[0265c06] Demikianlah yang telah kudengar
[0318a07] Pada suatu waktu, Bhagavān sedang berdiam di puncak gunung Gṛdhrakūṭa, disekitar wilayah Rājagṛha bersama dengan persamuan agung yang terdiri dari dua belas ribu bhikṣu. Semua bhikṣu ini telah mencapai tahapan tertinggi dalam jalan ataupun memasuki tahapan arahat dan telah mencapai pengetahuan melampaui keduniawian yang lebih tinggi diantara mereka yang hadir ada yang bernama: Ājñātakauṇḍinya, Aśvajit, Bāṣpa, Mahānāmnā ,Bhadrajit, Yaśas, Vimala, Subāhu, Pūrṇa putra dari Maitriyaṇī, Gavampati, Urubilvākāśyapa, Nadīkāśyapa, Gayākāśyapa, Kumārakāśyapa,,Mahākāśyapa, Śāriputra, Mahāmaudgalyāyana, Mahākauṣṭhilya, Mahākaphila, Mahācunda, Aniruddha, Nandika, Kampila, Subhūti, Revata, Khadiravanika, Vakula, Svāgata, Amogharāja, Pārāyaṇika, Patka dan Cullapatka, Nanda, Rāhula dan āyuṣman Ānanda. Mereka semua adalah para Sthavira, śrāvaka agung yang terkenal
[0265c17] Selain itu, Bhagavān juga sedang bersama dengan para bodhisattva mahāsattva telah mencapai kepastian dalam memasuki jalan dari mahāyana yakni: Bodhisattva Samantabhadra, Bodhisattva Mañjuśrī , Bodhisattva Maitreya dan juga bersama dengan bodhisattva mahāsattva dari kalpa yang menguntungkan lainnya.
[0265c19] Selain itu, Bhagavān juga sedang bersama dengan para bodhisattva dari perumah tangga , dikenal dengan enam belas manusia agung yang memiliki kualitas kebajikan , dengan nama sebagai berikut : Bhadrapāla , Ratnākara, Susārthavāha , Naradatta, Guhyagupta, Varuṇadatta , Indradatta, Uttaramatin Viśeṣamatin, Vardhamānamatin, Amoghadarśin, Susaṃprasthita, Suvikrāntavikrāmiṇ, Anupamamatin, Sūryagarbha dan Dharaṇīṃdhara.
Bodhisattva ini melatih diri melalui akumulasi kualitas kebajikan dari Samantabhadra, dihiasi dengan beragam aspirasi dan aktivitas yang tidak terhitung jumlahnya, berdiam dengan pasti dalam semua kualitas kebajikan. Mereka bebas menempuh sepuluh penjuru dan menguasai semua metoda kefasihan untuk pembebasan, telah mengakses semua esensi dari ajaran realitas para Buddha hingga mencapai jauh melampaui pantai seberang , melalui kelahiran kembali dalam ranah eksistensi yang tidak terhitung jumlahnya, dia mempersiapkan diri untuk mencapai kesempurnaan penggugahan.
[0265c26] Pertama , seorang bodhisattva berdiam dalam ranah eksistensi yang menyenangkan dari Tuṣita untuk menguraikan ajaran realitas, Kemudian dia meninggalkan ranah eksistensi yang menyenangkan ini , memasuki rahim seorang ibu , terlahir dari sisi kanan dan berjalan dengan tujuh langkah pada saat yang sama juga memanifestasikan cahaya agung yang mengiluminasi buddhaksetra yang tidak terhitung jumlahnya dalam sepuluh penjuru, juga menyebabkan semua ranah eksistensi berguncang dengan enam cara , dia menegaskan dengan lantang : Aku akan menjadi yang tertinggi dalam semua ranah eksistensi ini dimana Śakra dan Brahmā dengan penuh hormat turun menghampirinya , semua deva dan manusia memberikan penghormatan dan persembahan kepadanya.
Dia menunjukkan kemampuannya dalam perencanaan dan perhitungan, sastra dan seni, memanah dan menunggang kuda, menguasai beragam seni spiritual dan mempelajari banyak ajaran spiritual. Di taman belakang istana, dia membahas strategi militer , melatih diri dan menguji dirinya dalam seni bela diri. Di dalam istana, dia menunjukkan bahwa dia juga menikmati beragam kesenangan indera. Pada saat keluar dari istana untuk melihat pemandangan disekitarnya, dia melihat usia tua, sakit dan kematian, kemudian memahami ketidakkekalan dalam ranah eksistensi ini. Dia meninggalkan kerajaan, kekayaan dan kekuasaannya, menuju hutan dan gunung untuk mencari penggugahan. Dia turun dari kuda putih yang sering ditungganginya, kemudian mengembalikannya beserta dengan mahkota dan juga semua perhiasan yang telah dikenakan ke istana.
Dia menanggalkan pakaian indah dan mengenakan kasaya, memotong rambut dan mencukur janggut, duduk dalam posisi meditatif di bawah pohon, melatih diri dalam kehidupan sebagai pertapa dengan keras selama enam tahun. Karena dia telah muncul dalam ranah eksisensi yang dipenuhi dengan lima aspek ketidakmurnian maka dia harus beraktivitas seperti semua makhluk hidup lainnya, maka dia sengaja menunjukkan jasmani dia kotor dengan membersihkan diri dalam sungai emas [Nairañjanā]. Para deva menekuk dahan pohon kearahnya sehingga dia dapat menggunakannya untuk memanjat keluar dari sungai ini. Burung kalavinka mengikutinya sampai ke singasana penggugahan. Anak gembala yang memberikan persembahan merupakan tanda keberuntungan dari hasil kualitas kebajikan dan usahanya, dimana dia juga penuh dengan welas asih menerima persembahan rumput ini, menyebarkannya di bawah pohon bodhi dan duduk bersila diatas rumput ini. Diperingati oleh cahaya yang mengiluminasi dari dia , Māra beserta dengan pasukannya datang menguji dan menggoda, tetapi dia mampu menghalangi dan menundukkan mereka dengan kekuatan dan kebijaksanaannya. Kemudian dia memperoleh kualitas yang mengagumkan, mencapai kesempurnaan penggugahan tertinggi dan tidak tertandingi.
[0265c26] Śakra dan Brahmā memintanya untuk memutar roda ajaran realitas . Sebagai seorang Buddha, dia berjalan dengan langkah seorang Buddha dan menguraikan ajaran realitas dengan suara raungan singa yang menggelegar, memukul genderang ajaran realitas, meniup kulit kerang ajaran realitas, menggunakan pedang ajaran realitas , menegakkan panji ajaran realitas, menggetarkan guntur ajaran realitas, mengiluminasikan petir ajaran realitas, mencurahkan hujan ajaran realitas, dan memberikan persembahan ajaran realitas . Dia selalu mengumandangkan suara dari ajaran realitas untuk menggugah semua makhluk hidup dalam ranah eksistensi ini. Pada saat dia memancarkan cahaya agung hingga mengiluminasi semua buddhaksetra yang tak terhitung banyaknya, menyebabkan semua ranah eksistensi berguncang dengan enam cara , termasuk wilayah kekuasaan para Māra dan istana Māra terguncang, para Māra terintimidasi dan ketakutan, tidak seorangpun dari mereka yang gagal untuk ditundukkan . Dia merobek dan memutuskan jaring ketidakbaikan, menghancurkan semua pandangan keliru. Dia menghilangkan semua kondisi mental yang tidak bermanfaat dari semua makhluk hidup yang membelenggu jasmani dan kesadaran mereka, menghancurkan semua selokan keinginan indriya mereka . Dia membersihkan semua kotoran untuk mengungkapkan kemurnian. Dia menghiasi dan melindungi benteng ajaran realitas , membuka gerbang ajaran realitas. Dia memanifestasikan kemurnian dari ajaran realitas , mengungkapkan dan menyebarkannya untuk mentransformasi semua makhluk hidup.
Sang Buddha memasuki kota untuk meminta derma makanan , menerima persembahan makanan dalam kelimpahan, menunjukkan dirinya sebagai ladang dari kebajikan , memungkinkan para penderma mengakumulasi kualitas kebajikan. Dia tersenyum saat mengungkapkan ajaran realitas. Dia menyembuhkan tiga jenis penderitaan dengan ajaran realitas. Dia menguraikan kualitas kebajikan yang tidak terukur dari aspirasi untuk mencapai penggugahan dan juga memberikan kepastian prediksi pencapaian kepada para bodhisattva bahwa mereka akan mencapai tahapan Buddha. Melalui contoh dari dia dalam memasuki parinirvāṇa, dia telah menyelamatkan semua makhluk hidup yang tidak terhingga jumlahnya dalam memutuskan semua arus penyebab siklus eksistensi dan menanam berbagai akar kebajikan mereka. Kualitas kebajikan yang telah dia peroleh sangat mengagumkan dan tidak terukur sebagaimana dia bebas mengunjungi beragam buddhakestra untuk menguraikan kembali jalan menuju penggugahan kepada semua makhluk hidup. Ranah aktivitasnya murni dan tidak tercela .
[0266a26] Hal ini dapat dianalogikan seperti seorang ilusionis yang telah memiliki keahlian yang sempurna dalam menciptakan berbagai bentuk ilusif. Dia menciptakan bentuk ilusif dirinya sebagai seorang pria, wanita ataupun beragam bentuk lainnya karena melalui kesempurnaan pengetahuan mengenai metoda ilusif yang telah dia pelajari sebelumnya maka dia mampu menciptakan berbagai bentuk ilusif dirinya sesuai dengan keinginannya .
Demikian juga para bodhisattva, untuk mempelajari semua ajaran realitas dalam jalan menuju penggugahan , mereka menerima dan mempertahankan dengan baik, melatih diri sesuai dengan ajaran realitas . Realitas yang mereka junjung dan pertahankan ini mampu menginspirasi dan mentransformasi semua makhluk hidup , dihiasi dengan beragam metoda dalam membimbing dan mentransformasi semua makhluk hidup dengan penuh welas asih , mereka memanifestasikan diri dalam beragam buddhaksetra yang yang tak terhitung banyaknya , tidak pernah bertindak arogan ataupun mendominasi Mereka memahami sepenuhnya esensi dari bodhisattva pitaka. Pada saat nama mereka tersebar, jalan yang penuh dengan kualitas kebajikan mereka juga terungkap dalam sepuluh penjuru. Mereka dilindungi dan diingat oleh para Buddha yang tak terhitung banyaknya. Mereka berdiam dalam ruang lingkup realitas dari para Buddha dan memapankan ajaran realitas yang telah diungkapkan oleh para arya . Dibawah bimbingan para Tathāgata, mereka adalah para bodhisattva dan guru agung dimana setiap dari mereka juga mampu menunjukkan jalan. Dengan kebijaksanaan yang muncul dari samādhi , mereka membimbing dan mengarahkan semua makhluk hidup , mengakses esensi dari ruang lingkup realitas, memahami perwujudan semua makhluk hidup dan memahami semua ksetra.
Dalam memberikan persembahan kepada para Buddha, mereka mentransformasikan jasmani seperti kilatan petir. Dengan pengetahuan yang penuh dengan kualitas kebajikan , mereka mencapai kepastian dalam tahapan tidak mengenal rasa takut dan memahami sepenuhnya bahwa semua fenomena merupakan delusif. Mereka memutuskan semua belenggu dan menghancurkan semua jaring dari Māra, melampaui semua tahapan Sravaka dan Pratyekabuddha, mencapai tiga gerbang samādhi dari kekosongan, tanpa nimitta dan tanpa hasrat, menguasai beragam metoda kefasihan dalam mengungkapkan ajaran dari ketiga yana. Untuk mereka yang berdiam dalam tahapan menengah dan bawah, dia menunjukkan parinirvāṇa . Mengetahui bahwa dalam realitas tertinggi itu , bukan aktivitas ataupun eksistensi, tidak muncul ataupun berhenti . Mereka memahami realitas yang melampaui semua perbedaan dan ketiada perbedaan dari semua fenomena. Dia telah menguasai dengan fasih semua metoda menerima dan mempertahankan dengan baik [dhāraṇī] yang tak terhitung banyaknya, menguasai ratusan ribu metoda samādhi, menguasai semua akar penyebab pengetahuan dan kebijaksanaan yang ekspansif melalui samādhi ini, dengan indera dan pengetajuan yang berdiam dalam keheningan yang tidak terbatas , mereka mengamati mendalam dan mengakses esensi dari pelatihan diri para Bodhisattva dan mencapai buddhāvamtasaka samādhi . Pada saat dluar dari kediaman dari gerbang samādhi, mereka melihat para Buddha yang tidak terhitung jumlahnya memanifestasikan diri dihadapan mereka.
Kemudian mereka menyebarkan dan menguraikan dengan terperinci semua ajaran realitas. Dalam sekejab dalam satu momen pemikiran, mereka mampu mengunjungi semua ranah eksistensi di seluruh buddhaksetra, menyelamatkan semua makhluk hidup yang dipenuhi oleh penderitaan, baik kepada mereka yang mencari ataupun tidak mencari penghentian dari penderitaan. Pada saat mereka menguraikan dengan terperinci ajaran realitas ini, mereka memperoleh kefasihan Tathāgata. Dengan penguasaan beragam kefasihan dalam lingustik, mereka membimbing dan mentransformasi semua makhluk hidup . Mereka telah melampaui semua kualitas keduniawian, kesadaran mereka berdiam dalam jalan untuk menuju pembebasan, yang akan memberikan mereka penguasaan dan pengetahuan mengenai semua fenomena dalam ranah eksistensi ini. Mereka juga merupakan teman spiritual yang baik dan tidak perlu diundang untuk datang bagi semua makhluk hidup dan mereka membawa semua beban berat dari para makhluk hidup tersebut.
Para bodhisattva tersebut selalu menerima dan mempertahankan esensi ajaran realitas dari para Tathāgata dan juga melindungi dan mengembangkan semua benih penggugahan, dengan mengiluminasikan welas asih yang tidak terbatas kepada semua makhluk hidup, mereka berkomunikasi dengan penuh empati untuk membuka mata ajaran realitas semua makhluk hidup , menutup jalan untuk menuju kelahiran kembali dalam tiga ranah eksistensi yang tidak menyenangkan dan membuka jalan untuk menuju kelahiran kembali dalam ranah eksistensi yang menyenangkan dan tidak perlu diminta mereka akan menguraikan ajaran realitas kepada semua makhluk hidup . Seperti seorang anak yang berbakti , yang mencintai dan menghormati orang tuanya, mereka menganggap semua makhluk hidup seperti mereka sendiri. Dengan akar kebajikan yang demikian, mereka melampaui jauh ke pantai seberang, mengakumulasi kualitas kebajikan yang tak terukur, kebijaksanaan yang tak terbayangkan, dan pengetahuan agung dari para Buddha.
[0266b25] Demikianlah kualitas bodhisattva mahāsattva yang tak terhitung jumlahnya , yang telah hadir dalam persamuan ini
[0266b27] Pada saat itu, indriya Bhagavān memancarkan suka cita, seluruh jasmani terlihat sangat tenang dan agung , dengan wajah bercahaya kuning keemasan dan telihat sangat mulia.
[0266b28] Āyuṣman Ānanda, melalui kekuatan dan kekuasaan dari Buddha, bangkit dari tempat duduknya, merapikan dan melipat jubahnya hingga bahu sebelah kanan terbuka, menghadap Bhagavān , bersujud dengan lutut kanan menyentuh tanah dan merangkupkan kedua telapak tangannya , kemudian berkata :
indriya Bhagavān memancarkan suka cita, seluruh jasmani terlihat sangat tenang dan agung , dengan wajah bercahaya kuning keemasan dan telihat sangat mulia. Seperti cermin bening yang memantulkan objek dari dalam dan berkilau pada bagian luarnya . Demikian juga indriya Bhagavān memancarkan suka cita, seluruh jasmani terlihat sangat tenang dan agung , dengan wajah bercahaya kuning keemasan dan telihat sangat mulia, tidak tertandingi dan tidak terbayangkan.
Bhagavān, saya tidak ingat dimana pernah melihat indriya Bhagavān memancarkan suka cita, seluruh jasmani terlihat sangat tenang dan agung , dengan wajah bercahaya kuning keemasan dan telihat sangat mulia sebelumnya seperti yang telah anda tunjukkan hari ini , sehingga pikiran ini muncul dalam diri saya bahwa Tathāgata berdiam dalam kediaman dari ruang lingkup realitas para Buddha hari ini ataupun Tathāgata berdiam dalam kediaman dari ruang lingkup realitas para Jina hari ini , dalam kediaman pengetahuan semua aspek ataupun Tathāgata berdiam dalam ruang lingkup realitas para pejuang agung [para gajah besar], ataupun sedang merealisasikan kualitas kebajikan dari para Tathāgatā dimana Tathāgatā, Arhat, Samyaksaṃbuddha dari masa lalu , masa yang akan datang ataupun yang muncul pada saat ini akan saling mengkontemplasi satu dengan lainnya . Bagaimana Tathāgata yang muncul pada saat init idak mengkontemplasi Buddha yang lain? Mengapa wajah Tathāgata bercahaya kuning keemasan dan telihat sangat mulia ?
[0266c07] Setelah mendengarkan kata-kata ini, kemudian Bhagavān menyapa āyuṣman Ānanda , dan berkata :
Sādhu, Sādhu, Ānanda, apakah para deva yang mengungkapkan aspek ini kepada anda atau para Buddha , Bhagavān yang mengungkapkan aspek ini kepada anda atau anda telah mempersepsi aspek ini melalui pengetahuan dari perenungan dan penyelidikan mendalam [mīmāṃsā] yang muncul pada saat ini[pratyutpanna] ?
[0266c09] Ānanda menjawab pertanyaan Bhagavān, dan berkata :
Bukan , Bhagavān, para deva tidakmengungkapkan aspek ini , demikian juga para Buddha, Bhagavān, melainkan melalui pengetahuan dari perenungan dan penyelidikan mendalam yang muncul pada saat ini
[0266c10] Kemudian Bhagavān memberitahukan kepada Ānanda, dan berkata
Sādhu, Sādhu, Ānanda, anda telah mampu memilih titik mulai dengan kemungkinan terbaik dan meneruskannya dengan perenungan dan penyelidikan mendalam dengan tepat, dengan kesadaran yang hadir dalam momen ini . Dengan berpikir untuk mengajukan pertanyaan ini kepada Tathāgata , Ānanda , anda telah melakukan sesuatu yang akan memberikan manfaat dan suka cita kepada semua makhluk hidup, anda telah memiliki welas asih dan empati kepada semua makhluk hidup , demi semua mahluk hidup, dengan tujuan yang akan memberikan manfaat dan kesejahteraan kepada para deva dan manusia dan juga memberikan suka cita kepada mereka , [mereka juga mampu memahami] jasmani dari manusia agung ini.
[0266c16] Ānanda, para Tathāgata, karena memiliki welas asih yang tidak terbatas untuk semua makhluk hidup dalam tiga ranah eksistensi ini , muncul dalam ranah eksistensi dengan tujuan untuk menguraikan jalan untuk mencapai penggugahan, menyelamatkan semua makhluk hidup, dan juga memberikan manfaat dan kesejahteraan untuk semua makhluk hidup ini . Mereka seperti bunga udumbara yang hanya muncul sekali dalam jangka waktu yang sangat lama dan sulit untuk ditemui dalam kalpa yang tidak terhitung jumlahnya. Pertanyaan yang telah anda ajukan hari ini, akan sangat bermanfaat dan mampu memtransformasi semua deva dan manusia.
Ānanda, ketahuilah bahwa kesempurnaan pengetahuan dan kebijaksanaan dari penggugahan para Tathāgatā, Arhat, Samyaksaṃbuddha itu tidak terukur dan juga mampu membimbing semua makhluk hidup yang tidak terhingga jumlahnya untuk mencapai pembebasan dan akses dari pengamatan mendalamnya itu juga tidak akan terhalang oleh aspek apapun.
Jika ingin , Ānanda , Tathāgata juga mampu bertahan hidup dalam satu kalpa , hanya dengan satu kali meminta derma makan saja ataupun ratusan kalpa ataupun ribuan kalpa ataupun hingga ratusan ribu koṭī niyuta kalpa ataupun melampaui semua ini namun demikian , indriya dari Tathāgata ini tidak akan berangsur hilang, warna dari wajah Tathāgata ini juga tidak akan terpengaruh , warna kulit dari Tathāgata ini juga tidak akan memudar, mengapa demikian ? karena, Ānanda, kesempurnaan Tathāgata ini dicapai melalui gerbang samādhi , kebijaksanaan dan pengetahuan Tathāgata juga telah sempurna dan tidak terbatas sehingga Tathāgata telah mencapai kekuasaan dan kekuatan yang tidak terhalang dalam melampaui semua fenomena.
[0266c21] Oleh sebab itu , Ānanda, sekarang dengarkan dengan baik dan perhatikan dengan seksama , saya akan menguraikannya kepada anda.
[0266c21] Kemudian Ānanda menjawab :
Sādhu, Sādhu, kami akan mendengarkannya dengan baik dan penuh dengan suka cita .
[0266c23] Bhagavān kembali memberitahukan kepada Ānanda , dan berkata
Pada saat itu, Ānanda, di masa lampau , dalam kalpa yang tak terhitung, tidak terkirakan dan tidak terbayangkan jumlahnya, jauh sebelum masa ini , dalam ranah eksistensi ini , muncul seorang Tathāgata yang bernama Dīpaṃkara , Arahat Samyaksaṃbuddha. Setelah mengajarkan dan membebaskan makhluk hidup yang tidak terhitung jumlahnya dan membimbing mereka untuk memasuki jalan menuju penggugahan , kemudian Tathāgata ini memasuki parinirvana.
Setelah masa Dīpaṃkara, muncul Tathāgata yang bernama Prabhākara . Setelah masa itu , muncul Tathāgata yang bernama Candanagandha .Setelah masa itu, muncul Tathāgata yang bernama Sumerukalpa. Demikian juga , Tathāgata yang bernama Candana , yang bernama Vimalānana , yang bernama Anupalipta , yang bernama Vimalaprabha, yang bernama Nāgābhibhū , yang bernama Sūryodana, yang bernama Girirājaghoṣa, yang bernama Merukūṭa , yang bernama Suvarṇaprabha , yang bernama Jyotiṣprabha, yang bernama Vaiḍūryanirbhāsa, yang bernama Brahmaghoṣa, yang bernama Candrābhibhū, yang bernama Tūryaghoṣa , yang bernama Muktakusumapratimaṇḍitaprabha , yang bernama Śrīkūṭa , yang bernama Sāgaravarabuddhivikrīḍitābhijña , yang bernama Varaprabha , yang bernama Mahāgandharājanirbhāsa, yang bernama Vyapagatakhilamalapratighoṣa, yang bernama Śūrakūṭa, yang bernama Raṇaṃjaha, yang bernama Mahāguṇadharabuddhiprāptābhijña, yang bernama Candrasūryajihmīkaraṇa , yang bernama Uttaptavaiḍūryanirbhāsa, yang bernama Cittadhārābuddhisaṃkusumitābhyudgata, yang bernama Puṣpāvatīvanarājasaṃkusumitābhijña, yang bernama Puṣpākara, yang bernama Udakacandra, yang bernama Avidyāndhakāravidhvaṃśanakara, yang bernama Lokendra, yang bernama Muktacchtrapravātasadṛśa , yang bernama Tiṣya ,yang bernama Dharmamativinanditarāja , yang bernama Siṃhasāgarajūūṭavinanditarāja , yang bernama Sāgaramerucandra , yang bernama Bramhasvaranādābhinandita, yang bernama Kusumasaṃbhava, yang bernama Prāptasena, yang bernama Candrabhānu, yang bernama Candraprabha, yang bernama Vimalanetra, yang bernama Girirājaghoṣośvara, yang bernama Kusumaprabha, yang bernama Kusumavṛṣṭyabhiprakīrṇa, yang bernama Ratnacandra , yang bernama Padmabimbyupaśobhita, yang bernama Candanagandha, yang bernama Ratnābhibhāsa , yang bernama Nimirta , yang bernama Mahāvyūha, yang bernama Vyapagatakhiladoṣa, yang bernama Brahmaghoṣa, yang bernama Saptaratnābhivṛṣṭa, yang bernama Mahāguṇadhara, yang bernama Mahātamālapatracandanakardama, yang bernama Kusukābhijña, yang bernama Ajñānavidhvaṃsana, yang bernama Kesarī, yang bernama Muktacchatra, yang bernama Suvarṇagarbha, yang bernama Vaiḍūryagarbha, yang bernama Mahāketu, yang bernama Dharmaketu, yang bernama Ratnaketu, yang bernama Ratnaśrī, yang bernama Lokendra , yang bernama Narendra, yang bernama Kāruṇika, yang bernama Lokasundara, yang bernama Brahmaketu, yang bernama Dharmaketu, yang bernama Siṃha dan yang bernama Siṃhamati.
[0267a14] Setelah masa Siṃhamati, Ānanda, seorang Tathāgata yang bernama Lokeśvararāja , Arahat Samyaksaṃbuddha, yang sempurna dalam pengetahuan dan moralitas, Sugata, yang mengetahui semua ranah eksistensi , yang tertinggi, yang menundukkan para manusia , guru pembimbing para manusia dan deva , Buddha , Bhagavān.
Sekali lagi, pada masa Tathāgata Lokeśvararāja , Arahat , Samyaksaṃbuddha sedang menguraikan ajaran realitas ini , Ānanda, ada seorang raja yang mendengar bahwa seorang Buddha telah muncul dan sedang menguraikan ajaran realitas , membangkitkan kesadaran penggugahan , meninggalkan kerajaaan dan kekuasaannya dan menjadi seorang śramaṇa yang bernama Dharmākara , praktisi terbaik [adhimātra] yang memiliki kesadaran penuh perhatian dan tidak teralihkan , bijaksana, tidak tergoyahkan , seorang praktisi terbaik yang tekun dan penuh dengan semangat , penuh dengan keagungan dan penuh dengan kepastian dan tekad dalam mencapai pembebasan [adhimukti]
Selanjutnya, Ānanda, śramaṇa Dharmākara mengunjungi , menghadap dan memberikan penghormatan dengan mengelilingi Bhagavān , Tathāgata Lokeśvararāja tiga kali , bersujud dengan lutut kanan menyentuh tanah dan merangkupkan kedua telapak tangannya , kemudian memuji Tathāgata Lokeśvararāja dengan melantukan gātha sebagai berikut :
Wajah Tathāgata bercahaya dan terlihat sangat mulia, dengan kecemerlangannya yang tanpa batasan dan tiada tandingan , mengiluminsi semua ranah eksistensi. Sinar bulan, raja gunung, permata dan matahari walaupun bersinar dengan gemilang juga akan meredup dihadapanmu seperti kumpulan kuas tinta yang menghitam [1]
Wajah Tathāgata melampaui semua perbandingan dalam ranah eksistensi ini . Suara agung Tathāgata mengumandang dalam sepuluh penjuru , dengan pencapaian moralitas, komtemplasi, kebijaksanaan, dan ketekunan dan kualitas kebajikan yang tidak terbandingkan , tidak tertandingi dan langka [2]
Dia mengkontemplasi dengan pengamatan mendalam dan langsung terhadap samudera ajaran realitas dari para Buddha. Dia mengungkapkan makna yang mendalam dan menembus semua aspek . Ketidak tahuan , ketamakan dan kemarahan tidak akan muncul selamanya dalam Tathāgata. Dia adalah singa yang tidak mengenal takut diantara semua makhluk hidup berkaki dua dengan kualitas kebajikan yang tidak terukur[3]
Dengan pencapai kualitas kebajikan yang luas , dengan kebijaksanaan yang mendalam dan mulia. dengan cahaya agung yang menginspirasi, dia mengguncang trisāhasramahāsāhasralokadhātu. Saya menegaskan aspirasi untuk mencapai penggugahan yang setara denganmu , penguasa ajaran realitas , untuk membebaskan semua makhluk hidup dari siklus eksistensi kelahiran dan kematian dan membimbing mereka untuk mencapai pembebasan [4]
Saya akan melatih diri melalui pemberian, pengendalian kesadaran, moralitas, kesabaran, ketekunan, kontemplasi, samādhi dan kebijaksanaan yang tertinggi dan tidak tertandingi .Saya juga beraspirasi untuk mencapai penggugahan dan sepenuhnya akan mewujudkan semua aspirasi ini ,dengan tujuan untuk memberikan kedamaian agung kepada semua makhluk hidup yang hidup dalam kekhawatiran dan ketakutan [5]
Dan saya akan selalu memberikan penghormatan dan persembahan kepada ratusan ribu koti Buddha, para penguasa yang tidak tertandingi yang tidak terhitung jumlahnya seperti butiran pasir di sungai Gangga. Dalam mencari jalan menuju penggugahan juga tidak akan mengenal lelah dan tidak akan mundur [ 6]
Dimanapun ranah eksistensi itu berada ,dengan jumlah yang sama seperti butiran pasir raja sungai Gangga termasuk kṣetra yang tidak berakhir di sana, semua tempat ini akan teriluminasi dengan cahaya yang dipancarkan melalui pencapaian kekuatan saya [7]
Kṣetra saya akan menjadi yang teragung dan terkemuka. Dengan bodhimanda yang tertinggi dalam ranah eksistensi ini , yang mampu mengkondisikan suka cita dengan kebahagiaan tiada tara dari ruang lingkup nirvāṇa. [8]
Dengan welas kasih, , saya menegaskan aspirasi untuk menyelamatkan semua makhluk hidup daam sepuluh penjuru untuk terlahir kembali di ksetra saya hingga mereka akan memperoleh kesadaran yang murni dan penuh dengan suka cita , kedamaian dan kebahagiaan Saya memohon anda , Buddha , untuk menjadi saksi. [9]
Dengan ini saya memohon kepada para penguasa ranah eksistensi dalam sepuluh penjuru ,untuk menjadi saksi dalam penegasan aspirasi ini .Walaupun memasuki dan berdiam dalam neraka avici , saya tidak akan berhenti dalam melatih diri , dengan ketekunan dan semangat yang tidak lelah [10]
[0267b19] Bhagavān kembali memberitahukan kepada Ānanda , dan berkata
Setelah melantunkan gatha ini, bhikṣu Dharmākara berkata kepada Buddha itu, Sesungguhnya, Bhagavān , Yang tertinggi diantara semua makhluk berkaki dua, sekali lagi, dengan ini saya menegaskan aspirasi untuk mencari jalan menuju kesempurnaan pengetahuan dan penggugahan tertinggi yang tidak tertandingi. Oleh sebab itu, saya memohon kepada Bhagavān untuk berkenan menguraikan semua ajaran realitas dengan sepenuhnya sehingga saya mampu mencapai kesempurnaan pengetahuan dan penggugahan tertinggi yang tidak tertandingi dengan cepat, dan muncul dalam ranah eksistensi Tathāgata yang melampaui kesamaandan ketiadasamaan. Saya juga memohon kepada Bhagavān untuk berkenan menguraikan semua aspek ini sehingga saya mampu memahami kesempurnaan semua kualitas kebajikan yang mengagumkan dari ornamen buddhakṣetra ini sehingga saya akan segera mencapai kesempurnaan penggugahan dan mencabut penderitaan dari siklus eksistensi kelahiran dan kematian .
[0267b23] Bhagavān kembali memberi tahu kepada Ānanda dan berkata
Kemudian, Ānanda, Bhagavān, Tathagata Lokeśvararāja menyapa bhikṣu Dharmākara dan berkata, Apakah anda sendiri, bhikṣu , telah memahami pelatihan diri untuk mencapai kesempurnaan semua kualitas kebajikan yang mengagumkan dari ornamen buddhakṣetra ini?
[0267b25] Bhikṣu Dharmākara itu menjawab demikian , Semua ini terlalu mendalam dan meluas untuk pemahaman saya. Oleh sebab itu, saya memohon kepada Bhagavān untuk menguraikan dengan terperinci mengenai pelatihan diri para Buddha ,Tathāgata dalam memapankan ksetra murni mereka . Setelah mendengarkannya , saya akan melatih diri sesuai dengan yang telah anda uraikan dan mewujudkan semua aspirasi saya.
[0267b27] Pada waktu itu, Tathāgata Lokeśvararāja mengetahui kemampuan yang mengagumkan dan aspirasi agung dari bhikṣu ini , kemudian berkata kepada bhikṣu Dharmākara,
'Jika dianalogikan, akan seperti seseorang yang terus menimba air laut dengan wadah kecil maka dia akan mencapai dasarnya serta mendapatkan harta yang terpendam didalamnya setelah berusaha dalam rentang waktu berkalpa. Demikian juga, seseorang yang melatih diri dengan tulus , tekun dan tidak berhenti dalam mencari jalan untuk mencapai penggugahan , juga akan mencapai tujuannya . Dengan demikian , apirasi agung mana yang tidak akan terwujud ?
[0267c03] Kemudian, Tathagata Lokeśvararāja menguraikan dengan terperinci mengenai dua ratus sepuluh koti buddhaksetra dan juga menguraikan karakteristik kualitas kebajikan dan ketidakbajikan dari semua deva dan makhluk hidup yang berdiam disana. Dia mengungkapkan dengan terperinci kepada dari bhikṣu ini sesuai dengan permintaannya.
[0267c05] Setelah bhikṣu itu mendengarkan uraian Buddha mengenai ksetra murni yang agung ini dan juga melihat semua ksetra ini ,dia segera menegaskan aspirasi tertinggi dan yang tak tertandingi dengan kesadaran yang tenang dan bebas dari semua keterikatan, tidak ada seorangpun dalam ranah eksistensi yang dapat dibandingkan dengan dia. Selama lima kalpa, dia mengkontemplasi dan mengakumulasi semua aktivitas murni untuk menghiasi buddhaksetra .
[0267c08] Ānanda bertanya kepada Bhagavān dan berkata ,
Berapa lama rentang waktu kehidupan semua makhluk hidup dalam buddhaksetra dari Tathagata Lokeśvararāja pada saat itu ?
[0267c09] Bhagavān menjawab, rentang waktu kehidupan Tathagata Lokeśvararāja ini empat puluh dua kalpa .
[0267c10] Kemudian Bhagavān melanjutkan :
Selama waktu itu, bhikṣu Dharmākara mengakumulasi semua aktivitas murni untuk menghiasi dua ratus sepuluh koti buddha. Setelah melatih dirinya dengan cara ini, dia kembali menghadap Tathagata Lokeśvararāja, memberikan penghormatan dengan meletakkan kepala di kaki Buddha tersebut , mengelilinginya sebanyak tiga kali , kemudian merangkupkan kedua telapak tangannya dan berkata, Bhagavān , saya telah dan mengakumulasi semua aktivitas murni untuk menghiasi buddhaksetra saya
[0267c13] Kemudian Tathagata Lokeśvararāja memberitahukan kepada bhikṣu Dharmākara dan berkata :
Anda sekarang , dapat menegaskan aspirasi , ketahuilah bahwa sekarang merupakan waktu yang tepat untuk memberikan suka cita kepada semua makhluk hidup. Setelah para bodhisattva lain mendengarkan ini, mereka juga akan mampu melatih diri sesuai dengan metoda pelatihan yang telah anda miliki dan mewujudkan aspirasi agung yang tidak terukur mereka .
[0267c15] Bhikṣu Dharmākara berkata kepada Tathagata Lokeśvararāja,
'Saya memohon kepada anda untuk menyaksikannya, sekarang saya akan menegaskan aspirasi agung sepenuhnya sebagai berikut
[0267c17] Setelah saya menjadi Buddha, jika masih ada penghuni neraka, preta ataupun binatang dalam ksetra saya, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan. [1]
[0267c19] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua makhluk hidup dalam ksetra saya, setelah rentang waktu kehidupan mereka berakhir, masih harus terjatuh dalam salah satu dari tiga ranah eksistensi yang tidak menyenangkan, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [2].
[0267c21] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua makhluk hidup dalam ksetra saya, tidak memiliki cahaya dengan warna keemasan, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [3].
[0267c23] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua makhluk hidup dalam ksetra saya, tidak semuanya memiliki perwujudan yang sama dan harus dibedakan dalam keindahan pewujudan mereka, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [4].
[0267c25] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua makhluk hidup dalam ksetra saya, tidak memiliki pengetahuan melampaui keduniawian yang lebih tinggi untuk mengetahui kehidupan masa lampau mereka dan mengingat kejadian masa lampau dengan rentang waktu seratus ribu koṭi nayuta kalpa, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [5].
[0267c27] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua makhluk hidup dalam ksetra saya , tidak memiliki pengetahuan melampaui keduniawian yang lebih tinggi dalam mata deva untuk mengamati dan melihat segala sesuatu dengan jarak seratus ribu koṭi nayuta buddha ksetra, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [6].
[0267c29] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua makhluk hidup dalam ksetra saya , tidak memiliki pengetahuan melampaui keduniawian yang lebih tinggi dalam telinga deva untuk mendengar, menerima, dan menjunjung tinggi uraian ajaran realitas dari seratus ribu koṭi nayuta Buddha, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [7].
[0268a03] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua makhluk hidup dalam ksetra saya , tidak memiliki pengetahuan melampaui keduniawian yang lebih tinggi dalam mengetahui semua pikiran makhluk hidup lainnya dengan jarak seratus ribu koṭi nayuta buddha ksetra, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [8].
[0268a06] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua makhluk hidup dalam ksetra saya, pengetahuan melampaui keduniawian yang lebih tinggi dalam melakukan perjalanan dengan sekejab mata , dengan jarak seratus ribu koṭi nayuta buddha ksetra, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [9].
[0268a09] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua makhluk hidup dalam ksetra saya, masih harus mengkondisikan pikiran mengenai kemelekatan diri, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [10]
[0268a11] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua makhluk hidup dalam ksetra saya, masih harus tidak berdiam dalam tahapan pencapaian kepastian dan tahapan tidak mundur lagi dalam menuju pencapaian nirvāṇa, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [11]
[0268a13] Setelah saya menjadi Buddha, jika pancaran sinar saya masih harus terbatas , hanya mengiluminasi dengan jarak seratus ribu koṭi nayuta buddha ksetra, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [12].
[0268a15] Setelah saya menjadi Buddha, jika rentang kehidupan saya harus terbatas , hanya mencapai seratus ribu koṭi nayuta kalpa, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [13].
[0268a17] Setelah saya menjadi seorang Buddha, jika jumlah Śrāvaka dalam dalam ksetra saya, masih dapat diketahui melalui perhitungan, dan masih dapat dicapai melalui perhitungan dibandingkan dengan jumlah makhluk hidup dan para Pratekyabuddha dalam trisāhasramahāsāhasralokadhātu dengan rentang waktu seratus ribu kalpa, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [14].
[0268a20] Setelah saya menjadi Buddha, jika rentang kehidupan semua makhluk hidup dalam ksetra saya masih harus terbatas, terkecuali pada saat mereka mempersingkat rentang kehidupan sesuai dengan keinginan dan aspirasi mereka sebelumnya, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [15].
[0268a22] Setelah saya menjadi seorang Buddha, jika semua makhluk hidup dalam ksetra saya , masih harus mendengar semua aspek dari kekeliruan, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [16].
[0268a24] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua Buddha dalam sepuluh penjuru ranah eksistensi yang tidak terhitung jumlahnya, masih tidak memuji nama saya, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [17].
[0268a26] Setelah saya menjadi Buddha, semua makhluk hidup dalam sepuluh penjuru ranah eksistensi, yang dipenuhi dengan keyakinan dan suka cita, yang telah menegaskan aspirasi untuk terlahir kembali dalam ksetra saya, walaupun hanya merenungkan saya sebanyak sepuluh kali , jika mereka masih harus tidak terlahir kembali dalam ksetra ini , terkecuali untuk mereka yang telah melakukan lima aktivitas kekeliruan tanpa jeda atau mencela ajaran realitas, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [18].
[0268a29] Setelah saya menjadi Buddha , semua makhluk hidup dalam sepuluh penjuru ranah eksistensi, yang telah mengembangkan kesadaran penggugahan, yang telah mengakumulasi kualitas kebajikan, dan yang telah menegaskan aspirasi dengan sungguh-sungguh untuk terlahir kembali dalam ksetra saya , jika saya tidak memanifestasikan diri bersama dengan para arya pada saat menjelang akhir dari rentang kehidupan mereka , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [19].
[0268b03] Setelah saya menjadi Buddha, semua makhluk hidup dalam sepuluh penjuru ranah eksistensi, yang yang mendengar nama saya, yang telah mengembangkan kesadaran penuh perhatian yang tidak teralihkan dalam mengkontemplasi ksetra saya, yang telah menanamkan akar kualitas kebajikan mereka dan yang telah mentransmisi dan mendedikasikan semua kualitas kebajikan mereka , yang telah menegaskan aspirasi untuk terlahir kembali dalam ksetra ini , jika aspirasi mereka ini harus tidak terpenuhi , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [20].
[0268b06] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua makhluk hidup dalam ksetra saya, harus tidak dihiasi dengan dengan tiga puluh dua karakteristik manusia agung, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [21].
[0268b08] Setelah saya menjadi Buddha, jika para bodhisattva dari ksetra lainnya yang terlahir kembali dalam ksetra saya, harus tidak mencapai tahapan Buddha dalam satu rentang kehidupan berikutnya, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan , terkecuali para Bodhisattva yang telah memilih untuk tidak memasuki tahapan ini karena aspirasi agung mereka, demi membebaskan semua makhluk hidup, mereka mengenakan baju jirah aspirasi agung dan mengembangkan akar kualitas mereka, mengunjungi beragam buddhaksetra, melatih diri melalui jalan para bodhisattva dan memberikan penghormatan dan persembahan kepada semua BuddhaTathāgata dalam sepuluh penjuru ranah eksistensi , mengembangkan dan mentransformasi semua makhluk hidup yang jumlahnya sebagai butiran pasir di sungai Gangga, memapankan mereka dalam jalan menuju kesempurnaan penggugahan tertinggi, melampaui pelatihan diri dari tahapan para bodhisattva pada umumnya, mereka saat ini melatih diri melalui akumulasi kualitas kebajikan dari Samantabhadra [22].
[0268b15] Setelah saya menjadi Buddha, jika para Bodhisattva dalam ksetra saya , yang ingin memberikan penghormatan dan persembahan kepada para Buddha melalui kekuatan melampaui keduniawian dari saya , harus tidak mampu mengunjungi koti nayuta buddhaksetra yang tidak terukur dan tidak terhitung jumlahnya dalam sekejab dan kembali pada saat satu kali makan [siang hari] , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [23].
[0268b18] Setelah saya menjadi Buddha, jika para Bodhisattva dalam ksetra saya , harus tidak mampu melakukan aktivitas yang dipenuhi dengan kualitas kebajikan dalam memuji dan memberikan persembahan kepada para Buddha sesuai dengan keinginan mereka, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [24].
[0268b21] Setelah saya menjadi Buddha, jika para Bodhisattva dalam ksetra saya, harus tidak mampu menguraikan ajaran realitas dengan pengetahuan semua aspek [sarvajña], saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [25].
[0268b23] Setelah saya menjadi Buddha, jika para Bodhisattva dalam ksetra saya, harus tidak mampu memanifestasikan kekuatan yang tidak terhancurkan [vajra] dari Nārāyaṇa, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [26].
[0268b25] Setelah saya menjadi Buddha, jika para makhluk hidup dengan pengetahuan melampaui keduniawian dalam mata deva , masih mampu membedakan dan mendeskripsikan semua aspek dan ornamen yang dipenuhi dengan beragam warna , bentuk , kecemerlangan dalam ksetra saya dengan nama ataupun jumlah , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [27].
[0268b29] Setelah saya menjadi Buddha, jika para Bodhisattva dalam ksetra saya , termasuk mereka yang memiliki sedikit kualitas kebajikan , harus tidak mampu mengetahui dan melihat beragam jenis pohon yang dipenuhi dengan beragam jenis warna cahaya yang tidak terukur dan tidak terhitung jumlahnya, dengan tinggi mencapai empat juta satuan li [satu li = empat ratus lima meter] dalam ksetra ini , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [28].
[0268c03] Setelah saya menjadi Buddha, jika para bodhisattva dalam ksetra saya, harus tidak memiliki kefasihan penguraian ajaran realitas dan pengetahuan dalam menerima dan mempertahankan dengan baik , mendaras dan enguraikan kembali semua uraian, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [29].
[0268c05] Setelah saya menjadi Buddha, jika para bodhisattva dalam ksetra saya, harus terbatas dalam kefasihan dan kebijaksanaan mereka, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [30].
[0268c07] Setelah saya menjadi Buddha, jika ksetra saya , harus tidak murni sehingga tidak mampu mengiluminasi cahaya hingga menyeliputi semua buddhaksetra yang tidak terbayangkan dan tidak terhitung jumlahnya dalam sepuluh penjuru seperti pantulan objek dalam cermin yang bening , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [31].
[0268c10] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua aspek dan ornamen yang termanifestasi dalam ksetra , baik yang termanifestasi di tanah ataupun angkasa, termasuk istana, pavilion, kolam, sungai, bunga, dan pepohonan , harus tidak terbuat dan dihiasi dengan beragam permata dan harta berharga lainnya yang tak terhitung jumlahnya , harus tidak melampaui semua aspek yang ada dalam ranah eksistensi para deva dan manusia , ratusan ribu jenis wewangian yang menyebarkan wangi dalam sepuluh penjuru ini , tidak mampu mengkondisikan para bodhisattva melatih diri dalam jalan penggugahan setelah wewangian ini dicium oleh mereka , , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [32]
[0268c15] Setelah aku menjadi Buddha, jika semua makhluk hidup dalam sepuluh penjuru buddha ksetra yang tidak terbayangkan dan tidak terhitung jumlahnya, yang telah teriluminasi oleh pancaran cahaya saya , harus tidak diliputi oleh suka cita dan tidak mencapai kelenturan yang melampaui para deva dan manusia , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [33]
[0268c18] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua makhluk hidup dalam sepuluh penjuru buddhaksetra yang tidak terbayangkan dan tidak terhitung jumlahnya , yang telah mendengar nama saya, harus tidak mampu mencapai pengamatan mendalam dari para bodhisattva terhadap ketidakmunculan dari semua fenomena dan tidak mampu mencapai dhāranī yang mendalam, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [34]
[0268c21] Setelah saya menjadi Buddha, jika para wanita dalam sepuluh penjuru buddhaksetra yang tidak terbayangkan dan tidak terhitung jumlahnya , yang telah mendengar nama saya, yang telah dipenuhi dengan suka cita dalam keyakinan , yang telah mengembangkan kesadaran penggugahan , yang telah mengenaskan `aspirasi untuk meninggalkan perwujudan wanita mereka , pada saat rentang kehidupan mereka berakhir , harus terlahir kembali dalam wujud wanita , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [35]
[0268c25] Setelah saya menjadi Buddha, jika para bodhisattva dalam sepuluh penjuru buddhaksetra yang tidak terbayangkan dan tidak terhitung jumlahnya , yang telah mendengar nama saya, setelah rentang waktu kehidupan mereka berakhir ,tidak mampu melatih diri dalam ketenangan dan kedamaian hingga mencapai tahapan Buddha , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [36]
[0268c28] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua makhluk hidup dalam sepuluh penjuru buddha ksetra yang tidak terbayangkan dan tidak terhitung jumlahnya, yang telah mendengar nama saya , yang telah memberikan penghormatan dengan menyentuh jasmani mereka ke tanah dan yang telah memuji saya , yang telah bersuka cita dalam keyakinan mereka dan yang telah melatih diri sesuai dengan pelatihan diri para bodhisattva , harus tidak dihormati oleh para deva dan manusia , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [37]
[0269a03] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua makhluk hidup dalam ksetra saya, tidak mampu memanifestasikan jubah sesuai dengan keinginan yang muncul dalam kesadaran mereka , tidak mampu mengenakan jubah terbaik yang dipuji oleh para Buddha dengan spontan dan jika jubah mereka masih harus dijahit , digelantang , diwarnai , dibersihkan ataupun dikeringkan, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [38]
[0269a06] Setelah saya menjadi Buddha, jika semua makhluk hidup dalam ksetra saya , harus tidak mencapai kelenturan dan suka cita melampaui para bhikṣu yang telah menghentikan semua keinginan indriya , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [39]
[0269a08] Setelah saya menjadi Buddha, jika para bodhisattva dalam ksetra saya yang ingin melihat ksetra murni yang tak terhitung jumahnya dalam sepuluh penjuru , tidak mampu melihat semua aspek yang mereka inginkan terpantul dalam semua pohon yang terbuat dari beragam permata seperti pantulan objek dalam cermin yang bening , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [40].
[0269a12] Setelah saya menjadi Buddha, jika para bodhisattva dari ksetra lainnya yang telah mendengar nama saya, harus memiliki indriya yang tidak lengkap hingga mereka mencapai tahapan Buddha, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [41].
[0269a15] Setelah saya menjadi Buddha, jika para bodhisattva dari ksetra lainnya yang telah mendengar nama saya, tidak mampu mencapai samādhi dari kemurnian pembebasan dan berdiam di dalamnya, tidak mampu mempertahankan kesadaran yang penuh perhatian dan tidak teralihkan dalam memberikan penghormatan dan persembahan kepada semua Buddha yang tak terbayangkan dan tidak terhitung jumlahnya , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [42].
[0269a19] Setelah saya menjadi Buddha, jika para bodhisattva dari ksetra lainnya yang telah mendengar nama saya, harus tidak terlahir kembali dalam keluarga para mulia pada saat rentang kehidupan mereka berakhir , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [43].
[0269a22] Setelah saya menjadi Buddha, jika para bodhisattva dari ksetra lainnya yang telah mendengar nama saya, harus tidak mencapai kelenturan dan suka cita melalui pelatihan diri dari jalan para bodhisattva dan mengembangkan akar kualitas kebajikan , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [44].
[0269a25] Setelah saya menjadi Buddha, jika para bodhisattva dari ksetra lainnya yang telah mendengar nama saya, harus tidak mampu mencapai samādhi dari kesetaraan semua aspek dan berdiam dalam samādhi ini hingga mencapai tahapan Buddha, harus tidak selalu melihat semua Buddha yang tidak terbayangkan dan tidak terhitung jumlahnya , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [45].
[0269a29] Setelah saya menjadi Buddha, jika para bodhisattva dalam ksetra saya, harus tidak mampu mendengarkan uraian ajaran realitas dengan spontan dan sesuai dengan keinginan, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [46].
[0269b02] Setelah saya menjadi Buddha, jika para bodhisattva dari ksetra lainnya yang telah mendengar nama saya, tidak mampu memasuki tahapan tidak mundur dengan secepatnya, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [47].
[0269b04] Setelah saya menjadi Buddha, jika para bodhisattva dari ksetra lainnya yang telah mendengar nama saya, tidak mampu mencapai tahapan awal , kedua , ketiga dari pengamatan mendalam terhadap karakteristik intrinsik dari semua fenomena dan berdiam dengan kokoh dalam ruang lingkup realitas dari semua Buddha , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [48].
[0269b07] Bhagavān memberitahukan kepada Ānanda dan berkata
Setelah bhikṣu Dharmākara selesai menegaskan aspirasi nya , dia kembali melantunkan gātha sebagai berikut:
Saya telah menegaskan aspirasi, yang tiada tara dalam semua ranah eksistensi, saya akan mendapatkan kepastian pencapaian dalam jalan yang tidak tertandingi , Jika semua aspirasi ini tidak mampu terwujud dengan sempurna , saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [1]
Jika saya tidak mampu menjadi penderma agung , dalam kalpa yang tak terhitung jumlahnya , demi membebaskan semua makhluk hidup yang menderita dan miskin, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [2]
Setelah saya mencapai penggugahan, nama saya akan tersebar dalam sepuluh penjuru ranah eksistensi , jika ada yang tidak pernah mendengar nama saya ini, saya tidak akan mencapai kesempurnaan penggugahan [3]
Dengan meninggalkan semua keinginan indriya dan didukung dengan kesadaran penuh perhatian yang benar , dengan kebijaksanaan murni , melatih diri dalam ketenangan dan bebas dari semua keinginan , mencari jalan menuju kesempurnaan penggugahan yang tak tertandingi, menjadi guru para deva dan manusia [4]
Dengan kekuatan melampaui keduniawian memanifestasikan cahaya agung , mengiluminasi semua ranah eksistensi yang tidak terbatas , melenyapkan kegelapan dari tiga racun, mengiluminasi dan menyelamatkan semua makhluk hidup dari penderitaan [ 5]
Membuka mata kebijaksanaan mereka , menyingkirkan kegelapan dari ketidaktahuan , menutup semua jalan menuju ranah eksistensi yang tidak menyenangkan , membuka semua jalan menuju ranah eksistensi yang menyenangkan [6]
Dengan singasana kualitas kebajikan yang sempurna , dengan kekuatan agung yang mengiluminasi sepuluh penjuru , mampu menghalangi sinar matahari dan bulan , cahaya para deva juga akan meredup dengan sendirinya [7]
Demi semua makhluk hidup mengungkapkan esensi dari ajaran realitas , menghiasi mereka dengan semua perhiasan berharga dari kualitas kebajikan , selalu berada di tengah persamuan , dengan auman singa menguraikan ajaran realitas [8]
Dengan memberikan penghormatan dan persembahan kepada semua Buddha , dengan semua akar dari kualitas kebajikan tersempurnakan , dengan aspirasi terwujud dan kebijaksanaan tersempurnakan , saya mencapai penguasa tiga ranah eksistensi [9]
Seperti pengetahuan para Buddha yang tidak terhalang , mampu mengakses dan mengiluminasi semua aspek , semoga kekuatan dari kualitas kebajikan saya , setara dengan yang tertinggi diantara makhluk berkaki dua [ 10]
Jika semua aspirasi agung ini mampu terwujud dengan sempurna , semoga trisāhasramahāsāhasralokadhātu merespon dengan guncangan dan bunga mandrāva tercurah seperti hujan dari angkasa [ 11]
[0269c02] Bhagavān kembali memberitahukan kepada Ānanda dan berkata
Segera setelah bhikṣu melantunkan gātha ini, bumi berguncang dengan enam cara yang berbeda , bunga mandrāva tercurah dari angkasa, lantunan musik dari ranah eksistensi yang menyenangkan berkumandang memenuhi angkasa dan terdengar suara pujian sebagai berikut :
anda memperoleh kepastian pencapaian kesempurnaan penggugahan yang tertinggi dan tidak tertandingi
[0269c06] Demikianlah, Ānanda, bhikṣu Dharmākara, bodhisattva mahāsattva, memperoleh kepastian dalam kesempurnaan semua aspirasi agung ini, hanya beberapa bodhisattva, Ānanda, yang mampu memperoleh kepastian dalam kesempurnaan semua aspirasi agung ini. Dalam semua ranah eksistensi ini juga akan jarang ditemukan aspirasi agung yang demikian, yang mengandung kebenaran, bukan kepalsuan, tidak tertandingi dan juga yang penuh dengan ketenangan dan suka cita mendalam .
Kemudian, sekali lagi , Ānanda, bhikṣu Dharmākara ini menegaskan aspirasi agung ini dihadapan Tathāgata Lokeśvararāja, dengan disaksikan oleh semua makhluk hidup dalam ranah eksistensi termasuk para Māra, Brahma, para śramaṇa dan brāhmaṇa, para deva, manusia, asura dan lainnya, memperoleh kemampanan dan kepastian dalam pencapaian aspirasi agung ini , menghiasi ornamen dari ksetra ini dengan penuh keagungan dan keindahan melalui beragam aktivitas dari akumulasi kualitas kebajikan yang tidak terukur dengan pelatihan diri dari jalan para bodhisattva dalam rentang waktu ratusan ribu koti nayuta kalpa yang tidak terukur, tidak terhitung, tidak terbayangkan, , tidak dapat diungkapkan. dan juga memapankan ksetra murni dengan ekspansif hingga menjadi tidak tertandingi , sangat indah, tertinggi , mengagumkan , luas , tidak tertandingi, sempurna, konstan, dapat diandalkan selamanya ataupun tidak terhancurkan . Dia selalu memuji Tiga Permata dan memberikan penghormatan dan persembahan kepada para guru,. dan menghiasi pelatihan dirinya dengan beragam kualitas kebajikan, menyelesaikan beragam aktivitas hingga memungkinkan semua makhluk hidup untuk mengakumulasi kualitas kebajikan. Dia penuh dengan kelembutan, pesona , sukacita, ramah tamah dan welas asih. Ucapannya penuh dengan kejujuran , kesederhanaan , kehalusan , tidak melukai dan memberikan manfaat untuk semua makhluk hidup. Dengan ekspresi yang lembut , penuh empati dan kebajikan dari setiap ucapannya , dia menguasai kefasihan dalam menguraikan dan memberikan jawaban kepada yang lain sesuai dengan kapasitas mental mereka. Dia selalu berdiam dalam ekuanimitas dalam ketenangan dari samādhi , dengan pengetahuan dan kebijaksanaan yang tidak terhalang. Dia menguasai beragam metoda samādhi, memahami realitas dari kekosongan, tiada nimitta dan tiada keinginan , memahami dengan pengamatan mendalam bahwa semua fenomena ini tidak berakivitas ataupun tidak muncul dan hanya seperti kreasi dari ilusi. Dia meninggalkan kerajaan, kekuasaan, melepaskan kekayaan, dan keinginan indriya, bebas dari ketamakan, kemarahan dan kebencian. Dia tidak menggengam ataupun mengizinkan persepsi yang dipenuhi dengan ketiga aspek ini untuk muncul , melalui beragam halangan dan penderitaan tetapi kekuatan dari kekuatan dari kesabaran tidak pernah meninggalkannya. Dia hanya memiliki sedikit keinginan untuk pencapaian tujuan dan mengetahui batas dari kepuasan. Dia tidak melekat pada objek dari indriya seperti : objek dari visual, pendengaran, penciuman, sensasi , peraba dan mental. Dia bebas dari kekeliruan konseptual, kemarahan dan keyakinannya juga tidak akan hilang , berani , tekun , teguh pada pendiriannya dan tidak kenal lelah. Dia penuh dengan perhatian yang tidak teralihkan, kualitas kebajikan dan mengutamakan kepentingan semua makhluk hidup lainnya , dengan penuh welas asih memberikan manfaat kepada semua makhluk hidup. Dia juga menguasai enam kesempurnaan [pāramitā] dan mengajarkannya kepada orang lain, dihiasi dengan beragam kualitas kebajikan
[0269c21] Dalam rentang waktu kalpa yang tak terhitung jumlahnya, dia terus mengakumulasi beragam kualitas kebajikan dan juga memperoleh hasil dari kualitas kebajikan tersebut melalui beragam pelatihan diri . Dilokasi manapun dia terlahir kembali , kumpulan harta berharga yang tidak terukur akan muncul dengan spontan sesuai dengan keinginannya. Dia mengajarkan dan mentransformasikan makhluk hidup yang tak terhitung jumlahnya, membimbing mereka untuk menempuh jalan menuju penggugahan yang tak tertandingi. Dia terlahir kembali sebagai gṛhapati, kṣatriya, brāhmaṇa ,pangeran ataupun raja cakravartin, terlahir kembali sebagai salah satu dari penguasa enam kamadhatu ataupun Brahma . Walaupun demikian , dia tetap memuji dan memberikan penghormatan kepada para Buddha dan memberikan empat persembahan kepada mereka . Kualitas kebajikan yang demikian tidak akan selesai untuk diungkapkan dan dipuji.
Dengan keharuman yang dimanifestasikan dari mulutnya seperti wewangian dari bunga teratai biru , setiap pori pori dari jasmaninya juga memanifestasikan keharuman seperti serbuk cendana, menyebar ke seluruh penjuru ranah eksistensi tanpa batasan. Perwujudannya sangat halus dan terhias dengan karakteristik para Buddha yang terbaik dan mengagumkan. Kedua tangannya selalu memanifestasikan persembahan berharga yang tidak pernah habis , jubah , makanan dan minuman, untaian bunga yang indah dan jarang ditemukan, wewangian, kanopi , panji dan beragam persembahan yang sempurna dan mengagumkan lainnya. Dia melampaui para deva dan berdiam dengan tenang dalam ruang lingkup dari semua fenomena.
[0270a02] Ānanda bertanya kepada Bhagavān dan berkata,
Apakah Bodhisattva Dharmākara sudah mencapai penggugahan dan memasuki parinirvāṇa atau belum mencapai penggugahan? Dimanakah dia sekarang?