berumah tangga. Kemudian raja segera memberi perintah untuk menghiasi seluruh istana dan memilih wanita tercantik untuk menghibur pangeran.
Buddha kemudian melantunkan gatha ini:
pangeran yang sangat terkemuka,
dikelilingi para wanita istana,
menikmati kesenangan dari lima indriya,
bagaikan deva Śakra.
dikelilingi para wanita istana,
menikmati kesenangan dari lima indriya,
bagaikan deva Śakra.
[0007a01] Dalam peristiwa selanjutnya , Pada saat itu, pangeran memerintahkan kusirnya untuk mempersiapkan kereta kuda dengan tujuan untuk melihat berbagai hal di luar istana.Ditengah perjalanan, dia bertemu dengan seorang śramaṇa yang mengenakan kāṣāya [jubah] dan memegang patra [mangkuk derma] , melihat ke tanah pada saat berjalan. Pangeran menatap pelayannya dan bertanya “ apa yang terjadi dengan orang tersebut ?
Kusir itu menjawab, “Itu adalah śramaṇa,”
Pangeran bertanya lagi, “Apa yang dimaksud śramaṇa?”
Kusir itu menjawab, “śramaṇa itu maksudnya adalah seseorang yang telah meninggalkan cinta dari pertalian keluarga , meninggalkan kehidupan berumah tangga dan keduniawian, menjalankan pelatihan diri dengan mengendalikan indriya dan tidak ternoda oleh keinginan eskternal, memiliki welas kasih, menghindari diri dalam perbuatan yang akan melukai apapun, tiada kekhawatiran akan penderitaan, ataupun bersuka cuta dalam kesenangan indriya; dengan toleransi [kesabaran] seperti bumi, Oleh sebab itu dia dinamakan sebagai śramaṇa,
Pangeran berkata:
Sadhu, Jalan ini adalah kebenaran, telah memutuskan semua beban keduniawian selamanya dan tidak akan ternoda oleh debu , sangat halus mendalam dan murni tanpa ada sesuatupun , hanya inilah yang terbahagia dan tercepat. Kemudian dia memerintahkan kusir untuk berbelok dan mendekati śramaṇa ini
[0007a08] Kemudian pangeran bertanya kepada śramaṇa, “ anda mencukur rambut dan janggutmu, mengenakan kāṣāya [jubah] dan memegang patra [mangkuk derma], apa yang anda cari?”
Śramaṇa itu menjawab:
Pria dewasa yang meninggalkan kehidupan berkeluarga hendak menundukkan keinginan yang tidak tidak baik dari semua tindakan jasmani, ucapan dan mental. , meninggalkan penderitaan dari mental selamanya, mengembangkan welas kasih kepada semua makhluk hidup, tidak berdiam dalam kondisi mental yang tidak bermanfaat ataupun mengganggu, hidup dalam kesederhanaan dan damai dalam keheningan dan juga melatih diri dalam jalan kebenaran.
Pangeran menjawab, “Sadhu. Jalan inilah yang paling benar ” Kemudian memerintahkan pelayannya dan berkata , “ bawa kembali pakaian dan kereta yang dihiasi oleh permata ini dan juga sampaikan kepada raja bahwa :
Aku akan mencukur rambut dan janggutku di tempat ini, mengenakan kāṣāya [jubah], meninggalkan kehidupan berumah tangga, dan melatih diri dalam jalan. Mengapa ? Karena saya hendak menundukkan keinginan yang tidak tidak baik dari semua tindakan jasmani, ucapan dan mental. , meninggalkan penderitaan dari mental selamanya, mengembangkan welas kasih kepada semua makhluk hidup, tidak berdiam dalam kondisi mental yang tidak bermanfaat ataupun mengganggu, hidup dalam kesederhanaan dan damai dalam keheningan dan juga melatih diri dalam jalan kebenaran.
Kemudian pelayan itu membelokkan keretanya [kembali ke istana] untuk menyampaikan pesan pangeran kepada ayahnya, sang raja. Setelah itu, pangeran mencukur rambut dan janggutnya , mengenakan kāṣāya , meninggalkan kehidupan berumah tangga dan melatih diri dalam jalan kebenaran
[0007a18] Kemudian Buddha berkata kepada para bhikṣu:
Pada saat pangeran melihat orang tua dan orang sakit , dia telah menyadari dan belajar mengenai penderitaan dan masalah dalam keduniawian. Pada saat melihat seorang yang telah meninggal, kemelekatan terhadap keduniawian telah dipadamkan. Pada saat melihat seorang śramaṇa, telah terbuka jalan menuju kesempurnaan dengan pasti. Pada saat turun dari kereta yang berhias permata dan melangkah menjauhinya , setiap langkah yang dilakukan telah mejauhkannya dari kemelekatan secara bertahap. Inilah peninggalan kehidupan berumah tanga yang sebenarnya, Inilah peninggalan keduniawian yang sebenarnya
Pada saat itu, para rakyat di kerajaaan tersebut mendengar bahwa pangeran telah mencukur rambut dan janggutnya, mengenakan kāṣāya [jubah], memegang patra, meninggalkan kehidupan berumah tangga, dan melatih diri dalam jalan. Mereka saling berkata satu dengan yang lain: Jalan ini pasti merupakan kebenaran yang menyebabkan pangeran meninggalkan semua kekuasaan dalam kerajaan dan semua yang telah dia hargai. Oleh sebab itu, delapan puluh empat ribu orang dalam kerajaan itu pergi mengunjungi pangeran dan meminta untuk menjadi pengikutnya., meninggalkan kehidupan berkeluarga, dan melatih diri dalam jalan.
Kemudian Buddha melantunkan gatha ini:
meninggalkan harta untuk kebenaran yang halus dan mendalam
yang mendengar ini , segera meninggalkan kehidupan berkeluarga.
meninggalkan kurungan cinta pertalian keluarga
bebas dari semua kemelekatan
[0007a28] Kemudian, pangeran menerima mereka sebagai pengikut dan mengizinkan mereka untuk menemani dirinya berkelana, menyebarkan ajaran dimanapun dia berdiam , dari desa yang satu ke lainnnya, dari kerajaan yang satu ke kerajaan lainnya. Bodhisattva selalu dihormati di setiap tempat yang dikunjungi dimana semua orang selalu memberikan empat jenis persembahan [yakni, makanan dan minuman, jubah atau kain, tempat tinggal, dan obat-obatan]
Kemudian Bodhisattva berpikir:
Saya bersama dengan persamuan besar ini telah berkelana ke berbagai kerajaan, tetapi kebisingan tidak sesuai untuk saya. Kapan saya akan meninggalkan semua kebisingan ini dan mencari jalan tertinggi di tempat yang sunyi.?