Pages

D 21 - ཤེས་རབ་སྙིང་པོ། [ bhagavatī-prajñāpāramitā-hṛdaya ]

བཀའ་འགྱུར།

Kangyur

ཤེར་ཕྱིན།

Prajñāpāramitā


D 21


ཤེས་རབ་སྙིང་པོ།

भगवती-प्रज्ञापारमिता-हृदय

bhagavatī-prajñāpāramitā-hṛdaya

薄伽梵母般若波羅蜜多心經


Esensi dari Kebijaksanaan Melampaui


Nara Sumber dalam Tibetan
Diterjemahkan dari Tibetan ke dalam Bahasa Indonesia oleh : Karma Jigme


D 20 D 21 D 22




[259A] Penghormatan kepada semua Buddha dan Bodhisattva

[259A] Demikianlah Yang telah  Kudengar,

[259B] Pada suatu waktu Bhagavan sedang  berdiam di Rājagṛha diatas Gṛdhrakūṭa,  bersama dengan persamuan agung bhikṣu  beserta  persamuan para Bodhisattva.

Pada saat itu Bhagavan sedang  memasuki samādhi penguraian fenomena secara terperinci  yang disebut "persepsi [pengamatan] mendalam [gambhiravasambodham] dan Yang Mulia  Bodhisattva Mahasattva Avalokiteśvara sedang  berlatih  Prajñāpāramitā yang mendalam dengan mengamati bahwa kelima agregat [skandha] sesungguhnya kosong [sunya] dari  eksistensi melalui kekuatannya sendiri   [svabhāva]


Kemudian,  diinspirasi  melalui kekuatan  dari Buddha,  Yang Mulia Śāriputra berkata kepada Yang Mulia Bodhisattva Mahasattva Avalokiteśvara: "Bagaimana seharusnya  para  putra dan putri  dari  silsilah terbaik  melatih diri  dengan Prajñāpāramitā yang  mendalam ini ?"

Yang Mulia Bodhisattva Mahasattva Avalokiteśvara  menjawab  Yang Mulia Śāriputra: 

"0h ,  Śāriputra, putra dan putri  dari  silsilah terbaik  yang melatih diri  dengan  Prajñāpāramitā mendalam ini seharusnya  mengamati dengan cara sebagai berikut: 

Mereka mengamati bahwa kelima agregat [skandha]  sesungguhnya  adalah  kosong dari  eksistensi melalui kekuatannya sendiri  [svabhāva]. Bentuk adalah kekosongan; kekosongan juga adalah bentuk ,  kekosongan tidak lain adalah bentuk; dan  bentuk tidak lain  adalah kekosongan .Dengan  menggunakan cara yang sama, sensasi, persepsi,  faktor pengkondisian, dan kesadaran adalah kekosongan 

[260A]  Dengan demikian, Śāriputra, , semua fenomena adalah kekosongan, tanpa karakteristik, tanpa pemunculan, tanpa penghentian, tanpa noda, bukan tanpa noda, tanpa pengurangan dan tanpa penambahan.

Selanjutnya , Śāriputra, , dalam kekosongan itu  tidak ada bentuk, tidak ada sensasi, tidak ada persepsi, tidak ada faktor pengkondisian, tidak ada kesadaran, tidak ada mata, tidak ada telinga, tidak ada hidung, tidak ada lidah, tidak ada tubuh, tidak ada pikiran; tidak ada bentuk, tidak ada suara, tidak bebauan , tidak ada  rasa, tidak ada objek sentuhan, tidak ada fenomena; tidak ada  elemen mata  hingga tidak ada elemen pikiran, tidak elemen  fenomena, tidak elemen kesadaran mental ; tidak ada ketidak tahuan, tidak ada penghentian ketidaktahuan hingga tidak ada proses  penuaan dan kematian dan juga  tidak ada penghentian penuaan dan kematian; tidak ada penderitaan, tidak ada asal mula penderitaan , tidak ada penghentian penderitaan, tidak ada jalan menuju penghentian penderitaan , tidak ada kebijaksanaan, tidak ada pencapaian, dan tidak ada  bukan pencapaian 
Selanjutnya ,, Śāriputra, karena Bodhisattva tidak memiliki pencapaian, maka mereka berdiam dengan mengandalkan Prajñāpāramitā. Karena pikiran mereka tidak terhalang maka mereka tidak mengenal kekhawatiran dan melampaui semua delusi sehingga mereka mencapai  nirvana sepenuhnya  .


[260B] Semua Buddha yang  berdiam dalam tiga masa ini mencapai penggugahan sempurna yang tidak tertandingi dengan mengandalkan Prajñāpāramitā.

"Oleh sebab itu,  Prajñāpāramitā  adalah pengetahuan agung ,  pengetahuan dengan pengamatan mendalam, pengetahuan yang tidak tertandingi, pengetahuan  yang melampaui semua  kesetaraan dan ketidaksetaraan,  pengetahuan yang  melampaui semua penderitaan, pengetahuan  yang seharusnya dipahami  sebagai realitas karena  bebas dari semua  delusi  , dimana esensi dari Prajñāpāramitā  dapat di rangkum dalam dharani sebagai berikut:


Tibetan

ག༌ཏེ༌ག༌ཏེ༌པཱ༌ར༌ག༌ཏེ༌པཱ༌ར༌སཾ༌ག༌ཏེ༌བོ༌དྷི༌སྭཱ༌ཧཱ།

ga te ga te,pa ra ga te, pa ra sam ga te, bo dhi sv'ah'a

Sanskrit 

gate gate pāragate pārasaṃgate bodhi svāhā

"Dengan cara demikian, Śāriputra,  para Bodhisattva Mahasattva seharusnya  melatih diri dalam Prajñāpāramitā mendalam ini."

Kemudian Bhagavan keluar dari samādhi dan berkata kepada  Yang Mulia Bodhisattva Mahasattva Avalokiteśvara, , " oh , putra  silsilah terbaik  , seharusnya demikian, 0h , putra  silsilah terbaik  . seharusnya demikian , seseorang seharusnya  berlatih Prajñāpāramitā yang  mendalam ini berdasarkan  penguraian anda dan para Tathagata akan bersukacita. "

Pada  saat Bhagavan berkata demikian, Yang Mulia Śāriputra , Yang Mulia Bodhisattva Mahasattva Avalokiteśvara

[261A]  dan semua ranah  eksistensi  baik  para  deva, manusia, asura, dan gandharva  semua  bersukacita dan memuji  kata-kata dari Bhagavan.




Catatan kaki : 

versi sanskrit  yang di rekonstruksi kembali dari  manuscript chinese :  tasmāj jñātavyam prajñāpāramitā mahāmantro mahāvidyāmantro ‘nuttaramantro ‘samasama-mantraḥ,  seharusnya  adalah tasmāj jñātavyam prajñāpāramitā mahāvidyā anuttaravidyā asamasamavidyā dimana 明呪 [míngzhòu] bermakna vidyā  sesuai dengan Pañcaviṃśatisāhasrikā Prajñāpāramitā   dan rekonstruksi dari  Jan Nattier  dan Takayasu Kimura 

Karma JIgme

Instagram