ཤེར་ཕྱིན།

Dalam tradisi buddhisme tibetan mengklasifikasikan sutra yang diuraikan oleh Buddha Sakyamuni dalam tiga pemutaran roda dharma yang disampaikan di tempat yang berbeda dalam perjalanan hidupnya antara lain: sutra yang termasuk dalam pemutaran roda dharma pertama berkaitan dengan penguraian empat kebenaran mulia , sutra yang termasuk dalam pemutaran roda dharma kedua berkaitan dengan penguraian kekosongan (sunyata) dan ketiadaan eksistensi melalui kekuatan dirinya sendirinya [ketiadaan intrinsitik] (nihsvabhava) dari semua fenomena, sementara sutra yang termasuk dalam pemutaran roda dharma ketiga berkaitan dengan penguraian yang lebih terperinci mengenai tiga karakteristik dari ketiadaan intrinsitik.
Sutra dari Kesempurnaan Kebijaksanaan (Prajñāpāramitā) termasuk dalam kelompok sutra yang termasuk dalam pemutaran roda dharma kedua yang diuraikan oleh Buddha Sakyamuni di Rajagraha dimana dalam sutra ini menguraikan bahwa peran bodhisattva dengan pikiran welas kasih yang tidak terbatas akan mencapai penggugahan yang lebih unggul dibandingkan dengan para Sravaka dan Pratyekabuddha dengan penekanan integrasi yang halus antara kebenaran relatif dan kebenaran tertinggi, dimana juga ditegaskan bahwa bodhisattva mahasatva harus berusaha untuk mencapai penggugahan sempurna yang tidak tertandingi untuk menghilangkan penderitaan dari semua makhluk hidup dan bukan hanya mengakhiri siklus dari samsara untuk kepentingan mereka sendiri, meskipun dalam perspektif akhir juga dinyatakan bahwa sebenarnya tidak ada fenomena, tidak ada makhluk hidup dan tidak ada penggugahan sempurna yang tidak tertandingi .
Dekonstruksi yang tiada penghentian dari semua pengalaman konseptual yang berkaitan dengan fenomena, pengalaman meditatif, dan juga sebab dan akibat yang berkaitan dengan karakteristik dalam jalan bodhisattva dimana secara eksplisit ditekankan dalam divisi sutra ini dengan makna implisit yang kemudian memicu dialektika Madhyamaka dan juga diaplikasikan dalam meditasi non-analitis dari tradisi zen. Sedangkan dalam Tibetan buddhisme , divisi sutra ini umumnya didekati melalui risalah abhisamayalamkara (D 3786) yang merupakan kesimpulan dari Pañcavimśatisāhasrikāprajñāpāramitā (D0009) atau sutra dua puluh lima ribu baris dari kesempurnaan kebijaksaaan . Dalam manuscript teks yang tersisa hingga saat ini teridentikasi bahawa sususan kata dengan istilah, modul yang berfungsi sebagai fitur untuk mnemonic yang juga merupakan indikasi adanya tradisi transmisi lisan dalam buddhisme pada saat itu hingga tercatat dalam bentuk naskah tertulis . Divisi dari Prajñāpāramitā dalam terjemahan tibetan ini terdiri dari dua puluh tiga volume dalam Kangyur Degé dan Narthang atau dengann perkataan lain telah mencakup sekitar seperlima dari seluruh koleksi yang ada didalamnya . Divisi prajnaparamita disusun mendahului semua sutra lainnya misalnya buddhāvatamsaka, ratnakūta dan sutra umum dalam kangyur yang mencerminkan prestisius tinggi prajnaparamita dalam Mahayana dimana divisi ini terdiri dari dua puluh tiga teks yang berbeda, dengan enam teks utama dan “sebelas teks turunan.
Keenam teks utama ini merupakan teks dengan kategori sutra yang panjang dan menengah dimana dapat dibedakan melalui struktural dari delapan aspek jalan Bodhisattva, seperti yang telah dijelaskan dalam abhisamayalamkara , sedangkan teks yang lebih pendek tidak menjelaskan dengan terperinci mengenai struktur ini.
Enam sutra utama adalah sebagai berikut:
1. Kesempurnaan Kebijaksanaan dalam seratus ribu baris (śatasāhasrikāprajñāpāramitā, D0008) yang terdiri dari dua belas volume, dua puluh lima fasikula dan tujuh puluh dua bagian
2. Kesempurnaan Kebijaksanaan dalam dua puluh lima ribu baris (pañcaviṃśatisāhasrikāprajñāpāramitā, D0009) yang terdiri dari tiga jilid, tujuh puluh delapan fasikula, dan tujuh puluh enam bagian.
3. Kesempurnaan Kebijaksanaan dalam delapan belas ribu baris (aṣṭādaśasāhasrikāprajñāpāramitā, D0010) terdiri dari dua setengah volume, enam puluh fasikula, dan delapan puluh tujuh bagian.
4. Kesempurnaan Kebijaksanaan dalam sepuluh ribu naris (daśasāhasrikāprajñāpāramitā, D0011) terdiri dari satu setengah volume, tiga puluh empat fasikula, dan tiga puluh tiga bagian.
5. Kesempurnaan Kebijaksanaan dalam delapan ribu baris (aṣṭasāhasrikāprajñāpāramitā, D0012) terdiri dari satu volume, dua puluh empat fasikula, dan tiga puluh dua bagian.
6. Kumpulan Ayat dari Kesempurnaan Kebijaksanaan (prajñāpāramitāsaṃcayagāthā, D0013) terdiri dari sembilan belas folio.
Dari sutra pendek, semua yang tercakup dalam bagian volume prajnaparamita lainnya (sher phyin sna tshogs), yang paling dikenal adalah sutra pemotong intan [ sutra tiga ratus baris] (Vajracchedikā, D0016) dan esensi dari Kebijaksanaan Melampaui (prajñāpāramitāhṛdaya, D0021) yang dikenal sebagai Sutra Hati.
Sutra pendek lainnya : 2.500 baris dikenal sebagai Pertanyaan dari Suvikrāntavikrāmin (suvikrāntavikrāmiparipṛcchāprajñāpāramitānirdeśa ,D0014), 700 baris (D0024), 500 baris (D0015), 50 baris (D0018), dalam beberapa aksara ( D0022), dan satu aksara (D0023). Sedangkan 150 baris (D0017) merupakan sutra yang memiliki gaya dan isi yang berkaitan dengan tantra.
Selain terjemahan dari Tibetan , sebagian besar dari sutra ini masih eksis dalam manuskrip sankrit dari Gilgit dan Nepal dan dalam terjemahan Cina yang mencakup semua versi panjang dan menengah dari sutra ini , terkecuali Daśasāhasrikāprajñāpāramita