Pages

T 370 - 阿彌陀鼓音聲王陀羅尼經 [ dhāraṇī yang bernama esensi dari amṛta Duṇḍubhisvara-rāja]

大正新脩大藏經

Taishō Shinshū Daizōkyō

寶積部

Ratnakuta


T 370


阿彌陀鼓音聲王陀羅尼經


आर्य-अमृत-दुण्डुभिस्वर-राज-हृदय-नाम-धारणी


ārya-amṛta-duṇḍubhisvara-rāja-hṛdaya-nāma-dhāraṇī


dhāraṇī yang bernama esensi dari amṛta Duṇḍubhisvara-rāja


Diterjemahkan oleh : tidak diketahui


Diterjemahkan dari Chinese ke dalam Bahasa Indonesia oleh Karma Jigme

Nara Sumber dalam Chinese

T 369 T 370 T 371


[0352b10] Demikianlah yang telah kudengar

[0352b10] Pada suatu waktu, Bhagavān  sedang berdiam di danau Ganggara  disekitar wilayah Campa, bersama dengan persamuan agung yang terdiri dari lima ratus bhiksu 

[0352b11]  Pada saat itu , Bhagavān  memberitahukan kepada para bhikṣu dan berkata 

Sekarang saya akan menguraikan kembali kepada kalian mengenai   Buddha yang  muncul dan berdiam dalam ranah eksistensi Sukhāvatī hingga hari ini, dengan nama Amitābha.

Jika ada bhikṣu , bhikṣuni , upasaka , upasika mampu mendengarkan dan mempertahankan dengan baik  nama buddha ini  hingga memperoleh pencapaian meditatif [samāpatti] , melalui hasil dari kualitas kebajikan ini maka pada saat menjelang berakhirnya rentang waktu kehidupan mereka , Buddha Amitābha beserta dengan rombongan pengiringnya akan memanifestasikan diri dihadapan praktisi tersebut.  Setelah melihat ini, akan disusul  kemunculan dari suka cita yang mendalam dan peningkatan hasil dari kualitas kebajikan , dikondisikan oleh semua aspek ini maka  pada saat mengalami kelahiran kembali , akan selalu terhindar dari  kelahiran kembali melalui rahim ataupun kelahiran kembali dalam  kondisi yang dipenuhi dengan keinginan indriya dan ketidakmurnian . Praktisi ini akan terlahir kembali melalui transformasi spontan dari teratai permata yang mengagumkan dengan kemurnian yang sangat sulit untuk ditemukan, dihiasi dengan cahaya yang mengiluminasi dari beragam pengetahuan melampaui keduniawian yang lebih tinggi. 

[0352b17]  Pada saat itu, Buddha dalam sepuluh penjuru yang jumlahnya seperti butiran pasir di sungai Gangga, semua memberikan penghormatan dan melantunkan pujian mengenai ranah eksistensi Sukhāvatī ini  sebagai berikut : 

Semua ajaran realitas dari para Buddha itu tidak terbayangkan,  ditransformasi dari pengetahuan melampaui keduniawian yang lebih tinggi,  melalui  semua metoda kefasihan yang tidak terbayangkan .Jika  seseorang menyakini semua aspek ini, ketahuilah bahwa  dia  akan memperoleh pengetahuan dan  hasil dari aktivitas [perbuatan , ucapan dan  pikiran] yang tidak terbayangkan  

[0352b21] Tathāgata Amitābha, Arahat , Samyaksaṃbuddha pernah berdiam dalam ibu kota kerajaan yang bernama Vimalarājaśrīgraha yang panjang dan lebarnya mencapai hingga puluhan ribu yojana , terlahir dalam  status tingkatan sosial dari ksatriya. Ayah dari  Tathāgata Amitābha, Arahat , Samyaksaṃbuddha bernama Candrottara cakravartin, dengan ibu yang bernama  Sumukhi ,  anak bernama Candraprabha, dengan pengikut pertama bernama Vimalakīrti, pengikut yang terkemuka dengan kebijaksanaan bernama Suvidyaraśmi, pengikut yang terkemuka dengan pengetahuan melampaui keduniawiaan yang lebih tinggi bernama  Mahānirmāna. Pada saat itu raja Māra bernama Ajita dan Devadatta terlahir sebagaiseseorang yang bernama Aksobha. Tathāgata Amitābha, Arahat, Samyaksaṃbuddha memiliki persamuan agung yang berjumlah sebanyak  enam puluh ribu bhiksu 

[0352b28] Jika praktisi melatih diri dengan mempertahankan nama Buddha ini , dengan kesadaran yang tidak teralihkan, dengan penuh perhatian dan mengingatnya dengan baik, selama sepuluh hari sepuluh malam berturut tanpa meninggalkan pelatihan diri ini, dengan ekuanimitas dan kesadaran yang tidak tersebar ataupun terganggu oleh aspek lainnya,  dengan penuh ketekunan  melatih diri dalam samadhi melalui perenungan mendalam terhadap kualitas Buddha, dengan selalu memvisualisasikan Tathāgata yang berdiam dalam ranah eksistensi Sukhāvatī, memvisualisasikan  dan mempertahankan objek ini dengan tanpa terputus, kemudian menerima dan mempertahankan serta mendaras dhāraṇī yang bernama amṛta duṇḍubhisvara ini selama sepuluh hari dan sepuluh malam , sesi pelatihan diri ini dibagai atas enam  sesi  dalam satu hari dalam memvisualisasikan dan mempertahankan objek ini, memberikan penghormatan kepada Buddha ini dengan lima titik jasmani menyentuh tanah , dengan kesadaran yang penuh perhatian , tidak teralihkan dan tidak terganggu oleh aspek lainnya . Jika praktisi mampu mempertahankan objek dengan kesadaran yang penuh perhatian dan tidak teralihkan dalam sesi pelatihan sepuluh hari dan sepuluh malam ini maka dia akan melihat Buddha Amitābha, dan juga akan melihat ksetra Sukhāvatī yang merupakan kediaman dari Tathāgata ini , terkecuali jika ada praktisi yang  memilliki aspek penghalang yang berat dan juga ketidaktajaman ataupun yang melatih diri tidak sesuai dengan uraian sesi yang telah diuraikan  maka mereka tidak akan mampu melihat  manifestasi ini . Mereka seharusnya mendedikasikan kualitas kebajikan kepada semua makhluk hidup dan menegaskan aspirasi untuk terlahir kembali dalam ranah eksistensi Sukhāvatī ini sehingga pada saat menjelang berakhirnya rentang kehidupan mereka,  Buddha Amitābha beserta dengan persamuan agung akan memanifestasi diri dihadapan mereka jika mampu mempertahankan nama Buddha tersebut dengan baik ,mencapai ketenangan, suka cita  dan kelenturan [jasmani dan kesadaran] maka  mereka terlahir kembali dalam ranah eksistensi Sukhāvatī dengan spontan. Oleh sebab itu, melalui kondisi dan penyebab seperti ini, melalui penegasan aspirasi , mereka mencapai kelahiran kembali dalam ksetra ini. 

[0352c11] Bhagavān kembali memberitahukan kepada para bhiksu dan berkata

Apa yang dimaksud dengan dhāraṇī yang bernama amṛta duṇḍubhisvara ini? Sekarang saya akan menguraikannya kepda kalian, dengarkan dengan penuh perhatian dan perhatikan dengan baik  

[0352c12]  Kemudian para bhiksu menjawab, 

Sadhu , Sadhu , Bhagavān Kami akan menerima uraian ini dengan penuh suka cita 

[0352c13] Kemudian Bhagavān segera menguraikan kembali dhāraṇī sebagai berikut :

[0352c14] 
Chinese 


多狄他(1) 婆離(2) 阿婆離(3) 娑摩婆羅(4) 尼地奢(5) 昵闍多禰(6) 昵茂邸(7) 昵茂企(8) 闍羅婆羅車馱禰(9) 宿佉波啼呢地奢(10) 阿彌多由婆離(11) 阿彌多蛇伽婆昵呵隸(12)阿彌多蛇波羅娑陀禰(13) 涅浮提(14) 阿迦舍昵浮陀(15) 阿迦舍昵提奢(16) 阿迦舍昵闍啼(17)阿迦舍久舍離(18)阿迦舍達奢尼(19) 阿迦舍提咃禰(20) 留波昵提奢(21) 嚕跛坦泥勢(22)遮埵唎達摩波羅娑阿禰(23) 遮唾唎阿利蛇娑帝蛇波羅娑陀禰(24) 遮埵唎末伽婆那波羅娑陀禰(25) 婆羅毘梨耶波羅娑陀禰(26) 達摩呻他禰(27) 久舍離(28) 久舍羅昵提奢(29) 久奢羅波羅啼咃禰(30)佛陀久奢離(31) 毘佛陀波羅波斯(32) 達摩迦羅禰(33) 昵專啼(34) 昵浮提(35) 毘摩離(36) 毘羅闍(37) 羅闍(38) 羅斯(39) 羅娑岐(40) 羅娑伽羅婆離(41) 羅娑伽羅阿地咃禰(42) 久舍離(43) 波羅啼久舍離(44)毘久舍離(45) 咃啼(46) 修陀多至啼(47) 修波羅舍多至啼(48) 修波羅啼癡啼(49) 修離(50) 修目企(51)達咩(52)達達啼(53)離婆(54)遮婆離(55)阿㝹舍婆離(56) 佛陀迦舍昵裘禰佛陀迦舍裘禰(57)沙婆呵(58)

Pin yin 


 duō dí tā (1)  pó lí (2)  ā pó lí  (3)  suō mó pó luó  (4)  ní di shē  (5)  nì dū duō mí (6)  nì mào dǐ  (7)   nì mào qǐ  (8)  dū luó pó luó chē duò mí  (9)  sù qū bō tí ne di shē   (10)  ā mí duō yóu pó lí  (11)  ā mí duō shé jiā pó nì he lì  (12)  ā mí duō shé bō luó suō tuó mí  (13)  niè fú tí  (14)  ā jiā shè nì fú tuó (15)  ā jiā shè nì tí shē  (16) ā jiā shè nì she tí  (17)  ā jiā shè jiǔ shè lí  (18)  ā jiā shè dá shē ní (19) ā jiā shè tí  tuo mí  (20)  liú bō nì tí shē  (21)   lū bǒ tǎn ní shì  (22)   zhē duǒ lì dá mó bō luó suō ā mí  (23)  zhē tuò lì ā lì shé suō dì shé bō luó suō tuó mí (24)   zhē duǒ lì mò jiā pó nā bō luó suō tuó mí (25)  pó luó pí lí yē bō luó suō tuó mí  (26)  dá mó shēn tā mí  (27)  jiǔ shè lí  (28)  jiǔ shè luó nì tí shē  (29)  jiǔ shē luó bō luó tí  tuo mí  (30)  fó tuó jiǔ shē lí  (31)   pí fó tuó bō luó bō sī (32)  dá mó jiā luó mí  (33)  nì zhuān tí  (34)   nì fú tí  (35)  pí mó lí (36) pí luó she (37)   luó she (38) luó sī (39)  luó suō qí  (40)  luó suō jiā luó pó lí  (41)  luó suō jiā luó ā di tuo  mí  (42)  jiǔ shè lí  (43)  bō luó tí jiǔ shè lí  (44) pí jiǔ shè lí  (45) tuo  tí  (46) xiū tuó duō zhì tí  (47)   xiū bō luó shè duō zhì tí  (48)  xiū bō luó tí chī tí  (49)  xiū lí  (50) xiū mù qǐ  (51)   dá miē  (52)  dá dá tí  (53)  lí pó (54) zhē pó lí  (55)  ā  nuo shè pó lí (56) fó tuó jiā shè nì qiú mí fó tuó jiā shè qiú mí  (57)  shā pó he (58)

Sanskrit

tadyathā (1) bale (2) abale (3) sama bale (4) nirdeśa (5) niyātane (6)  nirmukte (7) nimukhe (8) jvala prasādhane (9) sukhavati nirdeśa (10)  amitāyur bale (11) amitāyut garbha nirhare (12) amitāyur prasādhane (13) nirbuddhe (14) ākāśa nirbuddhe (15) ākāśa nirdeśa (16) ākāśa nirjāte (17) ākāśa kuśale (18) ākāśa darśane (19) ākāśa tiṢṬhane (20) rūpa nirdeśa (21)  rūpa śānite (22) catvāri dharma prasādhane (23) catvāri ārya-satya prasādhane (24) catvāri māra bhana prasādhane (25)  bala vīrya prasādhane (26) dharma śāntāne (27) kuśale (28) kuśala nirdeśa (29) kuśala pratiṢṬhane (30) buddha kuśale (31) vibuddha prabhasa (32) dharma karane (33) nirjāte (34) nirbuddhe (35) vimale (36) virāje (37) rāja (38) rāse (39) rasāgre (40) rasāgra bale (41) rasāgra adhiṢṬhane (42) kuśale (43) pratikuśale (44) vikuśale (45) dānte (46) sudānta citte (47) supraśānta citte (48) supratiṢṬhite (49) śure (50)sumukhe (51) dharme (52) sad dharme (53) reva (54) jvale (55) anuśaya bale (56)buddha akāśa nirguṇe  buddha akāśarguṇe (57)svāhā (58)

[0353a08] Inilah dhāraṇī yang bernama esensi dari amṛta duṇḍubhisvararāja. Jika ada bhiksu, bhiksuni , upasaka, upasika  ingin melatih diri  melalui dhāraṇī ini, harus menerima dan mempertahankan dengan baik, mendaras serta menguraikannya kembali kepada semua makhluk hidup, melatih diri sesuai dengan uraian ajaran realitas ini, berdiam dalam tempat yang sunyi dan tenang , membersihkan diri , mengenakan jubah yang bersih, hanya mengkonsumsi makanan dan minimum putih, tidak mengkonsumsi minuman yang dapat menghilangkan kesadaran, daging dan lima jenis makanan yang berbau menyengat, selalu melatih diri dalam ketenangan dan bebas dari semua keinginan indriya , selalu memberikan penghormatan dan  persembahan  bunga yang segar kepada buddha Amitābha, semua Buddha dan bodhisattva lainnya, dengan kesadaran yang penuh perhatian dan tidak teralihkan  menegaskan aspirasi untuk terlahir kembali dalam ranah eksistensi Sukhāvatī, dengan tekun dan tidak malas untuk mewujudkan aspirasi ini maka pada saat rentang kehidupan berakhir akan terlahir kembali dalam ranah eksistensi Sukhāvatī ini  

[0353a15] Kemudian [dalam visualisasi], Buddha Amitābha bersama dengan persamuan agung duduk diatas singasana teratai yang dihiasi dengan permata , dilanjutkan dengan memvisualisasikan ksetra yang dipenuhi dengan beragam pohon , bunga dan buah yang jarang terlihat dan  penuh dengan kualitas kebajikan, susunan ini terhias dengan beragam emas dan perak dan barang berharga lainnya dan juga beragam pohon agung lainnya dengan bebauan wangi yang menyebar, dengan jaring dari jalinan genta yang berbunyi dengan harmonis dan elegan , mengumandangkan ajaran realitas tertinggi yang tidak terbayangkan ,dan juga terdapat beragam serbuk wewangian terbaik yang disebut sebagai pengetahuan yang mengiluminasi dan beragam pasta wewangian  yang terdiri dari pasta wewangian yang berharga.  


[0353a18] Kemudian juga [dalam visualisasi] Buddha Amitābha berdiam diatas singasana teratai yang dihiasi dengan permata, dimana ada dua bodhisattva , pertama bodhisattva Avalokiteśvara, kedua bodhisattva Mahastamaprapta , kedua bodhisattva  ini berdiri di samping Buddha Amitābha dengan  persamuan agung dan bodhisattva yang tidak terhitung jumlahnya sedang mengelilingi mereka. Jika praktisi meyakininya dengan tulus dan tanpa keraguan maka akan terlahir kembali dalam ksetra dari  Buddha Amitābha ini , ksetra yang dihiasi dengn hamparan dataran yang terdiri butiran pasir  keemasan ini , dengan bunga teratai yang terhias dengan tujuh permata  yang muncul dengan spontan.  


[0353a23] JIka ada bhiksu, bhiksuni, upasaka, upasika menerima, mempertahankan dengan baik dan mendaras nama buddha ini ,maka akan terhindar dari semua aspek ketakutan yang disebabkan oleh  air, api , racun, senjata tajam dan tongkat kayu dan juga akan terhindari dari aspek ketakutan yang disebabkan para yaksa dan semua makhluk halus lainnya, mengeliminasi semua halangan dari  hasil dari aktivitas [perbuatan , ucapan , pikiran] keliru yang berat masa lampau dan juga akan mengkondisikan hasil dari jalan dalam memasuki tahapan hanya tujuh kelahiran kembali.


[0353a26]   Setelah Bhagavān selesai menguraikan dhāraṇī yang bernama amṛta duṇḍubhisvara raja ini , semua makhluk hidup yang tidak terukur jumlahnya ini segera menegaskan aspirasi untuk terlahir kembali dalam ranah eksistensi yang bernama Sukhāvatī ini  , kemudian terdengar suara dari para arya dan berkata

Sadhu, sadhu , semua aspirasi dari kalian akan terwujud dengan  sempurna dan akan terlahir kembali dalam ranah eksistensi Sukhāvatī ini. 


[0353a29]  Setelah mendengarkan uraian Bhagavān ini, kedelapan kelompok makhluk hidup ini dipenuhi dengan suka cita, mengundurkan diri dengan memberikan penghormatan dan akan melatih diri dengan baik sesuai dengan uraian ini.





Catatan kaki :
1. Judul sanskrit dalam T370 ini direkonstuksi sebagai ārya-aparimitāyur-jñāna-hṛdaya-nāma-dhāraṇī juga dikenal sebagai ārya-amṛta-duṇḍubhisvara-rāja-hṛdaya-nāma-dhāraṇī  
2. Dalam baris [0352b21] dari T 370 ini , semua nama Sanskrit direkonstruksi kembali oleh penterjemah, kemungkinan kesalahan rekonstruksi akan sangat besar karena  belum ada petunjuk dari manuskrip sanskrit, disarankan sebaiknya menggunakan kembali nama dari terjemahan Chinese [ lihat kembali T 370 chinese ]  
3. Dalam baris [0352c14]  dari T 370 ini menggunakan sanskrit  yang direkonstruksi oleh terjemahan dari Huyền Thanh, untuk  opsi rekonstruksi sanskrit lainnya  dari Rolf W Giebel dapat dilihat di bawah ini :  tad yathā bale abale samabala ni[r]deśa nirjātane nirmutte nirmukhe j[v]arapraśodhane sukhāvatīnirdeśa amitāyu bale amitāya garbhanirhāre amitāya prasādhane nirbuddhe ākāśanirbuddha ākāśanirdeśa ākāśanirjāte ākāśakuśale ākāśadaśani ākāsādhiṭṭhāne rūpanirdeśa rūpa [?] catvāri-dharmaprasādhane catvāri-āryasatyaprasādhane catvāri-mārgabhā[va]nāprasādhane balavīryaprasādhane dharmacintane kuśale kuśalanirdeśa kuśalapratiṭṭhāne buddhakuśale vibuddhaprabhāse dharmakaraṇe nirjāte nirbuddhe vimale viraja raja rase rasāgge rasāgrabale rasāgra-adhiṭṭhāne kuśale pratikuśale vikuśale ṭhate sudā[n]tacitte supraśā[n]tacitte supratiṭṭhite sule sumukhe dharme dhadhate lepa capale anuśapale buddhākāśanirguṇe buddhākāśaguṇe svāhā.

Karma JIgme

Instagram