[253A] Penghormatan kepada para Buddha dan Bodhisattva!
[253A] Demikian telah yang telah kudengar
[254B] prajñāpāramitā itu tidak terbatas karena semua bentuk tidak terbatas. [aparyantā] , Demikian juga prajñāpāramitā itu tak terbatas karena perasaan persepsi, faktor pengkondisian dan kesadaran [vedanāsaṃjñāsaṃskāravijñānā] itu tidak terbatas.
[254A] Demikian juga, prajñāpāramitā itu tidak terbatas karena ketiadaan batasan dari tiga ruang lingkup [trimaṇḍala] pemurnian terhadap kesempurnaan dalam pemberian [dānapāramitā] kesempurnaan dalam moralitas [śīlapāramitā] kesempurnaan dalam kesabaran [kṣāntipāramitā] kesempurnaan dalam antusiasme [vīryapāramitā], kesempurnaan dalam dhyāna [dhyānapāramitā] kebijaksanaan melampaui [prajñāpāramitā]
Seperti bintang, kekeliruan visual, lentera,
[254B] Seperti mimpi, kilat, ataupun awan,
[253A] Demikian telah yang telah kudengar
[253A] Pada suatu waktu Bhagavān berdiam di Gṛdhrakūṭa , Rajagrha, bersama dengan persamuan agung bhikṣu dan ratusan ribu Bodhisattva yang semuanya adalah pangeran muda.
Pada saat itu Bhagavān berkata kepada Śakra, pemimpin para deva
Kauśika, berikut ini adalah makna dari prajñāpāramitā
Prajñāpāramitā harus diamati bukan sebagai dualistik maupun non dualistik. Juga bukan diamati sebagai nimitta ataupun animitta, bukan untuk di gengam ataupun ditinggalkan , bukan untuk ditambah ataupun dikurangi , bukan melalui kondisi mental yang tidak berguna ataupun yang berguna , bukan melalui permurnian ataupun bukan permurnian , bukan dengan meninggalkan ataupun tidak meninggalkan; bukan dengan mengambil satu titik referensi ataupun ataupun tidak mengambil satu titik referensi; tidak melalui relasi ataupun bukan relasi;
[253B] tidak melalui penyatuan ataupun bukan penyatuan; bukan sebagai berdurasi [sthāna] ataupun tidak berdurasi [asthāna] ; bukan sebagai dharma ataupun adharma; tidak melalui realitas demikian adanya ataupun bukan realitas apa adanya tidak melalui batas realitas ataupun bukan batas realitas.
[253B] tidak melalui penyatuan ataupun bukan penyatuan; bukan sebagai berdurasi [sthāna] ataupun tidak berdurasi [asthāna] ; bukan sebagai dharma ataupun adharma; tidak melalui realitas demikian adanya ataupun bukan realitas apa adanya tidak melalui batas realitas ataupun bukan batas realitas.
Demikianlah makna dari prajñāpāramitā, Kauśika,
prajñāpāramitā itu setara karena semua dharma itu setara . [samā]
prajñāpāramitā itu mendalam karena semua fenonema itu mendalam. [viviktā]
prajñāpāramitā itu tidak tergoyahkan karena semua fenomena itu tidak tergoyahkan [acalā]
prajñāpāramitā itu bebas dari konseptual karena semua fenomena itu bebas dari konseptual [amanyatā]
Prajñāpāramitā itu bebas dari kekhawatiran karena semua fenomena itu bebas dari kekhawatiran [abhīru]
prajñāpāramitā itu bebas dari ketakutan karena semua fenomean itu bebas dari ketakutan. [acchambhī]
prajñāpāramitā itu hanya memiliki satu rasa karena semua fenomena memiliki satu rasa yang sama. [ekarasā]
prajñāpāramitā itu tidak muncul karena semua fenomena itu tidak muncul [anutpādā]
prajñāpāramitā itu tidak berhenti karena semua fenomena itu tidak berhenti[ anirodhā]
prajñāpāramitā itu seperti acakrawala karena semua fenomena seperti cakrawala. [gaganakalpā]
[254B] prajñāpāramitā itu tidak terbatas karena semua bentuk tidak terbatas. [aparyantā] , Demikian juga prajñāpāramitā itu tak terbatas karena perasaan persepsi, faktor pengkondisian dan kesadaran [vedanāsaṃjñāsaṃskāravijñānā] itu tidak terbatas.
Prajñāpāramitā itu tidak terbatas karena elemen tanah itu tidak terbatas , demikian juga prajñāpāramitā itu tak terbatas karena elemenair, api, udara, ether dan elemen kesadaran juga tidak terbatas.
Prajñāpāramitā itu tidak terbatas seperti Sumeru yang tidak terbatas.
Prajñāpāramitā itu tidak terbatas seperti samudra yang tidak terbatas.
Prajñāpāramitā itu sama seperti vajra.
Prajñāpāramitā itu tidak dapat didiskriminasikan karena semua fenomena itu tidak dapat didiskriminasikan [abhedā]
Prajñāpāramitā itu tidak dapat dipersepsi karena intrinsitik [svabhāva] dari semua fenomena itu tidak mungkin dapat dipersepsi [anupalabdhiḥ]
Prajñāpāramitā itu tetap sama terhadap apapun yang telah dilampaui nya karena semua fenomena itu tetap sama terhadap apa pun yang telah dilampauinya [vibhāva(nā)-samā]
Prajñāpāramitā itu tidak bergerak, karena semua fenomena itu tidak bergerak[niśceṣṭā]
Prajñāpāramitā itu tidak terpikirkan karena semua fenomena itu tidak terpikirkan [acintyeti]
[254A] Demikian juga, prajñāpāramitā itu tidak terbatas karena ketiadaan batasan dari tiga ruang lingkup [trimaṇḍala] pemurnian terhadap kesempurnaan dalam pemberian [dānapāramitā] kesempurnaan dalam moralitas [śīlapāramitā] kesempurnaan dalam kesabaran [kṣāntipāramitā] kesempurnaan dalam antusiasme [vīryapāramitā], kesempurnaan dalam dhyāna [dhyānapāramitā] kebijaksanaan melampaui [prajñāpāramitā]
prajñāpāramitā dapat disebut juga sebagai delapan belas kekosongan [aṣṭādaśaśūnyatā] yang terdiri dari :
[1] kekosongan internal [ādhyātmaśūnyatā],
[2] kekosongan eksternal [bahirdhāśūnyatā]
[3] kekosongan internal dan eksternal [ādhyātmābahirdhāśūnyatā]
[4] kekosongan kekosongan [śūnyatāśūnyatā]
[5] kekosongan agung [mahāśūnyatā],
[6] kekosongan realitas tertinggi [paramārthaśūnyatā],
[7] kekosongan terkondisi, [saṁskṛtaśūnyatā] ,
[8] kekosongan tidak terkondisi [asaṁskṛtaśūnyatā]
[9] kekosongan tanpa batasan [atyantaśūnyatā],
[10] kekosongan tanpa awal atau akhir [anāvaragraśūnyatā],
[11] kekosongan tiada penolakan, [anāvakaraśūnyatā]
[12] kekosongan esensi tertinggi [prākrtiśūnyatā ]
[13] kekosongan semua fenomena [sarvadharmaśūnyatā]
[14] kekosongan karakteristik sendiri [svalakṣaṇaśūnyatā]
[15] kekosongan tiada persepsi, [anupalambhaśūnyatā]
[16] kekosongan tiada eksistensi [abhāvaśūnyatā]
[17] kekosongan intrinsitik [svabhāvaśūnyatā]
[18] kekosongan tiada eksistensi dan instrinsitik [abhāvasvabhāvaśūnyatā]
Inilah ringkasan dari makna prajñāpāramitā
Seperti bintang, kekeliruan visual, lentera,
manifestasi delusif, kristal es yang membeku, ataupun gelembung,
[254B] Seperti mimpi, kilat, ataupun awan,
Demikian seharusnya seseorang memandang fenomena yang terkondisi.
Tibetan
namo bha ga ba tyee a'arya pra dzny'a pa ra mi ta yee,
aom dh'i, hr'i, shr'i, shru t'i, smri ti, ma ti, ga ti, bi dza ye sv'ah'a,
Sanskrit
namo prajñāpāramitāyai
oṃ hrī śrī dhī śruti smṛti mati gati vijaye svāhā
Penghormatan kepada Yang Telah Tergugahkan dengan Sempurna, ahli ceramah yang terbaik, yang telah menguraikan doktrin dari kesaling terkaitan satu dengan lainnya, dimana berdasarkan ini maka tiada penghentian ataupun pemunculan, tiada pemusnahan ataupun kekekalan, tiada tunggal maupun majemuk, tiada kedatangan maupun kepergian [dari semua fenomena, terhadap tujuan dari nirvāṇa yang dikarakteristik oleh] penghentian yang bermanfaat dari penderitaan
Demikianlah uraian dari Bhagavān. āyuṣmān Sāriputra, Śakra, pemimpin para deva dan Bodhisattva beserta semua yang hadir dalam persamuan ini, dan juga semua ranah eksistensi deva , gandharva dan asura bersukacita dalam ajaran Bhagavān.