Pages

t667-id

[0460b29] Demikianlah yang telah kudengar
[0460b29] Pada saat musim panas setelah sepuluh tahun mencapai penggugahan tertinggi , Bhagavā sedang   berdiam dalam paviliun Candanagarbha dari kediaman Ratnacchattra di puncak gunung Gṛdhrakūṭa , sekitar wilayah Rājagṛha bersama dengan persamuan agung yang terdiri dari ratusan ribu bhikṣu. Mereka merupakan para Śrāvaka yang  sedang menjalankan pelatihan diri dan juga yang telah menyelesaikan pelatihan diri, sebagian dari mereka telah mencapai tahapan arahat , yang telah memutuskan arus penyebab siklus kelahiran kembali, yang telah terbebaskan dari semua kondisi mental yang tidak bermanfaat, yang telah memperoleh semua penguasaan, yang kesadaran dan pengetahuannya telah terbebaskan dengan sempurna , yang  telah masuk dalam silsilah para arya , yang memperoleh kekuatan seperti gajah besar, yang telah menyelesaikan semua tugas yang harus dilakukan, yang telah meletakkan semua beban, yang telah mencapai tujuan untuk dirinya sendir, yang kesadarannya telah sepenuhnya terbebaskan melalui kesempurnaan pengetahuan, yang telah mencapai penguasaan tertinggi dalam mengendalikan  kesadaran mereka. 
Diantara ratusan ribu bhikṣu yang hadir dalam persamuan ini , ada yang bernama : Mahākāśyapa , Urubilvākāśyapa, Nadīkāśyapa, Gayākāśyapa, Mahākatyāyana , Mahākauṣṭhilya, Vakula, Revata, Subhūti, Pūrṇa putra dari Maitriyaṇī , Vāgiśa, Śāriputra, Mahāmaudgalyāyana , Ājñātakauṇḍinya, Udāyin , Rāhula ,Nanda, Upananda dan āyuṣman Ānanda. Mereka semua adalah para Sthavira, Śrāvaka agung yang terkenal
[0460c13]  Selain itu, Bhagavā juga sedang bersama dengan  para bodhisattva mahāsattva yang berjumlah seperti butiran pasir dalam enam  puluh sungai Gangga, yang berasal dari berbagai buddhakṣetra, yang semuanya telah mencapai tahapan akan terlahir kembali  satu kali lagi dalam mencapai kesempurnaan penggugahan, yang telah menguasai [enam] pengetahuan  melampaui keduniawian yang lebih tinggi , [sepuluh] kekuatan , [empat] kepastian dalam pencapaian , yang telah memberikan penghormatan dan persembahan kepada ratusan ribu  koti niyuta Buddha ,  yang telah mapan dalam memutar roda ajaran realitas yang tidak akan mundur kepada semua makhluk hidup dalam ranah eksistensi yang tidak terukur dan tidak terhitung jumlahnya , yang telah mencapai tahapan yang tidak akan mundur dalam jalan menuju  pencapaian kesempurnaan penggugahan yang tertinggi dan tidak tertandingi. 
Diantara para bodhisattva mahāsattva yang hadir dalam persamuan ini , ada yang bernama :  Dharmamati, Siṃhamati, Vyāghramati, Arthamati, Ratnamati, Pravaramati, Candraprabha,  Ratnacandraprabha, Pūrṇacandraprabha, Mahāvikrāmin, Aprameyavikrāmin, Anantavikrāmin,
Trailokyavikrāmin, Acalapadavikrāmin,Mahāsthāmaprāpta, Avalokiteśvara, Gandhahastin Gandharati , Gandharatiśrī, Śrīgarbha, Sūryagarbha, Ketu , Mahāketu, Vimalaketu, Anantaratnayaṣṭi, Tyakratnayaṣṭi,  Vimalaratnayaṣṭi, Prāmodyarāja, Sadāpramudita, Ratnapāṇi , Gaganagañja, Meru, Sumeru, Mahāmeru, Guṇaratnāloka, Dhāraṇīsvararāja, Dhāraṇīṃdhara, Sarvasattvaroganivartana, Prāmodyamanas, Khinnamanas, Akhinna, Jyotiṣkara, Candana, Īhavivartana,  Aprameyābhigarjitasvara, Bodhisamutthapāna,  Amoghadarsin,  Sarvadharmavaśavartin, Maitreya, Mañjuśrī kumārabhūta dan para bodhisattva mahāsattva lainnya yang berjumlah seperti butiran pasir dalam enam  puluh sungai Gangga.

[0461a06]  Selain itu, Bhagavā juga sedang bersama dengan para deva,  nāga, yakṣa,  gandharva,  asura, garuḍa , kiṃnara, manusia ataupun bukan manusia .

[0461a10]  Kemudian, setelah Bhagavā dikelilingi oleh ratusan ribu [delapan] jenis makhluk hidup ini , dia juga dihormati, dimuliakan, dipuji dan diberikan persembahan oleh para raja, perdana menteri [ mahāmātya], para raja yang telah ditakhlukkan [śreṣṭhin], bendaharawan kerajaan [ grhapati] ,  menteri [ amātya] , penduduk kota [naigama] dan  penduduk perdesaan [janapada]

 [0461a10]  Pada saat itu, setelah selesai menerima dan memakan persembahan makanan, Bhagavā  segera memasuki  samādhi, dengan kekuasaan dan  kekuatan dari Buddha  memanifestasikan ratusan ribu koti niyuta bunga teratai yang berukuran sebesar roda pedati yang muncul dari paviliun Candanagarbha. Setiap bunga teratai ini memiliki ratusan ribu koti niyuta kelopak, dipenuhi dengan beragam warna serta keharuman yang sempurna, masih kuncup dan belum mekar sepenuhnya.  Semua bunga teratai ini , kemudian naik  ke angkasa , menyeliputi semua aspek dalam buddhakṣetra ini dan berdiam disana seperti kanopi yang terbuat dari permata [ratnavitāna].   Setelah daun kelopak teratai tersebut terbuka hingga mekar sepenuhnya , disetiap bunga teratai tersebut ,  di tengah padmagarbha terlihat Tathāgata yang sedang duduk dalam posisi teratai sempurna, dihiasi dengan tiga puluh dua karakteristik manusia agung dan memancarkan ratusan ribu  sinar yang mengiluminasi semua aspek.
Sekali lagi, melalui kekuasaan dan kekuatan dari Buddha, semua kelopak teratai tersebut ,tanpa terkecuali, menjadi berwarna gelap, hitam gelap, menyebarkan bau busuk [durgandha], menjijikkan dan tidak lagi memberikan suka cita mendalam ,tetapi  disetiap bunga teratai ini , di tengah padmagarbha tetap terlihat wujud dari Tathāgata yang sedang duduk dalam posisi teratai sempurna dan memancarkan ratusan ribu sinar yang mengiluminasi semua aspek.  Selanjutnya, semua aspek dalam buddhakṣetra ini dipenuhi dengan iluminasi sinar dari wujud Tathāgata yang sedang duduk dalam posisi teratai sempurna di tengah padmagarbha hingga terlihat begitu indah dan mengagumkan.
[0461a22]  Sekali lagi, pada saat itu, para bodhisattva mahāsattva dan empat persamuan sangat terpesona oleh  keajaiban yang mengagumkan ini dan dipenuhi dengan suka cita yang mendalam, tetapi setelah melihat  manifestasi dari pengetahuan melampaui keduniawian yang lebih tinggi Bhagavā ini , ketidakpastian [saṃśayaprāpta] muncul dan kemudian bertanya pada diri mereka sendiri.
Apa yang menjadi penyebab [hetu] dan kondisi [pratyaya] hingga semua kelopak dari bunga teratai ini menjadi tidak enak untuk dilihat [durvarṇa] dan tangkai [nāla] juga menjadi tidak enak untuk dilihat, menjijikkan dan tidak lagi memberikan suka cita mendalam, tetapi di tengah padmagarbha tetap terlihat Tathāgata yang sedang duduk dalam posisi teratai sempurna dan memancarkan ratusan ribu sinar yang mengiluminasi semua aspek dan terlihat begitu indah dan mengagumkan.
Kemudian   Bhagavā memberikan isyarat kepada semua bodhisattva mahāsattva dan empat persamuan yang masih dalam ketidakpastian untuk lebih mendekatinya [upasthana].
[0461a28]  Pada saat itu, bodhisattva mahāsattva  yang bernama Vajramati  hadir dalam persamuan di paviliun Candanagarbha ini , memberikan penghormatan dan duduk disalah satu sisi.
[0461b01]  Kemudian Bhagavā menyapa bodhisattva mahāsattva Vajramati dan berkata .
Kulaputra ,  silahkan ajukan pertanyaan kepadaTathāgata , Arahat , Samyaksaṃbuddha , yang berkaitan dengan penguraian dari ajaran realitas.

[0461b03]  Dengan persetujuan dari Bhagavā, bodhisattva mahāsattva Vajramati yang menyadari bahwa semua yang hadir dalam persamuan ini termasuk para deva,  nāga, yakṣa,  gandharva,  asura, garuḍa , kiṃnara, manusia ataupun bukan manusia , para  bodhisattva mahāsattva dan empat persamuan masih dalam ketidakpastian, kemudian dia mengajukan pertanyaan sebagai berikut :

Bhagavā ,  apa yang menjadi penyebab [hetu] dan kondisi [pratyaya] hingga semua ranah eksistensi ini diliputi oleh bunga teratai yang  tidak enak untuk dilihat [durvarṇa]  dan menyebarkan bau busuk [durgandha] , tetapi di tengah padmagarbha tetap terlihat wujud Tathāgata yang sedang duduk dalam posisi teratai sempurna dan memancarkan ratusan ribu sinar yang mengiluminasi semua aspek dan terlihat begitu indah dan mengagumkan hingga ratusan ribu koti niyuta makhluk hidup memandang  Tathāgatakāya dengan tidak teralihkan, dengan penuh hormat merangkupkan kedua telapak tangan mereka pada saat ini?
 [0461b10] Kemudian bodhisattva mahāsattva Vajramati melantunkan gātha ini
Ratusan ribu koti niyuta wujud Tathāgata sedang duduk berdiam  ditengah  padmagarbha ,melalui pengetahuan melampaui keduniawian yang lebih tinggi  Bhagavā telah menampilkannya , belum pernah saya lihat sebelumnya fenomena seperti ini [1]
Para Nāyaka memancarkan memancarkan ribuan sinar yang mengiluminasi dan menyeliputi semua aspek dalam buddhakṣetra ini dengan kemegahan mereka, menampilkan  kefasihan yang sangat mengagumkan dalam penguasaan ajaran realitas, yang konstan dalam keindahannya [2]
 Disana, ditengah  padmagarbha dari bunga teratai yang tidak enak dilihat  dengan kelopak  dan tangkai yang menjijikkan, para Tathāgata ini duduk berdiam seperti intrinsik dari permata berharga [ratnasvabhāva], mengapa Bhagavā melalui pengetahuan melampaui keduniawian yang lebih tinggi  mewujudkan manifestasi ini ? [3]
Saya melihat para Buddha yang berjumlah seperti butiran pasir di sungai Gangga, melihat keindahan mengagumkan [viśiṣṭa] yang dimanifestasikan oleh pengetahuan melampaui keduniawian yang lebih tinggi  dari Tathāgata, tidak pernah sebelumnya saya menyaksikan keajaiban [vikurvita] seperti yang sedang terjadi pada saat  ini [4]
Saya memohon kepada Yang tertinggi diantara makhluk berkaki dua [dvipadottama], Guru pada manusia dan deva untuk mengajarkan , saya memohon kepadanya  untuk menguraikan dengan terperinci mengenai penyebab [hetu] dan kondisi [pratyaya], saya memohon kepadanya untuk  menyampaikannya dengan penuh empati [ anukampā] demi kepentingan semua makhluk hidup  dan juga untuk memutuskan semua keraguan mereka. [5]
[0461b21] Pada saat itu , Bhagavā memberitahukan kepada Vajramati dan para bodhisattva lainnya dan berkata

Kulaputra ,  ada uraian ajaran realitas  ekspansif [vaipulya dharma] yang  bernama Tathāgatagarbha , Tathāgata memanifestasikan semua pertanda yang muncul dihadapan kalian ini dengan tujuan untuk mengajarkan uraian ini. Sekarang saya akan menguraikannya, dengarkan dengan baik dan perhatikan dengan seksama.
 [0461b25]  Sādhu, sādhu, kami akan mendengarkan dengan penuh perhatian . Demikianlah bodhisattva mahāsattva Vajramati dan para bodhisattva mahāsattva lainnya menjawab Bhagavā, kemudian mereka menerima uraian ini dan Bhagavā berkata,

Karma JIgme

Instagram